TUMOR JINAK OVARIUM A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KONSEP DASAR. kepustakaan ginekologi juga terkenal dengan istilah-istilah fibrimioma uteri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk

Ovarian Cysts: A Review

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(depkes RI, 2011)Kista

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan hlus. Biasanya bertangkai, seringkali

BAB II. Uterus (rahim) 7-7,5 cm lebar di. ini pada. estrogen. estrogen Menopause, uterus. normal 15

1 Universitas Kristen Maranatha

PENANGANNYA : Antibiotika cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. 3

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB II KONSEP DASAR. ovarium yang mempunyai struktur dinding yang tipis, mengandung cairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut dengan mioma uteri. fibroid (Prawirohardjo, 2009). pada wanita berumur tahun (Setiati, 2012).

Gangguan Hormon Pada wanita

Istilah-istilah. gangguan MENSTRUASI. Skenario. Menstruasi Normal. Menilai Banyaknya Darah 1/16/11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

Ardina Miastuti

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

Referat Fisiologi Nifas

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Defenisi. endometrium kavum uteri tidak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

Lampiran 1: Data Rekam Medik Paien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode Januari Desember 2011

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

Pemakaian Kontrasepsi Oral dalam Mencegah Kista Ovarium. The Effect of Effect of Oral Contraception in Preventing Ovarian Cysts

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading :

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MENOMETRORHAGIA DI RUANG FLAMBOYAN RSD MARDI WALUYO BLITAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Anatomi/organ reproduksi wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. atau komplikasi tumor (Samsuhidayat, 1999). atau yang paling sederhana memiliki struktur dinding yang tipis dan

Imaging Modalities in Gynecology. Niko Hizkia Simatupang Universitas Tarumanagara

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dari empat wanita usia reproduksi aktif (Muzakir cit Robbins, 1997). Mioma uteri dikenal

ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS

1. ATONIA UTERI. A. Pengertian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

c. Trigliserid ^ 165 mg/dl

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

Bab IV Memahami Tubuh Kita

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

... Tugas Milik kelompok 8...

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

Transkripsi:

TUMOR JINAK OVARIUM A. Epidemiologi 3 Tumor jinak ovarium kira-kira 15% dari jumlah seluruh kanker epithel ovarium. Biasanya terjadi pada usia <35 tahun. Penggunaan obat-obat penyubur meningkatkan resiko terjadinya tumor ovarium. B. Etiologi Ada beberapa teori yang menerangkan terjadinya tumor ovarium, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. teori ovulasi terjadinya invaginasi kapsul epitel pasca ovulasi ke dalam stroma ovarium. Dengan rangsangan hormone pada stroma, sel-sel epitel berpotensi untuk menjadi kista-kista baru yang nantinya akan menjadi tumor epitel ovarium. 2. teori endokrin epitel pada kapsul ovarium berasal dari mullerian, dan jaringan ini responsive terhadap hormone dengan cara yang sama seperti epitel mullerian berespon saat muncul dalam endometrium atau tuba fallopii. Menurut teori endokrin, di lingkungan hormonal yang tidak seimbang ini dapat menyebabkan neoplasia. 3. teori substansial eksogen teori ini menduga bahwa iritan seperti bedak merupakan factor pemicu tumor neoplastik jinak dan ataupun ganas. 4. teori transformasi tidak semua tumor jinak dapat menjadi ganas, namun ada kemungkinan terjadi degenerasi maligna pada tumor tersebut. C. Gejala dan Tanda pada Tumor Ovarium Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari : 1. Akibat pertumbuhan 1

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya gangguan miksi, obstipasi, edema pada tungkai, tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-lainnya. 2. Akibat aktivitas hormonal Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali tumor itu sendiri yang mengeluarkan hormon. Dapat menyebabkan amenore, dan hipermenore. 3. Akibat komplikasi Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsurangsur menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan gejala yang minimal. Akan tetapi bila perdarahan banyak akan terjadi distensi dari kista dan menimbulkan nyeri perut mendadak. Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih, akan tetapi belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi adalah kehamilan, karena pada kehamilan, uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor sehingga terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut Infeksi pada tumor terjadi jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen seperti appendiksitis, divertikulitis atau salpingitis akuta. Robekan dinding kista dapat terjadi pada torsi tangkai dan trauma seperti jatuh, pukulan pada perut, dan waktu persetubuhan. Bila kista mengandung cairan serous, maka rasa nyeri akan segera mengurang. Tetapi bila robekan kista disertai perdarahan yang timbul secara akut, maka dapat terjadi perdarahan bebas yang menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tandatanda akut abdomen. 2

D. Klasifikasi Tumor Jinak Ovarium Tumor Ovarium Non Neoplastik a. Tumor akibat peradangan b. Tumor lain : Kista folikel Kista korpus luteum Kista lutein Kista inklusi germinal Kista endometrium Kista stein-leventhal Tumor Ovarium Neoplastik Jinak a. Kistik Kistoma ovarii simpleks Kistadenoma ovarii serosum Kistadenoma ovarii musinosum Kista endometroid Kista dermoid b. Solid Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma Tumor Brenner Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma) 1. Tumor Ovarium Non Neoplastik a. Kista Folikel Kista ini merupakan tumor jinak ovarii paling umum dan yang paling sering ditemukan secara kebetulan. Sebuah kista folikuler bisa bertahan sampai beberapa siklus menstruasi dan diameternya bisa mencapai 10cm. 3

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel primer yang tumbuh di bawah pengaruh hormone estrogen dan tidak mengalami atresia. Kista ini bisa soliter maupun multiple. Dinding dalam kista terdiri atas beberapa lapisan sel granulose, karena adanya tekanan dalam kista terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan kista jernih dan mengandung estrogen. Oleh karena itu terkadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista ini lambat laun dapat mengecil dan hilang spontan. kista ini membutuhkan penanganan jika menimbulkan gejala atau jika belum hilang dalam waktu 8-16 minggu. b. Kista Korpus Luteum Pada keadaan tertentu korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persisten). Cairan dalam kista berwarna merah coklat karena perdarahan sering terjadi dalam kista. Dinding kista terdiri atas lapisan sel-sel theca. Kista jenis dapat menimbulkan gangguan haid berupa amenore maupun metroragia. Perdarahan yang terus menerus dapat menimbulkan rupture kista dan menimbukan nyeri perut yang mendadak. Penanganan kista ini menunggu sampai kista hilang sendiri. c. Kista Theca Lutein Kista ini biasanya bilateral dan biasanya akibat pengaruh hormone hcg yang berlebihan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel theca. Kista ini biasanya dijumpai pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, sehingga kista ini akan mengecil pula dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma. d. Kista Inklusi Germinal Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista terletak di 4

bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas 1 lapisan epitel kubik atau torak rendah dan isinya cairan jernih dan serous. e. Kista Stein-Leventhal Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal yang terdiri dari infertilitas, amenore dan hirsutisme tanpa maskulinisasi serta kedua ovarium membesar. Hal ini mungkin disebabkan gangguan keseimbangan hormonal, umumnya terdapat gangguan ovulasi. Hyperplasia endometrium sering ditemukan pada keadaan ini. Terapinya adalah klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi. Namun wedge resection perlu dipertimbangkan apabila terapi dengan klomifen tidak berhasil memberikan ovulasi. 2. Tumor Ovarium Neoplasma Jinak a. Tumor kistik 1) Kistoma ovarii simpleks Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejalagejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. 2) Kistadenoma ovarii musinosum Menurut Meyer, tumor ini berasal dari suatu Teratoma, di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemenelemen lainnya. Tumor ini paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor ini lazimnya berbentuk multilokuler. Tumor ini menerima darahnya 5

melalui suatu tangkai, kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degenerative yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usu dan peritoneum perietale. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan, yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degenerative dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lender yang khas, kental seperti gelantin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari pencampurannya dengan darah. Keganasan dapat terjadi dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma ovarii musinosum. 3) Kistadenoma ovarii serosum Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium), bentuk epitel pada papil beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba. Ditemukan pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Pada umumnya tumor jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma ovarii musinosum. Permukaan kista biasanya licin, berbentuk multilokuler, warnanya putih keabu-abuan, potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papiliferum, tetapi bahwa tumor ini ganas. 30-35% kistadenoma ovarii serosum ini mengalami perubahan menjadi ganas 6

4) Kista endometrioid Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini tidak ada hubungannya dengan endometriosis uteri. 5) Kista dermoid Kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak, Nampak lebih menonjol daripada elemenelemen entoderm dan mesoderm. Tumor ini berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis. Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram. Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Bila dibelah Nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Perubahan menjadi ganas kirakira 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause. 7

b. Tumor Solid 1) Fibroma ovarii Tumor ini berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten. Potensi untuk menjadi ganas sangat rendah yaitu kurang dari 1%. Sering ditemukan pada penderita dalam masa menopause dan sesudahnya. Tumor ini dapat mencapai diameter 2-30cm, beratnya dapat mencapai 20 kg dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabu-abuan. Konsistensinya ada yang benar-benar keras yang disebut fibroma durum, dan ada yang cukup lunak yang disebut fibroma molle. Bila tumor dibelah, permukaannya biasanya homogeny, akan tetapi pada tumor yang agak besar, mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala mendadak. Yang penting ialah bahwa pada tumor ini sering ditemukan sindroma meigs. 2) Tumor Brenner Tumor ini sangat jarang ditemukan, yaitu 0,5% dari semua tumor ovarium. Biasanya pada wanita yang dekat atau sesudah menopause. Menurut Meyer, tumor ini berasal dari sisa-sisa sel-sel Walthard yang belum mengadakan diferensisasi, tetapi penelitian terakhir member petunjuk bahwa sarang-sarang tumor Brenner berasal dari epitel selomik duktus Mulleri. Besarnya tumor beraneka ragam. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, denga kista-kista kecil (multikistik). Mikroskopiknya terdiri dari dua elemen, yaitu sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat. Sarang-sarang tersebut dapat mengalami degenerasi sehingga terbentuk ruangan yang terisi 8

sitoplasma. Tumor Brenner ini menghasilkan estrogen, sehingga terapinya terdiri dari pengangkatan ovarium. 3) Muskulinovoblastoma Tumor ini sangat jarang, biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16 cm diameternya. Tentang asalnya, ada 2 teori, yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel primordial, dan yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium. Pada pembelahan warna permukaan tumor kuning, dan pada pemeriksaan histologik sel-sel disusun dalam stroma seperti zona glomerulosa dan zona fasikulata pada glandula suprarenalis. Tumor ini menyebabkan gejala maskulinisasi seperti hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi mammae, dan perubahan suara. E. Pemeriksaan 4 Selama usia reproduktif, kebanyakan massa di ovarium adalah jinak. Pasien dengan gejala yang akut biasanya memerlukan operasi. Sebaliknya pasien dengan gejala yang kronik sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 1. Riwayat Ginekologik Meliputi tanggal haid terakir, siklus haid, kehamilan, kontrasepsi, riwayat obat-obatan dan riwayat keluarga. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik harus ditujukan pada regio abdomen dan pelvis. Pemeriksaan fisik ini juga diikuti dengan pemeriksaan PAP smear. Pemeriksaan rektovaginal sangat diperlukan untuk menentukan karakteristik fisik dari masaa tersebut. Penentuan akan ukuran tumor ovarium ini sangat penting dalam memutuskan apakah massa ini memerlukan tindakan eksplorasi pembedahan atau tindakan observasi dan tindakan yang bersifat non invasive. 9

Bila pasien dalam keadaan gawat, perhatikan apakah ada hipovolemik. Dapat juga menyebabkan perbesaran KGB, dan efusi pleura, tetapi jarang dijumpai pada tumor jinak ovarium. Pemeriksaan Abdomen Pada abdomen dapat ditemukan adanya cairan, caput medusa pada dinding abdomen, pada palpasi dapat ditemukan adanya massa pada abdomen bawah. Untuk mengetahui adanya akut abdomen, dapat dengan cara mendengarkan bising usus, bila negative kemungkinan terjadi peritonitis. Pasien juga merasa perutnya tegang, tidak nyaman, adanya tekanan pada perut bawah, gejala urinary dan gastrointestinal. Pemeriksaan Bimanual Ini merupakan pemeriksaan yang penting. Dengan cara palpasi massa antara vagina dan abdomen, dinilai apakah massa mobile dan konsistensinya. USG USG dapat memperlihatkan adanya massa ovarium, walaupun tidak dapat membedakan antara yang jinak dan ganas. Massa yang padat cenderung ganas, dibanding dengan massa yang kistik. Selain itu dapat juga digunakan, Transvaginal USG MRI ataupun CT Scan juga dapat membantu. Aspirasi Kista Ovarium dengan Bantuan USG Tidak direkomendasikan sebagai alat bantu diagnostic karena untuk tumor yang ganas, dapat menyebar di sepanjang jalur jarum yang digunakan untuk aspirasi. 3. Pemeriksaan darah dan serum marker Adanya massa di daerah pelvis disertai dengan peningkatan sel darah putih dapat disebabkan oleh infeksi. Serum marker merupakan pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk tumor ovarium. Peningkatan CA 125 dapat mengarahkan pada karsinoma ovarium. 10

F. Terapi 1. Aspirasi kista dengan bantuan USG Keuntunagn dari tekni ini adalah tidak perlu dilakukan operasi, dengan syarat kista yang diaspirasi tidak membentuk cairan kembali. Setelah cairan diaspirasi perlu pemeriksaan sitologi. Tidak dianjurkan untuk tumor ganas. Calon terbaik untuk aspirasi adalah wanita muda dengan kista yang unilateral, unilokular, diameter <10 cm. Dapat diterapkan pada pasien yang memiliki resiko yang besar jika dilakukan operasi. 2. Laparoskopi Indikasi laparoskopi : Massa abdomen yang meragukan Usia < 35 tahun USG menunjukan tidak ada massa padat Simple ovarian cyst Keuntungan laparoskopi yaitu nyeri post operatif sedikit, mempersingkat lamanya perawatan, dapat cepat kembali beraktifitas, memperkecil kemungkinan terjadinya perlengketan dibanding dengan laparotomi. Kerugiannya antara lain, eksisi yang tidak lengkap dari dinding kista,dan kemungkinan adanya keganasan yang tidak diprediksi dapat terjadi. 3. Laparotomi Kista dermoid sebaikya dilakukan laparotomi, karena kemungkinan cairannya bocor dan mengakibatkan komplikasi yang serius. Pada wanita < 35 tahun, tumor ovarium jarang yang menyerupai keganasan. Laparotomi penting mengeksplorasi seluruh abdomen dan melihat keadaan kedua ovarium. Pada wanita <35 tahun tumor ovarium sering kelihatan tidak ganas, bahkan mungkin massa tersebut adalah tumor ganas, yang tampak seperti germ tumor yang responsif terhadap kemoterapi. Maka kistektomi atau oophorectomy merupakan terapi yang cocok dan aman untuk massa ovarium pada kelompok usia ini. 11

TUMOR JINAK UTERUS A. ETIOLOGI Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang berpendapat: 1. Teori Stimulasi Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa : a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause d. Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma uteri 2. Teori Cellnest atau genitoblas Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen. B. Jenis Mioma Uteri Berdasarkan posisi mioma uteri terdapat lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi dalam 3 jenis : 1. Mioma Submukosa 12

Tumbuhnya tepat di bawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi, wlaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu curet bump (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix atau vagina, disebut mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan miomgeburt, sering mengalami nekrose atau ulcerasi. 2. Interstinal atau intramural Terletak pada miometrium. Kalau lebar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol. 3. Subserosa atau subperitoneal Letaknya di bawah lapisan tunica serosa, kadang-kadang vena yang ada di bawah permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Kadang-kadang mioma subserosa timbul di antara dua ligalatum, merupakan mioma intraligamenter, yang dapat menekan uterus dan A. Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut sebagai parasitic mioma.mioma subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi. 13

C. Gambaran Klinik Gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak sadar bahwa mereka mengandung satu tumor dalam uterus. Gejala-gejala tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural, submucous) digolongkan sebagai berikut : 1. Perdarahan tidak normal Perdarahan ini serng bersifat hipermenore; mekanisme perdarahan ini tidak diketahui benar, akan tetapi faktor-faktor yang kiranya memegang peranan dalam hal ini adalah telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam kontraktibilitas miometrium. 2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah Dapat terjadi jika : a. Mioma menyempitkan kanalis servikalis b. Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim c. Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis d. Terjadi degenerasi merah 3. Tanda-tanda penekanan 14

Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mioma uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap uretes bisa menyebabkan hidro uretre 4. Infertilitas dan abortus Infertilitas bisa terajdi jika mioma intramural menutup atau menekan pors interstisialis tubae; mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus. D. Pemerikasaan Penunjang a. Laporoskopi : untuk mengetahui ukuran dan lokasi tumor b. USG abdominal dan transvaginal c. Biopsi : untuk mengetahui adanya keganasan E. Penatalaksanaan 1. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi hanya diobservasi tiap 3 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma akan lisut setelah menopause 2. Radioterapi 3. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu 15

4. Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila uterus melebihi seperti kehamilan 12 14 minggu 5. Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 minggu. 16