3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam"

Transkripsi

1 BAB I DASAR TEORI Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa rasa primitif atau rasa rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron interneuron yang bersinaps lagi dengan motor neuron motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan (Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktur Spino-Talamikus. Golongan kedua, gnostik atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekerasan, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya. Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titiktitik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan kira-kira 1 mm. Pada sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira tiga sampai sepuluh kali reseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 3-5 titik dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaandada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit. Alat indera untuk nyeriadalah ujung saraf telanjang yang terdapat di hampir semua jaringan tubuh. Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat sensoris yang berulang dengan cepat, 1

2 tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi. Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba dengan kepekaan khusus adalah korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang merangsang serabut saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak didalam ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor initerutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat letak tubuh bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang diraba. Golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem anterolateral.sedangkan untuk golongan neo-sensibilities, guyton menyebut dengan golongan sistemkolumna dorsalis-lemnikus medialis. Sistem anterolateral atau paleo-sensibilities mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yaitu kemampuan untuk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong 2

3 yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang. Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. Kulit juga dapat mengatur suhu tubuh. Caranya dengan mengeluarkan keringat melalui kulit. Saat berolahraga, terjadi pembakaran energi di tubuh. Hal ini membuat suhu tubuh meningkat. Karena itu, tubuh mengeluarkan keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Kulit berfungsi sebagai: 1. Mekanoreseptor, berkaitan dgn tekanan, cubitan, pu-kulan, pijatan, tekanan 2. Thermoreseptor, berkaitan dgn rasa panas, dingin 3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam 3

4 Reseptor nyeri/sakit, berkaitan dgn mekanisme protektif tubuh *Epidermis (lapisan luar/kulit ari), tersusun atas 2 lapisan. 1. Lapisan tanduk Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas. Lalu, sel-sel mati akan digantikan oleh sel-sel di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri. Selain itu, juga mencegah menguapnya keringat terlalu banyak. 2. Lapisan Malpighi Lapisan ini berada di bawah lapisan tanduk. Tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Pada lapisan ini terdapat zat warna kulit. Selain itu, juga terdapat ujung saraf perasa nyeri. Bila lapisan ini berkelupas, akan terasa sakit. * Dermis (lapisan dalam/kulit jangat), tersusun atas: 1. Jaringan lemak 2. Kelenjar keringat 3. Saluran keringat 4. Kelenjar minyak 5. Pembuluh darah 6. Reseptor (saraf penerima rangsang) 4

5 * Ujung-ujung saraf yang bekerja sebagai reseptor adalah sebagai berikut : 1. Ujung saraf Ruffini sebagai penerima rangsang panas. 2. Badan Krause sebagai penerima rangsang dingin. 3. Ujung saraf bebas sebagai penerima rangsang nyeri. 4. Badan Paccini sebagai penerima rangsang tekanan. 5. Badan Meissner sebagai penerima rangsang sentuhan. Pada kulit terdapat beberapa reseptor yang dapat mendeteksi sesuatu, misalnya pada bagian epidermis terdapat merkel s disc à mendeteksi sentuhan orang yg kita tidak kenal; meisner s à mendeteksi sentuhan orang yag kita kenal Pada dermis terdapat reseptor ruffini s yang mendeteksi rasa panas; reseptoe end krause yang mendeteksi rasa dingin serta paccini s corpuscle yg mendeteksi tekanan atau pijatan Ada reseptor yg terdapat seluruh bagian dari kulit tubuh à free nerve ending yang mendeteksi rasa nyeri/sakit à tertusuk jarum, kena api 5

6 BAB II HASIL PENGAMATAN Paleo-sensibilitas Rasa Panas dan Dingin A. Jari Tangan Lokasi Ka ( Panas ) Ki (Dingin) Ka-Ki (normal) Uraian Rasa Terasa Panas Terasa Dingin Kanan : Pada awalnya hangat, lama kelamaan terasa dingin Kiri : Semakin hangat B. Punggung Tangan Lokasi Uraian Rasa Kondisi kering Terasa hembusan nafas, tidak hangat Basahi alkohol Dingin seperti terkena air es Olesi alkohol Dingin Reaksi-Reaksi di Kulit No Perlakuan Jumlah Reseptor Rasa-Rasa Kulit Telapak Lengan Kuduk Pipi Tangan Bawah 1. Nyeri Tekan Suhu dingin Suhu panas

7 Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk Pipi Keterangan : Nyeri : Merah Suhu dingin : Hijau 7

8 Tekan : Biru Suhu panas : Coklat Percobaan Neo-sensibilitas Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan Taruh Titik Tekan dan Tunjuk Lokasi I II III Rerata Ujung Jari Telapak Tangan Lengan Bawah Lengan Atas Pipi Kuduk Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil Jarak dua titik Jarak dua titik No. Perlakuan (mm) Rerata (mm) Rerata I II III I II III 1. Telapak Tangan Lengan Bawah Lengan Atas Pipi Kuduk Bibir Lidah

9 8. Depan Telinga B. Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil Jarak dua titik Jarak dua titik No. Perlakuan (mm) Rerata (mm) Rerata I II III I II III 1. Telapak Tangan Lengan Bawah Lengan Atas Pipi Kuduk Bibir Lidah Depan Telinga Diskriminasi kekuatan rangsangan-hukum Weber-fechner Ulangan (g) no. Beban Awal (g) I II III Rerata 1 beban awal 5 g beban awal 10 g beban awal 50 g beban awal 100 g beban awal 200 g Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan 9

10 PERTANYAAN Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner? Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan? Sesuai, karena menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah rangsang yang didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya Percobaan Kemampuan Diskriminasi Kemampuan Diskriminasi Kekasaran No. kekasaran Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk kertas Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan gosok I II II I II III I II II I II II 10

11 I I I Kemampuan Diskriminasi Bentuk Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan II II II No. Bentuk I II I I II III I II I I II I 1 Bola Balok Kubus Limas BAB III PEMBAHASAN 3.1 Paleosensibilitas Rasa Panas dan Dingin Percobaan kali ini menggunakan media air es dengan suhu 5 C, air hangat dengan suhu 40 C serta air dengan suhu kamar 30 C. Pada percobaan pertama dilakukan pada jari telunjuk. Langkah pertama pada percobaan ini yaitu dengan memasukkan jari telunjuk tangan kanan ke 11

12 dalam air es. Kemudian memasukkan jari telunjuk tangan kiri ke dalam air hangat. Setelah itu telunjuk tangan kanan dan kiri secara bersamaan dimasukkan pada air yang bersuhu kamar. Pada jari kanan awalnya terasa hangat lalu lama kelamaan terasa dingin, sedangkan pada jari kiri terasa hangat. Pada percobaan kedua dengan menggunakan alkohol. Pada percobaan kali ini perlakuan diberikan pada punggung tangan orang coba. Langkah pertama adalah menempatkan punggung tangan orang coba didepan mulutnya dengan jarak kurang lebih 10 cm. Kemudian instruksikan kepada orang coba untuk meniup kulit punggung tangan secara perlahan-lahan dalam kondisi kering, terasa hembusan nafas seperti biasa tidak panas, tidak dingin. Kemudian instruksikan kepada orang coba untuk meniup secara perlahan pada saat punggung tangan dibasahi dengan alkohol. Pada percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, punggung tangan terasa dingin seperti terkena air es. Langkah selanjutnya adalah mengoleskan alkohol pada punggung tangan, kemudian meniup secara perlahan. Pada percobaan kali ini didapatkan hasil pengamatan, orang coba merasakan dingin pada punggung tangannya Reaksi-reaksi di kulit Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan pada daerah telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi. Pada masing-masing daerah tersebut ditandai sebuah persegi dengan ukuran 3 x 3 cm. Untuk menentukan titiktitik panas pada daerah coba digunakan kerucut kuningan yang telah direndam dengan air panas yang bersuhu 50ᵒ C. Sedangkan untuk menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam dalam air es. Dan untuk menentukan titik nyeri digunakan jarum. Untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan pensil. Pada semua daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan tetapi tingkat 12

13 sensibilitas yang paling tinggi yang dirasakan orang coba adalah pada daerah pipi. 3.2 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan Pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menekan ujung pensil dengan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. Kemudian instruksikan kepada orang coba untuk menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang dirangsang. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada bagian kuduk. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata pada daerah kuduk yang paling kecil yaitu sebesar 1.6 mm Diskriminasi Rasa Tekan Diskriminasi Dua Titik stimultan Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung jari dengan sebuah jangka. Perbesar setiap kali 2 mm sampai dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua titik oleh orang coba. Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada lengan atas dan lidah. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 4 mm Diskriminasi Rasa Tekan dua Titik Berurutan Perlakuan sama seperti diskriminasi tekan dua titik, namun bukan secara simultan melainkan secara berurutan. Pada percobaan kali ini orang coba diinstruksikan untuk menyebutkan saat terasanya kedua ujung jangka. Pada percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, daerah yang paling 13

14 peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada bibir. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner Pada percobaan kekuatan rangsangan Hukum Weber- Fechner, orang coba ditutup matanya kemudian pada telapak tangannya diletakan beban awal. Kemudian sedikit demi sedikit ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut. Pertambahan beban yang terasa berkisar gram. Hasil percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber Fencher. Hal ini dibuktikan pada hasil pengamatan, yaitu respon indra rangsang yang didapatkan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan. Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat asalnya Kemampuan Diskriminasi Kemampuan Diskriminasi Kekasaran Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap kemampuan menebak orang coba terhadap kekasaran kertas gosok 1,2, dan 3 (halus, sedang, kasar). Percobaan dilakukan pada beberapa bagian tubuh yaitu jari tangan, telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Bagian yang paling peka dalam menebak kekasaran kertas gosok adalah pada bagian jari tangan, sedangkan pada telapak tangan, lengan bawah dan kuduk terjadi kesalahan dalam penebakan terutama dalam menebak kekasaran kertas gosok sedang Kemampuan Diskriminasi Bentuk Pada percobaan ini dilakukan pengukuran kemampuan menebak bentuk orang coba. Pengukuran kemampuan dilakukan dengan menggunakan beberapa bentukan yaitu bentukan bulat, balok, kubus dan limas. Bentukan pada bagian tubuh jari tangan, telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Pada jari tangan dan 14

15 telapak tangan orang coba dapat menebak semua bentukan dengan benar namun pada lengan bawah dan kuduk terjadi kesalahan dalam penebakan terutama dalam menebak bentuk balok dan kotak. BAB IV KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dibuktikan bahwa tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada hasil percobaaan kami, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk, lengan bawah, dan telapak tangan. Pada pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat 21 titik reseptor, dengan 15

16 kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah pada percobaan ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa panasyang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan telapak tanganlebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga dirasakan rasa tekan. DAFTAR PUSTAKA Guyton & Hall Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC Guyton Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC 16

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita

Lebih terperinci

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris pada reseptorreseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan philogenesis, jalurjalur syaraf spinal, dan daerah cortex

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT Disusun Oleh: Kelompok 4 1. Sanky Indrajaya 2443013 2. Bernadus D. L. T. K 2443013064 3. Vini Siane Tanaem 2443013256 4. Gerarda Sartika

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 1. Berikut ini merupakan kandungan keringat, kecuali?? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 Air NaCl Urea Glukosa Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Kulit mengeluarkan

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok

INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok INDERA RASA KULIT Nama dan Nim anggota sub kelompok Putri Permata Timur 021311133135 Calista Dienar Fadhillah S. 021311133138 Aditya Arinta Putra 021311133142 Nilna Nur Putri. 021311133132 Elma Zakiy Annisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori A. Pengertian Indra Setiap makhluk hidup berhubungan dengan dunia luarnya. Untuk mengenalidunia itu, setiap makhluk hidup dilengkapi dengan alat indra. Sistem indra

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3

INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3 INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3 Adinda Zuricha P. 021211131029 Aulia Agile F. 021211131030 Netty Sulis K. 021211131031 Mohd. Dwira W 021211131032 Sergio Santoso 021211131033 Anggreta Galuh A. 021211131034

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah

INDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah INDERA RASA KULIT Penyusun : 1. Rega Maurischa 021211131057 2. Setian Fitri Sayekti 021211131058 3. Viviana Saputra 021211131059 4. Risky Anita Oktaviani 021211131060 5. Cynthia Nur Malikfa N. 021211131061

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris

Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris Kelompok C9 Ketua : *Jonathan Rambang (102012072) Anggota : Yulita hera (102011132) Novalia (102012079) Teriany Widjaya (102012099) Mawar (102012181) Melisa

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis KULIT MANUSIA FUNGSI KULIT Membantu mengontrol temperatur tubuh Melindungi tubuh dari kuman Melindungi struktur dan organ vital dari perlukaan Terlibat dalam proses pembuangan sampah sisa metabolisme tubuh

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda. C. SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) dan REFLEKS SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1 SISTEM EKSKRESI Standar kompetensi : 1. Memahami berbagai system dalam kehidupan manusia Kopetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan system ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Ringkasan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2 bagian yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Saat tubuh

I PENDAHULUAN. 2 bagian yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Saat tubuh I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh kita manusia sebagai sebuah sistem, terdiri dari berbagai bagian yang berbeda fungsi dan saling melengkapi. Selain berfungsi sebagai organ panca indra, jaringan kulit

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT Oleh: Kelompok B7, B8, B9 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017 Anggota Kelompok : Hana Fajrin Mardatilla Rusyadi 021611133123 Yuline Krishartini

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta INTEGUMEN 2 Terletak di paling luar tubuh 15 % dari berat tubuh Luasnya sekitar 1,5 1,75 m Memiliki ketebalan 400 600

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

Luka dan Proses Penyembuhannya

Luka dan Proses Penyembuhannya Luka dan Proses Penyembuhannya Anatomi Kulit Epidermis Dermis Subkutan 1 Epidermis Merupakan lapisan kulit terluar, tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh darah Berupa sel-sel berlapis gepeng yang

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi - - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web : 1. PENGERTIAN RAMBUT Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit. Struktur Anatmi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatmi Kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit terluar biasa disebut lapisan ari atau epidermis, di bawah lapisan ari adalah lapisan jangat

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: Histologi kulit Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m 2 dan beratnya sekitar 15% dari berat badan secara

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu,

Lebih terperinci

ALAT INDERA MANUSIA INDERA PENGLIHATAN / PENGLIHAT (MATA)

ALAT INDERA MANUSIA INDERA PENGLIHATAN / PENGLIHAT (MATA) ALAT INDERA MANUSIA Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit. BAHAN AJAR : 1. Tujuan dan manfaat Perawatan Kulit Wajah : a. Mempertahankan kondisi kulit dari keriput dan noda-noda pada kulit b. Meremajakan jaringan otot dan sel-sel kulit c. Menanggulangi kelainan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

The Integumentary System. Nurfitri Bustamam, SSi, MKes, MPdKed.

The Integumentary System. Nurfitri Bustamam, SSi, MKes, MPdKed. The Integumentary System Nurfitri Bustamam, SSi, MKes, MPdKed. Learning Objectives Describe the main structure & function of the skin. Describe the accessory function of the skin. Summarize the effects

Lebih terperinci

TEORI FENOMENA ORGAN

TEORI FENOMENA ORGAN TEORI FENOMENA ORGAN By: Syariffudin Definisi Teori Fenomena Organ Yaitu sebuah teori untuk menilai fungsi organ organ dalam secara fisiologi maupun secara patalogis dengan didasarkan pada apa yang terlihat

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak refleks adalah gerak spontan

Lebih terperinci

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Makalah ini Disusun Oleh Sri Hastuti (10604227400) Siti Khotijah

Lebih terperinci

Paryono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN :

Paryono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN : H. Paryono, S.Kep,Ns,M.Kes TUJUAN PEMBELAJARAN : Menyebutkan bagian-bagian kulit Menyebutkan jenis jaringan yang menyusun epidermis dan dermis Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit. Menguraikan

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Perawatan Masa Nifas Hari Tanggal : Waktu : Sasaran : Ibu nifas Tempat : I. Latar belakang Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

Mekanisme Sensoris dan Motoris

Mekanisme Sensoris dan Motoris Mekanisme Sensoris dan Motoris Indera Indera mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indera yang kita kenal ada lima, yaitu: 1. Indera penglihat (mata) 2. Indera pendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.

Lebih terperinci

1) Menghubungkan bagian tubuh satu dengan lainnya.

1) Menghubungkan bagian tubuh satu dengan lainnya. Pembahasan Akupresur a. Pengertian Akupresur merupakan terapi menggunakan pijatan dengan jari tangan, akupresur dilakukan dengan cara memberikan rangsangan penekanan oleh ujung-ujung jari tangan pada titik

Lebih terperinci

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga Alat Indera Manusia 1. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF.

BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF. BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot saraf. 2. Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang. 3. Mengenal

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi Bab 1 Sistem Ekskresi pada Manusia Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya? Ekskresi adalah

Lebih terperinci

PENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin

PENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin PENGUKURAN FISIOLOGI Mohamad Sugiarmin PENGATAR PENJELASAN SILABI LINGKUP PERKULIAHAN TUGAS PRAKTEK EVALUASI Indera dan Pengukurannya Pengukuran indera ada dua cara 1. Menurut Bentuk a. Indera khusus terutama

Lebih terperinci

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap BAB VII Fungsi Indera Pengecap A. PENDAHULUAN Indera pengecap sangat erhubungan erat dengan indera penciuman. Jika indera penciuman mengalami gangguan, misalnya karena menderita influenza, maka indera

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

Ellen Prima, S.Psi., M.A.

Ellen Prima, S.Psi., M.A. Modul ke: Mekanisme - Mekanisme Persepsi Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengantar Menurut kamus besar kata mekanisme dapat diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data digilib.uns.ac.id 76 BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannya. Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja

Lebih terperinci

Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb)

Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb) I.tujuan percobaan Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb) Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap

Lebih terperinci

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

Sifat Sensoris (Sensory Properties)

Sifat Sensoris (Sensory Properties) Analisis Sifat Sensoris Bahan Pangan By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FTP - UB 2016 Sifat

Lebih terperinci

Kurnia Eka Wijayanti

Kurnia Eka Wijayanti Kurnia Eka Wijayanti Mengatur gerakan Diatur oleh pusat gerakan di otak : area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum Jaras untuk sistem motorik ada 2 yaitu : traktus piramidal dan ekstrapiramidal.

Lebih terperinci

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/ SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neonatus bearti baru saja dilahirkan. Dalam dunia kedokteran, neonatus didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28 hari atau 4 minggu

Lebih terperinci

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh :

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh : PERSEPSI KINESTETIK DAN PERSEPSI TAKTUAL Oleh : dr. Euis Heryati, M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK BEBERAPA PERISTILAHAN PERSEPSI KINESTETIK PERSEPSI PROPRIOSEPTIK (Propriosepsi)

Lebih terperinci

GERAK PADA TUMBUHAN. Pendahuluan. 1. Gerak Endonom

GERAK PADA TUMBUHAN. Pendahuluan. 1. Gerak Endonom GERAK PADA TUMBUHAN Pendahuluan Gerak merupakan salah satu ciri yang dimiliki makhluk hidup.gerak dapat berupa perpindahan tempat atau perubahan bentuk tubuh.gerak pada tumbuhan disebabkan karena rangsangan

Lebih terperinci

FISIOLOGI INDERA PENGECAP

FISIOLOGI INDERA PENGECAP FISIOLOGI INDERA PENGECAP Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak

Lebih terperinci

B. Struktur Kulit Ikan

B. Struktur Kulit Ikan B. Struktur Kulit Ikan 1. Struktur Kulit Kulit adalah lapisan luar tubuh hewan yang merupakan suatu kerangka luar dan tempat bulu hewan tumbuh atau tempat melekatnya sisik (Sunarto, 2001). Kulit tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas sehari-hari seorang individu sangat dipengaruhi oleh apa yang dirasakannya. Perasaan segar akan meningkatkan kualitas aktivitas, sedangkan rasa kantuk akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah digunakan oleh manusia yang hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci