FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi. Oleh : HENDRIKUS RIZKI PRATAMA M

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

UJI SIFAT FISIK FORMULASI TABLET ANTI DIABETES EKSTRAK PARE

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

UJI PERBANDINGAN SIFAT FISIK OBAT CETIRIZINE GENERIK ANTARA PRODUKSI PABRIK A, B, DAN C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

GEL DAUN CINCAU RAMBAT ( Cyclea barbata Miers ) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TABLET ANTALGIN. Oleh : DWI PUJI SEPTIANINGSIH

SIFAT FISIK TABLET DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN (DHP) SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI KOTAMADYA JAYAPURA

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asetaminofen. Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %

OPTIMASI KONSENTRASI MAGNESIUM STEARAT, AEROSIL, DAN AMILUM MANIHOT

*Corresponding Author

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

Pembuatan Tablet CTM Dengan Metode Kempa Langsung

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

PENGARUH KADAR ALKOHOL SEBAGAI PELARUT POVIDONE TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL DAN TABLET PARASETAMOL EFFERVESCENT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Revika Rachmaniar, Dradjad Priambodo, Maulana Hakim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK ETANOL SALAM-SAMBILOTO MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI PENGIKAT DAN CROSPOVIDONE SEBAGAI PENGHANCUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

Nety Saptaning Purwantie, Naniek Setiadi Radjab, Ari Widayanti Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

UJI FISIK FORMULASI TABLET FLOATING TEOFILIN DENGAN MATRIK HPMC

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

PENGARUH PENGGUNAAN AEROSIL TERHADAP DISOLUSI TABLET ISONIAZID (INH) CETAK LANGSUNG ABSTRACT ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

METODE GRANULASI BASAH DALAM PEMBUATAN TABLET KOMPRESI

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Transkripsi:

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi avicel sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak buah pare serta untuk mengetahui konsentrasi yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat yang optimal dalam formulasi pembuatan tablet ekstrak buah pare. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Data diambil dengan menggunakan tiga formulasi dengan konsentrasi avicel yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi avicel maka kekerasan akan semakin besar dan kerapuhan akan semakin rendah. Bahan pengikat akan berpengaruh terhadap sifat fisik tablet yang dihasilkan dengan konsentrasi maksimal terdapat pada formula II. Kata kunci : Avicel, Bahan Pengisi, Tablet Abstract Momordica charantia L. tablets Formulation With Variation of Concentration Avicel As a Binder. The purpose of this study was to determine the effect of variations in the concentration of Avicel as a binder on the physical properties of tablets and to determine the concentration of avicel can be used as a binder optimal in tablets momordica charantia L. formulation. This study is an eksperimental study. This study has 3 formulas with different concentration of avicel. The result showed that the higher the concentration of avicel gets smaller, the greater the tablet hardness, friability tablets are getting smaller and the longer the time crushed tablets. The conclusion from this research that the addition of avicel as a binder can give effect on the physical properties of tablets with a maximum concentration found in the formula II. Keywords : Avicel, Binder material, Tablets 1) 2) Prodi DIII Farmasi, Universitas Muhammadiyah Magelang Prodi DIII Farmasi, Universitas Muhammadiyah Magelang

PENDAHULIAN Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak dan sering digunakan oleh masyarakat, karena tablet memiliki beberapa keuntungan yaitu mempunyai ketetapan dosis, cara penggunaannya yang mudah, stabil dalam penyimpanan, mudah dalam transportasi, serta lebih murah bila dibandingkan dengan bentuk sediaan obat yang lainnya (1). Salah satu tanaman yang telah banyak dikenal dan digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia adalah buah pare. Buah pare memiliki banyak kandungan kimia di dalamnya, salah satu kandungan kimia yang terdapat dalam buah pare yaitu steroid (1). Para peneliti terdahulu membuktikan bahwa ekstrak buah pare mempunyai efek hipoglikemik dan senyawa yang terkandung dalam buah pare yang memiliki aktivitas tersebut adalah steroid (2,3). Salah satu bahan tambahan yang diperlukan dalam suatu formulasi tablet adalah bahan pengikat. Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada masa serbuk ketika granulasi dan pada tablet kempa langsung dapat menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam bentuk larutan. Avicel digunakan sebagai bahan pengikat dalam formulasi tablet paracetamol pada penelitian ini karena avicel merupakan salah satu golongan derivate selulosa yang terdepolimerisasi parsial berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau, serbuk Kristal yang terdiri atas partikel porous, tidak larut dalam asam encer dan sebagian pelarut organik. Avicel merupakan produk aglomerasi dengan distribusi ukuran partikel yang besar dan menunjukkan sifat alir serta kompaktibilitas yang baik (2). Sebagai bahan pengikat, avicel memiliki kelebihan karena dapat menghasilkan tablet yang keras namun masih dapat hancur di dalam air (3). Diharapkan pada akhir penelitian ini dihasilkan tablet paracetamol yang memiliki daya ikat yang kuat, sehingga tablet yang dihasilkan tidak mudah rapuh dan tidak mudah pecah selama proses pembuatan, distribusi, hingga obat sampai di tangan konsumen. METODE PENELITIAN Metode pembuatan tablet Formula tablet ekstrak buah pare ini dibuat dengan variasi pada bahan pengikat

dari tablet dengan bobot total 500 mg. Tiap tablet yang akan dibuat mengandung paracetamol dengan berat 280 mg. Terdapat tiga variasi konsentrasi Avicel sebagai bahan pengikat, yaitu 5%, 7,5% dan 10%. Tabel 1. Desain formulasi tablet ekstrak buah pare Formula Formula Formula Bahan I II III Avicel Avicel Avicel (5%) (7,5 %) (10%) Ekstrak buah 280 280 280 pare (mg) Avicel (mg) 32,5 48,75 65 Primojel (mg) 32,5 32.5 32,5 Amprotab (mg) 116 99,75 83,5 Talkum (mg) 13 13 13 Magnesium stearate (mg) 26 26 26 Metode pembuatan yang digunakan pada pembuatan tablet ekstrak buah pare dengan variasi konsentari avicel sebagai bahan pengikat yaitu dengan metode kempa langsung. Ekstrak buak pare ditambahkan dengan avicel, kemudian ditambahkan dengan primojel dan amprotab. Semua bahan kemudian diayak dan ditambahkan magnesium stearate dan talcum sebagai bahan pelincir. Setelah semua bahan tercampur kemudian langsung dilakukan penabletan dan selanjutnya dilakukan evaluasi pada tablet yang telah dihasilkan. 1. Pemeriksaan Sifat fisik tablet a. Keseragaman bobot Dari 20 tablet, jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang lebih besar dari 5 % dan tidak boleh ada satu pun tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10%. b. Keseragaman ukuran Diambil 20 tablet kemudian diukur ketebalannya menggunakan jangka sorong. Diukur rata-rata diameter dan tebal tabletnya. Diameter tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1 / 3 kali tebal tablet. c. Kekerasan Sebanyak 20 tablet dimasukkan ke dalam alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan tablet yaitu hardness tester, kemudian dihitung berapa rata-rata kekerasan tablet yang dihasilkan. d. Kerapuhan Sebanyak 20 tablet yang telah dibebas debukan atau dibersihkan dari debu yang menempel pada tablet tersebut ditimbang seksama, kemudian dimasukkan ke dalam alat friabilator tester dan diputar selama 4

menit atau 100 putaran. Setelah diputar kemudian tablet diambil dan dibebas debukan lagi kemudian ditimbang. e. Waktu hancur Sebanyak lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang pada alat untuk mengukur waktu hancur yang disebut dengan disentrigation tester, kemudian dicelupkan ke dalam media aquadest dengan suhu 37ᴼC. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembuatan tablet ekstrak buah pare Buah pare merupakan tanaman yang banyak tumbuh dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. Buah pare merupakan salah satu tanaman yang bisa digunakan sebagai obat. Salah satu zat yang terkandung di dalamnya yaitun steroid, yang bisa digunakan untuk menurunkan kadar gula dalam darah atau sebagai obat untuk antidiabetes 6. Zat tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet ekstrak buah pare yaitu avicel yang digunakan sebagai bahan pengikat, primojel sebagai bahan penghancur, amprotab sebagai bahan pengisi, talcum dan magnesium stearate sebagai bahan pelincir. Metode pembuatan yang digunakan yaitu metode kempa langsung, dimana serbuk buah pare ditambahkan dengan avicel dan primojel yang kemudian di ayak dan ditambahkan magnesium stearate dan talcum sebagai bahan pelincir. 2. Evaluasi Tablet a. Keseragaman Bobot Keseragaman bobot merupakan salah satu parameter baik atau tidaknya produksi dari suatu tablet. Pemeriksaan atau evalusai keseragaman bobot dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot atau tidak. Keseragaman bobot tablet memberikan pengaruh yang sangat penting terutama pada keseragaman kandungan zat aktifnya yang nantinya akan mempengaruhi efek terapi yang dihasilkan. Hasil dari pengujian keseragaman bobot pada tablet ekstrak buah pare dengan variasi avicel sebagai bahan pengisi dihasilkan bahwa ketiga formulasi memenuhi persyaratan keseragaman bobot. Persyaratan keseragaman

bobot yang memenuhi yaitu dari 20 tablet, jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang lebih besar dari 5 % dan tidak boleh ada satu pun tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10%. 700 650 600 1 2 3 550 1 2 3 Gambar 1. Grafik uji keseragaman bobot Tablet yang dihasilkan dipengaruhi oleh tingkat kualitas sifat alir dan kondisi peralatan yang digunakan. Granul yang memiliki sifat alir yang baik akan mengalami transport yang konstan ke dalam ruang kompressi selama proses pengempaan, sehingga akan diperoleh bobot tablet yang relatif sama. diameter dan tebal tablet. Pemeriksaan evaluasi keseragaman ukuran dilakukan dengan tujuan agar pada saat pengemasan primer ukurannya seragam sehingga dapat mempermudah pada saat pengemasan. Tablet dikatakan memiliki keseragaman ukuran apabila diameter tablet tidak loebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1 / 3 tebal tablet. c. Uji kekerasan tablet Evaluasi kekerasan tablet dilakukan dengan tujuan untuk menilai ketahanan tablet dalam melawan kekuatan mekanik seperti goncangan atau benturan dengan benda lain pada saat proses penabletan, saat proses pengemasan atau pada saat proses distribusi hingga obat sampai ke tangan pasien atau konsumen. Evaluasi kekerasan tablet dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. b. Keseragaman ukuran Keseragaman ukuran dapat ditunjukan dengan perbandingan

5.5 1 5 2 4.5 3 4 1 2 3 Gambar 2. Uji Kekerasan Tablet Berdasarkan dari hasil uji kekerasan yang dihasilkan, ketiga formulasi mempunyai hasil yang berbeda. Formulasi I diperoleh ratarata hasil kekerasan tablet 5,23, formulasi II 5,72, dan formulasi III 7,115. Tablet yang baik hasrus memiliki rentang nilai kekerasan tablet yaitu 4-7. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa formulasi yang sesuai dengan syarat uji kekerasan hanya pada formulasi I dan formulasi II. Kekerasan tablet yang dihasilkan akan berpengaruh pada pada kerapuhan tablet. Semakin tinggi kekerasan tablet maka ikatan antar partikel penyusunnya semakin kuat sehingga kerapuhannya akan kecil. Hal tesebut dapat menghambat laju penetrasi air dalam tablet sehingga waktu larutnya akan menjadi lebih lama. d. Uji Kerapuhan Kerapuhan merupakan gambaran dari kekuatan tablet dalam mempertahankan bentuknya, dimana yang berperan dalam pengujian ini adalah bagian luar permukaan tablet. Kerapuhan dinyatakan sebagai massa seluruh partikel yang dilepaskan dari tablet akibat adanya beban penguji mekanis. 0.8 0.6 1 0.4 2 0.2 3 0 1 2 3 Gambar 3. Uji kerapuhan tablet Berdasarkan dari grafik di atas terlihat variasi kerapuhan tablet ekstrak buah pare dari masingmasing formula. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerapuhan adalah kekerasan dan keeratan ikatan antar partikel pada permukaan tablet, dimana sifat dari kerapuhan berbanding terbalik dari kekerasan tablet. Apabila nilai kekerasan tablet tinggi maka kerapuhannya akan rendah, begitu juga sebaliknya.

e. Uji waktu hancur Proses hancurnya suatu tablet dapat disebabkan dengan adanya bahan penghancur yang digunakan dalam formulasi proses pembuatan tablet. Bahan penghancur bekerja dengan cara menarik air ke dalam tablet, kemudian tablet akan mengembang, dan menyebabkan pecahnya tablet menjadi partikelpartikel kecil. Pengujian waktu hancur dilakukan dengan memasukkan enam buah tablet ke dalam ring yang terdapat pada alat desinteghration tester, dengan medium aquades yang bersuhu 37ᴼC. dari pengujian waktu hancur pada tablet paracetamol diperoleh hasil yaitu 2.10 (dua menit 10 detik). Hasil tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai tablet yang baik dimana syarat waktu hancur untuk tablet tidak bersalut yaitu kurang dari 15 menit. Waktu hancur tablet merupakan merupakan waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur menjadi partikelpartikel penyusunnya. Waktu hancur menggambarkan cepat atau lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan. Pengambilan air oleh tablet merupakan langkah awal dalam proses hancurnya tablet. Semakin mudah air masuk ke dalam tablet maka akan semakin pendek waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur. Hancurnya tablet merupakan salah satu proses pelepasan zat aktif dari sediaannya, walaupun tidak selalu diperoleh hubungan waktu hancur tablet dengan kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaannya. KESIMPULAN Formulasi tablet ekstrak buah pare yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan sifat fisik tablet yang baik, yang meliputi hasil uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan tablet, kerapuhan tablet serta waktu hancur tablet. Dari ketiga formulasi yang dilakukan, formulasi yang paling optimal yaitu formulasi II karena memiliki nilai kerapuhan dan kekerasan tablet yang sesuai. Variasi berat avicel memberikan pengaruh terhadap sifat fisik tablet. DAFTAR ACUAN 1. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

2. Anonim, 1986, Handbook of Pharmaceutical Exipients, USA 3. Ansel, C. Howard, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta 4. Kibbe, H.A., and Araujo, E.O., 2006, Journal of Pharmaceutical Sciences Volume 62, Willey-liss, New York. 5. Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendani Noerono Soewandhi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 6. Srinivasan, R., Ramarao, P., 2007, Animal models in type 2 diabetes research: An overview, Indian J Med Res 125; pp 451-472 7. Fernandes, N.P.C., Lagishetty, C.V., Panda, V.S., Naik, S.R., 2007, An Experimental Evaluation of the Antidiabetic and Antilipidemic Properties of a Standardized Momordica charanthia Fruit Extract, BMC Complementary and Alternative Medicine, 7:29 8. Saubahar, T.S., 2004, Khasiat dan Manfaat Pare, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta