PENENTUAN INDEKS ABSORBANSI KMnO4 DENGAN SPEKTROFOTOMETRI 1. Tujuan Menentukan kadar KMnO4 dalam larutan cuplikan berwarna dengan analisis

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Spektrofotometer UV /VIS

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

BAB IV HASIL PENGAMATAN

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

MAKALAH Spektrofotometer

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH.

Spektrofotometer UV-Vis

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai. Gambar 2.1 Struktur Teofilin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

KOLORIMETRI dan SPEKTOFOTOMETRI. Imam Santosa, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM IV METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Spektrofotometri uv & vis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK., (2014) uraian tentang parasetamol sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA H N. :-asam benzeneasetat, 2-[(2,6-diklorofenil)amino]- monosodium. -sodium [o-(dikloroanilino)fenil]asetat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Spektrofotometri UV-Vis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang

Laporan Praktikum Analisis Sediaan Farmasi Penentuan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak salicyl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahan asam (BTA, Mikobakterium tuberkulosa) yang ditularkan melalui udara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

Laporan Kimia Analitik KI-3121

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL-SOAL SPEKTROFOTOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometri)

BAB II. pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah.

Penentuan Kadar Teofilin dalam Sediaan Tablet Bronsolvan dengan Metode Standar Adisi menggunakan Spektrofotometer UV-Visible

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makanan dan biasanya bukan merupakan ingredient khas makanan, mempunyai

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL SPEKTROFOTOMETRI. A. Judul Analisa Mangan (Mn) secara Spektrofotometri dengan metode Persulfat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENENTUAN INDEKS ABSORBANSI KMnO4 DENGAN SPEKTROFOTOMETRI 1. Tujuan Menentukan kadar KMnO4 dalam larutan cuplikan berwarna dengan analisis spektrofotometri. 2. Dasar Teori Spektroskopi adalah studi mengenai interaksi antara energy cahaya dan materi. Warna yang tampak dan fakta bahwa orang bisa melihat adalah akibat absorbansi energi oleh senyawa organik maupun senyawa anorganik. Panjang gelombang dimana suatu senyawa organik menyerap energi bergantung pada struktur senyawa itu, sehingga teknik spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan struktur senyawa yang tidak diketahui dan untuk mempelajari karakteristik ikatan dari senyawa yang diketahui. Spektoskopi adalah suatu keadaan yang terjadi jika suatu cahaya mengenai suatu benda atau materi. Kemudian cahaya itu bisa jadi diserap, dihamburkan, diteruskan, dan dipancarkan kembali oleh materi itu dengan l yang sama maupun berbeda. Apabila benda itu diubah atau dibelokkan sudut getarnya, maka disebut polarimetri. Suatu larutan yang mempunyai warna khas dapat menyerap sinar dengan l ttt. Dalam hubungannya dengan senyawa organik, maka senyawa ini mampu menyerap cahaya. Senyawa organik mempunyai elektron valensi yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Hal penting yang mendasari prinsip ini adalah bahwa penyerapan sinar tampak atau ultraviolet dapat mengakibatkan ttereksitasinya electron dari molekul. Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut maengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsikan. (Riyadi, 2008) Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang absorbsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu. (Underwood,1994) Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu: spektrofotometer ultraviolet, spektrofotometer sinar tampak, spektrofotometer inframerah, dan spektrofotometer serapan atom. (Hadi, 2009) Ketika cahaya melewati melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energy dasar dan energy eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasr pengukuran dari absorbansi dalam spektrofotometer. (Aisyah, 2009) Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca. (Hadi, 2009) Unsur-unsur penting suatu spektrofotometer, yaitu: Sumber energi radiasi yang kontinue dan meliputi daerah spektron Monokromator Wadah untuk sampel Defektor: transducer yang mengubah energi radiasi menjadi isyarat listrik. Penguat dan rangkaian yang bersangkutan yang membuat isyarat listrik cocok diamati Sistem pembacaan yang mempertunjukkan besar isyarat listrik (indikator) Suatu larutan yang mempunyai warna khas dapat menyerap sinar dengan panjang gelombang ttt. Suatu sinar bila mengenai suatu media, intensitasnya akan berkurang. Hal ini disebabkan karena adanya serapan dabn sebagian kecil dipantulkan oleh media. (R.A. Day,1989: 397-403) Prinsip kerja dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi sampel dengan menggunakan kurva standar yang menghubungkan antara konsentrasi sampel dengan absorbansinya. Larutan sampel yang digunakan memiliki lima konsentrasi yang berbeda. Lima konsentrasi tersebut diukur panjang gelombangnya untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya. Transmitasi (T) sering dinyatakan dengan presentase (% T), dimana: T = P/Po Absorbansi (A) suatu larutan dinyatakan dengan persamaan: A = - log T = log P/Po Berbeda dengan transmitasi, absorbansi larutan bertambah dengan pengurangan kekuatan sinar. Dengan kata lain, absorbansi (A) adalah besarnya intensitas sinar yang diserap suatu medium. Absorbansi tergantung pada jarak yang dijalani oleh radiasi meleati larutan, panjang gelombang radiasi dan sifat jenis zat molekular dalam larutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbansi yaitu jenis pelarut, ph larutan, suhu, konsentrasi elektrolit yang tinggi, dan zat pengganggu. Penyimpanannya jika zat pewarna mengion, berdisosiasi atau berasosiasi dengan larutan serta membentuk ion kompleks yang posisinya bergantung pada konsentrasi dan cahaya tidak monokromatis. (Hedayana dkk, 1994: 145) Hukum lambert menyatakan bahwa cahaya

monokromatik melewati medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Hukum Beer menyatakan bahwa intensitas cahaya berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier. Hukum Beer hanya digunakan tepat untuk radiasi monokromatis dan sifat macam zat yang menyerap diatas jangkauan konsentrasi yang bersangkutan. (Denney, 1994) Lambert-Beer mengamati hubungan antara intensitas sinar (monokromatis) mula-mula dengan intensitas sinar (monokromatis) setelah melalui media, yang persamaannya: Log Io/It = ebc Dimana, Io = Intensitas mula-mula It = Intensitas setelah melalui media e = absorbtivitas molar b = tebal media / larutan c = konsentrasi larutan dari persamaan teresebut, log (Io/It) merupakan absorbansi (A). Grafik antara absorbansi dengan konsentrasi media larutan berwarna berupa garis lurus yang melalui pusat sumbu. Agar perubahan absorbansi oleh perubahan konsentrasi lebih sensitif dan lebih cepat, maka panjang gelombang dengan serapan maksimum. Syarat-syarat penggunaan Hukum Beer a. Syarat Konsentrasi b. Syarat Kimia c. Syarat Cahaya d. Syarat Kejernihan Penyimpangan Hukum Lambert- Beer 1. Alur absorbansi versus konsentrasi molar akan berupa tidak linier sepanjang seluruh jangka konsentrasi 2. Nilai e tidak tergantung pada sifat dasar spesies penyerap dalam larutan dan panjang gelombang radiasi karena tidak mampu mengawasi kedua aspek tersebut. 3. Nilai e untuk suatu zat dalam larutan berubah dengan perubahan indeks bias yang tergantung pada konsentrasi 4. Radiasi yang relatif kuat yang melalui suatu medium yang hanya mengandung sedikit molekul penyerap, dimungkinkan molekul tereksitasi ke keadaan energi yang lebih tinggi oleh sebagian foton yang tersedia sehingga tidak ada peluang untuk absorbansi lanjut 5. Karakteristik instrumen yang disebabkan efek kelebihan defektor ketidaklinieran pengganda dan piranti kaca serta ketidakstabilan sumber-sumber radiasi atau cahaya 6. Radiasi polikromatik yang menyebabkan lapisan kedua tidak akan menyerap fraksi radian yang sama seperti lapisan pertama (Hadyana, 1992) Hukum Lambert-Beer mengindikasikan bahwa absorbtivitas adalah konsentrasi yang konstan, panjang gelombang yang kecil dan intensitas radiasi. Hukum tersebut tidak menyinggung efek dari temperatur (suhu), panjang gelombang dan sifat alamiah yang terlarut. Dalam prakteknya, temperatur ditemukan hnaya sebagai efek kedua, jika tidak mengubah skala luas. Konsentrasi larutan akan berubah sedikit dengan perubahan temperatur karena perubahan volume. By indrawadi Makassar 21:48 Ballo tala http://indrawadi-ballotala.blogspot.co.id/2014/09/penentuan-indeks-absorbansi-larutan.html endahuluan Analisis kimia dengan metode spektrofotometri didasarkan pada interaksi radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati monokromatik dengan molekul dari suatu materi. Interaksi tersebut meliputi proses adsorpsi, emisi, refleksi dan transmisi radiasi elektromagnetik oleh atomatom atau molekul dalam suatu materi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan fekuensi getaran dari molekul tersebut. Alat yang digunakan dalam pengukurannya disebut spektrofotometer (Henry 2002). Spektrofotometer merupakan penggabungan dua alat yaitu spektrometer sebagai penghasil sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Widarsih 2007). Metode spektrofotometri uv-vis adalah salah satu metode analisis kimia untuk menentukan unsur logam, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Analisis secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh puncak spektrum (190 nm s /d 900 nm), sedangkan analisis secara kuantitatif yang berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media (Fatimah et al. 2009). KMnO4 merupakan senyawa yang berperan sebagai oksidator yang kuat. Kalium permanganat merupakan alkali yang akan terdisosiasi dalam air membentuk ion permanganat dan juga mangan oksida bersamaan dengan terbentuknya molekul oksigen elemental, sehingga senyawa ini berperan sebagai oksidator. Kalium Permanganat wujudnya berupa kristal yang berwarna ungu kehitaman, berbau, dapat larut dalam air, memiliki titik lebur 150 0 C, dan berat molekulnya 158.03 gram/mol. Senyawa K 2 Cr 2 O 7 merupakan oksidator yang kuat, secara teoritis oksidator ini dapat mengoksidasi senyawa organik sampai hampir sempurna (95-100%).K 2 Cr 2 O 7 merupakan zat padat yang berwarna jingga yang larut dalam air dan tidak berbau, memiliki nilai ph pada 100 g/l H 2 O yaitu 3.57, memiliki titik lebur dan titik didih masing-masing sebesar 3980 0 C dan >5000 0 C, densitas yang dimiliki sebesar 2.69 gram/cm 3, dan memiliki massa molar 294,19 gram/mol. (Indang et al. 2009). Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari : sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out (pembaca). Fungsi masing-masing bagian: 1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator. 2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. 3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel (dicatatan) 4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik.

Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer). Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. 5. Visual display/recorder Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.. ( http://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/). Panjang gelombang maksimum Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali. Spektrum absorpsi adalah spektrum yang terjadi karena penyerapan panjang gelombang tertentu dari suatu cahaya. Spektrum absorpsi terdiri atas sederetan garis-garis hitam pada spektrum kontinu. Penyerapan terhadap panjang gelombang tertentu terjadi pada foton yang memiliki energi tepat sama dengan selisih energi antara tingkat eksitasi dengan tingkat dasar. Misalkan spektrum pada matahari. Secara sepintas, matahari seperti spektrum kontinu, akan tetapi jika dicermati akan tampak garis-garis gelap terang yang disebut garis-garis Fraunhofer yang disebabkan oleh cahaya putih dari bagian inti matahari yang diserap oleh atom-atom dan molekul-molekul gas dalam atmosfer matahari maupun atmosfer bumi. http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertianspektrum-absorpsi.html http://banyakhalseru.blogspot.co.id/2014/09/landasan-teori-praktikumpenentuan.html SPEKTROFOTOMETRI Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan

kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu : - Sinar yang digunakan dianggap monokromatis - Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama - Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut - Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi - Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb : A = e.b.c dimana : A = absorban e = absorptivitas molar b = tebal kuvet (cm) c = konsentrasi TAHAPAN PENENTUAN KADAR SAMPEL SECARA SPEKTROFOTOMETRI 1. Penentuan panjang gelombang maksium panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu Alasan mengapa dipergunakan panjang gelombang maksimum dalam pemeriksaan spektrofotometri, sbb : - panjang gelombang max memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar - Pada panjang gelombang max bentuk kurva absorbansi memenuhi hukum Lambert-Beer Hal yang perlu diperhatikan pada penentuannya: Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8

atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik). 2. Penentuan Operating Time (OT) TUJUAN : untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil yaitu saat sampel bereaksi sempurna dengan reagen warna. Waktu kerja ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan 3. Pembuatan Kurva Larutan Baku Linier TUJUAN : untuk memperoleh persamaan larutan baku dalam penentuan kadar sampel Tahapan yang diperlukan sbb : a. Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. b. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur pada?max (berdasarkan hasil?max yang diperoleh dari tahap 1) dan Operating Time (berdasarkan waktu yang diperoleh pada tahap 2) c. Membuat Kurva Larutan Baku yang merupakan hubungan antara konsentrasi (sumbu y) dan absorbansi (sumbu x). d. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku berupa garis lurus. e. Paling sedikit menggunakan 5 rentang konsentrasi yang meningkat yang dapat memberikan serapan linier f. Kemiringan atau slope adalah nilai e (absorptivitas molar). g. Nilai R antara 0,70 1,00 (pertanda terbentuk garis lurus linear pada rentang konsentrasi yang dibuat) Apabila persyaratan pembuatan kurva baku di atas tidak terpenuhi maka penyimpangan dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh: (i) kekuatan ion yang tinggi, (ii) perubahan suhu, dan (iii) reaksi ikutan terjadi. 4. Penentuan Kadar Sampel Penentuan kadar sampel metode regresi linier yaitu metode parametrik dengan variabel bebas (konsentrasi sampel) dan variabel terikat (absorbansi sampel) menggunakan persamaan garis regresi Kurva Larutan Baku. Konsentrasi sampel dapat dihitung berdasarkan persamaan kurava baku tersebut PENENTUAN KETELITIAN METODE SPEKTROFOTOMETRI Melalui Perhitungan Standar Deviation (SD) dan Relative Standar Deviation (RSD) harga SD < 2 dan harga RSD < 2 % dapat dikatakan mempunyai harga ketelitian yang baik. PENENTUAN KETEPATAN METODE SPEKTROFOTOMETRI Metode Penambahan Baku (standard addition method)

Dilakukan dengan menambahkan analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis lagi metode tersebut (WHO, 1992). Nilai rentang recovery dianggap baik 80 120% Uji Perolehan Kembali / Recovery (%) = (Co-C1)/C Co = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan baku C1 = konsentrasi sampel sebelum penambahan larutan baku C = Konsentrasi larutan baku yang ditambahkan

Latar Belakang PRAKTIKUM YANG DILAKUKAN

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi, 1990). Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontiniu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002). Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap (Anonim, 2011). Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini ndiperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,

melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, pnjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. Pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat), sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik ( Eka, 2007 ). Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan di daerah sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan daerah sinar inframerah. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda ( Mathias, 2005 ). Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara menentukan konsentras suatu zat dalam larutan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur dengan menggunakan spektrofotometer. TINJAUAN PUSTAKA Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi

maupun pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood, 1988). Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu : a)spektrofotometer ultraviolet b) Spektrofotometer sinar tampak c) Spektrofotometer infra merah d) Spektrofotometer serapan atom Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifatsifat yang berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah ultra lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di dalam kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi di dalam molekul tersebut (Harjadi, 1990). Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga jenis elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor-kromofor organik seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas nseperti hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar dan disertai dengan peningkatan intensitas. Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran absorbansi dalam spektrofotometer (sutopo, 2006). Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Sastrohamidjojo, 1992) Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan.akurasi menunjukkan kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui seberapa besar tingkat akurasinya.

Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah. Jika diinginkan hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan, misalnya dalam penentuan nilai konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan pengulangan sebanyak n kali. Ilmu yang mempelajari interaksi radiasi dengan materi sedangkan spektrofotometri adalahpengukuran kuantitatif dari intensitas radiasi elektromagnetik pada satu atau lebih panjanggelombang dengan suatu transduser (detektor). Spektrofotometri adalah analisis kuantitatif yang paling sering digunakan karena mempunyai sensitivitas yang baik yaitu 10-4 sampai 10-6. Analisis jenis ini juga relatif selektif dan spesifik, ketepatannya cukup tinggi, relatif sederhana, dan murah ( Mathias, 2005 ). Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi ( Sutopo, 2006 ). Interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi. Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga spektrofotometri disebut juga sebagaispektroskopi absorbsi ( Eka, 2007 ). http://pranantagiat.blogspot.co.id/2013/04/praktikum-kimia-analitikinstrumen.html