GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari
|
|
- Hengki Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Barat dibentuk pada tanggal 16 Agustus 1991 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 yang berasal dari pemekaran Kabupaten Lampung Utara. Wilayah Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah perbukitan punggung Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 50->1000 mdpl. Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak pada koordinat 4 o,47',16"- 5 o,56',42" lintang selatan dan 103 o,35',08"-104 o,33',51" Bujur Timur dengan batas-batas wilayah: Sebelah utara berbatasan dengan Kab. Kaur (Provinsi Bengkulu), Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Teluk Semangka, Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Lampung Utara, Kab. Way Kanan, dan Kab. Tanggamus. Luas wilayah yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat setelah pemekaran dengan Kabupaten Pesisir Barat adalah ± 3.368,14 km setara dengan 10,6 % luas wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Barat terdiri dari 131 pekon dan 5
2 64 kelurahan yang tersebar di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Sumber Jaya, Kebun Tebu, Gedung Surian, Air Hitam, Way Tenong, Sekincau, Pagar Dewa, Batu Ketulis, Suoh, Bandar Negeri Suoh, Batu Brak, Belalau, Balik Bukit, Sukau dan Lumbok Seminung. Letak Kabupaten Lampung Barat yang berada di perbukitan menjadikan kabupaten ini mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah terutama dibidang pertanian. Kabupaten Lampung Barat dikenal sebagai sentra tanaman hortikultura dan perkebunan. Luas areal perkebunan di Kabupaten Lampung Barat mencapai ,8 ha yang terdiri dari 16 komoditas yang dikembangkan yaitu kopi robusta, kopi arabika, kakao, lada, aren, cengkeh, kayu manis, kelapa dalam, kelapa hibrida, kelapa sawit, kemiri, pinang, karet, vanili, nilam, dan tembakau. Kopi robusta, lada dan kakao merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lampung Barat. Kabupaten Lampung Barat dikenal sebagai etalase kopi Provinsi Lampung bahkan nasional. Kabupaten Lampung Barat merupakan sentra produksi kopi terbesar di Provinsi Lampung yang berorientasi untuk ekspor maupun bahan baku dalam negeri. Komoditas kopi merupakan komoditas utama dari Kabupaten Lampung Barat dan mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap PDRB Kabupaten Lampung Barat. Pada tahun 2012 sektor pertanian menyumbang 58,14 persen terhadap PDRB Kabupaten Lampung Barat, dari jumlah tersebut sektor perkebunan menyumbang 41,7 persen terhadap PDRB pertanian (Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, 2014). Perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Barat bersama dengan Kabupaten Tanggamus dan Way Kanan telah mendapatkan sertifikasi indikasi geografis
3 65 dengan nama Kopi Robusta Lampung. Selain sertifikasi indikasi geografis, perkebunan kopi di Lampung Barat telah mendapatkan sertifikasi dari Rainforest Alliance, 4C dan INOFICE. Sertifikasi kopi dari berbagai lembaga ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kopi dan meningkatkan harga jual kopi di pasar internasional. Sertifikasi INOFICE merupakan bantuan dari pemerintah Kabupaten Lampung Barat kepada para petani agar petani dapat meningkatkan kualitas kopi yang dihasilkan. Pemerintah kabupaten Lampung Barat memfasilitasi Gapoktan Hulu Hilir dari Kecamatan Air Hitam agar mendapatkan sertifikasi organik dari INOFICE. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan di Kecamatan Air Hitam Pekon Gunung Terang untuk melihat apakah sertifikasi organik dari INOFICE mampu meningkatkan manfaat yang diterima petani. B. Kecamatan Air Hitam Kecamatan Air Hitam merupakan pemekaran dari Kecamatan Way Tenong. Kecamatan Air Hitam berjarak ± 55 km dari pusat pemerintahan kabupaten. Luas wilayah Kecamatan Air Hitam adalah ha dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Way Tenong Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gedung Surian Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Way Tenong Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sekincau Kecamatan Air Hitam terdiri dari 10 (sepuluh) pekon, dimana terdapat 6 (enam) pekon induk dan 4 (empat) pekon hasil pemekaran. Jumlah penduduk yang tinggal di Kecamatan Air Hitam sebanyak kk dan jiwa yang tersebar di
4 66 pekon Sidodadi, Semarang Jaya, Sumber Alam, Gunung Terang, Suka Jadi, Suka Damai, Manggarai, Rigis Jaya, Sinar Jaya dan Sri Menanti. Jumlah penduduk per pekon di Kecamatan Air Hitam tersaji pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah penduduk menurut kelompok umur per pekon di Kecamatan Air Hitam Tahun 2013 No Pekon Kelompok Umur Jumlah 1 Sidodadi Semarang Jaya Sumber Alam Gunung Terang Suka Jadi Suka Damai Manggarai Rigis Jaya Sinar Jaya Sri Menanti Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat 2014b Berdasarkan data BPS Kabupaten Lampung Barat (2014), sebanyak 96 persen keluarga di Kecamatan Air Hitam bekerja di Sektor Pertanian. Perkebunan kopi dan perdagangan hasil bumi merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk di Kecamatan Air Hitam. Komoditas perkebunan yang ada di Kecamatan Air Hitam yaitu Kopi dan Lada. Luas areal tanaman perkebunan per pekon di Kecamatan Air Hitam tersaji dalam Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9 luas lahan perkebunan kopi di daerah penelitian yaitu Pekon Gunung Terang adalah sebesar 344 ha. Luas areal perkebunan kopi terbesar berada di desa Suka Jadi yaitu sebesar 646 ha. Pekon Gunung terang memiliki luas lahan tertinggi keenam setelah Pekon Suka Jadi, Rigis Jaya, Sri Menanti,
5 67 Suka Damai, dan Sumber Alam. Budidaya kopi yang dilakukan petani di Pekon Gunung Terang umumnya dilakukan dengan sistem tumpang sari. Jenis tanaman yang sering ditumpang sarikan dengan kopi yaitu pisang, lada dan cabai. Tabel 9. Luas areal tanaman perkebunan (ha) per pekon di Kecamatan Air Hitam Tahun 2013 No Pekon Luas Lahan (ha) Cengkeh Lada Kopi 1 Sidodadi Semarang Jaya Sumber Alam Gunung Terang Suka Jadi Suka Damai Manggarai Rigis Jaya Sinar Jaya Sri Menanti Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat 2014b Jenis tanaman perkebunan yang paling dominan di Kecamatan Air Hitam yaitu kopi, lada dan cengkeh, sedangkan tanaman perkebunan lainnya seperti kelapa, kelapa hibrida dan kakao tidak dibudidayakan petani secara khusus. Tanaman kelapa dan kakao biasa ditanam petani di pekarangan rumah dan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Kecamatan Air Hitam merupakan kecamatan dengan produktivitas kopi tertinggi ketiga setelah Kecamatan Sukau dan Sekincau. Produktivitas kopi di Kabupaten Lampung Barat tepatnya kecamatan Air Hitam cenderung menurun, karena adanya pengaruh cuaca yang ekstrim saat pembungaan. Berdasarkan Tabel 3 produksi kopi pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan yang drastis. Penurunan produksi kopi ini disebabkan oleh
6 68 cuaca yang tidak mendukung yaitu hujan yang terus-menerus saat musim pembungaan kopi. Intensitas hujan yang tinggi saat pembungaan menyebabkan bunga-bunga kopi menjadi rontok dan gagal menjadi buah kopi. Kegagalan pada fase pembungaan ini menyebabkan pada penurunan produksi buah kopi. C. Sertifikasi INOFICE Lembaga Sertifikasi Organik INOFICE (Indonesian organic farm certification) merupakan salah satu lembaga sertifikasi organik di Indonesia yang telah mendapat verifikasi dari Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Organik (OKPO) Indonesia, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Departemen Pertanian pada tanggal 26 November 2007 dengan nomor verifikasi OKPO-LS-003. LSO INOFICE berkedudukan di Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor. LSO INOFICE memiliki kewenangan untuk mensertifikasi pelaku usaha organik setelah melalui proses penilaian kesesuaian (conformity assessment). INOFICE mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 5 November 2008 dengan nomor akreditasi LSPO-003-IDN. Standar yang digunakan INOFICE dalam melaksanakan sertifikasi organik adalah SNI 6729:2013 sistem pertanian organik yang merupakan adopsi dari codex principles for food import and export inspection and certification (CAC/GL ). Sertifikasi dari INOFICE diberikan pada petani, produsen, pedagang, koperasi, perkebunan besar dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pertanian organik baik di dalam maupun luar negeri.
7 69 Sertifikasi organik dari INOFICE diberikan pada pelaku usaha atau produsen pangan organik yang telah menerapkan secara konsisten tata cara budidaya dan pengolahan pangan organik sesuai dengan SNI 6729:2013. Persyaratan bagi pelaku usaha yang ingin mengajukan sertifikasi antara lain memenuhi syarat utama yaitu memenuhi aturan sistem pertanian organik sesuai SNI dimana untuk tanaman semusim yaitu 2 tahun sebelum tebar benih dan untuk tanaman tahunan yaitu 3 tahun sebelum panen pertama, serta melengkapi syarat-syarat administrasi yang meliputi adanya status hukum dari usaha, mengisi formulir permohonan sertifikasi dan bersedia membayar biaya yang berkaitan dengan sertifikasi. Pelaku usaha atau petani yang telah memenuhi persyaratan kemudian dibuatkan perjanjian kontrak oleh INOFICE, proses sertifikasi dimulai ketika kontrak sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Proses sertifikasi meliputi inspeksi awal, keputusan pemberian sertifikat, survailen terjadwal, dan survailen tidak terjadwal. 1. Inspeksi awal Inspeksi awal merupakan kegiatan penyelidikan dan pengecekan apakah ruang lingkup usaha yang dilakukan telah sesuai dengan SNI 6729:2013 sistem pertanian organik, pengecekan ini dilakukan dengan menguji produk, proses atau aktivitas budidaya dan pengolahan. Pelaksanaan inspeksi meliputi wawancara, inspeksi fisik yaitu peninjauan lahan dan cara budidaya, inspeksi administrasi (dokumen) serta pengambilan sampel untuk dianalisis oleh tim inspektor. Jika saat inspeksi ditemukan ketidaksesuaian maka pelaku usaha organik harus melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu 3 bulan.
8 70 2. Keputusan pemberian sertifikat Pemberian sertifikasi diputuskan melalui siding komisi sertifikasi oleh INOFICE. Dalam siding sertifikasi disampaikan laporan hasil inspeksi berupa Risalah sidang komisi sertifikasi yang berisi penetapan untuk memberikan atau tidak memberikan sertifikasi pada pelaku usaha organik. Sertifikat pangan organik dari INOFICE berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan tidak bisa dialihkan ke pelaku usaha organik lainnya. Pelaku usaha organik juga dapat menggunakan logo produk organik. 3. Survailen terjadwal Survailen terjadwal dilakukan oleh INOFICE pada pelaku usaha yang mendapat sertifikasi untuk memastikan dan menjamin bahwa pelaku usaha organik selalu menjaga kompetensinya sesuai dengan kriteria sertifikasi INOFICE. Survailen terjadwal dilakukan minimum 1 (satu) kali dalam setahun. 4. Survailen tidak terjadwal Survailen tidak terjadwal dilakukan oleh INOFICE jika terdapat pengaduan tertulis dari klien pelaku usaha organik atau konsumen yang meragukan kompetensi pelaku usaha organik, perubahan penting yang mempengaruhi sistem dan produksi pangan organik misal perubahan teknik budidaya atau perubahan kepemilikan, indikasi bahwa pelaku usaha organik tidak lagi memenuh kriteria sertifikasi INOFICE dan memenuhi persyaratan Komiten Akreditasi Nasional yaitu bila yang telah disertifikasi INOFICE lebih dari 20 pelaku usaha. Sertifikasi organik yang diterima Gapoktan Hulu Hilir meliputi 31,3 ha lahan yang dimiliki 30 petani. Sertifikasi ini diberikan sejak tanggal 5 Oktober 2012
9 71 dan berakhir pada tanggal 5 Oktober Sertifikasi ini difasilitasi pemerintah Kabupaten Lampung Barat sebagai bentuk pengembangan dan peningkatan kualitas dan daya saing kopi dari Kabupaten Lampung Barat. Petani yang sudah mendapat sertifikasi dari INOFICE wajib menjalankan usahatani kopi secara organik dan memelihara keberlanjutan lingkungan sekitar yang meliputi tata cara budidaya, penggunaan input, tindakan mencegah kontaminasi dan pengolahan pasca panen. Tata cara budidaya kopi dilakukan dengan menggunakan bahanbahan alami dan cara-cara yang ramah lingkungan. Petani sertifikasi organik di Kecamatan Air Hitam menggunakan pupuk kandang sebagai pengganti pupuk kimia. Petani juga wajib membuat tanaman pembatas yang dapat berfungsi sebagai zona penyangga (buffer zone) untuk menghindari kontaminasi bahan kimia dari lahan lain yang menerapkan usahatani kopi konvensional. Petani sertifikasi juga wajib menanam tanaman naungan pada usahatani kopi, selain menaman tanaman naungan petani sertifikasi juga melakukan usahatani kopi dengan sistem tumpang sari. Jenis tanaman yang dominan ditumpang sarikan dengan kopi yaitu pisang, lada dan cabai. Penanaman tanaman naungan selain berfungsi sebagai penaung kopi dari cahaya matahari juga berfungsi sebagai penyangga ekosistem sekitar lahan. Petani sertifikasi melakukan pemanenan biji kopi dengan memilih biji kopi yang merah dan kekuningan. Penjemuran biji kopi dilakukan petani sertifikasi di lantai semen, terpal atau tanah. Pemasaran kopi yang telah disertifikasi selama ini masih sama dengan kopi yang tidak disertifikasi. Sejumlah 70 persen petani sertifikasi menjual kopi kepada
10 72 tengkulak atau pedagang pengumpul, sedangkan sisanya sebesar 30 persen menjual kepada gapoktan untuk diolah menjadi kopi bubuk organik. Keterbatasan modal menyebabkan gapoktan tidak dapat menampung seluruh hasil panen kopi dari petani, sehingga petani harus menjual kopi organik ke tengkulak. Gapoktan Hulu Hilir hanya dapat menampung 34,25 persen atau setara dengan 10 ton biji kopi dari keseluruhan panen kopi petani sertifikasi, sementara rata-rata jumlah panen kopi seluruh petani sertifikasi yaitu sebesar 29,20 ton. Sisa panen yang tidak bisa diserap gapoktan dijual petani ke pedagang pengumpul atau tengkulak. Petani anorganik rata-rata menjual hasil panen kopi kepada tengkulak atau pedagang pengumpul. Harga kopi organik yang diterima petani sertifikasi jika menjual kopi kepada tengkulak sama dengan harga kopi biasa. Petani sertifikasi tidak mendapatkan perbedaan harga atas usahanya melakukan usaha tani kopi secara organik. Kopi organik yang dijual ke tengkulak juga tidak dibedakan atau dikumpulkan secara terpisah dari kopi anorganik melainkan dicampur dengan kopi anorganik. Kopi yang diperoleh tengkulak dari petani sertifikasi kemudian dijual ke pedagang besar atau eksportir dengan harga yang sama dengan kopi anorganik. Petani sertifikasi yang menjual kopi ke gapoktan menerima harga kopi yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 2000,00 dari harga kopi yang berlaku di daerah tersebut. Kopi organik yang dijual ke gapoktan selanjutnya diolah menjadi kopi bubuk organik. Kopi bubuk yang dihasilkan kemudian dipasarkan melalui gerai atau outlet di Fajar Bulan dan dipasarkan langsung kepada masyarakat disekitar. Pemasaran di outlet dilakukan agar konsumen dari luar kabupaten dapat membeli
11 73 sebagai oleh-oleh khas Lampung Barat. Pemasaran kopi bubuk organik ini juga dilakukan dengan mengikuti pameran stan yang diadakan di berbagai acara. Hal ini dilakukan untuk lebih mengenalkan kopi bubuk organik.
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas
29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia, 82,71
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3
39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroforestri adalah sistem dan teknologi lahan dimana tanaman berkayu ditanam secara sengaja pada unit manajemen lahan yang sama dengan pertanian dan/atau ternak. Penanaman
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung. Perkembangan Kabupaten Tanggamus dimulai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk menopang perekonomian nasional. Pembangunan pertanian yang baik untuk Negara Indonesia adalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.
30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan Adalah penelitian dengan mengkupas data terbaik dalam penelitian ini yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Banyak penelitian yang mengemukakan bahwa pola makan mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kesehatan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM KOMODITAS KOPI LAMPUNG BARAT
V. GMBRN UMUM KOMODITS KOPI LMPUNG BRT 5.1 Perkembangan Komoditas Kopi di Lampung Barat 5.1.1 Luas real Potensi pengembangan usaha perkebunan di suatu daerah sangat tergantung kepada ketersediaan lahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Secara umum posisi sektor perkebunan dalam perekonomian nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam mengembangkan ekspor produk pertanian, khususnya komoditas dari subsektor perkebunan. Besarnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di daerah-daerah perbukitan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Awalnya aren merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi Indonesia adalah terciptanya masyarakat adil dan sejahtera. Pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif
28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sektor pertanian dinegara-negara berkembang perannya sangat besar karena merupakan mata pencarian pokok sebagian besar penduduk. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013 sebanyak 65.750 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013 sebanyak 0 perusahaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah telah memberikan tanggungjawab yang besar kepada daerah dalam mengelola pemerintahan dan sumberdaya daerah. Otonomi yang diberikan pemerintah pusat dilaksanakan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan
KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya sebagian besar adalah petani. Sektor pertanian adalah salah satu pilar dalam pembangunan nasional Indonesia. Dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL Dwi Nugroho Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember, 26 Maret 2018 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1314, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. BBM Jenis Tertentu. Perkebunan. Pertambangan. Pengendalian. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kekayaan Negara Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai. Seluruh potensi alam yang terkandung baik di dalam perut bumi Indonesia maupun di daratan dan lautan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pertumbuhan dan perkembangan sektor usaha perkebunan di Indonesia dimotori oleh usaha perkebunan rakyat, perkebunan besar milik pemerintah dan milik swasta. Di Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan 1. Geografi Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 15 kabupaten/kota di Propinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah
71 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peta merupakan media yang digunakan sebagai sarana memperoleh gambaran fakta di permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai gejala seperti gunung, dan danau.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan
Lebih terperinciIndustrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015
Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu
Lebih terperinciDisampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017
Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN WILAYAH GEOGRAFIS PENGHASIL PRODUK PERKEBUNAN SPESIFIK LOKASI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN WILAYAH GEOGRAFIS PENGHASIL PRODUK PERKEBUNAN SPESIFIK LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perkebunan telah lama diusahakan oleh masyarakat Sumatera Barat yang berkaitan langsung dengan aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Dari aspek ekonomi, usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produsen dan banyak negara konsumen. Kopi berperan penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kopi (Coffea spp) merupakan komoditas ekspor yang memberikan devisa cukup tinggi khususnya dari komoditas perkebunan yang melibatkan beberapa negara produsen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN WILAYAH GEOGRAFIS PENGHASIL PRODUK PERKEBUNAN SPESIFIK LOKASI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN WILAYAH GEOGRAFIS PENGHASIL PRODUK PERKEBUNAN SPESIFIK LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menopang kehidupan masyarakat Indonesia karena berperan dalam pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari peranan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 60, 2009 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4997)
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat
51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota
Lebih terperinciPenanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)
Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur Diany Faila Sophia Hartatri 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penanganan pascapanen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia pada masa pra reformasi mengalami gangguan stabilitas nasional. Hal ini tidak hanya berakibat pada keadaan politik Indonesia, namun juga mempengaruhi stabilitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi (Coffea spp.) merupakan salah satu komoditi ekspor yang penting bagi Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi yang banyak tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan nasional diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor pertanian memiliki
Lebih terperinciANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN OLEH AMELIA 07 114 027 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 i ANALISIS
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bernama Tiuh Margakaya pada tahun 1738 Masehi yang dihuni masyarakat
57 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Sejarah Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan yang bernama Tiuh Margakaya pada tahun 1738
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN
POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan
Lebih terperinciKEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016
KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 PERKEMBANGAN SERAPAN ANGGARAN DITJEN. PERKEBUNAN TAHUN
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografis Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciProduksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Karet , , , , , , ,01
86 Lampiran 1. Rekapitulasi Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Propinsi Sumatera Utara, Tahun 2007 Komoditas Perkebunan Rakyat PTPN PBSN PBSA Luas (Ha) Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Luas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi Lampung, sebagai dasar perekonomian dan sumber pemenuh kebutuhan hidup. Selain itu,
Lebih terperinciTeknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung
Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Oleh: Agus Wahyudi (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (Sumber : SINAR TANI Edisi 17 23 November 2010)
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018
RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun
27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.
Lebih terperinciDRAFT LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENYUSUNAN NERACA PRODUK TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH SEMARANG, 24 NOVEMBER 2011
DRAFT LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENYUSUNAN NERACA PRODUK TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH SEMARANG, 24 NOVEMBER 2011 PENDAHULUAN Perkebunan di Jawa Tengah : Perkebunan Rakyat : 548.594
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi strategis di Indonesia. Indonesia adalah produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi (agroindustri) dapat menjadi salah satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dan minuman berkualitas. Salah satu contoh produk yang sangat diperhatian kualitasmya
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan
38 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel petani sertifikasi dilakukan secara sensus karena jumlah petani sertifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi (coffea s.p) merupakan salah satu produk agroindustri pangan yang digemari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena kopi memiliki aroma khas yang tidak dimiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang pesat. Menurut Dewoto (2007), jumlah industri obat tradisional yang terdaftar di Badan Pengawas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara agraris, sektor pertanian memiliki peran strategis dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat baik materil dan spiritual. Selain itu peran
Lebih terperinci