I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai bulan Februari

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia.

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea (Gambar 1).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

Asam Klorogenat Alternatif Atraktan Hama PBK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

TINGKAT SERANGAN HAMA UTAMA DAN PRODUKSI KOPI LIBERIKA TUNGKAL KOMPOSIT (Coffea sp.) DI KECAMATAN BETARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

I. PENDAHULUAN. produsen dan banyak negara konsumen. Kopi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi ke-empat terbesar di dunia. Data

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia kopi merupakan salah satu komiditi ekspor yang mempunyai arti

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

Kasus Desa Sebadak Raya: Dapatkah Budidaya Kopi Mendukung Keberhasilan Hutan Desa?

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

DAFTAR TABEL. 1. Produksi manggis di Pulau Sumatera tahun Produksi manggis kabupaten di Provinsi Lampung tahun

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkebunan kakao merupakan kegiatan ekonomi yang dapat dijadikan andalan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

I. PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan penting

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari

Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl.PB.Sudirman 90 Jember 68118

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

Dairi merupakan salah satu daerah

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo) SECARA PHT UPTD-BPTP DINAS PERKEBUNAN ACEH 2016

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

KEPADATAN KOLONI SEMUT HITAM (Dolichoderus thoracicus Smit) PADA PERTANAMAN KAKAO DAN CENGKEH DI NAGARI SELAYO KABUPATEN SOLOK E JURNAL

MANFAAT PENGGUNAAN ARACHIS PINTOI TERHADAP PEKEMBANGAN MUSUH ALAMI HAMA PENGGEREK BATANG (LOPHOBARIS PIPERIS MASH) DALAM BUDIDAYA LADA

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang membahas segala macam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Serangan Kutu Hijau Coccus viridis pada Kopi di Jawa Timur

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

Hama penyakit utama tanaman kopi

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi (Coffea spp.) merupakan salah satu komoditi ekspor yang penting bagi Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi yang banyak tumbuh di Pulau Sumatera seperti di Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat dengan kopi organiknya yang sedang dikembangkan (World Wide Fund for Nature, 2013). Pekon Ngarip merupakan salah satu daerah sentra kopi di Kabupaten Tanggamus yang mampu memberikan kontribusi besar dan ikut andil dalam kegiatan ekspor kopi yang berasal dari Lampung. Menurut data tahun 2010, Pekon Ngarip mampu memproduksi kopi sebanyak 0,8 ton/ha dan ini merupakan potensi terbesar kedua setelah hasil sawah dengan tingkat produktivitas yang dihasilkan yaitu 3 ton/ha (Monografi Pekon Ngarip, 2010). Berbeda dengan Pekon Ngarip, Pekon Gunung Terang di Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah sentra kopi organik yang terus dikembangkan sejak tahun 2000. Saat ini per hektar kebun kopi organik

2 dapat menghasilkan 1,5 ton biji kopi dan meningkat dari tahun pertama yang hanya menghasilkan 900 kg/hektar. Sementara itu, menurut data Dinas Perkebunan Lampung Barat (2009) rata-rata per tahun Lampung Barat mampu menghasilkan kopi organik sebanyak 45.000 ton dengan luas lahan tanaman kopi mencapai 60.347,7 ha (Monografi Pekon Gunung Terang, 2011). Penurunan produksi biji kopi yang disebabkan oleh hama merupakan masalah yang penting dalam budidaya tanaman kopi. Sebagian besar hama yang menurunkan produksi kopi adalah serangga. Jenis-jenis serangga pada tanaman kopi di Indonesia yang biasanya menjadi hama adalah penggerek buah kopi, penggerek cabang atau ranting, kutu putih dan kutu hijau (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009). Petani telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan serangan hama termasuk dengan penggunaan insektisida sintetik. Insektisida yang sering digunakan oleh para petani kopi adalah jenis carbaril. Penggunaan insektisida sintetik berpotensi menimbulkan banyak dampak negatif seperti pencemaran lingkungan, mengganggu kesehatan petani dan konsumen yang disebabkan oleh kontaminasi secara langsung selama penggunaan insektisida, membunuh flora dan fauna non target, menimbulkan resistensi hama, meningkatkan biaya produksi dan lain-lain (Djojosumarto, 2008).

3 Menurut Sulaiman (2001) di pusat penelitian kopi dan kakao Jember, beberapa tahun kebelakang para petani kopi sering dirugikan dengan adanya serangan hama Penggerek Buah Kopi (PBKo) dimana serangan hama ini dapat menurunkan produksi kopi 60-80%. Tetapi, keadaan ini sudah dapat diatasi dengan memanfaatkan musuh alami dari PBKo, yaitu semut hitam (Dolichoderus thoracicus) yang banyak ditemukan pada kanopi pohon kopi. Semut merupakan salah satu kelompok serangga eusosial yang bersifat kosmopolit. Semut, sama seperti makhluk hidup lainnya memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap kasta dalam koloni semut memerlukan makanan yang berbeda. Ratu umumnya lebih banyak memerlukan protein karena ratu akan menghasilkan banyak keturunan setelah terjadi fertilisasi. Semut pekerja dan prajurit merupakan semut yang terus menerus bekerja melindungi ratu dan keturunannya sehingga semut pekerja ataupun prajurit memerlukan banyak karbohidrat sebagai asupan energinya (Dahnial, 2012). Banyak jenis semut dapat hidup sebagai penghuni kanopi kopi. Berdasarkan hasil penelitian van Mele dan Cuc (2004), kebutuhan akan protein, karbohidrat, gula, dan mineral lainnya dapat ditemukan semut pada bagian-bagian tanaman kopi seperti pada bagian daun, bunga, dan buah. Selain pakan yang tersedia pada kanopi pohon kopi, umumnya semut juga memperoleh ruang tempat berlindung yaitu dengan menggabungkan beberapa dedaunan, ataupun bersarang pada sela-sela buah yang bergerombol.

4 Penelitian mengenai jenis-jenis dan perilaku semut yang ada di perkebunan kopi belum banyak dilakukan. Sedikit informasi yang dapat diketahui mengenai jenis-jenis semut, perilaku semut, dan peranannya di lingkungan perkebunan kopi. Selain itu, belum dapat diketahui apakah semut berperan sebagai hama atau sebagai musuh alami bagi predator utama seperti kumbang. Oleh karena itu, penelitian ini sangat diperlukan agar dapat memberi informasi mengenai jenis, perilaku, dan peranan semut terutama di areal perkebunan kopi rakyat Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus dan Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis semut dan aktivitas semut paling dominan yang terdapat di perkebunan kopi rakyat di Pekon Ngarip, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus dan Pekon Gunung Terang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat. C. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis dan aktivitas semut yang paling dominan yang ada di perkebunan kopi. Selain itu, hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan hama pada perkebunan kopi.

5 D. Kerangka Pemikiran Perkebunan kopi di Pekon Ngarip mempunyai luas wilayah mencapai 1.400 ha dan perkebunan kopi di Pekon Gunung Terang mempunyai luas wilayah perkebunan kopi organik mencapai 60.347,7 ha. Kedua wilayah perkebunan ini berpotensi dalam menghasilkan devisa yang besar, tetapi hal ini belum tercapai karena hampir 95% dari seluruh total perkebunan kopi di Pekon Ngarip merupakan perkebunan kopi anorganik yang hanya mampu memberi kontribusi 1,0-1,5 kg kopi perbatangnya. Berbeda dengan perkebunan kopi organik di Pekon Gunung Terang Lampung Barat, sebagian besar perkebunannya merupakan perkebunan kopi organik yang mampu memberikan kontribusi cukup besar terhadap devisa negara karena dapat menghasilkan 2,0-2,5 kg kopi untuk setiap batangnya. Perkebunan kopi di Pekon Ngarip dan Pekon Gunung Terang memiliki empat tipe kebun kopi yaitu kebun kopi organik, kebun kopi anorganik, bernaungan, dan tidak bernaungan. Perkebunan kopi anorganik adalah perkebunan kopi yang dalam pengelolaannya dibantu dengan berbagai macam insektisida sintetik untuk mengendalikan hama yang dianggap mengganggu seperti kumbang dan semut. Sedangkan, perkebunan kopi organik yaitu perkebunan kopi yang pengelolaannya dilakukan secara alami tanpa penggunaan insektisida sintetik. Adapun yang dimaksud dengan naungan yaitu tumbuhan yang digunakan sebagai pelindung agar intensitas cahaya matahari tidak terlalu kuat sampai pada tanaman kopi.

6 Semut pada umumnya diketahui sebagai musuh alami hama tanaman kopi yang aktif sepanjang hari. Namun demikian, bagi masyarakat di Pekon Ngarip semut dianggap sebagai salah satu hama yang harus di hadapi oleh para petani di perkebunan kopi karena mengganggu petani terutama saat pemetikan buah (panen). Pestisida diaplikasikan petani tidak saja untuk mengendalikan hama yang umumnya terdapat pada tanaman kopi seperti penggerek batang, penggerek cabang/ranting, kutu hijau, dan kutu putih tetapi juga untuk membunuh semut yang terdapat di sekitar batang ataupun buah tanaman kopi. Keberadaan pohon penaung dan tidak adanya aplikasi insektisida sintetik pada kebun kopi organik diperkirakan akan menjadi habitat yang sesuai bagi berbagai jenis semut. Hal sebaliknya, akan terjadi pada kebun kopi anorganik tanpa naungan. Pohon pelindung berfungsi menciptakan suhu dan kelembaban yang sesuai bagi semut dan lahan yang bebas insektisida akan aman bagi keberadaan semut. Perbedaan kondisi kebun kopi organik dengan kopi anorganik ini diperkirakan akan mempengaruhi keberadaan semut. E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu: 1. Jumlah genus semut yang terdapat di areal perkebunan kopi organik berbeda dengan jumlah genus di areal perkebunan kopi anorganik.

7 2. Kemelimpahan semut di areal perkebunan kopi yang ternaungi lebih tinggi dibandingkan dengan areal perkebunan kopi yang tidak ternaungi. 3. Masa aktif semut yang paling banyak di temui di perkebunan kopi yaitu pada pagi dan sore hari.