MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) PENDAHULUAN. A. Deskripsi Singkat: B. Relevansi: C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran:

dokumen-dokumen yang mirip
Ali Ridho,SE. M.Si.

suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi

PENENTUAN HARGA TRANSFER

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PENENTUAN HARGA TRANSFER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

Encyclopædia Britannica, Inc.

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Transaksi Persediaan Antar Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. hanya perusahaan jasa tapi juga perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

RELEVANT INFORMATION AND DECISION MAKING: MARKETING DECISION

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI TERHADAP HASIL-HASILNYA. Marhakim *) ABSTRAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban

BAB III ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Perkembangan PT. Usaha Dagang Sumber Rejeki

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TARGET COSTING

BAB I PENDAHULUAN. dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip yang konvensional. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN METODE COST- PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

Akuntansi untuk Usaha Perdagangan. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

Variabel Dependen: Efektivitas Penjualan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

BAB II CUSTOMER PROFITABILITY ANALYSIS (CPA) Definisi Customer Profitability Analysis

BAB I PENDAHULUAN. kecil maupun kota besar. Faktor yang membuat kota itu berkembang diantaranya

DAFTAR ISI iv. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian.

EVALUASI DAN PENGENDALIAN

JENIS & KEGIATAN SISTEM INFORMASI PADA LEVEL-LEVEL ORGANISASI M-03

Sistem Pengendalian Manajemen. Case 3-3 Rendell Company

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

Bab 1 Akuntansi Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENERAPAN KEBIJAKAN HARGA TRANSFER BAHAN BAKU UNTUK PENGUKURAN PRESTASI DIVISI PADA PT. HONORIS INDUSTRY

SILABUS Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Jumlah SKS Prodi Standar Kompetensi Deskripsi Mata Kuliah Sumber Bahan (A & G)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

PERENCANAAN KEUANGAN 1

BAB I PENDAHULUAN. pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur dimana hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Review Question 17-1 Brickley, Smith, and Zimmerman, Managerial Economics and Organizational Architecture, 4th ed.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, kebersihan merupakan suatu keharusan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Kondisi seperti ini bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan - perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi didirikan

Silabus. EKA 4040 Akuntansi Manajemen. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Struktur Hirarki

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Tipe & Kegiatan Manajemen, Jenis-Jenis Sistem Informasi) Chairul Furqon

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORITIS

ABSTRAK. Kata kunci: Metode Variabel Costing, Metode Full costing, Harga Pokok Produk, Harga Jual, dan Laba.

Perencanaan Sumber Daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi perusahaan didirikan untuk menyediakan barang atau jasa

Akuntansi Biaya. Cost Accounting, Cost Concept Dan Cost Information System. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S,Ak.

ORGANISASI PERUSAHAAN. Dua pertanyaan dalam kaitannya dengan operasi perusahaan, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

perusahaan adalah menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Tujuan

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam

Transkripsi:

MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) A. Deskripsi Singkat: Dalam modul ini akan dipelajari apa yang dimaksud dengan transfer pricing mulai dari mekanisme dan tujuan melakukan transfer pricing sampai pada metode melakukan transfer pricing dan pengelolaannya. Dibahas pula bagaimana kondisi yang ideal dalam transfer pricing serta kendalanya. B. Relevansi: Mahasiswa diharapkan sudah memahami apa yang dimaksud dengan pusat pertanggungjawaban pusat laba (profit center). C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran: Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan transfer pricing, metode transfer pricing, tujuan transfer pricing, kondisi ideal dan kendala dalam transfer pricing, serta aministrasi atas transfer pricing. PENDAHULUAN Salah satu masalah yang harus diselesaikan dalam suatu perusahaan yang tediri atas beberapa pusat laba adalah manakala terjadi penyerahan barang/jasa dari pusat laba yang satu kepada pusat laba yang lain dalam suatu perusahaan. Transfer barang/jasa tersebut perlu dihitung nilainya dengan wajar agar tercapai keadilan dalam penghitungan laba bagi kedua unit organisasi yang mentransfer dan menerima barang/jasa. Penetapan harga ini disebut transfer pricing. Beberapa penulis menyebut transfer price untuk menunjukkan jumlah nilai uang untuk setiap transfer barang/jasa dari pusat pertanggungjawaban yang satu dengan pusat pertanggungjawaban yang lain. Penulis yang lain lebih mengkhususkan pengertian transfer

pricing sebagai penetapan nilai uang atas barang atau jasa dalam transaksi dua fihak dalam suatu perusahaan yang paling tidak salah satunya adalah pusat laba (profit center). MEKANISME TERJADINYA HARGA TRANSFER Sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya, masalah transfer pricing timbul ketika terjadi serah terima (transfer) barang dan/atau jasa antar pusat pertanggungjawaban. Penetapan harga transfer menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak apabila salah satu atau kedua pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan pusat laba. Pusat pertanggungjawaban yang menyerahkan barang dan/atau jasa disebut sebagai unit penjual, sendangkan pusat pertanggungawaban yang menerima barang dan/atau jasa tersebut disebut sebagai unit pembeli. Sebagai gambaran mengenai mekanisme terjadinya transfer pricing dapat dijelaskan dengan gambaran suatu perusahaan yang mempunyai beberapa unit bisnis (multi bisnis). Misalnya perusahaan tersebut menyelenggarakan unit-unit usaha yang bergerak dalam usaha maskapai penerbangan, hotel, dan pertanian. Masing-masing unit bisnis tersebut dipimpin oleh seorang manajer atau direktur dan unit -unit bisnis tersebut ditetapkan sebagai pusat pertanggungjawaban profit center. Misalnya pada suatu saat pada unit bisnis maskapai penerbangan menggunakan fasilitas unit bisnis hotel untuk menyediakan layanan penginapan bagi para penumpang akibat pesawat mengalami penundaan penerbangan (delay). Peristiwa ini akan menimbulkan transfer jasa dari unit bisnis hotel ke unit bisnis maskapai penerbangan. Unit bisnis maskapai penerbangan membeli jasa layanan dari unit bisnis hotel, dimana pada transaksi tersebut akan terjadi sejumlah nilai moneter yang dibayarkan dari unit bisnis maskapai penerbangan kepada unit bisnis hotel. Dalam kasus lain, dimisalkan untuk keperluan perjalanan dinas, para pejabat unit bisnis hotel menggunakan layanan pesawat dari unit bisnis maskapai penerbangan tersebut, maka dalam hal ini yang terjadi adalah kondisi sebaliknya, dimana unit bisnis maskapai penerbangan memberikan layanan jasa angkutan udara kepada unit bisnis hotel. Unit bisnis

maskapai penerbangan merupakan unit penjual, sementara unit bisnis hotel merupakan unit pembeli. Dalam hal ini juga terjadi pembayaran yang dilakukan oleh unit bisnis hotel ke unit bisnis maskapai penerbangan. Dalam kasus lainnya, bisa saja unit bisnis hotel meminta kiriman produk-produk hasil pertanian dari unit bisnis pertanian, dimana pengiriman tersebut dilakukan menggunakan jasa unit bisnis maskapai penerbangan. Peristiwa ini akan menimbulkan transfer barang dari unit bisnis pertanian ke unti bisnis hotel. Adapun jasa penerbangan yang digunakan layanan jasanya diberikan oleh maskapai penerbangan ke unit bisnis yang menyewa/membeli jasanya, dalam hal ini bisa saja unit bisnis hotel yang menanggung biaya perjalanan, atau unit bisnis pertanian yang menanggung ongkos perjalanan. Dengan demikian pembayaran bisa dilakukan oleh unit bisnis hotel kepada maskapai penerbangan, atau dari unit bisnis pertanian ke unit bisnis maskapai penerbangan. Dari semua contoh di atas, transfer barang maupun jasa harus diperlakukan sebagai transaksi jual-beli sebagaimana umumnya. Artinya transaksi antar unit bisnis tersebut harus disertai dengan penetapan harga barang dan/atau jasa yang ditransfer dari satu unit bisnis ke unit bisnis lainnya. Penetapan harga tersebut sangat tergantung pada kebijakan perusahaan, namun pada dasarnya harus setara pada harga umum sebagaimana yang dilakukan jika transaksi dilakukan dengan pihak luar perusahaan. Ini yang disebut dengan suatu transfer pricing. TUJUAN PENETAPAN TRANSFER PRICING (OBJECTIVES OF TRANSFER PRICES) Penetapan harga transfer (transfer pricing) merupakan suatu mekanisme untuk pendistribusian laba antar pusat laba dalam suatu perusahaan. Transfer Pricing hendaknya dirancang agar dapat mencapai tujuan-tujuan : Menyediakan informasi relevan yang diperlukan bagi unit bisnis dalam menentukan atau menghitung laba yang akurat dan adil.

Mendorong tercapainya goal congruent. Artinya, sistem transfer pricing hendaknya dirancang agar keputusan yang diambil dalam penetapan harga transfer dapat mendorong tercapainya laba unit bisnis yang nersangkutan dan laba perusahaan.secara keseluruhan Membantu pengukuran prestasi ekonomik (economic performance) yang adil atas unit-unit bisnis secara individual. METODE TRANSFER PRICING (TRANSFER PRICING METHODS) Perusahaan perlu menetapkan sistem harga transfer dengan adil dan akurat. Namun juga perlu diperhatikan, sistem hendaknya sederhana sehingga mudah difahami dan mudah diadministrasikan. Prinsip mendasar dalam transfer pricing adalah bahwa harga transfer hendaknya ditetapkan setara dengan harga penjualan kepada pelanggan (customer) dari luar atau harga pembelian dari supplier dari luar. Dua keputusan yang harus diambil bila suatu pusat laba akan bertransaksi jual atau beli dengan pusat laba yang lain yaitu: 1. Apakah perusahaan akan memproduksi sendiri atau membeli dari fihak luar. Keputusan ini menyangkut keputusan sumber (sourcing decision) 2. Apabila diproduksi sendiri, berapa jumlah harga barang yang ditransfer antara pusat laba? Keputusan ini menyangkut keputusan harga transfer (transfer price decision). Penetapan harga transfer dapat berjalan pada situasi yang sangat sederhana sampai yang sangat rumit (complex) tergantung sifat bisnis yang terkait. Situasi Ideal (The Ideal Situation) Penetapan harga transfer akan berjalan dengan efektif dan kondusif jika didukung oleh berbagai faktor positif berikut ini: 1. Competent people - Pihak-pihak yang berkepentingan (para manajer pusat pertanggungjawaban) adalah orang-orang yang kompeten dalam tugasnya. 2. Good Atmosphere - Terdapat suasana bisnis yang baik yang mendukung penetapan harga transfer yang adil. 3. A Market Price - terdapat harga pasar di luar perusahaan untuk barang atau jasa yang diperjualbelikan.

4. Freedom to source - terdapat kebebasan bagi para manajer pusat pertanggungjawaban untuk memilih dalam menentukan sumber barang/jasa yang dibutuhkannya. 5. Full information - pihak-pihak yang berkepentingan memiliki informasi yang lengkap sebagai dasar untuk mereka melakukan pengambilan keputusan. 6. Negotiation - terdapat proses negosiasi dalam rangka transaksi antar pusat pertanggungjawaban. Keterbatasan dalam penentuan sumber (Constraints on Sourcing) Dalam penentuan sumber tedapat dua hal yang menimbulkan keterbatasan yaitu: 1. Keterbatasan penyedia barang /jasa di luar perusahaan (Limited Markets) 2. Terdapat kelebihan atau keterbatasan kapasitas dalam perusahaan (Excess or Shortage of Industry Capacity) COST-BASED TRANSFER PRICE Penetapan harga transfer yang terbaik adalah berdasarkan harga pasar. Bila harga pasar tidak tersedia, harga transfer ditetapkan berdasarkan biaya ditambah laba. Namun demikian, cara ini lebih compleks dan lebih tidak memuaskan bila dibandingkan dengan penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar. Ada dua hal yang harus diputuskan dalam penetapan harga transfer berdasarkan biaya yaitu : 1. Cara menghitung biaya (how to define cost) 2. Cara menghitung tambahan laba (how to calculate the profit markup). Dasar yang dipergunakan untuk menentukan harga transfer atas dasar biaya adalah biaya standard (standard cost). Biaya sebenarnya (actual cost) sebaiknya tidak digunakan untuk menghindarkan pusat laba pembeli (buying profit center) dari beban yang terlalu besar akibat inefisiensi yang dibuat oleh pusat laba penjual (selling profit center). Untuk itu perlu ditetapkan biaya standar yang akurat dan upaya perbaikan penghitungan biaya standar (improve standards).

yaitu: Dalam penghitungan profit markup juga terdapat dua keputusan yang harus diambil 1. Dasar penghitungan profit markup 2. Tingkat/tarif yang ditentukan. Dasar yang paling sederhana adalah prosentase dari biaya (cost), tapi ada dasar lain yaitu prosentase dari investasi. Fixed Cost dan Profit pada Industri Hulu Masalah transfer pricing dapat menimbulkan masalah yang signifikan pada perusahaan yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Dalam keadaan seperti ini perusahaan hilir (yang terakhir dan yang menjual barang kepada pembeli dari luar) menanggung beban biaya dan laba dari perusahaan hulu atas biaya dan laba yang diperhitungkan dalam penjualan internal. Beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengurangi masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Kesepakatan antar unit bisnis (agreement among business units) 2. Two step pricing 3. Profit sharing 4. Two sets of prices Masing-masing strategi tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Agreement among business units Metode ini dilakukan dengan menetapkan mekanisme formal melalui penyelenggaraan pertemuan periodik antar wakil-wakil manajer profit center yang terlibat dalam transaksi jual beli untuk menentukan harga jual dan pembagian laba antar mereka untuk produk dengan jumlah biaya tetap dan laba/profit yang signifikan. Kelemahan cara ini ialah hanya terbatas untuk proses yang menyangkut keputusan terhadap jumlah yang signifikan dan melibatkan minimum satu pusat laba. Selain itu upaya negosiasi semata-mata dipandang sebagai upaya yang kurang mampu menyelesaikan masalah. 2. Two step pricing

Metode ini dilakukan dengan cara : 1. Membebankan biaya variable standar (standard variable cost) untuk setiap produk yang dijual. 2. Membebankan secara periodic (biasanya bulanan) senilai biaya tetap tekait dengan fasilitas yang disediakan untuk unit yang membeli. Berikut ini adalah ilustrasi situasi dilakukannya two-step pricing antara unit bisnis X sebagai produsen untuk produk A serta unit bisnis Y yang melakukan pembelian produk A tersebut. Data pada Unit Bisnis X (Pabrik) Produk A: Expected monthly sales ke unit bisnis Y 5.000 unit Variable cost per unit $5 Monthly fixed cost yang diterapkan atas produk $20,000 Investasi dalam working capital dan berbagai fasilitas $1,200,000 Return on investment kompetitif per tahun 10% Salah satu cara untuk mentrasfer produk A ke unit bisnis Y adalah pada satu harga per unit, dihitung dengan cara sebagai berikut: Transfer Price untuk Produk A: Variable cost per unit $ 5 Plus fixed cost per unit 4 Plus profit per unit* 2 Transfer price per unit $11 *Perhitungan profit: 10% dari monthly investment per unit: ($1,200,000/12) x 10% 5,000 unit

3. Profit sharing Sistem ini dilakukan sebagai berikut : 1. Produk ditransfer ke bagian marketing senilai biaya varibel standar (standard variable cost) 2. Setelah barang dijual, unit bisnis membagi laba yang diperoleh yang berjumlah senilai harga jual yang dikurangi biaya variable dan biaya marketing. 4. Two sets of prices Metode dilakukan dengan cara mengkreditkan pendapatan unit manufaktur selaku penjual sebesar harga jual di luar perusahaan, kemudian unit pembeli dibebani sebesar total biaya standar. Perbedaannya dibebankan kepada account kantor pusat dan dieliminasi pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Pengelolaan Penetapan Harga Transfer (Administration of Transfer Prices) Dalam pelaksanaan penetapan harga transfer terdapat tiga hal penting yang terkait yaitu: 1. Tingkat negosiasi dalam penetapan harga transfer 2. Metode arbitrasi dalam penyelesaian konflik dalam penetapan harga transfer 3. Pengelompokan produk barang yang ditransfer Ketiga hal tersebut sangat penting dalam menciptakan penetapan harga transfer yang adil. Proses negosiasi antara unit penjual dengan unit pembeli akan mendorong tercapainya kesepakatan kedua belah fihak sehingga dapat diharapkab kedua belah fihak akan cenderung merasa puas. Dalam proses penetapan harga transfer sering kali terjadi perbedaan pendapat bahkan sering berbuah konflik yang harus diselesaikan oleh kedua belah fihak. Apabila kedua belah fihak tidak dapat menyelesaikan masalah mereka, proses arbitrasi harus dilakukan untuk menyelasaikan konflik tersebut. Beberapa perusahaan melakukan pengelompokan barang barang yang ditransfer antar unit unit dalam perusahaan sehubungan penetapan sumber keberadaan barang yang ditransfer dan keberadaan harga pasar. Apabila harga pasar tersedia, penetapan sumber perolehan

barang dapat dikendalikan oleh kantor pusat melalui penelaahan keputusan membuat atau membeli yang melebihi jumlah tertentu. ------------------------------ Sumber: Management Control Systems, Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan, 11 th Edition, Mc Graw Hill - 2007.