ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Ukiran Ornamen Dasar Kaluk Pakis Gambar 2.2. Ornamen Lilit Kangkung... 19

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU DITINJAU DARI BENTUK DAN WARNA DI KOTA MEDAN

STUDI PERBANDINGAN ARSITEKTUR BANGUNAN MASJID AL OSMANI DAN MASJID AZIZI TANJUNG PURA SKRIPSI OLEH ATIKA ZALINA

INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

PENGOLAHAN MOTIF DARI ORNAMEN MELAYU BUNGA CENGKIH DAN BUNGA MANGGIS

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata masjid secara etimologi diambil dari akar kata sajada-sujudun, yang

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

ELEMEN ARSITEKTURAL ATAP PADA RUMAH TRADISIONAL MELAYU RIAU ROOF ARCHITECTURAL ELEMENT OF THE RIAU MALAY TRADISIONAL HOUSE

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2*

RUMAH MELAYU CINDAI MODEL RUMAH PANGGUNG BERCIRIKAN SENIUKIR ORNAMEN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA

BAB V PENUTUP. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang

Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

KOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. yang popular ialah buku Indonesische siermotieven yang disusun oleh Van Der

DATA INFORMAN. : Amran Ekoprawoto. Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 1 Januari Alamat : Villa Bogor Indah 2. Blok. DD 1 No. 17.

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

LAMBANG DAERAH KOTA BALIKPAPAN

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masjid Agung Madani Islamic Center Pasir Pangaraian mulai dibangunan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB 1 PENDAHULUAN. xix

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

SENI ORNAMEN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

BAB 5 VIS UAL. SENI TATTOO DAYAK YANG HAMPIR PUNAH dipilih sebagai judul

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

Penciptaan Batik Melayu Sumatera Utara

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

Transkripsi:

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA Andrie Suparman Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jln. Almamater No. 9 Kampus USU Medan 20155 Sumatera Utara Email : Andresuparman28@yahoo.co.id Abstrak Penerapan ornamen Melayu pada sebagian bangunan di kota Tanjung Pura kemungkinan terjadi pembaharuan atau perubahan bentuk serta warna ornamen Melayu yang membuat pergeseran makna simbolik dari ornamen tersebut. Pada penelitian ini, Analisis penerapan ornamen bernuansa melayu akan dilihat pada bangunan Masjid. Masjid yang akan menjadi studi kasus dalam penelitian ini adalah Masjid Azizi di Tanjung Pura, Langkat. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskripstif, dengan instrument berupa kamera untuk merekam gambar, foto dan interview/wawancara. Penelitian ini dilakukan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan melayu di kota Tanjung Pura, dan mencoba mendeskripsikan serta menganalisis penerapan bentuk serta warna pada ragam hias ornamen bernuansa melayu pada Masjid Azizi di Tanjung Pura. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah mengetahui penerapan bentuk motif ragam hias ornament melayu serta penerapan warna pada bentuk ragam hias ornamen melayu yang terdapat pada Masjid Azizi di Tanjung Pura, Langkat. Kata Kunci: Ornamen Melayu, Ragam Hias, Masjid Azizi Abstract Application of Malay ornaments in some buildings in the of Tanjung Pura possibility of renewal or change of shape and color that make ornaments Malay shift the symbolic meaning of the ornament. In this study, of the application of the Malay nuanced ornament showed in the building of the mosque. Case study in this research is Azizi Mosque in Tanjung Pura, Langkat. In this study used a qualitative approach with deskripstive method, with instruments such as cameras to record images and photos and interview. This study was conducted to maintain and preserve the Malay culture in the city of Tanjung Pura, and tried to describe and analyze the application forms and colors in decorative ornaments in shades wither Azizi Mosque in Tanjung Pura. The results obtained in this study was to determine the application form decorative ornamental motifs of Malay and the application of color in the form of decorative ornament wither contained in Azizi Mosque in Tanjung Pura, Langkat. Keywords: Malay ornaments, Decorations, Azizi Mosque PENDAHULUAN Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, setiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan kita sendiri yaitu Melayu. Suku Melayu bermukim di sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, serta pulau-pulau kecil yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. Kota Tanjung Pura dahulunya merupakan ibukota Kesultanan Melayu Langkat. Sebagai ibukota Kesultanan Melayu Langkat, Tanjung Pura tentunya dulu memiliki sarana prasarana pemerintahannya sendiri, seperti istana, balai pertemuan, balai peradilan, penjara, rumah raja, masjid, sekolah, dan lain-lain. Selain itu masuknya beberapa etnis di Tanjung Pura seperti Arab dan India yang bertujuan untuk berdagang dan menyebarkan agama

Islam, muncul bangunan ibadah, lalu masuknya etnis China sehingga muncul pertokoan dan tempat ibadah, dan masuk juga Belanda ke Kota Tanjung Pura sehingga muncul rumah-rumah Belanda dan kantor-kantor pemerintahan dan fasilitas umum seperti rumah sakit dan kantor pos. Semua kawasan dan bangunan-bangunan di masa Kesultanan Melayu dan Kolonial Belanda merupakan peninggalan bersejarah yang terdapat Tanjung Pura dan layak untuk dilestarikan. Bangunan di kota Tanjung Pura, khususnya bangunan khas Melayu, desain arsitektur dan dekorasi bangunan Melayu dengan penerapan ornamennya sudah mencerminkan etnis Melayu. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah maupun masyarakat suku Melayu ingin mengangkat dan melestarikan seni budaya meskipun terjadi pembaharuan arsitektur tradisional menjadi arsitektur modern, tetapi pada bangunan Melayu tersebut masih memiliki nilai estetis dengan berbagai jenis bentuk ornamen, warna dan penempatan ornamen Melayu. Penerapan ornamen Melayu pada sebagian bangunan di kota Tanjung Pura kemungkinan terjadi pembaharuan atau perubahan bentuk serta warna ornamen Melayu yang membuat pergeseran makna simbolik dari ornamen tersebut. Dalam hal pewarnaan ornamen melayu pada dasarnya menggunakan dua warna yaitu warna hijau dan warna kuning, namun banyak juga ornamen Melayu yang menerapkan warna-warna lain seperti warna putih, cokelat, merah dan biru demi terciptanya nilai estetis yang tinggi. Adapun permasalahan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk motif ragam hias ornamen Melayu yang diterapkan pada Masjid Azizi di kota Tanjung Pura, apa sajakah warna pada setiap bentuk motif ragam hias ornamen melayu yang diterapkan pada Masjid Azizi di kota Tanjung Pura serta Bagaimana penerapan unsur-unsur desain ornament terhadap bentuk motif ragam hias ornamen melayu pada Masjid Azizi di kota Tanjung Pura TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ornamen Ornamen berasal dari kata ornare yang berarti menghias. Menurut (Suardi, 2000). ornamen dijelaskan sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya. Ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan (perabot, pakaian, dan lain sebagainya) dan arsitektur. (Dalam Ensiklopedia Indonesia, 2004) Ornamen merupakan penerapan hiasan pada suatu produk. Bentuk-bentuk hiasan yang menjadi ornamen tersebut fungsi utamanya adalah memperindah benda produk atau barang yang dihias. (Sunaryo, 2009) Berbicara tentang pengertian ornamen di atas, maka ornamen berhubungan erat dengan kebudayaan. Dikatakan bahwa budaya adalah pikiran, akal budi, dan adat istiadat. (Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Istilah-Istilah dalam Ornamen A. Stilasi Defenisi stilasi merupakan motif hias yang digayakan. Maksudnya yaitu memberikan suatu gaya atau mode untuk mendisain suatu bentuk motif hias agar tercipta variasi motif hias yang berbeda dan inovatif. (Sulastianto, 2008). B. Distrorsi Distorsi merupakan penyederhanaan motifmotif hias. Distorsi dan stilasi sebenarnya merupakan kegiatan mengubah motif-motif hias dengan melakukan penambahan atau penyederhanaan. Terkadang bentuk aslinya sulit dikenali lagi. (Sulastianto, 2008). C. Repetisi repetisi merupakan pengulangan motifmotif hias, motif digambarkan secara berulangulang. Dari defenisi tersebut dapat dijelaskan bahwa repetisi ini merupakan suatu kegiatan mengulangi penggambaran motif-motif hias agar terwujud motif hias yang inovatif ( Sulastianto, 2008) D. Dekorasi Defenisi mengenai dekorasi menjelaskan bahwa dekorasi adalah hiasan atau gambar yang dibuat untuk memperindah sesuatu untuk lebih menarik. Dekorasi umumnya dilakukan dengan melakukan penambahanpenambahan bentuk agar terlihat lebih indah dan penyederhanaan bentuk agar terlihat lebih indah dan penyederhanaan bentuk agar terkesan lebih minimalis. (Sulastianto, 2008).

Ornamen Menurut Periode Perkembangannya A. Ornamen Primitif Ornamen primitif ini hidup dan berkembang pada masa nenek moyang. Dalam perwujudannya biasanya memiliki bentukbentuk yang sederhana, naif dan selalu dikaitkan pada hal-hal magis, juga merupakan penggambaran dari para leluhurnya yang telah meninggal dunia. Menurut (Sunaryo, 2009). Contoh : ukir Asmat yang ada di Irian Jaya. D. Ornamen Modern Ornamen modern merupakan hasil kreasi individu yang telah keluar dari aturanaturan ornamen tradisional modern maupun klasik. Bahkan, sering kali ornamen modern ini menyimpang dari bentuk aslinya dan sulit untuk dikenali lagi. (Menurut Sunaryo, 2009 ). Gambar 4. Ornamen Modern Jenis Motif Ragam Hias Melayu Gambar 1. Ukiran Asmat, di Irian Jaya. B. Ornamen Tradisional Ornamen tradisional merupakan ornamen yang hidup dan berkembang pada masa nenek moyang, dan dipelihara secara turun menurun hingga sekarang. (Menurut Sunaryo, 2009). Contoh : lebah bergayut pada rumah tradisional melayu. Motif Tumbuh- Tumbuhan (Flora) 1. Kelompok Kaluk Pakis Ukiran Kaluk Pakis biasanya ditempatkan pada bidang memanjang, seperti pada papan tutup kaki dinding, daun pintu, lis dinding, tiang dan lis ventilasi. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah semua bentuk bermotif daun-daunan dan akar-akaran. Gambar 5. Ukiran Motif Dasar Kaluk Pakis Gambar 2. lebah bergayut. C. Ornamen Klasik Ornamen klasik merupakan ornamen yang telah mencapai puncak kejayaannya, sehingga ciri dan bentuknya sudah tidak dapat diubah kembali karena apabila sudah mengalami perubahan walaupun sedikit saja maka ornamen tersebut sudah tidak bisa dikatakan ornamen klasik. ( Menurut Sunaryo, 2009) Contoh : Ornamen Pajajaran, Yang termasuk ke dalam kelompok kaluk pakis adalah Genting Tak Putus dan Lilit Kangkung. Genting Tak Putus Makna yang terkandung dalam ragam hias genting tak putus adalah bahwa sesusah susahnya manusia menjalanai hidup, tidak akan habis sama sekali. Gambar 6. Ragam Hias Genting Tak Putus Gambar 3. motif ragam hias padjajaran Lilit Kangkung makna semangat yang tak kunjung padam, maju terus walaupun mendapat

halangan, namun tujuan disesuaikan dengan kondisi waktu itu. Bunga Melur Bunga Melur ini mempunyai makna yang sama dengan Bunga Melati, yaitu melambangkan kesucian. Gambar 7. Ragam Hias Lilit Kangkung 2. Kelompok Bunga-Bungaan A. Kelompok Bunga Tunggal Bunga kundur Makna dari Bunga Kundur adalah melambangkan ketabahan dalam hidup. Gambar 12. Motif Bunga Melur Bunga Cina Bunga Cina ini mempunyai makna keikhlasan hati. Gambar 8. Motif Bunga Kendur Bunga Melati Makna dari Bunga Melati ini adalah melambangkan kesucian, dan selalu dipergunakan di berbagai upacara sebagai alat upacara. Gambar 13. Motif Bunga Cina Bunga Hutan Bunga Hutan ini mempunyai makna keanekaragaman dalam kehidupan masyarakat. Gambar 14. Motif Bunga Hutan Gambar 9. Motif Bunga Melati Bunga Manggis Manggis memiliki makna kemegahan. B. Kelompok Bunga Rangkai Bunga Matahari Ragam hias Bunga Matahari mempunyai makna ketentraman dan kerukunan pemilik rumah, serta memberi berkah dan rasa nyaman bagi penghuninya. Gambar 10. Motif Bunga Manggis Bunga Cengkih Bunga Cengkih ini memiliki makna kemegahan. Gambar 15. Ragam Hias Bunga Matahari Gambar 11. Motif Bunga Cengkih Tampuk Pinang Ragam Hias Tampuk Pinang merupakan susunan tampuk pinang. Satu sama lainnya saling berkaitan dan

berhubungan, sehingga menyerupai bentuk tegel. Gambar 16. Ragam Hias Tampuk Pinang Roda Bunga Ornamen roda bunga berasal dari bentuk bunga-bungaan, yang dimaksudkan hanya sebagai keindahan dan menandakan ketentraman pada pemilik rumah. Gambar 19. Pelana Kuda Kencana B. Semut Beriring Motif ukiran ini adalah memiliki hidup rukun serta penuh kegotongroyongan. Gambar 20. Ukiran Motif Semut Beriring Ikan Motif ikan melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Gambar 17. Ragam Hias Roda Bunga E. Kelompok Pucuk Rebung A. Pucuk Rebung Motif ini melambangan kesuburan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Gambar 21. Motif Ikan C. Lebah Bergantung Motif lebah bergantung mempunyai arti yang baik bagi kesehatan tubuh serta mendatangkan manfaat bagi manusia. Gambar 18. Pucuk Rebun B. Sulo Lalang Ukiran ini melambangkan kesuburan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Motif Hewan (Fauna) A. Pelana Kuda ornamen ini terletak pada singab bagian luar dengan motif stilir tumbuhan. (Menurut Julaihi Wahid dan Bhakti Alamsyah, 2013). Gambar 22. Lebah Bergantung Kuntum Setaman D. Itik Sekawan Huruf S itulah yang mirip seekor itik. Motif ukiran ini mmemiliki arti kerukan dan ketertiban. Gambar 23. Ukiran Motif Itik Sekawan dan Itik Pulang Petang

E. Siku Kelang Dinamakan demikian sesuai dengan gerak keluang (kalong) yang terbang. Gambar 28. Motif Roda Bunga dan Burung-burung Gambar 24. Sket Siku Keluang Padu F. Burung-Burung Ukiran ini mengambil motif dari berbagai jenis burung. Motif yang sering digunakan adalah burung merpati. Gambar 25. Motif Burung-burung G. Ular-Ularan Ukiran ini melambangkan kesuburan dan kemakmuran serta, kecerdikan dan kekuasaan. Gambar 26. Motif Ular-ularan H. Naga Berjuang Ragam hias ini mengandung arti kemampuan, berkecukupan, kaya dan berani. Gambar 27. Motif Naga Berjuang I. Roda Bunga dan Burung Ragam Hias ini melambangkan kemakmuran, serta pemilik rumah memperoleh berkah dan keagungan Motif Alam A. Awan Larat Motif awan larat ini mempunyai makna kelemahlembutan dalam pergaulan, Gambar 29. Motif Ukiran Awan Larat B. Ukiran Bintang-Bintang Motif Bintang-bintang mempunyai makna keaslian, kekuasaan Tuhan, dan sumber sinar dalam kehidupan manusia. Gambar 30. Ukiran Motif Bintangbintang Motif Kaligrafi dan Kepercayaan Pengaruh Islam terlihat pada motif ukiran kaligrafi Arab yang lazim disebut kalimah, maupun ragam hias ukiran dengan pola-pola geometris. Bentuk kaligrafi adalah huruf-huruf Arab yang dibuat dalam berbagai variasi. Tulisan ini adalah kalimat-kalimat yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur an. Di rumah tempat tinggal, ukiran ini biasanya ditempatkan diruang muka dan diruang tengah, sedangkan di rumah ibadah (masjid atau surau), terutama diletakkan di mimbar dan dinding. Gambar 31. Ragam Hias motif Kaligrafi

Motif Beraneka Ragam A. Ragam Hias Jala-Jala Ragam hias ini hanya berwarna kecoklat-coklatan atau warna putih kapur saja. Ragam hias ini dipasang pada kasa pintu, kasa jendela rumah rakyat. Gambar 32. Motif Jala-jala B. Ragam Hias Sinar Matahari Sinar matahari pagi dipercaya sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat Melayu. Ornamen ini dipasang pada kasa jendela atau kasa pintu. Gambar 33. Sinar Matahari Pagi C. Ragam Hias Terali Bola Berfungsi hanya sebagai pagar, memperindah beranda. Ragam hias terali biola berwarna keemasan, kuning putih ataupun hijau dan warna kayu saja. Gambar 34. Motif Terali Biola D. Ragam Hias Ricih Wajid Ragam hias ini melambangkan pemersatu masyarakat Melayu. Gambar 35. Motif Ricih Wajid Unsur-Unsur Desain Pada Ornamen A. Garis Garis adalah sebuah titik yang diperpanjang akan menjadi sebuah garis. Selain itu juga garis memiliki panjang, arah dan posisi. (Menurut Francis D. K. Ching, 2000). Penggunaan garis dalam sebuah desain ragam hias harus tetap memperhatikan prinsip desain, sehingga memunculkan motif ragam hias yang indah. (Nawawi. 2005). B. Bidang Bidang merupakan sebuah garis yang diperluas akan menjadi senuah bidang. Selain itu, sebuah bidang akan memiliki panjang dan lebar, wujud, permukaan, orientasi dan posisi. Dan sebuah Bidang yang dikembangkan akan menjadi sebuah ruang. (Menurut Francis D. K. Ching, 2000). Bidang bergelombang secara mendatar mengesankan berkesan labil, dan bidang bergelombang tegak menimbulkan kesan menyempit. Pemanfaatan unsur bidang secara bervariasi dan proporsional dapat menimbulkan suasana menarik dan indah. (Nawawi. 2005) C. Bentuk Setiap benda mempunyai bentuk. Istilah bentuk dalam bahasa Indonesia dapat berarti bangun (shape), atau benda plastis (form). Setiap benda mempunyai bangun dan bentuk plastis, segitiga, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Bentuk adalah gambar (figure) dapat berupa dua dimensi atau tiga dimensi. Semua benda alam atau buatan manusia memiliki bentuk seperti bulat, persegi, segitiga, ornamental, atau tak teratur. Sebuah bentuk akan berbeda sifatnya apabila diberi warna gelap atau terang. (Menurut Sembiring, 2008 : 27-28). D. Warna Warna adalah atribut yang paling menyolok membedakan suatu bentuk dari lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. (Menurut Francis D. K. Ching 2000 : 14), dalam bukunya Arsitekur bentuk ruang dan tatanan. Penataan warna dalam desain ornament mempunyai peranan penting, karena karakternya yang akan mempengaruhi si pengamat, yang berdampak kepada minat untuk memilikinya. (Nawawi. 2005).

E. Tekstur Tekstur adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. tekstur juga menentukan sampai dimana permukaan suatu bentuk memantulkan atau menyerap cahaya datang. (Menurut Francis D. K. Ching 2000 : 14) dalam bukunya Arsitekur bentuk ruang dan tatanan. F. Ukuran Ruang yang sempit akan dihiasi dengan motif-motif yang minimal, sehingga akan terasa lebih longgar dan tetap indah. Sementara ruang yang lebar dapat diisi dengan motif-motif ornamen yang lebih rumit dan agak besar. (Muhammad Nawawi. 2005). G. Nada Gelap dan Terang Sebuah desain ragam hias, gelap terang dapat dimunculkan dengan menggunakan variasi warna, dan dapat juga dengan menggunakan tekstur pada permukaan sebuah benda. (Muhammad Nawawi. 2005). Prinsip-Prinsip Desain Ragam Hias Di dalam desain ragam hias atau ornamen tidak terlepas dari penerapan prinsipprinsip desain. menurut (Nawawi, 2005: 154-155) menjelaskan prinsip-prinsip desain meliputi : Kesederhanaan Keselarasan (Harmoni) Irama (Ritme) Kesatuan (Unity) Keseimbangan Arsitektur Melayu Untuk ragam hias ataupun ukiran pada dinding dan tiang, pada bangunan melayu menghindari motif hewan ataupun manusia, untuk bangunan melayu ini lebih dominan menggunakan bentuk motif tumbuh-tumbuhan berupa bunga, daun, buah serta sulur-suluran. (Husny, 1976). Bangunan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bangunan yang memiliki ciri khas utamanya adalah ornamen Melayu. Diantara bangunan tersebut adalah Masjid. dengan memuat nilai-nilai dari budaya Melayu, seperti yang terdapat pada rumah adat, alat-alat pakai, tempat sirih dan lain-lainnya. (Dwi Budiwiwaramulja. 2004). Menurut Kartini (2014) Warna yang umumnya digunakan dalam ragam hias Melayu antara lain : (a) Putih : merupakan suatu lambang kesucian, juga menggungkapkan tanda berduka. (b) Kuning : merupakan suatu lambang kejayaan, kekuasaan. (c) Hijau : warna ini merupakan suatu simbol yang melambangkan suatu kesuburan dan kemakmuran. Menurut Kartini (2014) kini pada bangunan melayu jugak banyak menggunakan penambahan warna selain warna hijau, kuning dan putih, kini penggunaan warna lain nya pada bangunan melayu antara lain : (1) Keemasan : warna yang melambangkan kejayaan dan kekuasaan. Selain itu simbol alam seperti tumbuhan, dan hewan sangat dominan. (2) Biru : warna ini merupakan suatu lambang keperkasaan di lautan (3) Hitam : merupakan warna yang melambangkan keperkasaan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Teknik Analisis Kualitatif dengan metode Deskriptif, mengumpulkan data primer dan data sekunder. Tujuan nya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut. Ragam Hias tradisional Melayu Ragam hias tradisonal Melayu yaitu suatu jenis ragam hias etnik yang berhubungan

Tabel 1. Variabel Penelitian Gambar 36. Denah Lokasi Masjid Azizi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data Penelitian Bagian-bagian bangunan yang terdapat ornamen atau motif ragam hias melayu antara lain : Sumber : Dari Berbagai Literatur (Kartini, 2014), (D,K,Ching, 2000) dan (Nawawi, 2005) Populasi pada penelitian ini adalah beberapa bangunan mesjid bernuansa melayu yang ada di kota Tanjung Pura. Jadi, Sample pada penelitian ini adalah hanya bangunan Masjid Azizi di kota Tanjung Pura. Metode Pengumpulan Data Terdapat 2 jenis sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data-data yang diambil dengan beberapa teknik yaitu teknik interview dan observasi lapangan yaitu berupa rekaman foto/gambar. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikaji kembali dan diambil dari penelitian sebelumnya yang terkait, seperti buku, jurnal, artikel, majalah dan literatur yang berkaitan dengan penelitian. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di jalan jend.sudirman, tepatnya di Kelurahan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Merupakan masjid istana yang terletak di pinggir Jalan Raya Lintas Sumatera - Banda Aceh, berjarak lebih kurang 60 km dari kota Medan. (Gambar 36) 1. Ruang Masuk Masjid Azizi pada Ruang Masuk Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini. Gambar 37. Ruang Masuk Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Ruang Masuk Masjid Azizi ini adalah motif kaligrafi dan motif tumbuhtumbuhan yaitu tumbuhan Kaluk Pakis, Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada ruang Masuk Masjid Azizi ini adalah Warna Biru, Putih, Hijau dan Kuning. 2. Ruang Utama Masjid Azizi pada Ruang Utama Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini.

4. Pada Menara Masjid Azizi pada Menara Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini. Gambar 38. Ruang Utama Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Ruang Utama Masjid Azizi ini adalah Motif Tumbuh-Tumbuhan, Motif Alam, Motif Kaligrafi, dan Motif Hewan. Motif Tumbuhan yang digunakan adalah Tumbuhan Bunga Melur Motif Alam yang digunakan adalah Motif Ragam Hias Bintang-Bintang. Motif Hewan yang digunakan adalah Motif Ragam Hias Siku Keluang Padu dan Pelana Kuda Kecana. Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada ruang Utama Masjid Azizi ini adalah Warna Hijau, Kuning, Cokelat, Biru dan Putih 3. Pada Mimbar Masjid Azizi pada Mimbar Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini. Gambar 40. Menara Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Menara Masjid Azizi ini adalah Motif Tumbuh-Tumbuhan yaitu Motif Ragam Hias Bunga Melati 2 Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada Menara Masjid Azizi ini adalah Warna Hijau. 5. Pada Mihrab Masjid Azizi pada Mihrab Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini. Gambar 39. Mimbar Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Mimbar Masjid Azizi ini adalah Motif Tumbuh-Tumbuhan, Motif Kaligrafi, dan Motif Alam. Motif Tumbuhan yang digunakan adalah Motif Ragam Hias Bunga Melati, Genting Tak Putus dan Kaluk Pakis Motif Alam yang digunakan adalah adalah Motif Ragam Hias Awan Larat. Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada ruang Utama Masjid Azizi ini adalah Warna Hijau, Kuning, Cokelat dan Keemasan Gambar 41. Mihrab Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Mihrab Masjid Azizi ini adalah Motif Kaligrafi yaitu Kaligrafi Agama. Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada Mihrab Masjid Azizi ini adalah Warna Hijau dan keemasan. 6. Eksterior Masjid Azizi pada Eksterior Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini.

Gambar 42. Eksterior Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Mihrab Masjid Azizi ini adalah Motif Kaligrafi dan Motif Beraneka Ragam. Motif Beraneka Ragam yang digunakan adalah Motif Ragam Hias Terali Bola. Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada Eksterior Masjid Azizi ini adalah Warna Hijau dan Putih. 7. Pada Jendela Masjid Azizi pada Eksterior Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini. Gambar 43. Jendela Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah Motif Tumbuh-Tumbuhan yaitu Motif Ragam Hias Bunga Melur dan Bunga Melati 2. Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah Warna Kuning. 8. Pada Pintu Masjid Azizi pada Eksterior Masjid Azizi akan dilihat dari penjelasan dibawah ini. Gambar 44. Pintu Masjid Azizi Motif ragam hias Ornament Melayu yang terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah Motif Beraneka Ragam yaitu Ragam Hias Garis.s Warna Ragam Hias Ornament melayu yang terdapat pada Jendela Masjid Azizi ini adalah Warna Hijau dan Putih. Analisa Pembahasan Arsitektur pada bangunan Masjid Azizi di Tanjung Pura ini sangat menarik dengan menerapkan unsur-unsur atau elemen ornamen dari luar yaitu budaya Eropa, Persia, Cina maupun Arab. Pada bangunan Mesjid Azizi ini, segala jenis bentuk ornament Melayu tidak semua ditemukan di setiap bagian sisi pada masjid ini. Bagian bangunan yang menerapkan ornament melayu adalah ruang masuk masjid, pada dinding-dinding di ruang utama, mimbar, mihrab, menara, dinding-dinding eksterior, jendela dan pintu. Nama bentuk ornamennya adalah berupa Kaluk pakis, Bunga Melur, Siku Keluang Padu, Kaligrafi, Bintang-Bintang, Bunga Melati 2, Genting Tak Putus, Terali Bola, Awan Larat, Bunga Melati, Pelana kuda kencana. Penempatan ornament pada bangunan masjid Azizi ini sudah cukup lengkap, dimana segala jenis bentuk ragam hias ornament melayu sudah cukup banyak ditemukan di masjid ini. Bentuk ragam hias ornament melayu yang diterapkan disini adalah ornamen Melayu dengan motif tumbuhan, motif agama/kaligrafi, motif hewan, motif alam dan motif beraneka ragam. Penerapan warna ornamen pada bangunan bernuansa Melayu Pada Masjid Azizi menggunakan tiga warna pokok yaitu kuning, hijau dan putih dan warna tambahan seperti biru, cokelat dan keemasan.

Analisa Berdasarkan Teori Unsur-Unsur Desain pada Ornamen Unsur Garis Unsur garis pada setiap bagian yang terdapat bentuk ragam hias ornamen melayu pada Masjid Azizi ini dalam aplikasinya menerapkan unsur garis lurus, garis lengkung, garis bergelombang, garis-garis zig zag serta garis tipis dan tebal. (D. K. Ching, 2000). Unsur bidang Unsur bidang pada setiap bagian yang terdapat bentuk ragam hias ornamen melayu pada Masjid Azizi ini memiliki panjang, lebar, wujud, orientasi dan posisi. (D. K. Ching, 2000). Pada setiap bagian yang terdapat bentuk ragam hias ornament melayu pada masjid Azizi ini memiliki bidang yang bergelombang secara mendatar dan bidang bergelombang secara tegak. Unsur Tekstur Unsur tesktur pada setiap bagian yang terdapat bentuk ragam hias ornamen melayu pada Masjid Azizi ini adalah sesuatu permukaan yang dapat diraba, dirasakan dan dilihat oleh mata manusia, baik juga dalam hal ukuran, bentuk, serta proporsi. (D. K. Ching, 2000) Unsur Ukuran Unsur ukuran pada setiap bagian yang terdapat bentuk ragam hias ornamen melayu pada Masjid Azizi ini jika dilihat dari ukuran ruang yang sempit dihiasi dengan bentuk motif ragam hias yang minimal sehingga ruang tetap terasa longgar dan indah, sedangkan untuk ukuran ruang yang cukup lebar dihiasi bentuk motif ragam hias yang cukup banyak (Nawawi. 2005) Analisa Hasil Wawancara/Interview Menurut Bapak Hamdan Jumat, 15 mei 2015 yang menjabat sebagai ketua BKM mesjid Azizi di Tanjung Pura dalam pemaparannya menyebutkan : Pada mesjid Azizi di Tanjung Pura ini mengadopsi sebagian ornamen atau ragam hias dari berbagai budaya di Eropa, Timur Tengah, etnis Cina. Adanya etnis cina dikarenakan dahulunya pembangunan masjid Azizi ini di pertukangin sebagian etnis Tionghoa yang ada di kota Tanjung Pura. Warna dasar mesjid Azizi ini adalah hijau dan kuning yang melambangkan Agama Islam dan kejayaan. Pada sebagian bentuk ragam hias ornamen Melayu mengalami sedikit perubahan dari bentuk dasarnya (aslinya) atau telah dimodifikasi. Bentuk motif ragam hias ornamen melayu cukup banyak ditemukan di mesjid ini, namun tidak semua jenis motif ornamen Melayu ini ditemukan di Mesjid Azizi ini dan banyak masyarakat yang berkunjung di Mesjid ini hanya untuk sekedar melakukan ibadah tetapi tidak mengetahui makna dari ornamen Melayu ini sendiri. Masyarakat yang berkunjung hanya mengetahui bahwa ornamen Melayu adalah sebagai hiasanhiasan saja pada bangunan Mesjid Azizi. KESIMPULAN DAN SARAN Berbagai bentuk motif ragam hias ornamen melayu sudah cukup banyak terdapat pada bangunan Masjid Azizi di Tanjung Pura. Adapaun bentuk motif ragam hias ornament melayu yang terdapat pada bangunan masjid Azizi adalah bentuk motif tumbuhan, bentuk motif hewan, bentuk motif alam, bentuk geometris dan bentuk kaligrafi. Nama bentuk ornamennya adalah berupa Kaluk pakis, Bunga Melur, Siku Keluang Padu, Kaligrafi, Bintang- Bintang, Bunga Melati 2, Genting Tak Putus, Terali Bola, Awan Larat, Bunga Melati, Pelana kuda kencana. Warna yang dipakai pada ragam hias ornament melayu pada bangunan Masjid Azizi antara lain kuning, hijau dan putih tetapi ada juga penambahan warna lain seperti biru, keemasan, dan cokelat. Pada mesjid Azizi di Tanjung Pura ini mengadopsi sebagian ornamen atau ragam hias dari berbagai budaya di Eropa, Timur Tengah, etnis Cina. Adanya etnis cina dikarenakan dahulunya pembangunan masjid Azizi ini di pertukangin sebagian etnis Tionghoa yang ada di kota Tanjung Pura.

Penerapan unsur-unsur desain ornamen pada bentuk ragam hias ornament melayu yang terdapat di masjid Azizi ini seperti garis, bidang, ukuran dan tekstur sudah cukup menciptakan dan menerapkan unsur desain ornamen yang cukup menarik, terdapat garis lurus, lengkung, bergelombang, garis tebal dan tipis pada setiap bentuk ragam hias ornamen, bentuk-bentuk yang bervariasi, serta dengan pemilihan warna yang sesuai sehingga menciptakan kesan ataupun suasana ruang yang bernuansa melayu. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka diperoleh beberapa saran antara lain : Harapan penulis melalui penelitian bangunan khas Melayu di kota Tanjung Pura ini diharapkan bagi pemerintah daerah maupun masyarakat kota Tanjung Pura, penerapan bangunan tradisional Melayu perlu adanya pengembangan positif yaitu harus adanya kesesuaian dalam penerapan bentuk ornamen dan warna ornamen yang estetis. Kepada masyarakat kota Tanjung Pura, secara khusus untuk generasi muda agar tetap memelihara dan menjaga serta mengembangkan bentuk dan warna pada ragam hias ornamen tradisioanal Melayu yang merupakan ciri khas daerah Melayu, agar tidak punah dan hilang dengan berkembangnya zaman. KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, Jakarta: Balai Pustaka Nawawi, Muhammad. 2005. Analisis Penerapan Estetika Ragam Hias pada Kriya Keramik Mahasiswa, Jurusan Serni Rupa FBS Unimed, Vol.2, No.2: Medan. Sembiring, Dermawan. 2008. Buku Ajar Wawasan Seni, Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Sinulingga, S, 2011. Metode penelitian. Edisi Pertama. Cetakan pertama. Medan: USU Press. Suardi, Dedy. 2000. Ornamen Geometris. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sulastianto, Harry. 2008. Seni Budaya Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama. Grafindo Media Pratama: Bandung. Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize. DAFTAR PUSTAKA Budiwiwaramulja, Dwi. 2004. Golden Section pada Ragam Hias Melayu, Jurnal Seni Rupa FBS- UNIMED, Vol 1, Hal 52-63. Ching, D.K, Francis. 2000. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya, Erlangga : Jakarta. Ensiklopedia Nasional Indonesia, 2004. Jakarta : PT Delta Pamugkas. Kartini, Ayu, 2014. Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau dari Bentuk dan Warna di Kota Medan. Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa Seni, Universitas Negeri Medan.