BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno

5. (775 M) M M M 9. (832 M) 10. (842 M) 11. (850 M) 12. (856 M) 13. (863 M) 14. (880 M) 15. (907 M) 16.

Sekilas Sejarah Kerajaan Medang

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga :

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai tokoh Sanjaya sebagai pendiri Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah

1. Prasasti Kedudukan Bukit (605 Saka=683 M)

Prasasti Sojomerto. Dalam Kontek Sejarah Medang. Oleh : Riboet Darmo Soetopo

di JAW A TE N GAH S E LATAN

Uji Kompetensi. Sumber : Taufik Abdullah (ed) Indonesia Dalam Arus Sejarah. Jilid II. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve.

1. Menurut pendapat kamu teori atau pendapat mana yang paling kuat terkait dengan

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

MASA KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN KERAJAAN ISLAM

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

Sh. Musthofa Suryandari Tutik Mulyati. Sejarah UNTUK SMA/MA KELAS XI PROGRAM BAHASA

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

KERAJAAN TARUMANEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

INTERAKSI KEBUDAYAAN

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Kertanegara B. Raden Wijaya C. Jayawardhana D. Hayam Wuruk E. Tribuanatunggadewi 8. Kitab Sutasoma dikarang oleh seorang pujangga Kerajaan

M, 2016 PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A. Dimensi obyek = 5m x 2m 1 :1. diorama 1 : 1. Dimensi 1 vitrin B = 1,7 m x 1,2 m 1 : 1

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

SIMBOL RAMA DALAM EPOS RAMAYANA BAGI RAJA DAN MASYARAKAT JAWA. Wachid Eko Purwanto. Abstract

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE. di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

MUNCULNYA AGAMA HINDU

Kerajaan Kutai. A. Berdirinya Kerajaan Kutai

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

BAB II ISI. oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Medang Dalam Lintasan Sejarah Indonesia Kuno. Oleh : Slamet Pinardi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :

I. PENDAHULUAN. Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di

PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS LIFE SKILL

PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

Raja-raja: 1) Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk. 2) Asmawarman, anak raja Kudungga, pengaruh Hindu sudah berkembang. 3) Mulawarman, salah satu dari

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kata kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

RAJA YANG BERKUASA DI KERAJAAN SRIWIJAYA 1. Dapunta Hyan Srijayanasa. 2. Sri Indrawarman. 3. Rudrawikrama. 4. Wishnu

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Membekalkan hasil tempatan dan hasil kawasan takluk kepada pedagang antarabangsa.

lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN NEGARA 2 KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

Prasasti ini dimaksudkan untuk memperingati perintah Rakryan Juru Pangambat pada tahun Saka 854 untuk mengembalikan kekuasaan kepada raja

Asal Mula Candi Prambanan

Pertemuan IX. Contoh Kasus candi-candi Periode Jawa Tengah. Universitas Gadjah Mada 1

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

Gambar 1. Setting Penelitian

BAB 2: SEJARAH KEBUDAYAAN HINDU

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB II PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI BOROBUDUR. Candi Borobudur adalah kuil nenek moyang sebagaimana didari sruktur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10

PERPINDAHAN KERAJAAN MATARAM HINDU JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR ABAD X DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

BAB I PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

Bab 2. Bab. Bab 3 Bab 8. Bab 1. Bab. 5 Bab Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

Pengantar. NAROTAMA Keberadaan, Perjuangan & Kesejarahannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. C. Rumusan Masalah o Sejarah bahasa Indonesia o Kedudukan bahasa Indonesia o Fungsi bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kebudayaan di Nusantara terus mengalami perkembangan dari

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

MASARIAH MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA

KONDISI UMUM LOKASI STUDI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah Makuthawangsa Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup Kerajaan Mataram Kuno atau medang. Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pendiri dari dinasti Isyana adalah Mpu Sindok, baru membangun kerajaannya di Tamwlang tahun 929. Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok merupakan lanjutan dari kerajaan mataram.dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan penaklukan karena sejak masa Dyah Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah meluas hingga ke Jawa Timur. B. Rumusan Masalah Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam makalah tentang Kerjaan Mataram Kuno ini, antara lain : 1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno? 2. Dimanakah Letak Wilayah Kerajaan Mataram Kuno? 3. Darimanakah Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno? 4. Siapa saja Silsilah Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno? 5. Prasasti apa saja yang berada di Kerajaan Mataram Kuno? 6. Bagaimana Kehidupan di Kerajaan Mataram Kuno? 7. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno? 1

C. Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain: 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno? 2. Untuk mengetahui Letak Wilayah Kerajaan Mataram Kuno? 3. Untuk mengetahui Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno? 4. Untuk mengetahui Silsilah Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno? 5. Untuk mengetahui Prasasti di Kerajaan Mataram Kuno? 6. Untuk mengetahui Kehidupan di Kerajaan Mataram Kuno? 7. Untuk mengetahui runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno? D. Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah memberikan kita pengentahuan dan wawasan mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, dan sumber sejarahnya, Raja-raja pada Kerajaan Mataram Kuno, kehidupan ekonomi dan sosial masyarakatnya, penggolongan pada masa Kerajaan Mataram Kuno, serta masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno. 2

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas, namun menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal (732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara). Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora dan kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan dari Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah naik tahta, Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali. Setelah berhasil menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya memutuskan untuk membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno. Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal, bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. B. Letak dan Wilayah Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gununggunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur. 3

C. Sumber Sejarah Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirnya Kerajaan Mataram Kuno, yaiut berbentuk Prasasti dan Candi-candi yang dapat kita temui samapi sekarang ini. Adapun untuk Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa prasasti, diantaranya: 1. Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna). 2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha). 3. Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang. 4. Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya. Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi 4

Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur. D. Silsilah Raja-raja Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja dinataranya sebagai berikut: 1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno 2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra 3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra 4. Rakai Warak alias Samaragrawira 5. Rakai Garung alias Samaratungga 6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya 7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala 8. Rakai Watuhumalang 9. Rakai Watukura Dyah Balitung 10. Mpu Daksa 11. Rakai Layang Dyah Tulodong 12. Rakai Sumba Dyah Wawa 13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur 14. Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya 15. Makuthawangsawardhana 16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir E. Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram Kuno Sebagai salahsatu kerajaan terbesar di Indonesia, mataram banyak sekali meninggalkan benda-benda bersejarah, termasuk juga prasasti. Dan berikut diantaranya: 5

1. Prasasti Canggal Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti Sanjaya) adalah prasasti berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini dipandang sebagai pernyataan diri Raja Sanjaya pada tahun 732 sebagai seorang penguasa universal dari Kerajaan Mataram Kuno. 2. Prasasti Kelurak Prasasti Kelurak berangka tahun 782 M dan ditemukan di dekat Candi Lumbung, Desa Kelurak, di sebelah utara Kompleks Percandian Prambanan, Jawa Tengah. Keadaan prasasti Kelurak sudah sangat aus, sehingga isi keseluruhannya kurang diketahui. Secara garis besar, isinya tentang didirikannya sebuah bangunan suci untuk arca Manjusri atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya. Menurut para ahli, yang dimaksud dengan bangunan tersebut adalah Candi Sewu, yang terletak di Kompleks Percandian Prambanan. 3. Prasasti Mantyasih Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang Utara, Jawa Tengah dan memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung. Prasasti ini dibuat sebagai upaya melegitimasi Balitung sebagai pewaris tahta yang sah, sehingga menyebutkan raja-raja sebelumnya yang berdaulat penuh atas wilayah kerajaan Mataram Kuno. Dalam prasasti ini juga disebutkan bahwa desa Mantyasih yang ditetapkan Balitung sebagai desa perdikan (daerah bebas pajak). Di kampung Meteseh saat ini masih terdapat sebuah lumpang batu, yang diyakini sebagai tempat upacara penetapan sima atau desa perdikan. 6

Selain itu disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukir Sumbing (sekarang Gunung Sindoro dan Sumbing). Kata "Mantyasih" sendiri dapat diartikan "beriman dalam cinta kasih". 4. Prasasti Sojomerto Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuna. Prasasti ini tidak menyebutkan angka tahun, berdasarkan taksiran analisis paleografi diperkirakan berasal dari kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 masehi. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu. 5. Prasasti Tri Tepusan Prasasti Tri Tepusan menyebutkan bahwa Sri Kahulunnan pada tahun 842 M menganugerahkan tanahnya di desa Tri Tepusan untuk pembuatan dan pemeliharaan tempat suci Kamulan I Bhumisambhara (kemungkinan besar nama dari candi Borobudur sekarang). Duplikat dari prasasti ini tersimpan di dalam museum candi Borobudur. 6. Prasasti Wanua Tengah III Prasasti ini ditemukan November 1983. Prasasti ini di sebuah ladang di Dukuh Kedunglo, Desa Gandulan, Kaloran, sekitar 4 km arah timur laut Kota Temanggung. Di dalam prasasti ini dicantumkan daftar lengkap dari raja-raja yang memerintah bumi Mataram pada masa sebelum pemerintahan raja Rake Watukara Dyah Balitung. Prasasti ini dianggap penting karena menyebutkan 12 nama raja Mataram, sehingga melengkapi penyebutan dalam Prasasti Mantyasih (atau nama lainnya Prasasti Tembaga Kedu) yang hanya menyebut 9 nama raja saja. 7

7. Prasasti Rukam Prasasti ini berangka tahun 829 Saka atau 907 Masehi, ditemukan pada 1975 di desa Petarongan, kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Prasasti ini terdiri atas dua lempeng tembaga yang berbentuk persegi panjang. Lempeng pertama berisi 28 baris dan lempeng kedua berisi 23 baris. Aksara dan bahasa yang digunakan adalah Jawa Kuna. Isi prasasti adalah mengenai peresmian desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana karena desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung api. Kemudian penduduk desa Rukam diberi kewajiban untuk memelihara bangunan suci yang ada di Limwung. Mungkin bangunan suci tersebut adalah Candi Sajiwan, sebagaimana kata Sanjiwana tadi. Candi Sajiwan yang sering dilafalkan Sojiwan terletak tidak jauh dari Candi Prambanan. 8. Prasasti Plumpungan Prasasti ini ditemukan di Dukuh Plumpungan dan berangka tahun 750 Masehi. Prasasti ini dipercaya sebagai asal mula kota Salatiga. Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra. Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini. 9. Prasasti Siwargrha Dalam prasasti ini tertulis chandrasengkala Wwalung gunung sang wiku yang bermakna angka tahun 778 Saka (856 Masehi). Prasasti ini dikeluarkan oleh Dyah Lokapala (Rakai Kayuwangi) segera setelah berakhirnya pemerintahan Rakai Pikatan. Prasasti ini menyebutkan deskripsi kelompok candi agung yang 8

dipersembahkan untuk dewa Siwa disebut Shivagrha (Sanskerta: rumah Siwa) yang cirinya sangat cocok dengan kelompok candi Prambanan. 10. Prasasti Gondosuli Prasasti ini ditemukan di reruntuhan Candi Gondosuli, di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah. Yang mengeluarkan adalah anak raja (pangeran) bernama Rakai Rakarayan Patapan Pu Palar, yang juga adik ipar raja Mataram, Rakai Garung. Prasasti Gandasuli terdiri dari dua keping, disebut Gandasuli I (Dang pu Hwang Glis) dan Gandasuli II (Sanghyang Wintang). Ia ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuna dengan aksara Kawi(Jawa Kuna), berangka tahun 792M. Teks prasasti Gandasuli II terdiri dari lima baris dan berisi tentang filsafat dan ungkapan kemerdekaan serta kejayaan Syailendra. 11. Prasasti Kayumwungan/Karang Tengah Prasasti Kayumwungan adalah sebuah prasasti pada lima buah penggalan batu yang ditemukan di Dusun Karangtengah, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sehingga lebih dikenal juga dengan nama prasasti Karangtengah. Isi tulisan pada bagian berbahasa Sanskerta adalah tentang seorang raja bernama Samaratungga. Anaknya bernama Pramodawardhani mendirikan bangunan suci Jinalaya serta bangunan bernama Wenuwana (Sansekerta: Venuvana, yang berarti "hutan bambu") untuk menempatkan abu jenazah 'raja mega', sebutan untuk Dewa Indra. Mungkin yang dimaksud adalah raja Indra ataudharanindra dari keluarga Sailendra. 12. Prasasti Sankhara Prasasti Raja Sankhara adalah prasasti yang berasal dari abad ke-8 masehi yang ditemukan di Sragen, Jawa Tengah. Prasasti ini kini hilang tidak diketahui di mana keberadaannya. Prasasti ini pernah disimpan oleh museum pribadi, Museum Adam Malik, namun diduga ketika museum ini 9

ditutup dan bangkrut pada tahun 2005 atau 2006, koleksi-koleksi museum ini dijual begitu saja. Dalam prasasti itu disebutkan seorang tokoh bernama Raja Sankhara berpindah agama karena agama Siwa yang dianut adalah agama yang ditakuti banyak orang. Raja Sankhara pindah agama ke Buddha karena di situ disebutkan sebagai agama yang welas asih. Sebelumnya disebutkan ayah Raja Sankhara, wafat karena sakit selama 8 hari. Karena itulah Sankhara karena takut akan Sang Guru yang tidak benar, kemudian meninggalkan agama Siwa, menjadi pemeluk agama Buddha Mahayana, dan memindahkan pusat kerajaannya ke arah timur. Di dalam buku Sejarah Nasional Indonesia disebutkan bahwa raja Sankhara disamakan dengan Rakai Panangkaran, sedangkan ayah Raja Sankhara yang dalam prasasti ini tidak disebutkan namanya, disamakan dengan raja Sanjaya. 13. Prasasti Ngadoman Prasasti Ngadoman ditemukan di desa Ngadoman, dekat Salatiga, Jawa Tengah. Prasasti ini penting karena kemungkinan besar merupakan perantara antara aksara Kawi dengan aksara Buda. 14. Prasasti Kalasan Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 700 Saka atau 778M. Prasasti yang ditemukan di kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, ini ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini menyebutkan, bahwa Guru Sang Raja berhasil membujuk Maharaja Tejahpura Panangkarana (Kariyana Panangkara) yang merupakan mustika keluarga Sailendra (Sailendra Wamsatilaka) atas permintaan keluarga Syailendra, untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta, serta penghadiahan desa Kalasan untuk para sanggha (umat Buddha). Bangunan suci yang dimaksud adalah Candi Kalasan. 10

F. Kehidupan pada Masa Kerajaan Mataram Kuno 1. Dinasti Sanjaya 1. Kehidupan Politik Berdasarkan prasasti Metyasih, Rakai Watukumara Dyah Balitung (Wangsa Sanjaya ke-9) telah memberikan hadiah tanah kepada 5 orang patihnya yang berjasa besar kepada Mataram. Dalam prasasti Metyasih juga disebutkan rajaraja yang memerintah pada masa Dinasti Sanjaya. Raja-raja itu adalah a. Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya (732-760 M) Masa Sanjaya berkuasa adalah masa-masa pendirian candi-candi siwa di Gunung Dieng. Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya mangkat kira-kira pertengahan abad ke-8 M. Ia digantikan oleh putranya Rakai Panangkaran. b. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M) Rakai Panangkaran yang berarti raja mulia yang berhasil mengambangkan potensi wilayahnya. Menurut Prasati Kalasan, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dibangun sebuah candi yang bernama Candi Tara, yang didalamnya tersimpang patung Dewi Tara. Terletak di Desa Kalasan, dan sekarang dikenal dengan nama Candi Kalasan. c. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M) Rakai Pananggalan yang berarti raja mulia yang peduli terhadap siklus waktu. Beliau berjasa atas sistem kalender Jawa Kuno. Visi dan Misi Rakai Panggalan yaitu selalu menjunjung tinggi arti penting ilmu pengetahuan. Perwujudan dari visi dan misi tersebut yaitu Catur Guru. Catur Guru tersebut adalah Guru Sudarma, orang tua yang melairkan manusia. Guru Swadaya, Tuhan Guru Surasa, Bapak dan Ibu Guru di sekolah Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bersama d. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M) Pada masa pemerintahannya, kehidupan dalam dunia militer berkembang dengan pesat. 11

e. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M) Garung memiliki arti raja mulia yang tahan banting terhadap segala macam rintangan. Demi memakmurkan rakyatnya, Sri Maharaja Rakai Garung bekerja siang hingga malam. f. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 856 M) Dinasti Sanjaya mengalami masa gemilang pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.Pada masa pemerintahannya, pasukan Balaputera Dewa menyerang wilayah kekuasaannya. Namun Rakai Pikatan tetap mempertahankan kedaulatan negerinya dan bahkan pasukan Balaputera Dewa dapat dipukul mundur dan melarikan diri ke Palembang.Pada zaman Rakai Pikatan inilah dibangunnya Candi Prambanan dan Candi Roro Jonggrang. g. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882 M) Prasasti Siwagraha menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rakai Kayuwangi memiliki gelar Sang Prabu Dyah Lokapala. h. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M) Sri Maharaja Rakai Watuhumalang memiliki prinsip dalam menjalankan pemerintahannya. Prinsip yang dipegangnya adalah Tri Parama Arta i. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong (898-915 M) Masa pemerintahannya juga menjadi masa keemasan bagi Wangsa Sanjaya. Sang Prabu aktif mengolah cipta karya untuk mengembangkan kemajuan masyarakatnya. j. Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 919 M) Pada masa pemerintahan Dyah Balitung, Daksottama dipersiapkan untuk menggantikannya sebagai raja Mataram Hindu. k. Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 921 M) Rakai Dyah Tulodhong mengabdikan dirinya kepada masyarakat menggantikan kepemimpinan Rakai Daksottama. Keterangan tersebut termuat dalam Prasasti Poh Galuh yang berangka tahun 809 M. Pada masa pemerintahannya, Dyah Tulodhong sangat memperhatikan kaum brahmana. 12

l. Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 928 M) Beliau terkenal sebagai raja yang ahli dalam berdiplomasi, sehingga sangat terkenal dalam kancah politik internasional. 2. Kehidupan Sosial Kehidupa sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur. Terlihat dari sikap gotong oyong mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleran diantara masyarakat sangat baik. Terbukti dengan adanya dua aliran kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi. 3. Kehidupan Ekonomi Perekonomian kerajaan Mataram Kuno saat itu bertumpu pada sektor pertanian karena letaknya yang cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki tanah yang subur. Berikutnya, Mataram mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi pada masa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalu lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur. 4. Kehidupan Agama 5. Berdasarkan prasasti Canggal yang menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Siwa), dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Mataram Kuno Wangsa Sanjaya memiliki kepercayaan agama Hindu beraliran Siwa. 2. Dinasti Syailendra 1. Kehidupan Politik Berdasarkan prasasti yang telah ditemukan dapat diketahui raja-raja yang pernah memerintah Dinasti Syailendra, di antaranya: 1) Bhanu ( 752-775 M ) Raja banu merupakan raja pertama sekaligus pendiri Wangsa Syailendra. 2) Wisnu ( 775-782 M) Pada masa pemerintahannya, Candi Brobudur mulai di banugun tempatnya 778. 3) Indra ( 782-812 M ) Pada masa pemerintahannya, Raja Indra membuat Prasasti Klurak yang berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan. Dinasti Syailendra 13

menjalankan politik ekspansi pada masa pemerintahan Raja Indra. Perluasan wilayah ini ditujukan untuk menguasai daerah-daerah di sekitar Selat Malaka. Selanjutnya, yang memperkokoh pengaruh kekuasaan Syailendra terhadap Sriwijaya adalah karena Raja Indra menjalankan perkawinan politik. Raja Indra mengawinkan putranya yang bernama Samarottungga dengan putri Raja Sriwijaya. 4) Samaratungga ( 812 833 M ) Pengganti Raja Indra bernama Samarottungga. Raja Samaratungga berperan menjadi pengatur segala dimensi kehidupan rakyatnya. Sebagai raja Mataram Budha, Samaratungga sangat menghayati nilai agama dan budaya. Pada zaman kekuasaannya dibangun Candi Borobudur. Namun sebelum pembangunan Candi Borobudur selesai, Raja Samarottungga meninggal dan digantikan oleh putranya yang bernama Balaputra Dewa yang merupakan anak dari selir. 5) Pramodhawardhani ( 883 856 M ) Pramodhawardhani adalah putri Samaratungga yang dikenal cerdas dan cantik. Beliau bergelar Sri Kaluhunan, yang artinya seorang sekar keratin yang menjadi tumpuan harapan bagi rakyat. Pramodhawardhani kelak menjdi permaisuri raja Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya. 6) Balaputera Dewa ( 883 850 M ) Balaputera Dewa adalah putera Raja Samaratungga dari ibunya yang bernama Dewi Tara, Puteri raja Sriwijaya. Dari Prasasti Ratu Boko, terjadi perebutan tahta kerajaan oleh Rakai Pikatan yang menjadi suami Pramodhawardhani. Belaputera Dewa merasa berhak mendapatkan tahta tersebut karena beliau merupakan anak laki-laki berdarah Syailendra dan tidak setuju terhadap tahta yang diberikan Rakai Pikatan yang keturunan Sanjaya. Dalam peperangan saudara tersebut Balaputera Dewa mengalami kekalahan dan melatrikan diri ke Palembang. 14

2. Kehidupan Sosial Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra tidak diketahui secara pasti. Namun, melalui bukti-bukti peninggalan berupa candi-candi, para ahli menafsirkan bahwa kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Syailendra sudah teratur. Hal ini dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat secara bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya. Dengan adanya dua agama yang berjalan, sikap toleransi antar pemeluk agama di masyarakat sangat baik. 3. Kehidupan Ekonomi Mata pencaharian pokok masyarakat adalah petani, pedagang, dan pengrajin. Dinasti Syailendra telah menetapkan pajak bagi masyarakat Mataram. Hal ini terbukti dari prasasti Karang tengah yang menyebutkan bahwa Rakryan Patatpa Pu Palar mendirikan bangunan suci dan memberikan tanah perdikan sebagai simbol masyarakat yang patuh membayar pajak. 4. Kehidupan Agama Sebagian besar raja-raja Dinasti Syailendra beragama Budha Mahayana. Hal ini menunjukkan bahwa agama Buddha telah masuk di Mataram. Dengan dibangunnya candi-candi Buddha untuk beribadah, maka dapat disimpulkan pula bahwa rakyatnya beragama Buddha Mahayana. G. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi. Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan 15

dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan. Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan dinasti Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai pusat kerajaan. Mpu Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yang berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan948 M. Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan Mataram di Jawa Timur antara lain prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti Silet, prasasti Turun Hyang, dan prasasti Gandhakuti yang berisi penyerahan kedudukan putra mahkota oleh Airlangga kepada sepupunya yaitu Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa. 16

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 masehi.kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja yangdidirikan oleh Raja Sanjaya. Adapun raja-raja yang sempat memerintah kerajaan Mataram Kuno antara lain: 1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M) 2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M) 3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M) 4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M) 5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M) 6. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-863 M) 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M) 8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-898 M) 9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910 M) Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami perkembangan dalam kerajaan Mataram Kuno, antara lain: 1. Aspek Kehidupan Politik 2. Aspek Kehidupan Sosial 3. Aspek Kehidupan Ekonomi 4. Aspek Kehidupan Budaya Hindu-Buddha. B. Saran Kita sebagai generasi muda harus mengetahui tentang sejarah Kerajaan- Kerajaan di Indonesia. Agar kita lebih menghargai budaya-budaya kita di Indonesia yang sangat banyak. Menjaga peninggalan-peninggalan pada masa sebelum reformasi. Agar kedepannya kita masih bisa berbagi dan melihat peninggalan serta kebudayaan kita nanti. 17

DAFTAR PUSTAKA http://www.anneahira.com/lokasi-kerajaan-mataram-kuno.htm http://fastrans22.blogspot.com/2013/10/sumber-sejarah-dan-peninggalankerajaan_9857.html http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram-kuno.html http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/penyebab-kejayaan-dankemunduran.html 18

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-nya sehingga makalah tentang Kerajaan Mataram Kuno ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Kerajaan Mataram Kuno. Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan materi yang disajikan dalam makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah mengenai letak Kerajaan Mataram Kuno, dan sumber sejarahnya, Raja-raja pada Kerajaan Mataram Kuno, kehidupan ekonomi dan sosial masyarakatnya, penggolongan pada masa Kerajaan Mataram Kuno, serta masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca. Talaga, Oktober 2015 Penulis, i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1 C. Tujuan Penulisan... 2 D. Manfaat Penulisan... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno... 3 B. Letak dan Wilayah... 3 C. Sumber Sejarah... 4 D. Silsilah Raja-raja... 5 E. Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram Kuno... 5 F. Kehidupan pada Masa Kerajaan Mataram Kuno... 11 G. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno... 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 17 B. Saran... 17 DAFTAR PUSTAKA... 18 ii