PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Susti Rahmah Yulita S 1

Oleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK

Jurnal Bionatural, Volume 4 No. 1,Maret 2017 ISSN:

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 12 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. Nurlia Astika, Ngurah Ayu Nyoman M

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MA. MAZRO ILLAH LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP. Muhamad Kurnia Sugandi 1

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau. ABSTRAK. Kata Kunci : Scramble, alat peraga, bahan bekas, Hasil belajar biologi.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 2 No. 2 Tahun 2017

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III METODE PENELITIAN

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Nurazizah *), Rahima **), Dewi Estetikasari **)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN MEDIA CHEMO-EDUTAINMENT

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN STRATEGI DISCOVERY- INQUIRY. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

OLEH ELLA CHINTYA PIARUCCI A1C110009

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONECTED MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

OLEH : CHANDRA EKKI PRATAMA NPM:

Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Tinambung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ARIZKI PUTRI ANGGRAHENI NPM :

PRO GRAM ST UDI PE NDIDI KAN TE KNI K ELE KTRO JURUS AN TE KNIK ELE KTRO FAKULTAS TE KNIK UNIVE RSITAS NE GE RI PADANG

III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

KARYA ILMIAH OLEH SITI KUMALA SARI A1C110046

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Siska Wuryani, Yesi Gusmania, Farid Akhmad

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU Oleh Sela Megaria 1, Yuita Wardianti 2, Ivoni Susanti 3 1 Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP-PGRI Lubuklinggau E-mail: Shella.lubuklinggau@gmail.com ABSTRAK Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajr Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2015/2016. Rumusan masalah penelitian ini adalah Adakah Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2015/2016?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui pengaruh Model Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa X SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Populasinya adalah seluruh kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2015/2016yang berjumlah 86 siswa, dan sebagai sampelnya adalah kelas X.1 dan kelas X.2 yang diambil secara random. Kelas X.1 diberi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional sedangkan kelas X.2 diberi pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Nilai rata-rata siswa untuk kelas yang diajarkan dengan model Problem Baased Learning sebesar 71,89 sedangkan untuk kelas yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 39,43. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh t hitung = 6,23 > t tabel = 1,684 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2015/2016. Kata kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar, Biologi. A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan oleh sekolah terhadap anak yang bersekolah agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka (Kadir, A. 2012:60). Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Dalyono, M. 2010:05). Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam masalah yang menghambat proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi yang telah dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau, proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas hanya berpusat kepada guru. Siswa hanya menerima materi saja dari guru dan tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu juga model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi. Sehingga yang terjadi siswa bersifat pasif dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, akibatnya siswa tidak memahami konsep dari pembelajaran yang telah disampaikan dan daya serap siswa terhadap materi yang baru saja dipelajari berkurang sehingga hasil belajar yang didapatkan oleh siswa rendah. Hal ini dibuktikan oleh hasil belajar siswa rata-rata nya masih dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). KKM pada kelas X di SMA Negeri 7 Lubuklinggau adalah 70. Melihat kondisi yang demikian, maka seorang guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat direncanakan secara optimal. Pada dasarnya setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, oleh karena itu seorang guru harus bisa memilih dan menyesuaikan model yang ingin dipakai dengan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran yang menarik. Model Pembelajaran yang dapat menciptakan suasana keaktifan siswa dan membuat pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan menjadikan pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam proses pembelajaran adalah salah satu nya model Problem Based Learning. Menurut Komalasari, K. (2011:59) model problem based learning memusatkan masalah hidupnya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Hal ini juga didukung oleh Riayanto, Y. (2009) di dalam pembelajaran model problem based learning guru berperan mengajukan permasalahan nyata, memberikan dorongan, memotivasi dan menyediakan bahan ajar, dan

fasilitas yang diperlukan peserta didik untuk memecahkan masalah. Model Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Model Problem Based Learning Menurut Shoimin, A. (2014:129) mengemukakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari. Sedangkan menurut Riyanto (2009:285) model pembelajaran Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik memecahkan masalah. Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok, dan memiliki ciri berupa cara penggunaan permasalahan sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara bertahap, melalui kegiatan proses pencarian informasi masalah yang dilakukan oleh siswa. 2. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam pemecahan masalah. b. Guru menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL. c. Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar dan menyampaikan topik permasalahan yang akan dipelajari.

d. Guru membimbing siswa dalam proses unjuk kerja dan proses belajar siswa yang aktif. e. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang ada, dengan melakukan eksperimen, mencari penjelasan dan pemecahan masalah. f. Guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil kerja. g. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi. 3. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning a. Kelebihan Model Problem Based Learning Adapun kelebihan Model PBL menurut Shoimin, A. (2014:132) sebagai berikut: 1. Siswa didorong unruk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata. 2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar. 3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi. 4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok. 5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi. 6. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. 7. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok.

b. Kelemahan Model Problem Based Learning 1. Model Problem Based Learning tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan berperan aktif dalam menyajikan materi. Model Problem Based Learning lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah. 2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas. C. METODE PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni. Penelitian ini menggunakan desain yang berbentuk control group pre-test-post-test. Desain ini melibatkan dua kelompok dimana peneliti memberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen siswa diberikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning, sedangkan kelas kontrol diberikan pengajaran konvensional. Dapat dilihat pada Tabel 3.1. (Arikunto, 2010) Tabel 3.1 Control group pre-test-post-test design Kelas Pre-test Treatment Post-test E O 1 X 1 O 2 K O 1 - O 2 Keterangan: E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol O 1 : Pre- test X 1 : Pembelajaran dengan model Problem Based Learning - : Pembelajaran konvensional O 2 : Post test Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar biologi siswa di kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas seluruh kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau, yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 86 siswa. Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak (simpel random sampling). Simpel random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak karena setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Arikunto 2010:177). Salah satu cara pengambilan sampel dengan teknik simpel random sampling yaitu dengan cara undian. Sampel yang didapatkan pada penelitian ini adalah kelas X.2 dijadikan kelas eksperimen sedangkan kelas X.1 dijadikan kelas kontrol. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Untuk uji soal diberikan sebanyak 15 soal. Tes yang digunakan adalah tes berbentuk uraian, karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pre-test), dilakukan pada awal pembelajaran baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes yang kedua yaitu tes akhir (post-tes) dilakukan pada akhir pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk mengetahui hasil dari penelitian berupa hipotesis diterima atau di tolak maka data di uji dengan menggunakan uji-t. Sebelum menggunakan uji-t, maka terlebih dahulu menentukan skor rata-rata, simpangan baku, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2016 sampai dengan 04 Juni 2016, dilakukan langsung oleh peneliti dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang berlaku disekolah. Uji coba instrument dilakukan dikelas XI IPA.1 SMA Negeri 7 Lubuklinggau dengan jumlah 20 siswa pada materi pencemaran lingkungan. Dari seluruh kelas X peneliti menentukan sampel secara acak sehingga seluruh kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian dan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Setelah diacak didapatkan dua kelas yaitu kelas X.1 berjumlah 21 siswa yang merupakan kelas kontrol dan X.2 berjumlah 21 siswa sebagai kelas eksperimen. Masing-masing kedua kelas diberi materi pembelajaran tentang pencemaran lingkungan. Dalam pelaksanaan pada kelas eksperimen, peneliti melakukan lima kali pertemuan yaitu dengan rincian, satu kali menngadakan tes awal, tiga kali mengadakan pembelajaran atau pemberian perlakuan dengan mengunakan model problem based learning, dan dilanjutkan satu kali mengadakan tes kemampuan akhir pada akhir pembelajaran. Sedangkan pada kelas kontrol peneliti melakuakan lima kali pertemuan dengan rincian satu kali mengadakan tes kemampuan awal, tiga kali mengadakan proses pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional, kemudian dilanjutkan dengan mengadakan tes kemampuan akhir. 1. Deskripsi Data Pre-Test Kemampuan awal diperoleh melalui tes essay sebanyak 9 soal, baik itu kelas eksperimen yang berjumlah 21 siswa yang dilaksanakan pre-test pada tanggal 27 April 2016 maupun kelas kontrol dengan jumlah siswa yang sama dilaksanakan pada waktu yang sama.

Untuk rekapitulasi hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku pre-test yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-test No Kelas N x S 1 Eksperimen 21 26,19 12,30 2 Kontrol 21 27,72 13,50 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen sebesar 26,19 dan kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 27,72. Hal ini berarti rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan hampir sama. Jadi, secara deskriptif dapat dikatakan bahwa siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama. b. Uji Normalitas Data Pre-Test Setelah perhitungan skor rata-rata dan simpangan baku dari tes awal selanjutnya diadakan uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji kecocokan chi kuadrat. (x 2 ) dengan taraf kesalahan α = 0,05, jika x 2 hitung < x 2 tabel maka data dinyatakan berdistribusi normal. Untuk rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas tes awal kedua kelompok yang tercantum dalam dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes Awal No Kelas x 2 hitung Dk x 2 tabel Kesimpulan 1 Eksperimen 5,1091 4 9,488 Normal 2 Kontrol 3,0651 4 9,488 Normal

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa x 2 hitung untuk data tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari pada x 2 tabel. Hal ini berarti data tes awal untuk kedua kelas berdistribusi normal. c. Uji Homogenitas Data Pre-Test Setelah diketahui data berdistribusin normal maka dilanjutkan dengan penggujian homogenitas varians yang bertujuan untuk melihat apakah hasil pre-test pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk rekapitulas hasil perhitungan uji homogenitas varians tes awal yang tercantum dalam (lampiran C) yang dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes Awal Data F hitung F tabel Kesimpulan Tes Awal 1,20 2,12 Homogen Berdasarkan tabel 3 tersebut diperoleh bahwa varians kedua kelompok untuk tes awal adalah homogen, karena F hitung < F tabel. c. Uji Hipotesis Pre-Test Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan, maka data kedua kelas pada pre-test berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji-t. Hipotesis yang akan digunakan pada pre-test adalah: Ho : μ1 = μ2 : Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : μ1 μ2 : Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas tidak sama dengan kelas kontrol.

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam pelitian ini adalah jika - t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima dan jika t hitung > t tabel maka Ha diterima. Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk = (n 1 + n 2 2). Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk membuktikan hipotesis dan mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk rekapitulasi hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata yang mencantumkan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data t hitung Dk t table Kesimpulan Pre-test -0,38 40 2,021 t hitung < t tabel Ho diterima Pada tabel 4 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan awal siswa yang tercantum. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama karena t hitung = -0,38 < t tabel = 2,021, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Deskripsi Data Hasil (Post-Test) Post-test adalah test akhir yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan dengan model Problem Based Learning materi pencemaran lingkungan. Soal yang digunakan umtuk tes akhir berupa tes essay sebanyak sebanyak Sembilan soal, baik kelas eksperimen yang berjumlah 21 siswa yang dilaksanakan pada tanggal 01 Juni 2016, maupun kelas kontrol berjumlah 21 siswa yang dilaksanakan 02 juni 2016.

Rekapitukasi hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku hasil posttest dalam (lampiran C), dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil post-test No Kelas N x S 1 Eksperimen 21 71,89 18,30 2 Kontrol 21 39,43 15,15 Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil post-test pada kelas eksperimen sebesara 71,89 dan kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 39,43. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen sebesar 26,19 sedangkan pada kelas kontrol nilai ratarata diperoleh sebesar 27,72. Hal ini berarti rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan hamper sama. Nilai ratarata post-test pada kelas eksperimen 71,89 sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 39,43. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. 1. Uji Normalitas Data Post-Test Setelah perhitungan skor rata-rata dan simpangan baku dari tes akhir, selanjutnya diadakan uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji kecocokkan chi kuadrat. (x 2 ) dengan taraf kesalahan α = 0,05, jika x 2 hitung < x 2 tabel maka Data dinyatakan berdistribusi normal. Untuk rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas tes akhir kedua kelompok yang dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes Akhir No Kelas x 2 hitung Dk x 2 tabel Kesimpulan 1 Eksperimen 6,5869 4 9,488 Normal 2 Kontrol 3,4504 4 9,488 Normal Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa x 2 hitung untuk data tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari pada x 2 tabel. Hal ini berarti data tes akhir untuk kedua kelas berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Post-Test Setelah diketahui data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan penggujian homogenitas varians yang bertujuan untuk melihat apakah hasil post-test pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk rekapitulas hasil perhitungan uji homogenitas varians tes akhir yang dapat dilihat 7. Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes Akhir Data F hitung F tabel Kesimpulan Tes Awal 1,46 2,12 Homogen Berdasarkan tabel 7 tersebut diperoleh bahwa varians keduua kelompok untuk tes akhir adalah homogen, karena F hitung < F tabel. 3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Post-Test Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan, maka data kedua kelas pada post-test berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji-t. Hipotesis yang akan digunakan pada post-test adalah: Ho : μ1 μ2 : Rata-rata nilai kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan kelas kontrol.

Ha : μ1 > μ2 : Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan jika t hitung t tabel maka Ho diterima. Dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk = (n 1 + n 2 2). Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk membuktikan hipotesis dan mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk rekapitulasi hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata yang dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data t hitung Dk t tabel Kesimpulan Posttest 6,23 40 1,684 t hitung > t tabel Ha diterima Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan awal siswa, kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama karena t hitung = 6,23 > t tabel = 1,684, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesi yang diajukan dalam penelitian ini terbukti. Jadi Ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016 b. Pembahasan Penelian ini berlangsung selama 4 minggu. Pada penelitian ini, peneliti mengunakan kelas X.2 sebagai kelas eksperimen dengan memberikan perlakuan menggunakan model Problem Based Learning yang berjumlah 21 siswa. Sedangkan pada kelas X.1 sebagai kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensiaonal dengan jumlah 21 siswa.

Setelah pemberian tes kemampuan awal (pre-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, siswa kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model Problem Based Learning. Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran konvensional. Peneliti mengadakan pertemuan sebanyak 5 kali pertemuan dengan rincian, satu kali mengadakan tes kemampuan awal, tiga kali melakukan proses pembelajaran, dan dilanjutkan dengan satu kali melakukan tes kemampuan akhir siswa. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 04 Mei 2016, setelah peneliti membagi kelompok diskusi sebanyak 4 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa dalam satu kelompok, kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Selanjutnya peneliti membagikan LKS pada setiap kelompok, setelah LKS telah dibagikan peneliti membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Kemudian siswa mengembangkan dan menyiapkan hasil karya selanjutnya siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada saat siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah, siswa banyak mengalami kesulitan. Adapaun kesulitan yang dialami oleh siswa antara lain, siswa banyak bertanya karena masih binggung dengan permasalahan yang ada dalam LKS. Akibatnya hanya ada beberapa kelompok yang bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Pada pertemuan pertama ini dari 4 kelompok hanya 2 kelompok yang bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh peneliti. Untuk mengatasi kesulitan siswa pada pertemuan pertama ini peneliti membimbing siswa supaya mengerti dengan permasalahan yang ada pada LKS. Pada pertemuan kedua, yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2016, peneliti melihat adanya perkembangan pada siswa dibandingkan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ini, siswa sudah mulai mengerti dengan permasahan yang di berikan

pada LKS. Dari 4 kelompok ada 3 kelompok yang bisa menyelesaikan permasalahan yang ada pada LKS. Akan tetapi adapun hambatan lain yang terjadi pada pertemuan kedua ini siswa kurang berani dalam mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Dengan demikian peneliti memberikan pengarahan dan bimbingan supaya siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya. Pada pertemuan ketiga, yang dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2016, setelah LKS dibagikan siswa sudah tahu apa yang harus dilakukannya, sehingga siswa langsung menyelidiki dan menemukan permasalahan yang ada dalam LKS. Pada pertemuan ketiga ini peneliti melihat semua kelompok yang terdiri dari 4 kelompok dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada LKS. Pada tahap pertemuan ketiga ini tidak ada siswa yang mengalami kesulitan karena mereka sudah paham dengan permasalahan yang ada pada LKS. Sehingga peneliti hanya mengecek dan mengawasi. Pada pembelajaran pada kelas kontrol peneliti melakukan tiga kali pertemuan dalam proses pembelajaran dengan memberikan perlakuan menggunakan pembelajarn konvensional. Pada kelas kontrol peneliti melihat pembelajaran pada kelas kontrol terlihat mengantuk dan membosankan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran konvensional siswa hanya mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan oleh peneliti. Hal ini juga di dukung oleh Herman, T. (2007:48) yang mengemukakan bahwa pembelajaran konvensional bercirikan: berpusat pada guru, melalui metode ceramah siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, aktivitas kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat dan menyalin. Kegiatan pembelajaran seperti ini tidak mengakomodasi pengembangan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, penalaran koneksi,dan komunikasi. Akibatnya, kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa sangat lemah.

Sedangkan post-test kelas eksperimen terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar biologi siswa sebesar 71,89 dari pre-test sebesar 26,19. Rata-rata skor post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini karena pada kelas kontrol peneliti menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan hasil rata-rata skor eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol hal ini dikarena peneliti menggunakan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen, sehingga siswa menjadi lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Terlihat pada saat siswa berdiskusi dengan teman kelompok dan pada saat memaparkan hasil diskusinya di depan kelas kemudian dapat dilihat pada saat berdiskusi didalam kelompok, siswa mampu berpikir kritis dalam pemecahan masalah yang telah di berikan oleh peneliti. Hal ini didukung oleh Rusman, (245:2010) yang menyatakan melalui PBM siswa mempresentasikan gagasanya, siswa terlatih merefleksikan persepsinya, mengargumentasikan dan mengkomunikasikan ke pihak lain sehingga guru pun memahami proses berpikir siswa. Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen terjadi karena pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning yang dapat membangkitkan kemampuan berpikir siswa berdasarkan permasalahan yang ada. Sehingga dalam proses pembelajarannya terlihat aktif dan tidak terjadi pembelajaran satu arah. Selain itu juga materi yang peneliti gunakan cocok dengan model Problem Based Learning. Karena materi yang digunakan oleh peneliti merupakan materi yang sering siswa temui pada kehidupannya sehari-hari. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Shoimin, A. (2014:130) bahwa model Problem Based Learning merupakan suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang diberikan guru walaupun tanpa bantuan dari guru

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata skor post-test kelas eksperimen sebesar 71,89 lebih tinggi dari pada rata-rat skor post-test kelas kontrol sebesar 39,43. Hal ini juga terlihat dari hasl perhitungan uji-t pada lampiran C, dengan perolehan t hitung = 6,23 > t tabel = 1,684. Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. E. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Ajaran 2015/2016. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 71,89 dan kelas kontrol sebesar 39,43. Kesimpulan tersebut diperoleh dari data yang analisis menggunakan uji kesamaan rata-rata (uji-t) pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 40 menunjukkan nilai t hitung = 6,23 > t tabel = 1,684 maka H 0 ditolak dan H a diterima. F. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta. Azhari, dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal Biologi Edukasi Edisi II. Volume 5 No 2. 54-59. Bagod, S. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Jakarta: Yudistira. Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta. Fauziah, R., dkk. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronik Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Invotec, Volume IX No 2. 165-178 Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herman,T. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menegah Pertama. Educationist, No 1 Vol.1. Huda, M. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Kadir, A. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana. Komalasari, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Mayasari, R., dkk. 2015. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi di SMA. Jurnal pendidikan Biologi Indonesia, volume 1 No 3. 6-9 Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riyanto, Y 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Guru/Pengajar dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Siregar, E. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta. Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suherman dan Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah. Suprijono, Agus. 2013. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwarno, 2008. Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA dan MA. Jakarta: Karya Mandiri Nusantara. Tim Dosen. Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara Utomo, T., dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kecamatan Situbondo. Jurnal Pendidikan Biologi, 1 No 5-9.