MAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S

dokumen-dokumen yang mirip
NEUROPATI RADIALIS. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LESI NERVUS RADIALIS SINISTRA. di RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA. KASUS DROP HAND SINISTRA e.c LESI NERVUS RADIALIS. di RSUP Dr.SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

Drop hand akibat kompresi saraf radialis Yoce Kurniawan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

DEXTRA e.c LESI ILMIAH PUBLIKASI J

Carpal tunnel syndrome

Adalah suatu cedera pada seluruh atau sebagian dari pleksus brakhialis yang terjadi pada saat proses persalinan

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ULTRA SOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN BRACHIAL PLEXUS INJURY SINISTRA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

sendi pergelangan tangan dibentuk oleh:

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

A. Pengertian Spinal Cord Injury B. Klasifikasi Spinal Cord Injury

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

2. KLARIFIKASI ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

PARALISIS BELL. Pendahuluan

Sindroma Kompartemen I. PENDAHULUAN

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SPINAL CORD INJURY. Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Neurosains. Disusun oleh : Ikawati Mardiana P

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkatan intra sel sampai aktual yang setiap hari dilakukan oleh. manusia untuk beraktifitas atau bergerak 1.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENNIS ELBOW DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, terjadi banyak. teknologi dan tidak ketinggalan juga perkembangan pada bidang

PENATALAKSANAAN CEDERA TENNIS ELBOW ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ROM (Range Of Motion)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ROM (Range Of Motion)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu. Kualitas hidup menjadi variabel perkembangan masyarakat

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint)

CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan

HEMISEKSI MEDULA SPINALIS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

J SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

SPINAL CORD INJURY ETIOLOGI

PROTOKOL STUDI KASUS. : RSUP Dr.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. : Tn. Biran Kusdomo. : Delanggu RT 03, RW 11,klaten

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

Asuhan nenonatus dengan jejas persalinan KELOMPOK lll ERNI.DESIYATI DESSY ENDAH AI.SURYATI ENI INDRI ASTUTI YUDHIA HUZAIRINI

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

Blok Saraf Perifer. Hendry Irawan Dokter Internship RSUD Datu Sanggul, Tapin, Kalimantan Selatan, Indonesia

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DROP HAND DEXTRA e.c LESI SARAF RADIALIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB II CARPAL TUNNEL SYNDROME

Islam, HTMJ Volume 15 no 1; 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan

REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER

BAB I PENDAHULUAN. karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa,

BAB I PENDAHULUAN. Plexus Brachialis Injury adalah salah satu plexus saraf somatik yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015 ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENNIS ELBOW SINISTRA. Naskah Publikasi

A. Latar Belakang Masalah. diketahui,tanpa adanya kelainan neurologic lain. Pada sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

Transkripsi:

MAKALAH WRIST DROP Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI 100100241 Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S DEPARTEMEN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H.ADAM MALIK MEDAN 2014

2 KATA PENGANTAR Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesempatan serta memberikan rasa sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Wrist Drop. Makalah ini diajukan untuk melengkapi tugas pada Kepaniteraan Klinik Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Proses penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, dalam kesempatan ini izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat dr. Aida Fithrie, Sp.S selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penulisan makalah ini. Namun demikian, karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan, kepustakaan dan waktu, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk ini, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Medan, 13 Desember 2014 Penulis

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1.2. Tujuan... 1.3. Manfaat... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Nervus Radialis... 2.2. Definisi... 2.3. Etiologi... 2.4. Gambaran Klinis... 2.5. Pemeriksaan Fisik... 2.6. Diagnosa... 2.7. Penatalaksanaan... 2.8. Penatalaksanaan Fisioterapi... BAB 3 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wrist drop atau drop hand yang juga dikenal sebagai paralisis nervus radialis atau neuropati radialis yang menyebabkan kelemahan untuk mendorsofleksikan lengannya dan mengekstensikan jari-jari tangannya. Neuropati radial dihasilkan dari cedera akibat luka tembus atau patah tulang lengan, kompresi, atau iskemia. Gambaran klinis paling umum dari neuropati radial adalah wrist drop. Pola keterlibatan klinis tergantung pada tingkat cedera (Anderson, Wayne E., 2013). 1.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami aspek teori dari Wrist Drop. Penyusunan makalah ini sekaligus dilakukan untuk memenuhi persyaratan kegiatan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 1.3. Manfaat Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis maupun pembaca khususnya peserta P3D untuk lebih mengetahui tentang teoriteori terkini yang membahas mengenai Wrist Drop sehingga dapat mengaplikasikannya dilapangan.

2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Nervus Radialis Nervus radialis adalah cabang terbesar dari pleksus brakhialis. Mulai pada tepi bawah muskulus pektorialis minor sbg lanjutan dari trunkus posterior pleksus brakllialis. Berasal dari radiks spinalis servikalis V sampai thorakal I. Sesudah meninggalkan aksila, saraf ini melilit pada lekukan spiral (musculospiral groove) pada humerus dan menempel erat pada tulang bersama cabang profunda dari arteri brakhialis. Setelah mencapai septum intermuskularis lateralis sedikit dibawah insersio muskulus deltoideus, pada tempat ini dengan landasan tulang humerus, saraf ini dapat diraba. Pada fossa antekubiti, pada bagian depan bawah lengan atas setinggi kondilus lateralis humerus, saraf ini membagi diri dalam 2 cabang terminal yaitu: a. cabang motoris profundus (nervus interosseus posterior) b. cabang kutaneus superflsialis Percabangan ini biasanya terletak pada bagian proksimal lengan bawah, tetapi dapat bervariasi dalam jarak 4 sampai 4,5 cm dibawah epikondilus lateralis. N. interosseus posterior menembus muskulus supinator untuk mencapai sisi posterior lengan bawah dan memberi persarafan motorik Cabang kutaneus mencapai superfisial kira-kira 10 cm diatas pergelangan tangan. Turun sepanjang sisi lateral lengan bawah dan berakhir dengan memberi persarafan sensorik kekulit dorsum tangan, ibu jari, telunjuk dan jari tengah (Dyck 1975, Dejong 1979, Chusid 1988). Nervus radialis pada lengan atas, memberi persarafan motorik untuk: a. M. Triseps dan M. Ankoneus; ekstensor lengan bawah b. M. Brakhioradialis; fleksor lengan bawah pada posisi semipronasi c. M. Ekstensor Karpi Radialis Longus dan Brevis; ekstensor radial tangan Pada lengan bawah, melalui cabang motoris profunda memberi persarafan motorik untuk: a. M. Supinator; supinator lengan bawah

3 b. M. Ekstensor Digitorum; ekstensor ruas jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking c. M. Ekstensor Digiti Minime; ekstensor ruas kelingking dan tangan d. M. Ekstensor Karpi Ulnaris; ekstensor ulnar tangan e. M. Abduktor Pollicis Longus; abduktor ibu jari dan ekstensor radial tangan f. M. Ekstensor Pollicis Brevis dan Longus; ekstensor ibu jari dan ekstensor radial tangan g. M. Ekstensor Indicis; ekstensor telunjuk dan tangan Fungsi utama dari nervus radialis ini adalah untuk ekstensi sendi siku, pergelangan tangan dan jari (Dyck 1987, Chusid 1988). Cabang sensorik nervus radialis biasanya mempersarafi sisi posterior lengan atas, lengan bawah, tangan dan jari jari kecuali kelingking dan sisi ulnar jari manis, tetapi karena ada anstomosis dan persarafan yang tumpang tindih, maka distribusi sensoriknys ini sulit ditentukan. Jika ada terdapat maksimal pada daerah dorsum ibu jari dan telunjuk (Dejong 1979, Gilroy 1992, Dyck 1987). Gambar 2.1. Pleksus Brachialis

4 Gambar 2.2. Inervasi Nervus Radialis Gambar 2.3. Jaras Nervus 2.2. Definisi Nervus radialis berasal dari akar C5 hingga T1. Serabutserabut saraf ini berjalan di bagian atas, tengah dan bawah Radialis sepanjang batang tubuh dan berlanjut sebagai posterior cord dan berakhir sebagai nervus radialis. Nervus radialis rentan terjepit di axilla (crutch palsy), lengan atas (spiral groove), lengan bawah (nervus interosseous posterior), dan di pergelangan tangan (cheiralgia parasthetica). Neuropati radialis dapat timbul akibat trauma

5 langsung pada saraf, neuropati kompresif, neuritis, atau fraktur humerus kompleks. 2.3. Etiologi Neuropati radialis dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor mana mungkin terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan (multiple factors). Misalnya, suatu diabetes melitus yang pada mulanya subklinis akan menjadi simptomatis sesudah adanya suatu trauma atau kompresi yang mengenai saraf. 2.3.1. Trauma Pada fraktur dan dislokasi, neuropati terjadi karena penekanan saraf oleh fragmen tulang, hematom, kallus yang berbentuk sesudah fraktur, atau karena peregangan saraf akibat suatu dislokasi. Neuropati radialis sering terjadi pada fraktur kaput humerus. Paresis nervus radialis dapat terjadi akibat tidur dengan menggantungkan lengan diatas sandaran kursi (Saturday night palsy), atau tidur dengan kepala diatas lengan atas. Akibat penekanan pada waktu saraf ini menembus septum intermuskularis lateralis. Pada tempat dimana saraf ini terletak agak superfisial dan menempel pada tulang (Dyck 1987). Disamping itu trauma pada waktu olah raga, kerja, pemakain kruk, atau posisi tangan pada waktu operasi dapat menyebabkan terjadinya parese nervus ini. 2.3.2. Infeksi Dapat terjadi karena: sifilis, herpes zoster, leprae dan TBC. Bisa mengenai saraf atau banyak saraf. 2.3.3. Toksisitas Lebih spesifik mengenai nervus radialis adalah pada lead intoxication. 2.3.4. Penyakit vaskuler 2.3.5. Neoplasma 2.4. Gambaran Klinis Lesi neuropati radialis sewaktu melilit humerus atau sewaktu berjalan seperfisial pada aspek lateral lengan atas, sering akibat kelamaan menggantung lengan diatas sandaran kursi (Saturday nigth palsy), akibat tertekannya lengan karena posisi yang tidak tepat selama anestesi atau tidur,

6 penggunaan tomiket yang tidak benar atau akibat iritasi dan kompresi oleh kallus sesudah fraktur tulang. Paralisis otot ekstensor sehingga tidak mampu mengekstensikan jarijari, pergelangan tangan dan siku, pronasi tangan dengan fleksi pergelangan dan jari-jari dalam posisi wrist drop. Gejalanya: - tidak dapat ekstensi siku karena parese triseps - tidak dapat fleksi siku pada posisi lengan bawah antara pronasi dan supinasi karena parese m.brakhioradialis - tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m.brakhioradialis - tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m. supinator - wrist drop dan finger drop karena parese ekstensor pergelangan tangan dan jari - gangguan abduksi ibu jari tangan - refleks trispes negatif atau menurun - gangguan sensorik berupa parestesi pada bagian dorsal distal lengan bawah, sisi leteral dan dorsal tangan, ibu jari, telunjuk dan jari tengah. 2.5. Pemeriksaan Fisik Hasil pemeriksaan fisik bergantung pada lokasi cedera sesuai dengan perjalanan anatomi saraf. Cedera di axilla akan menyebabkan kelemahan pada ekstensi siku, ekstensi pergelangan tangan dan ekstensi jari. Biasanya terdapat deviasi radial pergelangan tangan dengan ekstensi, karena fleksor carpi radialis (yang dipersarafi oleh nervus medianus) tidak terpengaruh. Seluruh distribusi sensorik dari nervus radialis akan terpengaruh. Apabila cedera di dalam spinal groove, hasil pemeriksaan akan sama, kecuali fungsi triceps yang tidak terganggu. Neuropati radialis pada lengan bawah biasanya akan menyebabkan berkurangnya fungsi sensorik. Jika saraf terjepit pada otot supinator, kekuatan supinator seharusnya normal. Hal ini dikarenakan percabangan yang menginervasi otot supinator keluar ke arah proksimal otot. Pasien akan memiliki deviasi radialis dengan ekstensi pergelangan tangan dan kelemahan

7 dari ekstensor jari. Cedera sensori radial superficialis akan menghasilkan parestesi atau disestesi sepanjang distribusi sensorik radial di tangan. Gambar 2.4. Wrist Drop 2.6. Diagnosa Diagnosa suatu neuropati radialis ditegakkan dengan pemeriksaan Elektromiografi. 2.7. Penatalaksanaan 1. Pasen neuropati radialis akibat fraktur atau dislokasi, dapat mengalami perbaikan spontan. Pasen dengan Saturday nigth palsy biasanya membaik dalam 6-8 minggu bahkan kadang-kadang lebih lama (Dyck 1987) 2. Fisioterapi 3. Operasi pada keadaan terdorongnya nervus radialis oleh tulang atau jaringan lunak, juga adanya jebakan pada muskulus supinator. Dapat membaik dalam beberapa minggu atau bulan. 2.8. Penatalaksanaan Fisioterapi Untuk tahap ini, fisioterapi direncakan beberapa program terapi yang akan diberikan pada pasien antara lain: terapis memberikan beberapa terapi fisik pada daerah yang mengalami gangguan gerak fungsional akibat lesi saraf perifer nervus radialis. Dalam hal ini yang mengalami gangguan adalah

8 kelompok otot ekstensor. Terapi fisik yang diberikan merupakan modalitas manual terapi dan electrical therapy. BAB 3 KESIMPULAN Wrist drop atau drop hand yang juga dikenal sebagai paralisis nervus radialis atau neuropati radialis yang menyebabkan kelemahan untuk mendorsofleksikan lengannya dan mengekstensikan jari-jari tangannya. Neuropati radial dihasilkan dari cedera akibat luka tembus atau patah tulang lengan, kompresi, atau iskemia. Pola keterlibatan klinis tergantung pada lokasi dan tingkat cedera. Untuk mendiagnosa adanya neuropati radialis dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang yaitu dengan elektromiografi (EMG). Tatalaksana untuk paralisis nervus radialis ini dapat dilakukan dengan fisioterapi dan operasi.

9 DAFTAR PUSTAKA Adam RD ;Victor M. Principles of neurology. 4th ed. New York: McGraw Hill, 1989 Anderson, Wayne E. Medscape: Medscape Access [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2014 [14 Desember 2014].Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1141674-overview. Chusid JG and degroot J. Correlative neuroanatomy. 20th ed. A Lange Medical Book, 1988:p.92-96 DeJOng. The Neurological examination.4t ed. 1979:p.576-588 Dyck Pl, Low PA. Disease of peripheral nerves, in Clinical neurology, Baker (ed). Philadelphia: Harper & Row, 1987 Gilroy, J. Basic neurology. New York: Pergamon, 1992:p. 363-364 Goldstein NP. Metal neuropathy, in Peripheral neuropathy. Dyck PJ (ed.). Philadelphia: WB Sounders, 1975:p. 1240-1248 Patten J. Neurological differential diagnosis, London: Harold Starke, 1977: p.194-202 Thomas PK. Symptomatoly and differential diagnosis of peripheral neuropathy, in peripheral neuropathy. Dyck P. (ed.). philadelphia; WB Saunders, 1975 Walton IN. Brain's diseases of the nervus system. 8th ed. New York: Oxford University, 1977: 779-781 dan 949-952 WHO. Peripheral neuropathies, Report of WHO Study Group, Jeneva, 1980