MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

TEORI LISTRIK TERAPAN

BAB III KEBUTUHAN GENSET

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

BAB III LANDASAN TEORI

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

atau pengaman pada pelanggan.

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Alat Penghemat Listrik, Optimasi Daya, Bukan Menghemat Monday, 12 March 2007

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGAMAN PRIMER TRAFO DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

Sistem Listrik Idustri

P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK)

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Cos φ = V.I. Cos φ. PRINSIP DASAR kwh METER

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOPERASIAN AUTOMATIC METER READING (AMR)

Kegiatan Belajar 4 : Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Memahami alat pengukur dan pembatas (APP) Sub Capaian

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III LANDASAN TEORI

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

3. Perhitungan tahanan pembumian satu elektroda batang. Untuk menghitung besarnya tahanan pembumian dengan memakai rumus :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Analisa Pengujian Rasio Kumparan / Belitan Trafo Dengan TTR

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV PENGUJIAN SISTEM INSTALASI LISTRIK MENGGUNAKAN TRAFO ISOLASI

LISTRIK DALAM RUMAH TANGGA

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BENGKEL LISTRIK SEMESTER III INSTALASI PENERANGAN 3 FASA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB II LANDASAN TEORI

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN I... ii. HALAMAN PENGESAHAN II... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. DAFTAR ISI...

SOP PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI PELANGGAN 197KVA

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

Transkripsi:

MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung secara seri Arus listrik adalah besarnya beban yang digunakan untuk suatu alat listrik misalnya TV = 100 watt sehingga besarnya arus tergantung besarnya pemakaian yang digunakan jadi sifatnya selalu berubah tidak tetap Contoh amper meter manual : AMPER METER BEBAN Arus Listrik A TV VOLT METER Volt meter adalah alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Tegangan = E satuannya Volt ( V ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung secara paralel Tegangan listrik adalah besarnya tegangan listrik yang mengalir antara dua penghantar ( kawat ) sehingga besarnya adalah tetap tidak tergantung pemakaian yang digunakan misalnya alat listrik dengan tegangan Volt atau 110 Volt. Contoh Volt meter manual : + Arus Listrik ( Positif ) Volt Meter Kawat Negatif ( Nol )

Contoh pemakaian Sebuah lampu besarnya 300 watt agar bisa menyala harus disambung dengan dihubungkan 2 kawat penghantar ( positip & negatip ) dengan tegangan listrik Volt yang dipasang dengan amper meter dan volt meter Arus Listrik ( Positif ) + A Volt Meter Lampu X 300 W V Kawat Negatif ( Nol ) Kesimpulan : Peralatan listrik ( Lampu, TV, dll ) akan berfungsi apabila disambung dengan 2 kawat penghantar yaitu Positip dan Negatip. Alat Volt meter akan menunjuk angka apabila disambung antara 2 kawat penghantar. Alat Amper meter akan menunjuk angka apabila ada pemakaian ( beban alat listrik ). Dari gambar diatas kita bisa mengetahui berapa besarnya arus yang mengalir atau yang dipakai oleh Pelanggan. Pertanyaan : Mengapa kita harus tahu besarnya arus listrik yang mengalir? Dengan mengetahui besarnya arus listrik maka kita bisa menentukan : Apakah daya listrik yang tersedia sesuai kontrak dari PLN masih tersedia Untuk menentukan besarnya kabel yang digunakan Untuk menentukan besarnya pengaman ( Zekering atau pembatas atau MCB ) yang akan dipasang Untuk keperluan pengukuran / setting peralatan yang lain Untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran

MENGENAL PERALATAN LISTRIK MDP = MAIN DISTRIBUSI PANEL ( BOX PANEL INDUK ) SDP = SUB DISTRIBUSI PANEL ( BOX PANEL CABANG) NFB = NON FUSE BREAKER ( SAKLAR PEMUTUS BEBAN ) MCB = MINI CIRCUIT BREAKER ( PEMBATAS ARUS ) FUSE = ALAT PENGAMAN INSTALASI ( ZEKERING ) TRAFO = ALAT UNTUK MENAIKKAN/MENURUNKAN TEGANGAN ARESTER = ALAT UNTUK PENANGKAL PETIR DI JARINGAN FCO = FUSE CUT OUT ( ZEKERING TEGANGAN TINGGI ) PMT = PEMUTUS ( SAKLAR TEGANGAN TINGGI ) MENGENAL TEGANGAN LISTRIK YANG BERLAKU DI PLN Tegangan Rendah : Volt untuk 1 phasa atau 380 Volt untuk 3 phasa ( Tegangan TR ) Tegangan Menengah : 20.000 Volt 3 phasa ( Tegangan TM ) Tegangan Tinggi : 150.000 Volt 3 phasa ( Tegangan TT ) Saluran Udara tegangan Extra Tinggi ( SUTET ): 500.000 Volt 3 phs MENGENAL SATUAN DAYA Satuan daya dalam VA ( Volt Amper ), KVA ( Kilo Volt Ampere), MVA ( Mega Volt Ampere ). dimana : 1 KVA = 1000VA dan 1 MVA = 1000 KVA = 1.000.000 VA. Satuan daya dalam VA disebut daya aktif yaitu daya yang mengalir melalui kawat penghantar di jaringan listrik PLN. Satuan daya dalam W ( Watt ), KW ( Kilo Watt ), MW ( Mega Watt ) dimana satuan ini disebut daya Nyata ( Riil ) yaitu daya yang terdapat dari peralatan listrik yang didalamnya menggunakan kumparan / gulungan kawat listrik yang berakibat timbulnya kerugian daya ( timbul faktor daya = cos Q ) misalnya : Lampu Neon/ TL, Lampu mercury, TV, Radio / Tape, mesin cuci, Kulkas, pompa air dllnya. Setiap peralatan listrik yang digunakan / dinyalakan dalam waktu tertentu maka akan menggunakan / menimbulkan energi listrik yang diukur dengan Watt Hour ( WH ) atau Kilo Watt Hour ( KWH ) atau Kilo Watt Jam dimana : 1 WH = Daya Listrik sebesar 1 ( satu ) Watt yang digunakan selama 1( satu)jam 1 KWH = Daya listrik sebesar 1000( seribu ) Watt yang digunakan selama 1 ( satu ) jam

TABEL BESARNYA MCB YANG TERSEDIA MCB 1 PHASA : 1X 2 A MCB 3 PHASA : 3X 6 A 1X 4 A 3X 10 A 1X 6 A 3X 16 A 1X 10A 3X 20 A 1X 16A 3X 25 A 1X 20A 3X35 A 1X35A 3X50 A 1X50A Untuk zekering atau pembatas diatas tabel MCB tersebut diatas menggunakan zekering jenis NT fuse yaitu untuk 1 phasa : 63 A, 80 A,100 A,sedang yang 3 phasa : 3 x 63 A,80 A, 100 A,125 A,160 A,200 A, 225 A, 250 A, 300 A. TABEL KEMAMPUAN HANTAR ARUS ( KHA ) KABEL TR Luas penampang kabel ( mm 2) : 1,5 KHA ( A ) : 10 2,5 20 4 25 6 35 10 50 16 63 25 80 35 100 50 125 70 160 95 200 120 250 150 250 185 315 240 400 TABEL KEMAMPUAN HANTAR ARUS ( KHA ) KABEL TM Luas penampang kabel ( mm 2) : 25 KHA ( A ) : 127 35 164 50 194 70 236 95 283 120 322 150 362 185 409 240 474 300 533

CONTOH PERHITUNGAN RUMUS : P = E X I COS Q = WATT Dimana : P = DAYA LISTRIK E = TEGANGAN I = ARUS COS Q = FAKTOR DAYA Diketahui suatu Pelanggan listrik PLN dengan kontrak daya sebesar 3500 VA tegangan Volt dipakai untuk menyalakan lampu TL sebesar 750 Watt cosq = 0,8 dan TV sebesar 400 Watt cos Q = 0,9 Ditanyakan : - Berapa sisa daya listrik yang tidak terpakai - Berapa besarnya arus yang mengalir - Berapa besarnya pengaman MCB yang dipasang - Berapa besarnya penghantar kabel yang dipasang Ampere Meter + A MCB V X Lampu 750 W TV 400 W Daya dalam Watt P = E X I C0S Q Maka untuk lampu TL : 750 = E X I 0,8 Jadi daya dalam VA adalah 750/0,8 = 937,5 VA Untuk TV : 400 = E X I 0,9 Jadi daya dalam VA adalah 400/ 0,9 = 444,4 VA Total daya dalam VA sebesar = 937,5 + 444,4 = 1381,9 VA Sisa daya yang tidak terpakai = 3500 1381,9 = 2118,1 VA Besarnya Arus yang mengalir = 1381,9/ = 6,28 A Besarnya MCB yang dipasang = 10 A Besarnya penghantar kabel = 1,5 mm

TABEL DAYA YANG DISEDIAKAN OLEH PLN I.Batas Daya dan Pengukuran Untuk Tarif Tegangan Rendah ( TR ) DAYA TERSAMBUNG (VA) 450 900 1300 2.200 3.500 4.400 5.500 7.700 11.000 13.900 17.600 22.000 3.900 6.600 10.600 13.200 16.500 23.000 33.000 41.500 53.000 66.000 82.500 105.000 131.000 147.000 164.000 197.000 PEMBATAS (Amper) 1 x 2 1 x 4 1 x 6 1 x 10 1 x 16 1 x 20 1 x 25 1 x 35 1 x 50 1 x 63 1 x 80 1 x 100 3 x 6 3 x 10 3 x 16 3 x 20 3 x 25 3 x 35 3 x 50 3 x 63 3 x 80 3 x 100 3 x 125 3 x 160 3 x 200 3 x 225 3 x 250 3 x 300 II. Batas Daya Pengukuran untuk Tarif Tegangan Menengah ( TM ) DAYA TERSAMBUNG ( KVA ) 240 345 555 690 865 1110 1.385 1.730 2.180 2.770 3.465 4.330 5.540 6.930 8.660 PEMBATASAN ( AMPER ) 6.3 10 16 20 25 32 40 50 63 80 100 125 160 200 250

R + S + T + N - Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan /380 V dibebani alat motor 3 Phasa sebesar 3200 VA dan masing-masing Phasa masih dibebani dengan lampu sbb : Phasa R dibebani lampu 1000 VA Phasa S dibebani lampu 500 VA Phasa T dibebani lampu 750 VA Ditanyakan : Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T) Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T ) Besarnya penghantar / kabel tersebut Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN Jawab : - Beban 1 Ø Phasa * daya dalam VA P = E x I R I = 100 = 4,5 A S I = 500 = 2,2 A T I = 750 = 3,4 A - Beban 3 Ø maka arus mengalir masing masing phasa R,S,T Sebesar : I = 3200 = 4,8 A 380. 3 - maka I R = 4,5 + 4,8 = 9,3 A I S = 2,2 + 4,8 = 7 A I T = 3,4 + 4,8 = 8,2 A - Besarnya MCB adalah R,S,T = 10 A - Besarnya penghantar masing masing = 1,5 mm - Besarnya daya yang diperlukan = 3 x 10 A = 6600 VA - Besarnya MCB PLN = 10 A

R + S + T + N - Diketahui Pelanggan PLN 3 Phasa dengan tegangan /380 V dibebani alat motor 3 Phasa sebesar 6600 Watt dengan Cos Q 0,75 dan masingmasing Phasa masih dibebani dengan beban sbb : Phasa R dibebani lampu mercury 1000 Watt dengan Cos Q 0,9 Phasa S dibebani dng AC 2 PK ( 1 PK = 736 Watt ) Cos Q 0,9 Phasa T dibebani dng AC 1 PK Cos Q 0, 9 Ditanyakan : Berapa besarnya arus yang mengalir masing-masing Phasa ( R,S,T) Besarnya MCB pada masing-masing Phasa ( R,S,T ) Besarnya penghantar / kabel tersebut Berapa daya ( VA ) yang diperlukan ke PLN Berapa besarnya MCB yang dipasang oleh PLN Jawab : * daya dalam watt P = E x I x Cos Q - Beban lampu mercury phasa R E x I = 1000 = 1.111 VA = VA 0,9 - phasa S AC 2 pk = 2 x 736 Watt = 1.472 Watt E x I = 1.472 = 1.635,5 VA 0,9 - phasa T AC 1 pk = 736 Watt E x I = VA = 736 = 817,7 VA 0,9 - Motor 3 phasa = VA = 6600 = 8800 VA I rata² = 8800 0,75 380. 3 = 13,3 A - Beban phasa R I = 1111 = 5,05 A S I = 1635,5 = 7,43 A T I = 817,7 = 3,71

Jadi - Besarnya arus R = 5,05 + 13,3 = 18,35 A S = 7,43 + 13,3 = 20,73 A T = 3,71 + 13,3 = 18,01 A - Besarnya MCB R = 20 A, S = 25 A, T = 20 A - Besarnya penghantar = R = 2,5 mm ; S = 4 mm ; T = 2,5 mm - Besarnya daya PLN = 16.500 VA - Besarnya MCB PLN = 3 x 25 A

BAGAN PENGAWATAN PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI ( PHB ) Untuk Daya Tegangan Rendah TR ( < 200 KVA ) Trafo PLN 200 KVA PLN PHB BEBAN PLN KWH Meter PLN Daya : 197 KVA 3 x 300 A M Motor 80 KW. Mesin Cos = 0,8 Tegangan = /380 V Lampu Penerang Mercury jmlh 50 Titik @ 100 Watt. Cos = 0,8 Tegangan = V AC Central = 20 PK Cos = 0,9 Tegangan = V 4 x 150 mm Ditanyakan : 1. Berapa daya KVA untuk motor mesin, lampu penerang & AC? 2. Berapa sisa daya yang tidak terpakai? 3. Berapa besarnya arus yang mengalir phasa R, S, T? 4. Berapa daya yang seharusnya digunakan? Jawab : 1. - Daya KVA untuk mesin : P = E x I x Cos Ø 80.000 = E x I x 0,8 E x I = 80.000 0,8 = 100.000 VA = 100 KVA - Daya KVA untuk lampu : P = E x I x Cos Ø 5000 = E x I x 0,8 E x I = 5000 0,8 = 6250 VA = 6,25 KVA - Daya KVA untuk AC : P = E x I x Cos Ø 20 x 736 = E x I x 0,9 14720 = E x I x 0,9 E x I = 14720 0.9 = 16355 VA = 16,3 KVA 2. Sisa daya yang tidak terpakai : = 197 KVA ( 100 + 6,25 + 16,3 ) = 197 KVA 122,55 KVA = 74,45 KVA 3. Daya KVA untuk mesin : Arus yg mengalir di phasa R = 152,1 A = 100 KVA di phasa S = 152,1 + 28,4 = 180,5 A I = 100.000 VA = 152,1 A ( phasa R, S, T ) di phasa T = 152,1 + 74,3 = 226,4 A 380. 3 - Daya KVA untuk lampu : = 6250 VA = 6,25 KVA I = 6250 VA = 28,4 A ( phasa S ) - Daya KVA untuk AC : = 16355VA = 16,3 KVA I = 16355 VA = 74,3 A ( phasa T )

R S T N GROUP I M 800 KVA GROUP I M

Daya 1385 KvA PLN APP R S T N Sekring TM? 800 KVA TR TM Sekring TM R Incoming S 400 KVA TR T Sekring TM R S 600 KVA TR T Berapa Pengaman (Sekering) TM =? = ( A ) Berapa Pengaman (Sekering) TR =? = ( A ) Untuk masing-masing trafo Berapa Besar Kabel ( luas penampang ) TM=.meter Berapa Besar Kaber ( luas penampang ) TR=.meter Untuk masing-masing trafo

I. PELAYANAN TEKNIS S O P ( Standard Operation Prosedur ) 1. GANGGUAN LISTRIK 1.1 PADAM Apabila listrik ditempat Anda padam,lakukan hal hal sebagai berikut : Periksa apakah semua fasa (R,S,T) mengalami padam? Bila Ya, maka periksa peralatan pada panel distribusi Utama (MDP = Main Distribution Panel ) apakah ada gangguan? Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan dengan pengamanan yang memenui persyaratan,karena apabila menggunakan pengamanan yang tidak memenui persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak trafo, menyebabakan kebakaran atau dapat menjatuhkan pembatas PLN. Setelah diadakan penggantian, apakah peralatan sudah menyala dan berfungsi baik? Bila Ya proses selesai Bila Tidak lakukan pemeriksaan pada SDP Bila Tidak Lapor ke PLN, cq dinas gangguan karena gangguan berada diluar instalasi Pelanggan,Hubungi Petugas PLN, telepon No. 123 atau dinas gangguan setempat. Bila Tidak, maka periksa peralatan pada panel distribusi utama ( MDP = Main Distribusi Panel ) apakah ada gangguan? Bila Ya, lakukan penggantian pengamanan pada fasa yang rusak dengan Pengamanan yang memenuhi persyaratan, karena apabila menggunakan pengamanan yang tidak memenui persyaratan ( modifikasi ) dapat marusak Trafo, menyebabakan kebakaran atau dapat menjatuhkan pembatas PLN. Bila Tidak, periksa pengaman ; peralatan ; kabel SDP pada lokasi padam Bila terjadi kerusakan, ganti pengamanan pada fasa yang rusak dengan pengaman yang tidak memenuhi persyaratan ( modifikasi ) menyebabkan kebakaran atau dapat menjatuhkan pengaman MDP Bila tidak terjadi kerusakan lakukan pemeriksaan pada instalasi / peralatan dan lakukan penggantian sehingga peralatan menyala dan berfungsi dengan baik

SINGLE LINE DIAGRAM PENYAMBUNGAN / PENGUKURAN TM UNTUK KONSUMEN BESAR JTM Titik Penyambungan Alat Pembatas (Apb) Lightning Arester ( LA ) Trafo Arus (CT) Meter PLN Trafo Tegangan... Trafo Distribusi Panel Distribusi Utama ( MDP ) Sub Distribusi Panel ( SDP ) BEBAN ( Motor, Lampu, Pemanas dll )

CARA CARA PENGAMAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH > BODY PERALATAN Sistem Pentanahan tegangan rendah umumnya dikenal dengan pentanahan body peralatan konsumen. Tujuanya adalah untuk mengurangi tegangan sentuh jika terjadi kebocoran arus pada peralatan yang dipergunakan konsumen. Pada sistem ini netral trafo disambung dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm, dengan mempergunakan tahanan pembumian sebesar 0,1 Ohm, dengan mempergunakan penghantar tembaga (Cu) minimum luas penampangnya adalah 50 mm². Pengukuran tahan pembumian dilakukan dengan mempergunakan tahanan pembumian yang dilaksanakan pada musim kemarau atau kondisi tanah kering ( nilai tahan < 0,1 Ohm ). Pentanahan ini tidak boleh digabung dengan pentanahan peralatan konsumen. Kita mengenal dua macam sistem pentanahan yaitu : - Sistem PNP ( Pentanahan Netral Pengman ) SPLN 3 : 1978 - Sistem PP ( Pentanahan Pengaman ) Sistem PP adalah sistem pentanahan yang terpisah dengan penghantar netral, sedangkan pada sistem PNP pentanahannya digabung dengan penghantar netral. R R S S T N T.M R1 T ------------------------------------------------- N fuse fuse R2 Pembumian peralatan Sistem PP R2 Sistem PNP Pembumian peralatan

Sesuai dengan tujuannya, maka diberikan tabel dibawah ini agar pelanggan mengetahui betapa bahayanya tegangan sentuh terhadap manusia apabila melebihi ketentuan, apalagi bila waktu sentuhnya terlalu lama. Besar dan lama Tegangan sentuh Maksimum ( IEC ) Tegangan sentuh Waktu pemutusan Maksimum ( Volt ) rms ( detik ) < 50 50 75 90 110 150 280 1,0 0,5 0,2 0,2 0,1 0,05 0,03 > SISTEM PENTANAHAN Pentanahan Netral sistem 3 fasa adalah untuk pengamanan sistem dari gangguan tanah dan pengamanan isolasi peralatan instalasi akibat tegangan lebih sewktu terjadi gangguan fasa ketanah. Macam macam sistem pertanahan : - Pentanahan Netral Langsung ( Solid ) - Pentanahan Netral melalui Tahanan ( Resistans ) - Pentanahan Netral mengambang ( Floating ) - Pentanahan Netral melalui Peterson Coil. Hal hal yang menyebabkan dipilihnya sistem pentanahan yang berbeda beda di Indonesia antara lain sebagai berikut : - Jumlah / frekuensi gangguan tanah - Kemampuan mesin memasok arus gangguan tanah - Kemampuan isolasi peralatan terhadap tegangan lebih - Tegangan kedip - Kecepatan penyelesaian gangguan tanah - Kerusakan peralatan akibat gangguan tanah - Besar / luasnya jaringan distribusi - Faktor ekonomi - Ketersediaan peralatan proteksi - Kebijakan manajemen Untuk Distribusi Jawa Tengah dan Jogyakarta memakai Pentanahan Netral Langsung ( Solid ). Netral Sistem dibentuk oleh 3 fasa dengan hubungan Y yang memasok Jaringan Distribusi. Titik netral trafodihubungkan langsung ketanah, oleh karena itu pada sistem ini harus mempunyai tahanan tanah yang rendah. Yaitu mempunyai nilai tahanan antara 0,5 sampai dengan 3 Ohm.

Salah satu keuntungan pentanahan Langsung ( Solid ) adalah proteksi relai ganguan tanah bekerja lebih pasti dan cepat. Pembedaan yang dilakukan dapat single phase ( Trafo 1 fasa ) dan three phase ( trafo 3 fasa ). Pada beban yang tidak seimbang kawat netral dialiri arus beban. Pengukuran beban yang dipergunakan adalah dengan menggunakan KWH meter 3 fasa 4 Kawat.