Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

dokumen-dokumen yang mirip
Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

SNI Standar Nasional Indonesia

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Disusun oleh: Chitta Putri Noviani PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

Konsentrasi (μg/m 3 )*** Perubahan konsentrasi (μg/m 3 )****

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

BAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Maret 2012 di laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

PENENTUAN KONSENTRASI AMMONIA (NH3) MENGGUNAKAN METODE INDOFENOL PADA UDARA DI TOILET FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN (SNI

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

Pemberian larutan kimia ke dalam contoh air laut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan

3 Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik yang berdasarkan

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

III. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

Transkripsi:

1. Amonia (NH3) Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin. Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di suhu - 33 C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia. Amonia umumnya bersifat basa (pkb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pka=9.25). 2. Metode Pengukuran 2.1. Metode Indofenol untuk Pengukuran Kadar NH 3

Amoniak dari udara ambient yang telah diserap oleh larutan penyerap asam sulfat akan membentuk garam ammonium sulfat kemudian direaksikan dengan fenol dan natrium hipoklorit dalam suasana basa membentuk senyawa kompleks indofenol yang berwarna biru. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengam menggunakan spekrtofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 640 nm. 3. Contoh Kegiatan Pengukuran Kualitas Udara Ambien NH 3 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak 25 Oktober 2010 sampai 31 Oktober 2010. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian Sampel yang digunakan untuk penelitian yaitu udara ambient di sekitar halte Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bahan yang digunakan adalah absorber SO2, absorber NO2, Absorber NH3, Aquades, Filter Hidrofobik pori 0,5 m diameter 110 cm, Botol/wadah sample + penutupnya, Plastic polietilen/pe, Larutan induk nitrit, Larutan standar nitrit, Larutan induk natrium metabisulfit, Larutan standar natrium metabisulfit, larutan pararosanilin hidroklorida, indikator kanji, Larutan formaldehid, larutan asam sulfanilik 0,6%, Larutan Iodin 0,1 N, Larutan stok amoniak 1000ug, dan Pereaksi A dan B. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Impinger / tabung, Low Volume Air Sampler (LVAS), pompa penghisap udara (Vaccum pump), Ketas saring, flowmeter, Termometer, Hygrometer, Sound level meter, Anemometer, Stopwatch, Hand Tally Counter, Desikator, Pinset, timbangan analitik, Pipet, Labu ukur, Erlenmeyer, Spektrofotometer UV-Vis.

3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1 Persiapan a) Pembuatan larutan penyerap (Absorber) NH 3 Dimasukkan 3 ml H2SO4 97% ke dalam labu ukur 1000 ml yang telah berisi air suling kurang lebih 200 ml lalu ditepatkan sampai batas tera. b) Filter yang diperlukan disimpan di dalam desikator selama 24 jam agar mendapatkan kondisi stabil. c) Fiter kosong pada 1.a ditimbang sampai diperoleh berat konstan, minimal tiga kali penimbangan sehingga diketahui berat filter sebelum pengambilan sampel, dicatat berat filter blanko (B1) dan filter sampel (W1). Masing-masing filter tersebut ditaruh dalam plastic PE setelah diberi kode sebelum dibawa ke lapangan. d) Pompa penghisap udara dikalibrasi dengan kecepatan laju aliran udara 1 L/menit dengan menggunakan flow meter. e) Masing-masing absorber ditempatkan pada botol sampel sebanyak 10 ml dan diberi kode. 3.3.2 Pengambilan Sampel Dibawa seluruh peralatan dan bahan ke lokasi sampling yang sudah ditentukan. Dihubungkan midget impinge dan LVAS ke pompa penghisap udara dengan menggunakan selang silicon atau Teflon. Dipasang flowmeter pada selang. Dipastikan tidak ada kebocoran pada setiap sambungan selang baik yang berhubungan dengan LVAS dan midget impinge maupun ke pompa penghisap udara. LVAS diletakkan pada titik pengukuran dengan menggunakan tripod kira-kira setinggi zona pernafasan manusia. Dibilas tabung midget impinge dengan aquadest lalu dimasukkan larutan absorber (SO 2, NO 2, NH 3 ) masing-masing 10 ml ke tabung midget impinger sesuai dengan gas yang akan

diuji. Filter sampel dimasukkan ke dalam LVAS holder dengan menggunakan pinset dan tutup bagian atas holder. Pompa penghisap udara dihidupkan (Power On) dan dilakukan pengambilan sampel dengan kecepatan laju aliran udara (Flow rate 1 Lmenit) Diatur timer selama 1 jam. Lama pengambilan sampel dapat dilakukan selama beberapa menit hingga satu jam (tergantung pada kebutuhan, tujuan dan kondisi dilokasi pengukuran). Dilakukan pembacaan temperature (t awal) dan tekanan udara (P awal), dicatat. Diperhatikan dan dicatat kondisi sekitar lokasi sampling (kondisi cuaca, sumber-sumber emisi, dll). Apabila lokasi sampling di pinggir jalan, dihitung jumlah kendaraan bermotor yang lewat selama sampling dengan bantuan hand tally counter. Dicatat data tersebut. Sebagai data pendukung, dilakukan pengukuran kebisingan dan kecepatan angin pada lokasi sampling selama 10 menit. Dicatat. Setelah 1 jam pompa penghisap udara dimatikan (Power Off). Dilakukan pembacaan temperature (t akhir) dan tekanan udara (P akhir), dicatat. Dipindahkan masing-masing absorber pada midget impinge ke botol sampel dan masingmasing diberi label (Kode sampel, titik sampling, hari, tanggal, dan tenaga sampler). Dibilas kembali dengan aquadest masing-masing tabung pada midget impinger. Dipindahkan filter sample yang ada di LVAS ke plastic PE. Diberi label pada wadah tersebut (Kode sampel, titik sampling, hari, tanggal, dan tenaga sampler). Setelah selesai pengambilan sampel, debu pada bagian luar holder dibersihkan untuk menghindari kontaminasi. Dikemas peralatan. Selanjutnya bahwa sampel gas dan debu ke laboratorium untuk dianalisa. Filter dimasukkan ke dalam desikator selama 24 jam. 3.3.3 Penentuan partikulat 1) Timbang filter sampel dan filter blangko sebagai pembanding menggunakan timbangan analitik yang sama sehingga diperoleh berat filter blangko (B 2 ) dan filter sampel (W 2 ) catat hasil penimbangan tersebut.

2) Hitung volume sampel udara yang diambil (V) Sampel uji udara yang diambil dikoerksi pada kondisi normal (25 o C, 760 mmhg) dengan menggunakan rumus : Keterangan : V F1 F2 t Pa Ta : volume udara yang dihisap : laju alir awal (L/menit) : laju alir akhir (L/menit) : durasi pengambilan sampel (menit) : tekanan udara rata-rata selama pengambilan sampel (mmhg) : temperature rata-rata selama pengambilan sampel (K) 298 : temperature pada kondisi normal 25 o C (K) 760 : tekanan udara pada kondisi normal 1 atm (mmhg) 3) Hitung kadar debu total di udara dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( ) ( ) ( ) Keterangan : C W2 W1 B2 B1 V : kadar debu total : berat filter sampel uji setelah pengambilan sampel : berat filter sampel uji sebelum pengambilan sampel : berat flter blanko sebelum pengambilan sampel : berat filter blanko setelah pengambilan sampel : volume udara pada waktu pengambilan sampel (L)

3.3.4 Penetapan kadar NH 3 dalam udara dengan metode Indofenol. a) Pembuatan kurva kalibrasi Dibuat deret standard dengan kondentrasi 0, 2, 4, 8, dan 10 μg/ ml dalam labu ukur 25 ml. Dipipet sebanyak 4 ml dari setiap deret standard dalam test tube, lalu disimpan dalam water bath selama 1 jam dengan temperatur 30 o C. Kemudian ditambahkan masing-masing 2 ml pereaksi A dan 2 ml pereaksi B. Setelah itu dihomogenkan hingga terbentuk warna biru dan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 640 nm. Lalu dibuatlah kurva kalibrsi dari hasil absorban yang terukur. b) Pengukuran Sampel Dipipet 4 ml sampel ke dalam test tube, kemudian disimpan dalam water bath selama 1 jam dengan temperatur 30 o C. Lalu ditambahkan pada test tube tersebut 2 ml pereaksi A dan 2 ml pereaksi B. Dan dihomogenkan sampai terbentuk warna biru dan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 640 nm. 3.3.5 Hasil dan Pembahasan Penentuan kadar gas amoniak (NH 3 ) dalam udara ambient menggunakan metode Indofenol. Dimana amoniak dari udara ambien yang telah dijerap oleh larutan penjerap asam sulfat, akan membentuk amonium sulfat. Reaksinya sebagai berikut : NH 3 + H 2 SO 4 (NH 4 ) 2 SO 4 Kemudian direaksikan dengan fenol dan natrium hipoklorit dalam suasana basa dengan katalis natrium nitroprussida, akan membentuk senyawa komplek indofenol yang berwarna biru. Reaksinya adalah :

Gambar 5. Reaksi sampel pada metode Indofenol Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm dengan kisaran konsentrasi 20μg/Nm 3 sampai 700 μg/nm 3 (0,025 ppm sampai 1 ppm). Berikut kurva kalibrasinya : Gambar 6. Kurva Kalibrasi NH 3 sehingga didapat jumlah NH 3 dari sampel ujinya : Tabel 19. Jumlah NH 3 dalam sampel

C 1000 Va3 C 1000 Va3 Dihitung nilai konsentrasinya adalah: = - 0.44 µg/ Nm 3 untuk pagi hari = 0.31 µg/ Nm 3 untuk sore hari Dari hasil konsentrasi yang didapat, bahwa pada pagi hari didapat nilai yang negatif yang berarti nilai terlalu kecil. Hal ini dapat dilihat juga dari intensitas warna biru yang dihasilkan. Pada sampel ini warna biru yang terbentuk adalah biru bening. Sedangkan pada sore hari didapat niali konsentrasi untuk gas amoniak adalah 0.31 µg/ Nm 3. Pada Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 kadar pencemar NH 3 tidak dicantumkan.