TEORI INTELEGENSI GUILFORD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

TES INTELLIGENSI. NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG, CH, CHt, M.NLP

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENADAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) diharapkan dapat berkarya dan memiliki produkitivitas

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

KAJIAN PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF & BERPIKIR KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

KEWIRAUSAHAAN INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM WIRAUSAHA. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu hidup dalam lingkungan. Manusia tidak bisa dipisahkan dengan. memberikan keakraban dan kehangatan bagi anak-anaknya.

RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH

Kewirausahaan. Inovasi dan Kreativitas. Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB V PEMBAHASAN. tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tes Inteligensi. Definisi Inteligensi, Sejarah Tes Inteligensi, Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi. Yenny, M.Psi., Psikolog.

BAB I PENDAHULUAN. Negara, karena anak-anak yang cerdas sebagai bibit unggul diharapkan kelak

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan yang telah disajikan

KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MEMBACA DI KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum KTSP SD, Matematika berfungsi mengembangkan. kemampuan menghitung mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada penalaran verbal dan pemikiran logis, pada tugas-tugas yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda, belum ada

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

KEPUTUSAN ASOSIASI PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI PSIKOLOGI INDONESIA (AP2TPI) NOMOR: 01/Kep/AP2TPI/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ingatan adalah salah satu bagian dalam kognisi. Kata ingatan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENULISAN PUBLIC RELATIONS

BAB V PEMBAHASAN. yang dilihat dari kemampuan representasi visual, simbolik dan verbal. Tunggangri, berikut adalah pembahasan dari temuan peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENGAKTIFKANSISWA SLTP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan proses pengolahan informasi visual dan. informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi grafis yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembangnya bangsa dan negara indonesia sepanjang zaman. menyiratkan bahwa dalam pembelajaran matematika proses Working

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan

2. Kesesuaian gambaran internal terhadap pokok masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

TEORI INTELEGENSI GUILFORD SEJARAH Joy Paul Guilford adalah seorang psikologi berkebangsaan Amerika. Guilford lahir di Marquuette, Nebraska pada tanggal 7 Maret 1807. Semasa masih kecil, Guilford memiliki kebiasaan mengamati perbedaan kemampuan di antara anggota keluarganya sendiri. Guilford lulus dari Universitas Nebraska sebelum belajar di bawah Edward Titchener di Cornell. Pada tahun 1938 Guilford menjadi Presiden ke-3 dari Masyarakat Psikometri, mengikuti jejak pendirinya Louis Thurstone Leon dan EL Thorndike yang memegang posisi pada tahun 1937. Guilford memegang beberapa posting di Nebraska dan sebentar di University of Southern California. Pada tahun 1941 ia masuk ke Angkatan Darat AS sebagai Letnan Kolonel dan menjabat sebagai Direktur Unit Penelitian Psikologis No 3 di Basis Angkatan Darat Santa Ana Air. Di sana ia bekerja pada pemilihan dan peringkat trainee aircrew sebagai Angkatan Tentara Udara diselidiki mengapa sebagian cukup besar dari peserta tidak lulus. Guilford Dibuang sebagai Kolonel penuh setelah perang, bergabung dengan fakultas Pendidikan di University of Southern California dan terus meneliti faktor kecerdasan. Di sana Guilford memulai riset tentang faktor-faktor inteligensi.

Guilford mempublikasikan secara luas hasil risetnya yang diberinya nama Structure of Intellect Theory. Dan riset pasca perang ini mengidentifikasikan kemampuan intelektual diskrit yang berjumlah 90 dan 30 kemampuan perilaku. Penelitian Guilford ini menyebabkan pengembangan Tes klasifikasi yang dimodifikasi dalam cara yang berbeda, masuk dalam berbagai assesmen personil yang dikelola oleh semua cabang US Armed Sevices. Dengan demikian secara umum, semua ujian kualifikasi Militer AS pada tahun 1950an, 1960-an dan 1970- an dapat dikatakan telah diturunkan menurut riset Guilford. Guilford terus melakukan penelitian pada tes kecerdasan dengan fokus terutama pada berpikir divergen dan kreativitas. Ia mendesain berbagai tes yang mengukur berpikir kreatif. Guilford pensiun dari mengajar pada tahun 1967 tetapi terus menulis dan mempublikasikan. Guilford meninggal pada tanggal 26 November 1987 di Los Angeles. Teori Joy Paul Guilford Teori Guilford banyak membicarakan struktur intelegensi seseorang yang banyak mengarah pada kreativitas. Guilford melakukan penelitian tentang kecerdasan ini dengan meneliti orang-orang genius pada tahun 1869. Teori Guilford

menerangkan tentang inteligensi yang diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjawab melalui situasi sekarang untuk semua peristiwa masa lalu dan mengantisipasi masa yang akan datang. Guilford mengeluarkan satu model untuk menjelaskan kreativitas manusia yang disebutnya sebagai Model Struktur Intelek (Structure of Intellect). Dalam model ini, Guilford menjelaskan bahwa kreativitas manusia pada dasarnya berkaitan dengan proses berpikir konvergen dan divergen. Konvergen adalah cara berfikir untuk memberikan satu-satunya jawaban yang benar. Sedangkan berpikir divergen adalah proses berfikir yang memberikan serangkaian alternatif jawaban yang beraneka ragam. Kemampuan berfikir divergen dikaitkan dengan kreativitas ditunjukkan oleh beberapa karakteristik berikut: 1. Kelancaran, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ideide atau solusi masalah dalam waktu singkat. 2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk secara bersamaan mengusulkan berbagai pendekatan untuk masalah tertentu. 3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk memproduksi hal baru, ide-ide asli. 4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan sistematisasi dan mengatur rincian ide di kepala dan membawanya keluar. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Guilford meyakini bahwa standar tes inteligensi yang ada pada saat itu tidak mendukung proses berpikir divergen. Tes inteligensi tidak dirancang untuk mengukur hal ini, tetapi tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

Structure of Intellect terdiri dari teori hingga 150 kemampuan intelektual yang berbeda yang dise Structure of Intellect mencakup enam operasi atau proses intelektual umum, antara lain: a. Kognisi yaitu kemampuan untuk mengerti, memahami, menemukan, dan menjadi sadar akan informasi. b. Memori rekaman yaitu kemampuan untuk mengkodekan informasi. c. Memori retensi yaitu kemampuan untuk mengingat informasi. d. Produksi yang berbeda yaitu kemampuan untuk menghasilkan beberapa solusi untuk masalah kreativitas. e. Produksi konvergen yaitu kemampuan untuk menyimpulkan satu solusi untuk masalah. f. Evaluasi yaitu kemampuan untuk menilai apakah informasi akurat, konsisten, atau valid.lenggarakan sepanjang tiga dimensi, yaitu operasi, isi, dan produk. Structure of Intellect meliputi lima bidang luas informasi/ isi yang intelek, antara lain: a. Visual yaitu informasi dipersepsikan melalui melihat. b. Auditori yaitu informasi dirasakan melalui pendengaran. c. Simbolis yaitu informasi dianggap sebagai simbol atau tanda-tanda. d. Semantik yaitu informasi yang dipersepsikan dalam kata-kata atau kalimat, baik secara lisan, tertulis, atau diam-diam da1am pikiran seseorang. e. Informasi perilaku yaitu perbuatan seorang individu. Model Structure of Intellect mencakup enam produk dalam meningkatkan kompleksitas yaitu: a. Unit yaitu item single pengetahuan b. Kelas yaitu sets unit berbagi atribut umum. c. Hubungan yaitu unit terkait sebagai pertentangan, asosiasi, urutan, atau analogi.

d. Beberapa sistem yaitu hubungan yang saling terkait untuk membentuk struktur atau jaringan. e. Transformasi yaitu perubahan, perspektif, konversi, atau mutasi untuk pengetahuan. f. Implikasi yaitu prediksi, kesimpulan, konsekuensi, atau antisipasi pengetahuan Menurut Guilford terdapat 6 x 5 x 6 = 180 faktor kemampuan intelektual. Kemampuan masing-masing adalah singkatan dari operasi tertentu di wilayah konten tertentu dan menghasilkan suatu produk tertentu, yaitu: pemahaman figural evaluasi satuan atau semantik implikasi. Implikasi teori belajar Guilford dalam pembelajaran sebagai berikut : a. Dalam menyelesaikan soal pembelajaran matematika dapat menerapkan soal-soal open-ended kepada siswa, dari jawaban yang diberikan siswa dapat dibuktikan bahwa kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban adalah berdasarkan informasi yang diberikan oleh guru maupun pengalaman pribadinya. b. Kreatifitas seorang siswa dapat dilihat dari kemampuannya untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan ide kreatif tanpa bersumber pada satu teori saja, sehingga memunculkan banyak ide dari berpikir kreatifnya. c. Pada kinerja seseorang pada tes kecerdasan dapat ditelusuri kembali ke dasar kemampuan mental atau faktor kecerdasan seseorang itu sendiri. d. Berfikir kreatif yang terjadi pada siswa tergantung pada kemampuan dirinya untuk mewujudkan ide/ gagasannya yang timbul pada hati nurani untuk mewujudkan kemampuan untuk melihat bermacammacam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.