BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu anak yang berada pada kelompok belajar A yang berjumlah 13 orang dengan jumlah anak laki-laki 6 orang dan perempuan 7 orang. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di lapangan yaitu masih belum berkembangnya kemampuan pengukuran anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari I SESPIM. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengukuran anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari I SESPIM yang dilakukan oleh guru dengan merencanakan dan memilih tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan pengukuran anak secara berkesinambungan sehingga diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkembang secara optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Adapun jenisnya yaitu PTK kolaboratif karena dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan di dalam kelas sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir, sesuai dengan pernyataan 33
34 Muslihudin (2009: 73) bahwa sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.muslihuddin (2009: 13-14) menyatakan bahwa karaktersistik penting dalam PTK yang perlu diketahui oleh peneliti, antara lain: 1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; 2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya, 3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; 4) bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional; 5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, adapun prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi Masalah Pada tahap awal peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM. Berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa masalah dalam kemampuan pengukuran anak. Hal ini ditandai dengan sebagian besar anak belum memiliki kemampuan pengukuran yang optimal seperti masih kebingungan dalam mengelompokkan benda-benda yang berbeda ukurannya, anak merasa kesulitan apabila membandingkan dua
35 buah benda yang berbeda ukurannya dan anak belum mampu menyusun benda sesuai urutannya seperti menyusun benda dari yang pendek ke panjang. 2. Menyusun Rancangan Tindakan Atau Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar anak, terkait kemampuan pengukuran. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan antara lain menyiapkan surat ijin penelitian, mempersiapkan lembar observasi, mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital, menetapkan indikator, dan membuat rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik setiap anak. Rancangannya ada prosedur dilanjutkan ke proses kemudian hasil. 3. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pelaksanaan merupakan implementasi isi dari rancangan pembelajaran yang sudah dibuat. Guru melakukan pembelajaran dengan memberikan pembelajaran dengan metode proyek yang telah dipilih sesuai kebutuhan dan karakteristik anak. Penerapan metode proyek dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengukurananak.pelaksanaan tindakan dilakukan guru terhadap anak diantaranya adalah sebagai berikut: a. Guru menentukankegiatan dengan metode proyek yang akan diberikan (setelah melakukan pengamatan kepada anak dan melakukan diskusi dengan guru yang lain mengenai penerapan metode proyek yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak).
36 b. Guru mempersiapkan berbagai fasilitas yang diperlukan dengan sebaik-baiknya berkaitan dengan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penerapan metode proyek. c. Guru senantiasa membimbing anak dimulai ketika anak memasuki kelas sampai kegiatan pembelajaran selesai. 4. Pengamatan (Observing) Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak. Peneliti mengamati segala proses dalam aktivitas pengembangan kemampuan pengukuran anak melalui penerapan metode proyek. Pengamatan dilakukan secara kontinyu dari siklus I sampai siklus yang diharapkan dapat tercapainya tujuan. 5. Refleksi (Reflecting) Refleksi dalam kegiatan tindakan kelas ini adalah untuk melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan selama tindakan. Refleksi dilakukan setelah melihat hasil observasi selama kegiatan pengukuran berlangsung sehingga dapat terlihat data yang muncul dalam setiap tindakan apa kekurangan dan tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya muntuk memperbaiki kegiatan selanjutnya. Refleksi dilakukan juga dengan melakukan diskusi dengan observer lain yaitu teman sejawat sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya.. Siklus penelitian tindakan kelasdapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2006: 16):
37 Perencanaan Refleksi (Reflecting) Siklus I Pelaksanaan (Acting) Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting) Perencanaan Siklus II Pelaksanaan (Acting) Pengamatan (Observing) Siklus III dst... D. Penjelasan Istilah Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006: 16): Guna menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan definisi dalam penelitian ini tentang kemampuan pengukuran dan metode proyek, maka akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kemampuan Pengukuran
38 Yang dimaksud dengan kemampuan pengukuran dalam penelitian ini adalah kemampuan pengukuran dalam membuat perbandingan, mengelompokkan, mengurutkan dan mengukur dengan satuan nonstandar dan satuan standar. 2. Metode Proyek Metode proyek yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar yang berbeda dari instruksi langsung yang dapat berupa petualangan dimana anak dibawa untuk dapat memadukan kegiatan belajarnya dengan dengan kegiatan kerja anak lain yang terlibat dalam suatu proyek. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2006) dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alami), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation),dan dokumentasi. Terdapat dua macam teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Observasi Observasi atau pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan atau benda lain dengan tujuan mampu menggambarkan secara utuh atau mampu mengkonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.
39 2. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan data-data fisik yang berbentuk audio, visual, maupun audio visual, berupa foto, rekaman suara, dan lain-lain yang diperlukan sebagai dokumentasi yang menggambarkan upaya meningkatkan kemampuan pengukurananak TK Kemala Bhayangkari I SESPIM yang berada pada kelompok belajar A melalui penerapan metode proyek. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sisi yaitu dari sisi proses dan dari sisi hal yang diamati. 1. Dari sisi proses Instrumen dibuat berdasarkan masalah yang berkaitan dengan penerapan metode proyek untuk meningkatkan keterampilan pengukuran anak usia dini. 2. Dari sisi luar proses Instrumen dibuat dan dipahami dari sisi hal yang diamati yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: instrumen untuk mengamati guru, instrumen untuk mengamati kelas, dan instrumen untuk mengamati perilaku siswa. Reed dan Bergermann (Muslihuddin, 2008: 97) Instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keterampilan pengukuran anak di TK Bhayangkari I SESPIM. Instrumen yang digunakan dalam peneltian ini adalah menggunakana alat pengumpulan data dengan cara melakukan observasi dan studi dokumentasi. 1. Observasi Menurut Sanjaya, W (2010: 86-87) observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan
40 diamati atau diketahui. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), observasi menjadi instrument yang utama digunakan dalam mengumpulkan data, hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran, baik perilaku guru maupun perilaku siswa. Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan metode proyek untuk meningkatkan pengukuran panjang, hal ini dperlukan untuk menata langkah-langkah yang akan dilakukan sehingga lebih efektif dan efesien. Melalui observasi peneliti dapat melihat langsung pendekatan metode proyek untuk meningkatkan keterampilan pengukuran anak dilapangan dan mencatatnya dalam catatan secara apa adanya. Adapun pedoman observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: No Tabel 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Item Pertanyaan Guru mempersiapkan lingkungan belajar 1 mengenal keterampilan pengukuran panjang Guru mempersiapkan media yang 2 dibutuhkan dalam mengenalkan pengukuran dengan metode proyek Guru mempersiapkan catatan penilaian 3 anak 4 Guru mengkondisikan anak dengan baik Guru mengkomunikasikan tema-tema, dan 5 cara mengenalkan pengukuran dengan metode proyek Guru mengelompokkan anak sesuai 6 dengan tugas anak Guru mempersiapkan pertanyaan pada 7 anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan Guru mengarahkan anak untuk melakukan 8 kegiatan sesuai aturan 9 Guru memberikan motivasi kepada anak Penilaian Keterangan Ya Tidak
41 10 11 12 13 pada saat kegiatan Guru melibatkan semua anak dalam pengukuran dengan menggunakan metode proyek Guru mengadakan tanya jawab terkait kegiatan mengenal keterampilan pengukuran dengan metode proyek Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali kegiatan yang telah dilaksanakan Guru menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai Tabel 3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Pengukuran Melalui Metode Proyek No Indikator Penilaian 1 Anak dapat mengelompokkan benda yang memiliki panjang yang sama 2 Anak dapat mengelompokkan benda yang lebih panjang, lebih pendek, paling panjang 3 Anak dapat membedakan konsep panjang dan tinggi 4 Anak dapat mengurutkan benda dari panjang-pendek 5 Anak dapat mengurutkan dari pendek ke panjang 6 Apakah anak dapat mempraktekkan mengukur panjang dengan benda 7 Anak dapat mempraktekkan mengukur panjang dengan benda 8 Anak dapat mempraktekkan mengukur panjang dengan jengkal 9 Anak mengenal alat ukur standar: penggaris 10 Mempraktekkan mengukur dengan penggaris Sumber: Permen 58 Tahun 2009 dan Copley Keterangan: Nilai B :Berkembang baik B C K
42 Nilai C Nilai K : Cukup memenuhi indicator : masih banyak memerlukan stimulasi/ bantuan 2. Dokumentasi Agar mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronika ini membantu mendeskripsikan apa yang dicatat di lapangan, apabila memungkinkan (Wiraatmadja, 2009: 121-122). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap tahap siklus pembelajaran. Isi dokumentasi terkait dengan cara mengajar guru dan aktifitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan peningkatan keterampilan pengukuran melalui metode proyek, selain berupa foto-foto kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang digunakan adalah profil sekolah dan serta Rancangan Kegiatan Harian (RKH). G. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Kisi-kisi instrumen merupakan alat untuk memperlihatkan hubungan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dan metode yang digunakan serta instrumen yang disusun (Arikunto, 2006: 162). Dalam penelitian ini untuk mengungkap seberapa jauh profil kemampuan memahami konsep pengukuran menggunakan melalui metode proyek digunakan data ordinal jenis rating scale dengan skor 1-3, dengan perhitungan bila anak mampu memahami konsep pengukuran mendapat skor tiga, bila anak mampu memahami pengukuran dengan bantuan mendapat skor dua, selanjutnya bila anak baru mengenal pengukuran
43 mendapat skor satu. Adapun kisi-kisi instrumen secara rinci dipaparkan sebagai berikut: Instrumen penelitian ini dibuat berdasarkan teori tentang matematika untuk anak yang dikemukakan oleh Copley (2001) serta standar pengukuran dari NCTM (2009) dan kurikulum PERMEN DIKNAS Nomor 58, yang juga menjadi rujukan penelitian dalam menentukan indikator serta item pernyataannya. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Dalam Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini Melalui MetodeProyek Variabel Dimensi Indikator Item 1. Membuat Pengelompokkan, membandingkan dan mengurutkan Kemampuan Pengukuran a) Pengelompokkan 1) Anak dapat mengelompokkan benda yang memiliki panjang yang sama 2) Anak dapat mengelompokkan benda yang lebih panjang, lebih pendek, paling panjang b) Membandingkan 3) Anak dapat membandingkan panjang dan pendek 4) Anak dapat membedakan benda panjang dan tinggi c) Mengurutkan 5) Anak dapat mengurutkan benda dari panjang- pendek 6) Anak dapat
44 Mengurutkan benda dari pendekpanjang 7) Anak dapat mengurutkan dari tinggi ke rendah 2. Mengukur a) Mengukur dengan satuan nonstandar b) Mengukur dengan satuan standar 8) Anak dapat mempraktekkan mengukur panjang dengan benda 9) Anak mengenal alat ukur standar: penggaris 10) Mempraktekkan mengukur dengan penggaris Metode proyek 1. Perencanaan (Kegiatan Tahap Persiapan) 2. Pelaksanaan 5) Guru 1) Guru mempersiapkan lingkungan belajar mengenal keterampilan pengukuran panjang 2) Guru mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam mengenalkan pengukuran dengan metode proyek. Misalnya dus bekas, steroform, stik es cream lem,gunting dll 3) Guru mempersiapkan catatan penilaian anak 4) Guru mengkondisikan anak dengan baik
45 (Kegiatan Tahap Kerja Lapangan) (3) Penutupan (Kegiatan Tahap Evaluasi) mengkomunikasikan tema-tema, dan cara mengenalkan pengukuran dengan metode proyek 6) Guru menyampaikan aturan dan langkah-langkah mengenalkan pengukuran dengan metode proyek 7) Guru mempersiapkan pertanyaan pada anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan 8) Guru mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan sesuai aturan 9) Guru memberikan motivasi kepada anak pada saat kegiatan 10) Guru melibatkan semua anak dalam pengukuran dengan menggunakan metode proyek.. 11) Guru mengadakan tanya jawab terkait kegiatan mengenal keterampilan pengukuran dengan metode proyek 12) Guru memberikan kesempatan untuk menceritakan
46 kembali kegiatan yang telah dilaksanakan. 13) Guru menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai H. Teknik Analisis Data Analisis data dalam pelaksanaan penelitian kualitatif telah dilakukan sejak pengumpulan informasi, maka sejak itulah analisis terhadap data yang ditemukan dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan kesimpulan (Sugiyono, 2008: 337). 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan yang akan dicapai setiap akan mereduksi data. 2. Display Data Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3. Verifikasi Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah
47 dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Adapun cara perhitungan skor kemampuan pengukuran anak dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pengukuran Anak No Kategori Interval Tally F % 1 B 24 2 C 17-23 3 K 10-16 Keterangan : 1) Mencari interval a) Jumlah indikator/item dikalikan dengan nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi) 10 x 3 = 30 b) Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/item 30 10 = 20 c) Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi) 20 : 3 = 6,7 dibulatkan menjadi 7 Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan pada masing-masing kategori adalah 7. Interval untuk masingmasing kategori adalah sebagai berikut: Kategori K = 10-16, C = 17-23, B = 24 2) Mengisi Tally dan Frekuensi (F) Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kemampuan pengukuran yang terdapat pada lampiran. 3) Mencari Persentase
48 Persentase kompetensi sosial anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : F P : Persentase P = X 100% X F : Frekuensi X : Jumlah anak