Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

dokumen-dokumen yang mirip
Tuna dalam kemasan kaleng

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Sosis ikan SNI 7755:2013

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

Terasi udang SNI 2716:2016

Siomay ikan SNI 7756:2013

Air demineral SNI 6241:2015

Bakso ikan SNI 7266:2014

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Air mineral SNI 3553:2015

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Susu segar-bagian 1: Sapi

Air mineral alami SNI 6242:2015

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Tuna loin segar Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

Draft PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Ikan beku SNI 4110:2014

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

Semen portland komposit

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Kulit masohi SNI 7941:2013

Minuman sari buah SNI

Biji kakao AMANDEMEN 1

Jahe untuk bahan baku obat

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

BAB III BAHAN DAN METODE

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

ABSTRAK. ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM SARDEN KEMASAN KALENG YANG MASA BERLAKUNYA AKAN HABIS KURANG DARI DUA BULAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

Bambu lamina penggunaan umum

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pupuk kalium klorida

Mutu karkas dan daging ayam

KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya)

Analisis kadar abu contoh batubara

Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Cara uji fisika - Bagian 4: Pemeriksaan kemasan kaleng produk perikanan

PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

Cara uji kelarutan aspal

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

Sekilas tentang Standar Nasional Indonesia: Biji kopi; Biji kakao; dan Rumput laut

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

BERITA NEGARA. BPOM. Pangan Campuran. Bahan Tambahan. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

Undang-undang Pangan No. 7/1996

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN CAMPURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Bibit sapi perah holstein indonesia

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2013, No.710 6

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

BAB III BAHAN DAN METODE

8. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Syarat bahan baku, bahan penolong, bahan tambahan pangan dan bahan-bahan yang lain 2 5 Persyaratan mutu dan keamanan produk... 2 6 Pengambilan contoh... 3 7 Cara uji... 3 8 Syarat lulus uji... 3 9 Higiene dan penanganan... 3 10 Syarat pengemasan... 3 11 Pelabelan... 4 Lampiran A - Lembar penilaian sensori sarden dan makerel dalam kemasan kaleng... 5 Bibliografi... 6 Tabel 1 - Persyaratan mutu dan keamanan pangan sarden dan makerel dalam kemasan kaleng 2 Tabel A.1 - Lembar penilaian sensori sarden dan makerel dalam kemasan kaleng... 5 BSN 2016 i

Prakata Dalam rangka memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan komoditas sarden dan makerel dalam kemasan kaleng yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri, maka perlu disusun suatu Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan. Standar ini merupakan revisi dari: SNI 2712:2013, Ikan dalam kemasan kaleng hasil sterilisasi Bagian yang direvisi adalah judul, jenis bahan baku, persyaratan mutu dan keamanan pangan serta lembar penilaian sensori. Bagian penanganan dan pengolahan akan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-05: Produk Perikanan, yang telah dirumuskan melalui rapat teknis, dan rapat konsensus pada tanggal 2 Juli 2015 di Bogor dihadiri oleh wakil dari produsen, konsumen, asosiasi, lembaga penelitian, perguruan tinggi dan instansi terkait sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan 9 Oktober 2015 dan pemungutan suara pada tanggal 25 November 2015 sampai dengan 23 Januari 2016 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2016 ii

Pendahuluan Berkaitan dengan penyusunan SNI ini, maka aturan-aturan yang dijadikan dasar atau pedoman adalah: 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan serta Peningkatan Nilai Tambah Hasil Perikanan. 3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. 5. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. 6. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kategori Pangan. 7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor 16 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan. 8. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi. BSN 2016 iii

1 Ruang lingkup Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng Standar ini hanya berlaku untuk jenis ikan sarden dan makerel dalam medium air atau minyak atau medium lain yang sesuai yang dikemas dalam kaleng dengan bobot tuntas minimum 50%. 2 Acuan normatif Acuan ini merupakan dokumen yang digunakan dalam standar ini. Untuk acuan bertanggal, edisi yang berlaku sesuai yang tertulis. Sedangkan untuk acuan yang tidak bertanggal, berlaku edisi yang terakhir (termasuk amandemen). SNI 2326:2010, Metode pengambilan contoh pada produk perikanan. SNI 2346:2015, Pedoman pengujian sensori pada produk perikanan. SNI 2354.5:2011, Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada produk perikanan. SNI 2354.6:2016, Cara uji kimia Bagian 6: Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) pada produk perikanan. SNI 2354.10:2016, Cara uji kimia Bagian 10: Penentuan kadar histamin dengan Spektroflorometri dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan. SNI 2372.2:2011, Cara uji fisika - Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan. SNI 2372.7:2011, Cara uji fisika - Bagian 7: Pengujian filth pada produk perikanan. SNI 4872:2015, Es untuk penanganan dan pengolahan ikan. AOAC Official Method 986.15 Arsenic, Cadmium, Lead, Selenium, and Zinc in Human and Pet Foods. AOAC Official Method 985.16, Tin in Canned Foods, Atomic Absorption Spectrophotometric Method. CAC/RCP 23 1979 Rev 2011, Code of Hygienic Practice for Low and Acidified Low Acid Canned Foods. 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini digunakan. 3.1 Definisi produk Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng diolah dari ikan segar atau beku dari genus berikut: - Sardinella spp. - Clupea spp. - Scomber spp. - Decapterus spp. 3.2 Definisi proses Produk yang dikemas dalam kaleng yang ditutup secara hermetis dan menerima perlakuan proses yang cukup untuk menjamin sterilitas komersial. BSN 2016 1 dari 6

3.3 Kriteria wujud produk (i) berisi minimum dua potong ikan setiap kaleng. (ii) mengandung hanya satu spesies. 4 Syarat bahan baku, bahan penolong, bahan tambahan pangan dan bahan-bahan yang lain 4.1 Ikan Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng harus diolah dari spesies yang tercantum pada sub bagian 3.1 baik dalam bentuk segar atau beku yang memenuhi persyaratan. 4.2 Air Air yang dipakai sebagai bahan penolong untuk kegiatan di unit pengolahan memenuhi ketentuan yang berlaku. 4.3 Es Es sesuai SNI 4872:2015. 4.4 Bahan-bahan yang lain Bahan-bahan lain yang digunakan harus memenuhi standar keamanan pangan (food grade) dan sesuai ketentuan yang berlaku. 4.5 Bahan tambahan pangan Bahan tambahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5 Persyaratan mutu dan keamanan produk Persyaratan mutu dan keamanan sarden dan makerel dalam kemasan kaleng sesuai Tabel 1. Tabel 1 - Persyaratan mutu dan keamanan pangan sarden dan makerel dalam kemasan kaleng Parameter uji Satuan Persyaratan a. Sensori Min. 7* b. Kimia Histamin mg/kg Maks. 100 c. Cemaran logam berat - Kadmium (Cd) - Merkuri (Hg) - Timah Putih (Sn) - Timbal (Pb) - Arsen (As) d. Fisik - Bobot tuntas - Filth CATATAN * Untuk setiap parameter sensori mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg % - Maks. 0,1 Maks. 0,5 Maks. 250 Maks. 0,3 Maks. 1,0 Min. 50 0 BSN 2016 2 dari 6

6 Pengambilan contoh Cara pengambilan contoh sesuai SNI 2326:2010. 7 Cara uji 7.1 Sensori - Sensori sesuai SNI 2346:2015. - Penilaian sensori sesuai Lampiran A. 7.2 Kimia Histamin sesuai SNI 2354.10:2016. 7.3 Cemaran logam berat Timbal (Pb) dan kadmium (Cd) sesuai SNI 2354.5:2011. Merkuri (Hg) sesuai SNI 2354.6:2016. Timah putih (Sn) sesuai AOAC 985.16. Arsen (As) sesuai AOAC 986.15. 7.4 Fisik Bobot tuntas sesuai SNI 2372.2:2011. Filth sesuai SNI 2372.7:2011. 8 Syarat lulus uji Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan mutu dan keamanan produk pada Pasal 5. 9 Higiene dan penanganan Produk akhir harus bebas dari benda asing yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Produk akhir harus bebas dari cemaran mikroba atau substansi asli dari mikroba yang dapat membahayakan kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penanganan dan pengolahan produk ini direkomendasikan mengacu pada CAC/RCP 23 1979 edisi revisi Tahun 2011. 10 Syarat pengemasan 10.1 Bahan kemasan Bahan kemasan untuk sarden dan makerel dalam kemasan kaleng harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BSN 2016 3 dari 6

10.2 Teknik pengemasan Produk dikemas dengan cermat dan saniter. Pengemasan dilakukan dalam kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi. 11 Pelabelan Syarat pelabelan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang label dan iklan pangan. BSN 2016 4 dari 6

Lampiran A (normatif) Lembar penilaian sensori sarden dan makerel dalam kemasan kaleng Tabel A.1 - Lembar penilaian sensori sarden dan makerel dalam kemasan kaleng Nama panelis :.. Tanggal :... Cantumkan kode contoh pada kolom yang tersedia sebelum melakukan pengujian. Berilah tanda pada nilai yang dipilih sesuai kode contoh yang diuji. Spesifikasi Nilai 1. Kenampakan Utuh, cerah 9 Utuh, kurang cerah 7 Tidak utuh, kusam 5 2. Bau Aroma sangat kuat sesuai spesifikasi 9 Aroma kuat sesuai spesifikasi 7 Mulai tercium bau asam 5 3. Rasa Sangat sesuai spesifikasi 9 Sesuai spesifikasi 7 Tidak sesuai spesifikasi, hambar 5 4. Tekstur Sangat kompak sesuai spesifikasi 9 Kompak sesuai spesifikasi 7 Kurang kompak 5 Kode Contoh 1 2 3 4 5 BSN 2016 5 dari 6

Bibliografi Commission Regulation (EC) No 1881/2006, Setting Maximum Levels for Certain Contaminants in Foodstuffs. CODEX STAN 94-1981, Standard for Canned Sardine and Sardine-type Products. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. BSN 2016 6 dari 6