DESAIN KOLAM PENGENDAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani KM 34, Banjarbaru. KM 34, Banjarbaru ABSTRAK

Abstrak. Kata kunci: air asam tambang, jar test, kapur tohor, kolam pengendapan, zeolit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian Teknis Sistem Penyaliran pada Tambang Batubara PIT 1 Utara Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BATUBARA DISTOCKPILE PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UNIT DERMAGA KERTAPATI

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disampaikan pada acara:

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN KOAGULAN PADA UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

STATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

KAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

BAB III LANDASAN TEORI

Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

METODE PEKERJAAN BORE PILE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Uji Pengendapan dengan Variasi Konsentrasi Koagulan dan Variasi Konsentrasi Flokulan

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN PRAKATA DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRACT

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

STUDI KECEPATAN JATUH SEDIMEN DI PANTAI BERLUMPUR (STUDI KASUS LOKASI PANTAI BUNGA BATUBARA SUMATERA UTARA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

Keseimbangan benda terapung

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN RUMAH POTONG HEWAN (RPH)

TEKNOLOGI MINERAL Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ISSN:

4 Hasil dan Pembahasan

PENENTUAN KAPASITAS UNIT SEDIMENTASI BERDASARKAN TIPE HINDERED ZONE SETTLING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

KAJIAN SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Transkripsi:

DESAIN KOLAM PENGENDAPAN (SETTLING POND) REKAYASA LINGKUNGAN TAMBANG Lecture : Meinarni Thamrin, ST., MT. TUJUAN SETTLING POND DATA-DATA UNTUK MEMBUAT SETTLING POND MENENTUKAN DIMENSI SETTLING POND ANGGA AL-AMIN HUSAIN D62113301 Student of Mining Engineering, Hasanuddin University 2016 WAKTU PENGERUKAN SETTLING POND TEKNIK PERTAMBANGAN 1 P a g e

TUJUAN PEMBUATAN KOLAM PENGENDAPAN DISUATU LOKASI TAMBANG Tujuan Pembuatan kolam pengendapan disuatu lokasi tambang yaitu memastikan bahwa limbah cair yang keluar ke badan air akibat dari proses penambangan akan memenuhi baku mutu yang disyaratkan oleh pemerintah. Diharapkan air yang keluar dari daerah penambangan sudah bersih dari partikel padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada sungai atau laut sebagai tempat pembuangan akhir. Selain itu juga tidak menimbulkan pendangkalan sungai akibat dari partikel padatan yang terbawa bersama air. Di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan treatment berupa pengapuran, pemberian alum,aerasi, dan perlakuan-perlakuan lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya. Kolam pengendap (sediment pond) adalah tempat untuk menangkap runoff dan menahan air ketika tanah dan kotoran lain dalam air mengendap menjadi sedimen. Kebanyakan kolam pengendap diperlukan karena air keluaran yang mengandung banyak Total Suspended Solid atau residu tersuspensi yang melampaui baku mutu kualitas keluaran air. Gambar: Foreshore settling pond of Shenzhou Mining Group Corp. Kolam pengendap selain sebagai tempat untuk mengendapkan material tersuspensi, di area tambang juga berfungsi sebagai penampungan air limbah yang mengandung logam berat (Fe dan Mn) dan air yang mengandung asam (ph < 6), dimana di dalam tampungan tersebut dilakukan perlakuan penetralan air limbah atau tercemar sehingga bisa menjadi normal sesuai ambang batas baku mutu yang 2 P a g e

disyaratkan oleh Pemerintah. Di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan treatment berupa pengapuran, pemberian alum,aerasi, dan perlakuan-perlakuan lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya. Rancangan (design) kolam pengendapan (settling pond) untuk air lumpur penirisan tambang atau air limbah pencucian pasir. UKURAN SETTLING POND Luas kolam pengnendapan secara analisis dapat dihitung berdasarkan parameter (assumption) sebagai berikut: 1. Hukum Newton berlaku karena persentasi padatan adalah 55% 2. Diameter partikel padatan tidak lebih dari 9 10 6 m 3. Kekentalan air adalah 1,61 10 6 kg/ms 4. Partikel padatan dalam lumpur adalah meterial sejenis 5. Ukuran partikel yang boleh keluar dari kolam pengendap diketahui 6. Kecepatan pengendapan partikel dianggap sama Data yang diperlukan untuk menganalisis dengan Hukum Newton : 1. Nilai koefisien tahanan (Fg) adalah 2. Material yang akan diproses (Qmat) adalah 5,75 ton/jam 3. Ukuran Partikel padatan yang boleh lewat (Ukur) 4. Kepadatan partikel padatan (ps) adalah 3500 kg/m 3 5. Kekentalan air (Vis) adalah 1,61 10 6 kg/ms 6. Persen padatan (Sol) adalah 55% 7. Persen Air (Air) adalah 45% Maka dapat dibuat perhitungan sebagai berikut : Berat padatan per m 3 : Berat padatan per m 3 = Sol Qmat Berat padatan per m 3 = 55% 5,75 ton/jam 1000 Berat padatan per m 3 = 3162,5 kg/jam Berat Air per m 3 : Berat air per m 3 = Air Qmat 1000 Berat air per m 3 = 45% 5,75 ton/jam 1000 Berat air per m 3 = 2587,5 kg/jam Volume padatan per detik: Berat Padatan Kerapatan Partikel Padatan 3162,5 kg/jam 3500 kg/m 3 0,9035714 m3 jam 3 P a g e

0,9035714 m3 3600 s 0,000251 m 3 s Volume air per detik: Berat Air Kerapatan Partikel Air 2587,5 kg/jam 1000 kg/m 3 2,5875 m3 jam 2,5875 m3 3600 s 0,0007187 m 3 s Total Volume 0,000251 m 3 s 0,0007187 m 3 s Total Volume = Volume Padatan + Volume Air Total Volume = 0,000251m 3 /s + 0,0007187m 3 /s Total Volume = 0,0009697 m 3 /s Kecepatan Pengendapan Kelas Sedimen Pasir = 0,7988 m/s Kelas Sedimen Debu = 0,0033 m/s Kelas Sedimen Liat = 0,0002 m/s Luas Kolam Pengendapan Luas Kolam Pengendapan = Total Volume Kecepatan Pengendapan Luas Kolam Pengendapan pasir = 0,0009697 m3 /s 0,7988 m/s Luas Kolam Pengendapan debu = 0,0009697 m3 /s 0,0033 m/s Luas Kolam Pengendapan liat = 0,0009697 m3 /s 0,0002 m/s = 0,0012139 m 2 = 0,2938485 m 2 = 4,8485000 m 2 Ukuran Kolam Pengendapan Menurut Perhitungan dengan Newton Qmat ps Vis Sol Air Ukur Vt A ton/jam kg/m 3 kg/ms % % mm m/s m 2 5,75 3500 55 45 0,062 0,7988 0,0012139 4 P a g e

1,61 10 6 0,004 0,0033 0,2938485 0,001 0,0002 4,8485000 Penentuan Dimensi Geomoetri kolam pengendap harus disesuaikan dengan ukuran back hoe yang biasanya dipakai perawatan kolam pengendap, yaitu mengeruk lumpur yang telah mengendap didalam kolam pengendap. Contoh: Bila dipakai back hoe dengan : Jangkauan gali horizontal : 1m Jangkauan gali vertikal : 2 m Lebar terluar rantai : 1,5 m Maka ukuran kolam pengendapan adalah Lebar kolam (i) Lebar penyekat (a) Kedalaman Kolam (d) : 2 1m = 2m : 1,5m + 0,5m (pengaman) = 1m : 2m 1m = 1m Panjang Kolam (p) tergantung dari volume lumpur yang ingin ditampung dan jadwal pengerukan lumpur. Panjang = Luas / Lebar kolam Panjang = 5m2 2m = 2,5m Waktu Penggerukan Vol. Kolam Vol. Total padatan 3(2,5m 2m 1m) 0,000251 m 3 s 15 m 3 21 m 3 hari 1 hari Jadi, sesuai dengan ukuran kolam dengan luas 5m 2 volume kolam 15m 3 Sehingga pengerukan lumpur dari dasar kolam dapat dilakukan dengan interval 1 hari sekali, supaya air dari kolam pengendapan menjadi bersih. 5 P a g e

Rancangan (design) kolam pengendapan (settling pond) untuk air lumpur penirisan tambang atau air limbah pencucian pasir. UKURAN SETTLING POND Luas kolam pengnendapan secara analisis dapat dihitung berdasarkan parameter (assumption) sebagai berikut: 1. Hukum Stokes berlaku karena persentasi padatan adalah 30% 2. Diameter partikel padatan tidak lebih dari 9 10 6 m 3. Kekentalan air adalah 1,31 10 6 kg/ms 4. Partikel padatan dalam lumpur adalah meterial sejenis 5. Ukuran partikel yang boleh keluar dari kolam pengendap diketahui 6. Kecepatan pengendapan partikel dianggap sama Data yang diperlukan untuk menganalisis dengan Hukum Newton : 1. Nilai koefisien tahanan (Fg) adalah 2. Material yang akan diproses (Qmat) adalah 7,50 ton/jam 3. Ukuran Partikel padatan yang boleh lewat (Ukur) 4. Kepadatan partikel padatan (ps) adalah 3000 kg/m 3 5. Kekentalan air (Vis) adalah 1,31 10 6 kg/ms 6. Persen padatan (Sol) adalah 30% 7. Persen Air (Air) adalah 70% Maka dapat dibuat perhitungan sebagai berikut : Berat padatan per m 3 : Berat padatan per m 3 = Sol Qmat Berat padatan per m 3 = 30% 7,5 ton/jam 1000 Berat padatan per m 3 = 2250 kg/jam Berat Air per m 3 : Berat air per m 3 = Air Qmat 1000 Berat air per m 3 = 70% 7,5 ton/jam 1000 Berat air per m 3 = 5250 kg/jam Volume padatan per detik: Berat Padatan Kerapatan Partikel Padatan 2250 kg/jam 3000 kg/m 3 0,75 m3 jam 0,75 m3 3600 s 0,0002083 m 3 s 6 P a g e

Volume air per detik: Berat Air Kerapatan Partikel Air 5250 kg/jam 1000 kg/m 3 5,25 m3 jam 5,25 m3 3600 s 0,001458 m 3 s Total Volume 0,0002083 m 3 s 0,001458 m 3 s Total Volume = Volume Padatan + Volume Air Total Volume = 0,0002083 m 3 s + 0,001458 m 3 s Total Volume = 0,001666 m 3 /s Kecepatan Pengendapan Kelas Sedimen Pasir = 0,7988 m/s Kelas Sedimen Debu = 0,0033 m/s Kelas Sedimen Liat = 0,0002 m/s Luas Kolam Pengendapan Luas Kolam Pengendapan = Total Volume Kecepatan Pengendapan Luas Kolam Pengendapan pasir = 0,001666 m3 /s 0,7988 m/s Luas Kolam Pengendapan debu = 0,001666 m3 /s 0,0033 m/s Luas Kolam Pengendapan liat = 0,001666 m3 /s 0,0002 m/s = 0,0020856 m 2 = 0,50485 m 2 = 8,333 m 2 Ukuran Kolam Pengendapan Menurut Perhitungan dengan Stokes Qmat ps Vis Sol Air Ukur Vt A ton/jam kg/m 3 kg/ms % % mm m/s m 2 7,50 3000 1,31 10 6 30 70 0,062 0,7988 0,0020856 0,004 0,0033 0,5048500 0,001 0,0002 8,3300000 7 P a g e

Penentuan Dimensi Geomoetri kolam pengendap harus disesuaikan dengan ukuran back hoe yang biasanya dipakai perawatan kolam pengendap, yaitu mengeruk lumpur yang telah mengendap didalam kolam pengendap. Contoh: Bila dipakai back hoe dengan : Jangkauan gali horizontal : 2 m Jangkauan gali vertikal : 3 m Lebar terluar rantai : 1,5 m Maka ukuran kolam pengendapan adalah Lebar kolam (i) Lebar penyekat (a) Kedalaman Kolam (d) : 2 2m = 4 m : 1,5m + 0,5m (pengaman) = 1m : 3m 1m = 2m Panjang Kolam (p) tergantung dari volume lumpur yang ingin ditampung dan jadwal pengerukan lumpur. Panjang = Luas / Lebar kolam Panjang = 8,5 m2 4 m = 2,125 m Waktu Penggerukan Vol. Kolam Vol. Total padatan 3(2,125m 4m 2m) 0,0002083 m 3 s 51 m 3 18 m 3 hari 3 hari Jadi, sesuai dengan ukuran kolam dengan luas 8, 5 m 2 volume kolam 51 m 3 Sehingga pengerukan lumpur dari dasar kolam dapat dilakukan dengan interval 3 hari sekali, supaya air dari kolam pengendapan menjadi bersih. 8 P a g e

Laboratorium: Lingkungan Tambang Jabatan Bidang Keahlian Email Mata kuliah : Meinarni Thamrin, ST., MT. Kepala Laboratorium Lingkungan Tambang Mine Environmental meinarni@unhas.ac.id ; meinarnithamrin@gmail.com Hidrogeologi Hidrologi Tambang Ventilasi Tambang Rekayasa Lingkungan Tambang Pengembangan Wilayah 9 P a g e