LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT

dokumen-dokumen yang mirip
3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi

INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

INDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori

Luka dan Proses Penyembuhannya

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

I PENDAHULUAN. 2 bagian yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Saat tubuh

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

PERAN PRESSURE GARMENT DALAM PENCEGAHAN JARINGAN PARUT HIPERTROFIK PASCA LUKA BAKAR

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

Paryono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN :

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Sistem Ekskresi Manusia

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

BIOKIMIA KULIT B Y D R. K U S U M A W A T I S O E T R I S N O

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANATOMI KULIT

1.ANATOMI KULIT Lapisan Epidermis

B. Struktur Kulit Ikan

PENGURUTAN (MASSAGE)

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

Studi Biofarmasetik Sediaan melalui Kulit

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

KULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

Sensasi dan Persepsi

Sistem Saraf pada Manusia

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini. a. Minyak almond dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin

BAB VIII. Fungsi Indera Peraba

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

4. Perhatikan tabel berikut ini Pasangan yang tepat antara organ ekskresi dengan zat sisa yang dikeluarkan adalah

KULIT DAN TURUNANNYA. Dr. Lia Damayanti, MBiomed, SpPA Dept. Histologi FKUI

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

BAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.1

Penyiapan Mesin Tetas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. partikel elektron yang mengalir dari potensial tinggi menuju potensial yang lebih

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT Disusun Oleh: Kelompok 4 1. Sanky Indrajaya 2443013 2. Bernadus D. L. T. K 2443013064 3. Vini Siane Tanaem 2443013256 4. Gerarda Sartika 2443013290 5. Melita Nesiamer Daud 2443013296 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2014

I. Tujuan Untuk mengetahui persepsi nyeri. II. Landasan Teori Integumen atau kulit adalah massa jaringan terbesar di tubuh. Kulit bekerja melindungi dan menginsulasi struktur-struktur di bawahnya dan berfungsi sebagai cadangan kalori. Kulit mencerminkan emosi dan stres yang kita alami, dan berdampak pada penghargaan orang lain merespon kita. Selama hidup, kulit dapat teriris, tergigit, mengalami iritasi, terbakar, atau terinfeksi. Kulit memiliki kapasitas dan daya tahan yang luar biasa untuk dapat pulih kembali (Corwin, 2009). Fungsi integumen adalah sebagai berikut : 1. Perlindungan : kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikan atau kehilangan cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin yang terdapat pada kulit memberikan perlindungan selanjutnya terhadap sinar ultraviolet matahari. 2. Pengaturan suhu tubuh : pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit berfungsi untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh. 3. Ekskresi : zat berlemak, air, dan ion-ion seperti Na + diekskresi melalui kelenjar-kelenjar pada kulit. 4. Metabolisme : dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dimulai dari sebuah molekul prekursor (dehidrokolesterol-7) yang ditemukan di kulit. 5. Komunikasi : a. Secara stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskular yang penting dalam komunikasi (Sloane, 1995). Kulit terdiri dari tiga lapisan, yang masing-masing tersusun dari berbagai jenis sel dan fungsi yang bermacam-macam. Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis, dan subkutis. 1. Epidermis adalah lapisan kulit terluar. Sel-sel epidermis terus-menerus mengalami mitosis, dan diganti sel baru sekurang-kurangnya setiap 30 hari. Epidermis mengandung reseptor sensoris untuk sentuhan, suhu, getaran, dan nyeri. Komponen utama epidermis adalah protein keratin, yang dihasilkan oleh sel keratinosit. Keratin adalah bahan yang

kuat dan memiliki daya tahan tinggi serta tidak larut dalam air. Keratin mencegah hilangnya air di tubuh dan melindungi epidermis dari iritan dan mikroorganisme penyebab infeksi. Keratin adalah komponen utama apendiks kulit yaitu rambut dan kuku (Corwin, 2009). Bagian epidermis yang tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan berikut : a. Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat ada jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya. b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk. Disebut demikian karena selsel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian penghubung intraselular yang disebut desmosom. c. Stratum granulosum terdiri dari tiga atau liam lapisan atau barisan sel dengan granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor pembentukan kreatin. Keratin adalah protein keras dan resilien,anti air serta melindungi permukaan kulit yang terbuka. Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang berkadar sulfur rendah., berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut. Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel berdisintegrasi, menyebabkan kematian sel. d. Stratum lusidum adalah lapisan jernih yang tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati atau hampir mati dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel. e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25-30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratnasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit. Permukaan terbuka dari sttratum korneum mengalami proses pergantian ulang yang konstan atau deskuamasi. Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang terdeskuamasi melalui pembelahan sel di lapisan basalis. Sel tersebut bergerak ke atas, ke arah permukaan, mengalami kreatinisasi, dan kemudian mati. Dengan demikian, seluruh permukaan tubuh terbuka ditutup oleh lembaran sel epidermis mati.keseluruhan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke atas setiap 15-30 hari (Sloane, 1995). 2. Dermis terletak tepat di bawah epidermis. Jaringan inidianggap jaringan ikat longgar dan terdiri atas sel-sel fibroblas yang mengeluarkan protein kalogen dan elastin. Serabutserabut kolagen dan elastin tersusun secara acak, dan menyebabkan dermis teregang dan

memiliki daya tahan. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, dieksresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Di seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik, dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit (sebasea). Pembuluh darah di dermis menyuplai makanan dan oksigen dermis dan epidermis, serta membuang produk-produk sisa. Aliran darah dermis memungkinkan tubuh mengontrol temperaturnya.pada penurunan suhu tubuh, terjasdi pengaktifan saraf-saraf simpatis ke pembuluh darah yang meningkatkan pelepasam norepinefrin. Pelepasan norepinefrin menyebabkan kontriksi pembuluh sehingga panas tubuh dapaet dipertahankan. Apabila suhu tubuh terlalu tinggi, maka rangsangan simpatis terhadap pembuluh darah dermis berkurang sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah dan panas tubuh dipindahkan ke lingkungan (Corwin, 2009). Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membran dasar atau lamina. Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat, yaitu : a. Lapisan papilar : jaringan ikat aerolar regang dengan fibroblas, sel mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang memberi nutrisi pada epidermis di atasnya. b. Lapisan retikular : terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini tersusun dari jaringan ikat reguler yang rapat, kolagen, dan serat elastik. Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul kolagen dan serat elastik mengakibatkan pengeriputan kulit (Sloane, 1995). 3. Lapisan subkutan (hipodermis) mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat di bawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah lemak yang beragam, bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf (Sloane, 1995). Di bawah kulit terdapat lima jenis sek saraf reseptor yang menerima informasi berbeda, yaitu : 1. Ruffini, peka terhadap rangsang suhu panas; 2. Krause, peka terhadap rangsang suhu dingin; 3. Paccini, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan; 4. Meissner, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan; 5. Ujung saraf bebas, peka terhadap rangsang tekanan ringan dan rasa sakit (Karmana, 2008).

III. Alat, Bahan, dan Cara Kerja I. Mekanisme SENSORIS A. PALEO SENSIBILITIES : I. RASA-RASA PANAS DAN DINGIN : 1. a. Sediakanlah 3 buah bak yang masing-masing berisi : I. Air es, II. Air panas 40 C III. Air dengan suhu ± 30 C b. Masukkan telunjuk kanan ke dalam air es dan telunjuk kiri ke dalam air 40 C. Catatlah perasaan yang saudara alami c. Kemudian segera masukkan kedua telunjuk saudara ke dalam bak III : air dengan suhu ± 30 C. Catatlah dan terangkan perasaan yang saudara alami. 2. a. Tempatkanlah punggung tangan saudara ± 10 cm di depan mulut dan tiuplah kulit punggung tangan itu perlahan-lahan. Catatlah rasa yang saudara alami. b. Basahilah punggung tangan itu dengan air dahulu, kemudian tiuplah seperti percobaan tersebut di atas. Catat pula rasa yang saudara alami. c. Oleskan punggung tangan saudara dengan alkohol dahulu, kemudian tiuplah lagi. Rasa yang bagaimanakah yang saudara alami sekarang? Terangkan. II. REAKSI-REAKSI DI KULIT : 1. Letakkan telapak tangan kiri di atas meja dan tandailah suatu daerah 3x3 cm dengan stempel yang telah tersedia. Tutuplah mata orang percobaan. 2. Selidikilah secara teratur mengikuti garis-garis sejajar titik-titik panas dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air panas 50 C (sebelum di letakkan pada telapak tangan, keringkan dahulu kerucut itu dengan handuk). Berilah tanda pada titik-titik itu dengan tinta hitam. 3. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air es. 4. Lakukan percobaaan tersebut di atas untuk menentukan titik tekan dengan menggunakan aesthesiometer rambut dari Frey, dan juga titik nyeri dengan menggunakan jarum. 5. Buatlah gambar tangan di atas kertas putih dan tulislah titik-titik rasa-rasa itu ke dalamnya. 6. Lakukan percobaan tersebut (no.2 sampai dengan 4) untuk daerah-daerah lengan bawah, kuduk dan pipi. B. NEO SENSIBILITIES : I. Lokalisasi rasa tekan :

1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah ujung pensil dengan kuat pada ujung jarinya. 2. Suruhlah orang percobaan menunjukkan dengan pensil tempat yang telah di rangsang itu. 3. Ulangi percobaan tersebut 3x dan tentukan jarak-jarak rata-ratanya. 4. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. II. Diskriminasi rasa tekan 1. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada ujung jarinya. 2. Ambillah mula-mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang percobaan belum dapat membedakan 2 titik. Kemudian perbesarlah jarak ujung jangka setiap kali dengan 2 mm, hingga tepat dapat di bedakan 2 titik oleh orang percobaan. 3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian di kecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang diskriminasi. Ambillah jarak rata-rata dari tindakan no 2 dan 3. 4. Lakukan percobaan no.1 s/d no.3, tetapi sekarang dengan menekankan kedua ujung jangka secara berturut-turut (successif). 5. Tentukanlah dengan cara-cara tersebut di atas ambang diskriminasi 2 titik untuk daerah-daerah kuduk, dan pipi. III. Diskriminasi kekuatan rangsangan. Hukum Weber-Fechner 1. Tutuplah mata orang percobaan dan letakkan tangannya di atas meja dengan telapak tangannya ke atas. 2. Letakkan kotak timbangan dengan beban 5 gr. Di dalamnya pada ujung-ujung jarinya. 3. Tambahkan setiap kali ke dalam kotak timbangan suatu beban, sampai orang percobaan tepat dapat membedakan tambahan berat. Catatlah berat permulaan (+kotak timbangan) dan berat terakhir itu. 4. Lakukan percobaan no.2 dan no.3 dengan beban mula-mula di dalam kotak berturut-turut 10 gr, 50 gr, dan 100 gr. IV. Kemampuan diskriminasi Kemampuan diskriminasi kekasaran

II. 1. Suruhlah orang percobaan dengan mata tertutup meraba-raba dengan ujung jarinya kertas penggosok yang berbeda-beda derajat kekasarannya. 2. Bagaimanakah daya pembedaanya? Ulangi percobaan tersebut dengan lengan bawahnya Kemampuan diskriminasi ukuran : 1. Tekanlah pada telapak tangan orang percobaan (mata tertutup) cincin logam dari bermacam-macam ukuran. 2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya. Kemampuan diskriminasi bentuk : 1. Dengan mata tertutup suruhlah orang percobaan memegang benda-benda kecil yang tersedia, dan suruhlah menyebutkan benda-benda tersebut (lingkaranlingkaran, empat persegi panjang, segi tiga, bulat lonjong, dan lain-lain). 2. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya. RASA NYERI KULIT DAN OTOT 1. Hitamkan (dengan tinta hitam) suatu daerah kecil di kulit lengan bawah, kemudian tempelkan diafragma alat Hardy-Wolff pada kulit tersebut. 2. Lakukan penyinaran dengan kekuatan radiasi yang rendah selama 10 detik. Untuk ini haruslah di atur rheostat. 3. Geserkan tombol rheostat sehingga kekuatan radiasi meningkat dan sinari lagi kulit yang di hitamkan tersebut selama 10 detik. 4. Lakukan tindakan no.3 dengan setiap kali menggeser tombol rheostat, sampai orang percobaan merasa nyeri seperti di tusuk-tusuk. 5. Catatlah angka yang di tunjuk rheostat dan lama penyinaran dalam detik. Ini merupakan nilai ambang rasa nyeri orang percobaan. A. Pengaruh mengalihkan perhatian : 6. Ulangi tindakan no.1 s/d no.4, tetapi sekarang dengan mengalihkan perhatian orang percobaan. Hal ini dapat di laksanakan dengan menyuruh orang percobaan menggaruk-garuk kepalanya atau mengancamnya dengan rangsangan arus listrik atau cara-cara lain yang serupa. 7. Catatlah besarnya radiasi dan waktu radiasi yang di dapat. B. Pengaruh Hyperaemia : 8. Gosoklah kulit yang telah di hitamkan itu dengan balsam yang tersedia, kemudian ulangi tindakan no.1 s/d no.4 tersebut di atas. 9. Catatlah hasil-hasil yang di dapatkan.

IV. Hasil Pengamatan A. Paleo Sensibilitas 1. Rasa Panas dan Dingin a. Jari Tangan : - Kanan (air es) : Dingin - Kiri (air 40 o C) : Hangat - Kanan & kiri (air biasa) : Dingin b. Punggung Tangan : - Kering : Hangat - Basahi dengan air : Dingin - Oles dengan alcohol : Dingin sekali 2. Reaksi-reaksi di Kulit Telapak Tangan: Air panas: Air dingin: Lengan bawah: Air panas: Air dingin: Kuduk: Air panas:

Air dingin: Pipi: Air panas: Air dingin: B. Neo Sensibilitas Telapak Tangan Jumlah Reseptor Rasa-Rasa Kulit Lengan Bawah Kuduk Pipi Air Panas 8 9 8 6 Air Dingin 12 10 10 14 1. Lokalisasi Rasa Tekan Lokasi I II III Rata-rata Ujung Jari 2 nm 1 nm 4 nm 2.3 nm Telapak Tangan 5 nm 3 nm 3 nm 3.67 nm Lengan Bawah 2 nm 9 nm 9 nm 6.67 nm Lengan Atas 12 nm 11 nm 18 nm 13.67 nm Pipi 4 nm 6 nm 1 nm 3.67 nm Kuduk 3 nm 2 nm 3 nm 2,67 nm 2. Diskriminasi Rasa Tekan Secara Serentak (Simultan) Perlakuan Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil Jarak dua titik Jarak dua titik I (mm) II III Ratarata I (mm) II III Ratarata

Ujung jari 4 10 10 8 6 10 6 8 Pipi 6 4 4 4,67 6 8 2 5,33 Kuduk 4 4 6 4,67 4 4 4 4 Secara Berturut-turut (Successif) Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil Jarak dua titik Jarak dua titik Perlakuan (mm) Ratarata (mm) Rata- I II III I II III rata Telapak Tangan 10 8 10 9,33 6 8 6 6,63 Pipi 6 4 2 4 4 4 4 4 Kuduk 6 4 4 4,67 4 4 6 4,67 3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan, Hukum Weber-Fechner Berat mula-mula (gram) Berat Akhir (gram) 5 15 10 15 50 55 100 115 4. Kemampuan Diskriminasi a. Diskriminasi Kekasaran Kekasaran kertas gosok Daya Pembeda 1 2 3 4 b. Diskriminasi Ukuran Koin yang digunakan Daya Pembeda Rp 25,- Rp 50,- Rp 100,- Rp 200,- Rp 500,- c. Diskriminasi Bentuk Bentuk Lingkaran Persegi panjang Segi tiga Bulat lonjong Segi enam (kecil) Daya Pembeda

Segi enam (sedang) C. Rasa Nyeri Kulit dan Otot Nilai ambang rasa nyeri op : 50 s Pengaruh mengalihkan perhatian : 71 s Pengaruh hyperaemia : 35 s V. Pembahasan Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa rasa primitif atau rasa rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron interneuron yang bersinaps lagi dengan motor neuron motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan (Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktur Spino-Talamikus. Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya. Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titiktitik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan kira-kira 1 mm. Pada sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira tiga sampai sepuluh kalireseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 3-5 titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaandada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit. Alat indera untuk nyeriadalah ujung saraf telanjang yang terdapat di hampir semua jaringan tubuh. Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran disebabkan oleh isyaratsensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan

beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi. Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba dengan kepekaan khusus adalah korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang merangsang serabut saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak didalam ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor initerutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat letak tubuh bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang diraba. Golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem anterolateral.sedangkan untuk golongan neo-sensibilities, guyton menyebut dengan golongan sistemkolumna dorsalis-lemnikus medialis. Sistem anterolateral atau paleo-sensibilities mempunyaikemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yaitu kemampuan unutk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas. A. Paleo Sensibilitas 1. Rasa Panas dan Dingin Pada hasil percobaan, reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan paling banyak terletak pada daerah tengah. Hal ini disebabkan karena pada bagian tengah lebih sedikit jaringan lemaknya menyebabkan sensasi titik panas dan dingin lebih terasa. 2. Reaksi-reaksi di Kulit Dari percobaan di dapati bahwa reseptor rasa panas paling sensitif pada daerah pipi dan kuduk. Rasa nyeri berada pada lengan bawah, dan rasa dingin pada krause yang terdapat pada dermis dan banyak ditemukan di daerah mukokatis/bibir dan gomalia eksternal). B. Neo Sensibilitas 1. Lokalisasi Rasa Tekan Reseptor yang merespon pada tekanan adalah corpuscle Pacini. Sensitivitas yang optimal dari corpuscle pacini adalah 250 Hz, rentang frekuensi yang dihasilkan pada ujung jari dengan tekstur yang terbuat dari fitur yang lebih kecil dari 200 mikrometer, sehingga daerah pada ujung jari lebih peka terhadap rangsangan. 2. Diskriminasi Rasa Tekan Ada perbedaan ditekan secara serentak (simultant) dan berturut-turut (succesif). Apabila dilakukan secara simultant, merasakan 2 titik lebih kecil atau sedikit dibanding

dengan yang dilakukan secara succesif. Pada succesif, meskipun jarak yang dibuat cukup kecil, masih bisa terasa sebagai 2 titik. 3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan, Hukum Weber-Fechner Bunyi Hukum Weber-Fechner: Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasarasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya Sensor perasa memiliki pengaruh langsung pada perilaku. Pada hasil percobaan didapatkan bahwa sebuah rangsang/stimulus yang didapatkan akan lebih rendah daripada rangsang/stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya. 4. Kemampuan Diskriminasi a. Diskriminasi Kekasaran Orang percobaan tidak dapat menebak dengan benar kertas penggosok dengan derajat kekasaran yang paling halus yaitu pada kertas penggosok nomor 1 dan 2. b. Diskriminasi Ukuran Orang percobaan dapat menebak dengan benar semua ukuran koin yang disediakan. c. Diskriminasi Bentuk Orang percobaan tidak dapat membedakan segi enam yang berukuran kecil dan sedang. C. Rasa Nyeri Kulit dan Otot Pengaruh mengalihkan perhatian : Dengan pengalihan perhatian maka rasa nyeri akan berkurang. Membuktikan bahwa faktor psikologis juga mempengaruhi rasa nyeri pada seseorang. Pengalihan perhatian dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk untuk tidak dikirimkan ke korteks cerebri sehingga menurunkan persepsi nyeri. Pengaruh hiperaemia: Hiperaemia merupakan reaksi kompensasi sementara agar efektif rangsangan harus dihentikan. Setelah diadesi dengan balsam, nilai ambang rasa nyeri menurun karena sebelum aliran darah kembali normal, rangsangan nyeri sudah terjadi lagi dan jaringan mengalami kerusakan sehingga rasa nyeri semakin cepat dirasakan.

VI. Simpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titiktitik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada hasil percobaaan kami, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk, lengan bawah, dan telapak tangan. Pada pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat 21 titik reseptor, dengan kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah pada percobaan ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa panas yang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan telapak tangan lebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga dirasakan rasa tekan.

Daftar Pustaka Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. Sloane, E. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Lembar Pertanggungjawaban Nama NRP Tanda Tangan