Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
|
|
- Leony Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb KAJIAN TEKNIS DIMENSI KOLAM PENGENDAPAN DI SETTLING POND 71 C PT. PERKASA INAKAKERTA KECAMATAN BENGALON KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Isnaeni, Untung, Gunawan Nusanto, Sudaryanto Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta Indonesia Abstrak PT. Perkasa Inakakerta adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, berlokasi di Bengalon, Provinsi Kalimantan Timur. Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem penambangan terbuka. Lokasi penelitian berada di Settling Pond 71 C. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan terlebih dahulu sebelum dialirkan keperairan bebas. Adapun parameter yang diukur adalah ph 6-9, TSS < 300 Mg/l, Besi (Fe) < 4 Mg/l dan Mangan (Mn) < 7 Mg/l dengan menggunakan kertas lakmus, TSS meter dan Colorimeter DR 890. Kolam pengendapan terdiri dari 7 kompartemen, 3 komapartemen sebagai proses pengendapan dan 4 kompartemen sebagai perawatan (treatment), luas kolam m 2 dan volume m 3 dengan debit hasil pemompaan yang mengalir pada zona inlet sebesar 729,27 m 3 /jam atau m 3 dengan waktu pemompaan selama 20 jam. Koagulan yang digunakan untuk menetralkan ph adalah kapur padam (CaO) sebanyak 71 kg/jam. Alat mekanis yang digunakan untuk perawatan kolam adalah Backhoe PC 200 dengan jangkauan gali mendatar 9,19 meter dan kedalaman 5,78 meter. Saat ini untuk parameter kualitas air yang belum memenuhi standar baku mutu adalah ph dan TSS, koagulan yang digunakan terlalu banyak, faktor yang mempengaruhi adalah dimensi kolam pengendapan yang terlalu luas sehingga kurang efektif. Upaya agar parameter kualitas air memenuhi baku mutu dan koagulan yang digunakan tidak terlalu banyak adalah melakukan perbaikan pada dimensi kolam menjadi 2 kompartemen sebagai proses pengendapan material padatan dan 3 kompartemen untuk perawatan (treatment) dengan luas m 2 dan volume m 3 sehingga koagulan yang digunakan sebanyak 48 kg/jam. Kata kunci : kualitas, dimensi kolam pengendapan, kapur padam (CaO), Back Hoe PC PENDAHULUAN Settling Pond 71 C merupakan kolam pengendapan yang dimiliki PT. Perkasa Inakakerta (PT.PIK) untuk menampung air hasil pemompaan inpit dump 71 dan pit 71 N. Dalam melakukan perawatan, digunakan kapur padam (CaO) untuk mentralkan air asam dan alat back hoe PC 200 untuk pengerukan lumpur hasil pengendapan. Saat ini dimensi kolam pengendapan yang digunakan memiliki luas m 2 dan volume m 3. Luasan ini masih sangat besar untuk menampung air hasil pemompaan sehingga proses perawatan untuk kualitas air pada kolam pengendapan kurang efektif. Berdasarkan hal tersebut, objek penelitian ini ditekankan untuk mengkaji kualitas air, dimensi kolam pengendapan dan koagulan yang digunakan. Kolam pengendapan memegang peranan penting dalam sistem penyaliran penambangan batubara. Kolam pengendapan pada saat ini belum mampu mengatasi kualitas dan kuantitas air yang masuk pada zona inlet sehingga dapat mempengaruhi aktifitas penambangan. 32 Lokasi pertambangan PT. Perkasa Inakakerta secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. PT. Perkasa Inakakerta Secara astronomis terletak antara BT dan LS. 2. HASIL PENELITIAN Curah Hujan Rencana dan Intensitas Curah Hujan Berdasarkan perhitungan dapat ditentukan besarnya curah hujan rencana maksimum adalah sebesar 126,44 mm/hari dengan umur tambang 9 tahun. Data curah hujan yang digunakan di daerah penelitian adalah selama 6 tahun mulai dari tahun dengan periode ulang hujan 3 tahun. Resiko hidrologi yang didapatkan dari perhitungan adalah 97,3%. Perhitungan intensitas curah hujan dilakukan dengan rumus Mononobe, dari hasil perhitungan didapatkan intensitas curah hujan 43,74 mm/jam.
2 Tabel 1. Curah Hujan Rencana pada Periode Ulang Berbeda Gambar 1. Peta Daerah Tangkapan Hujan pada Lokasi Penelitian 33
3 Penentuan nilai koefisien didasarkan atas topografi daerah penelitian, jenis tanah dan kerapatan vegetasi (Tabel 2). Tabel 2. Luas Daerah Tangkapan Hujan dan Nilai Koefisien Limpasan DTH Koefisien A 0,4 A.1 0,9 B 0,4 B.1 0,9 C 0,4 D 0,9 E 0,9 PIT71N 0,9 INPITDUMP71 0,9 Debit Pompa Aktual Debit pompa yang didapatkan yaitu dengan cara pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat ukur debit air Globalwatermeter. Data yang dihasilkan dari alat Globalwatermeter yaitu kecepatan air yang keluar dari pipa keluaran dalam satuan m/s. Pompa yang digunakan pada sumuran inpit dump 71 yaitu menggunakan Selwood H200 dan Multiflo 380 dengan debit actual. Tabel 3. Hasil Pengambilan data debit aktual pompa pemompaan. Kompartemen empat sampai tujuh digunakan untuk perawatan. Komp Tabel 4. Hasil Pengukuran Dimensi Kolam Panjang Lebar Sekat Luas (m 2 ) Volume (m 3 ) 1 40,5 30 9, ,6 30 7, , , ,8 30 7, ,8 30 8, ,8 30 9, ,8 30 9, Sumber : PT. Perkasa Inakakerta Jenis material yang terendapkan pada kolam pengendapan adalah lanau dan lempung sehingga mempunyai diameter partikel padatan 0,002 mm. Gambar 2. Klasifikasi Butiran Karakteristik Air Kolam Pengendapan Karakteristik air kolam pengendapan antara lain adalah ph, TSS, Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Untuk pengukuran ph (Derajat Keasaman) dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus pada zona inlet dan zona outlet. Pada zona inlet memiliki ph 3 dan pada zona outlet memiliki ph 6. Pengukuran TSS dengan menggunakan TSS meter, pada zona inlet nilai TSS terbesar 328 Mg/l dan zona outlet 177 Mg/l. Untuk pengukuran besi (Fe) dan mangan (Mn) menggunakan alat yang sama yaitu Colorimeter DR 890, didapatkan nilai besi (Fe) terbesar 2,3 Mg/l dan mangan (Mn) 0,4 Mg/l. Dimensi Kolam Pengedapan Kolam pengendapan 71 C secara geografis terletak pada E 117 o E 00 o terdapat tujuh kompartemen, kompartemen satu sampai tiga digunakan untuk mengendapkan material hasil Dari klasifikasi tersebut dengan diameter 0,002 mm pada tabel klasifikasi padatan diperairan angka tersebut termasuk padatan tersuspensi dengan ukuran diameter < 10-3 mm. Tabel 5. Klasifikasi Padatan di Perairan Klasifikasi Padatan Ukuran Diameter (µm) Ukuran (mm) Padatan Terlarut < 10-3 < 10-4 Koloid Padatan Tersuspensi < 1 < 10-3 Koagulan yang Digunakan PT. Perkasa Inakakerta menggunakan Kapur Padam (CaO) dengan rata-rata pemakaian 71 kg/jam. Dengan cara mencampur kapur padam (CaO) dengan air 34
4 dalam suatu bak yang kemudian dialirkan menggunakan pipa pada pintu kompartemen tiga ke kompartemen empat. Gambar 3. Proses Pengadukan Kapur Padam dengan Air Alat yang Digunakan Untuk Perawatan Alat mekanis yang digunakan pada adalah Backhoe PC 200. PT. Perkasa Inakakerta tidak secara khusus menyediakan alat backhoe untuk pengerukan lumpur karena jangka waktu pengerukan yang hanya dilakukan 2 tahun sekali. 3. PEMBAHASAN Karakteristik Air Kolam Pengendapan Karakteristik dan parameter air tambang batubara yang terdapat pada kolam pengendapan 71 C dilakukan pengukuran sesuai dengan Peraturan Daerah Kalimantan Timur No 02 Tahun Derajat Keasaman (ph) Hasil pengukuran derajat keasaman (ph) didapatkan angka ph zona inlet terendah adalah 3 dan zona outlet 6. Air yang tertampung pada kolam pengendapan dikatakan bersifat asam atau sering disebut air asam tambang karena memiliki ph < 6, air yang bersifat asam ini disebabkan oleh material daerah sekitar penambangan adalah material PAF (Potentially Acid Forming) yaitu material yang berpotensi berbentuk asam sehingga jika terjadi hujan maka air tersebut akan bereaksi dengan mineral sulfida tertentu yang terdapat dalam batuan dan bereaksi dengan udara sehingga akan menghasilkan asam sulfat. Air tersebut akan mengalir ke tempat terendah yaitu pada sump inpit dump 71 dan pit 71 N yang kemudian akan dipompa menuju kolam pengendapan, sehingga air yang akan dihasilkan pada zona inlet masih bersifat asam. 2. Total Suspended Solid (TSS) Hasil pengukuran TSS didapatkan nilai terbesar pada zona inlet 328 Mg/l dan zona outlet 177 Mg/l, standar baku mutu yang ditetapkan untuk nilai TSS adalah 300 Mg/l. Nilai TSS pada zona outlet sudah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sehingga aman untuk langsung dialirkan keperairan bebas. Air hasil pemompaan yang masuk pada zona inlet bercampur dengan lumpur sehingga TSS akan cukup tinggi. Material lumpur yang masuk pada 35 kompartemen pertama akan mengendap sehingga kompartemen dua dan tiga sudah sedikit mengandung lumpur sehingga pada zona outlet didapatkan TSS yang aman yaitu 177 Mg/l. 3. Ion Besi (Fe) Ion besi (Fe) pengukuran hanya dilakukan satu kali dalam satu minggu karena pengujiannya dilakukan pada suhu ruangan dengan menggunakan alat Calorimeter DR 890 untuk pengujian ion besi (Fe) jenis reagennya adalah reagen iron, dari hasil pengujian didapatkan nilai ion besi (Fe) terendah 0,4 Mg/l dan tertinggi 2,3 Mg/l. Angka ini masih sangat aman untuk langsung dialirkan dari standar baku mutu yang ditetapkan yaitu 7 Mg/l. 4. Mangan (Mn) Pengukuran nilai mangan (Mn) dilakukan sama seperti pengukuran ion besi (Fe) karena menggunakan sampel dan alat yang sama, akan tetapi memakai 10 ml dari 1 liter sampel yang diambil dan jenis reagennya adalah reagen mangan, dari hasil pengujian didapatkan nilai mangan (Mn) terendah 0,1 Mg/l dan tertinggi 0,4 Mg/l. Nilai ini juga masih sangat aman apabila langsung dialirkan keperairan bebas dari standar baku mutu yang ditetapkan yaitu 4 Mg/l. Dimensi Kolam Pengendapan Kolam pengendapan pada PT. Perkasa Inakakerta mempunyai 7 kompartemen dengan luas keseluruhan m 2 dan volume m 3. Ukuran butir yang yaitu 0,002 mm pada klasifikasi tabel padatan angka tersebut termasuk padatan tersuspensi < 10-3 mm. Debit total yang masuk pada zona inlet sebesar 729,27 m 3 /jam, maksimal pemompaan dilakukan selama 20 jam/hari sehingga debit total untuk satu hari m 3 /hari. Artinya volume kolam pengendapan masih sangat besar untuk menampung air hasil pemompaan dalam 1 hari, sehingga perlu evaluasi pada luas kolam. Tabel 6. Perbaikan Dimensi Kolam Pengendapan Komp Pjg Lbr Sekat Luas (m 2 ) Volume (m 3 ) 1 42,6 30 7, , , ,8 30 7, ,8 30 9, ,8 30 9, Dari tabel hasil perbaikan dimensi kolam pengendapan dilakukan pengurangan jumlah kompartemen pada kompartemen 1, 6 dan 7 kemudian didapatkan luas m 2 dan volume m 3, sehingga kolam pengendapan masih sangat cukup untuk menampung air hasil pemompaan dalam satu hari yaitu m 3 /hari. Koagulan yang Digunakan Jenis kogulan yang digunakan adalah kapur padam (CaO) yaitu kapur hasil pemadaman kapur tohor Ca(OH) 2. Kapur padam dipilih karena dapat
5 menetralkan air yang bersifat asam dan lebih mudah untuk didapatkan. Reaksi Air Asam FeS /4 O 2 + 7/2 H 2 O 2 H 2 SO 4 + Fe (OH) 3 Reaksi Air Asam + Kapur Padam 2 H 2 SO 4 + 2CaO 2CaSO 4 + 2H 2 O Dari reaksi tersebut jika air asam ditambahkan dengan kapur padam maka akan menghasilkan senyawa yang netral yaitu kalsium sulfat dihidrat (gypsum). Jumlah kapur padam yang digunakan adalah 71 kg/jam, kg/hari dan kg/bulan. Jumlah ini sangat banyak karena volume kolam pengendapan terlalu besar, pencampuran kapur padam dengan air yaitu dengan menggunakan bak dan alat pengaduk yang kemudian air tersebut dalirkan menggunakan pipa dan dialirkan pada pintu kompartemen (Gambar 4). Volume kolam pengendapan terlalu besar sehingga apabila air pada zona outlet ingin dialirkan keperairan bebas tetapi masih memiliki ph yang kecil maka dilakukan penaburan kapur padam pada kompartemen terakhir. Setelah dilakukan perbaikan jumlah kompartemen maka penggunaan kapur padam akan lebih menjadi 48 kg/jam.. Gambar 4. Air Hasil pencampuran Kapur Padam Untuk mengetahui lama kenaikan nilai ph maka dilakukan jar test yaitu mengambil sampel air sebanyak 1 liter pada pintu kompartemen tige ke empat kemudian dibiarkan hingga partikel mengendap dan selanjutnya dimasukkan kapur padam (CaO) sebanyak 5 gram. Angka ph air awal adalah 3 kemudian pada menit ke 60 diukur menggunakan kertas lakmus ph menjadi 4, pada menit ke 120 ph menjadi 5 dan pada menit ke 180 ph menjadi Kenaikan Nilai ph Gambar 5. Kenaikan Nilai ph Kenaikan Nilai ph Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada satu liter air asam dengan nilai ph 3 dan diberi kapur padam sebanyak 5 gram akan mengalami kenaikan nilai ph setiap 30 menit dan pada menit ke 180 ph berada pada angka 6 yang berarti netral dan telah memenuhi baku muku sehingga dapat lanngsung dialirkan keperairan bebas. Alat yang Digunakan Untuk Perawatan PT. Perkasa Inakakerta menggunakan alat Backhoe PC 200 dengan kedalaman penggalian 5,78 meter sementara kedalaman maksimal kolam 5 meter. Sehingga Backhoe PC 200 mampu menggali lumpur hasil pengendapan. Pada kolam pengendapan 71 C salah satu sisi kolam dibuat lebih dalam dari sisi yang lain sehingga pengendapan hanya terjadi pada sisi yang paling dalam. Backhoe PC 200 mempunyai jangkauan gali mendatar 9,19 m sehingga dapat menggali pada sisi yang paling dalam saja tidak menggali pada semua sisi kolam pengendapan. Waktu pengerukan perlu diperhitungkan sehingga air yang ada pada kolam dapat terjaga kualitasnya, perhitungan waktu pengerukan didasarkan terhadap nilai kecepatan pengendapan (Vt) 2,8 x 10-3 menggunakan hukum stokes karena % padatan < 40% yaitu 0,065% sehingga didapatkan waktu yang dibutuhkan partikel mengendap (tv), kecepatan air dalam kolam (vh), waktu yang dibutuhkan air keluar kolam (th), padatan yang berhasil diendapkan dalam 1 hari dan waktu pengerukan kolam pengendapan. Tabel 7. Waktu Pengerukan 36
6 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Karakteristik air kolam pengendapan (settling pond) 71 C berdasarkan nilai ph 6, TSS berkisar antara 22,8 177 Mg/l, Besi (Fe) berkisar antara 0,4 2,3 Mg/l dan Mangan (Mn) berkisar antara 0,1 0,4 Mg/l sehingga karakteristik air yang terdapat pada kolam pengendapan 71 C telah memenuhi Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan Pertambangan Batubara sesuai Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011 yang ditetapkan adalah TSS 300 Mg/l, ph 6-9, total Mn 4 mg/l dan total Fe 7 mg/l. 2. Dimensi kolam pengendapan 71 C dengan luas m 2 volume m 3 terlalu besar untuk menampung air hasil pemompaan sebanyak 729,27 m 3 /jam dengan maksimal waktu pemompaan 20 jam volume air hasil pemompaan m 3 /hari. Perlu perbaikan dimensi kolam dengan luas m 2 dan volume m 3 dengan luasan tersebut masih mampu menampung air yang masuk pada zona inlet. 3. Koagulan yang digunakan PT. Perkasa Inakakerta untuk menetralkan air asam adalah kapur padam (CaO) sebanyak 71 kg/jam, jumlah ini terlalu banyak dan perlu perbaikan dimensi kolam sehingga kapur padam (CaO) yang digunakan sebanyak 48 kg/jam. 4. Alat yang digunakan untuk perawatan (treatment) pada kolam pengendapan 71 C menggunakan Backhoe PC 200, alat tersebut memiliki kedalam penggalian 5,78 meter dan jangkauan gali 9,19 meter sehingga mampu untuk menggali lumpur yang terdapat pada kolam pengendapan dengan kedalaman 5 meter. Pengerukan pada kompartemen 1 dilakukan setiap 13 bulan sekali, kompartemen 2 dilakukan setiap 15 bulan sekali dan kompartemen 3 setiap 16 bulan sekali. 5. DAFTAR PUSTAKA Budiarto, (1999), Sistem Penyaliran Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta. Ersin Seyhan, (1995), Dasar-dasar Hidrologi, Gajah Mada University Press. Imam Subarkah. (1980), Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Penerbit Idea Dharma, Bandung. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan. Partanto Prodjo Sumarto, (1994), Rancangan Kolam Pengendapan Sebagai Pelengkap Sistem Penyaliran Tambang. Pfleider EP, Surface Mining, The American Institude of Mining, Metallurgical and Petroleum Inc. New York, Rudi Sayoga Gautama., (1993), Sistem Penirisan Tambang.Kursus Perencanaan Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku Takeda, (1980), Hidrologi untuk Pengairan, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Sulartso dan Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, Cetakan ketujuh PT.Pradnya Paramita. Van Te Chow, (1989), Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta., 2015, Profil Perusahaan, Departemen Geology and Mine Plan PT. Perkasa Inakakerta. Saran 1. Pengerukan kolam pengendapan sebaiknya dilakukan secara teratur dengan jangka waktu yang telah ditentukan agar kolam menjadi bersih sehingga kualitas air yang ada pada kolam pengendapan teteap terjaga. 2. Perlu adanya perbaikan pada dimensi kolam agar kolam pengendapan dapat secara optimal dalam mengelola air tambang. 3. Perlu di buat SOP (Standard Operational Procedure) pengelolaan air tambang agar dapat berjalan efektif dan optimal. 37
Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Kajian Teknis Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pada Pit 71n Dan Inpitdump 71 Di Pt. Perkasa Inakakerta Site Bengalon Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur Pangestu Nugeraha 1, Muhammad Bahtiyar
Lebih terperinciKajian Teknis Sistem Penyaliran pada Tambang Batubara PIT 1 Utara Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan
Kajian Teknis Sistem Penyaliran pada Tambang Batubara PIT 1 Utara Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan Subiakto 1, Peter Eka Rosadi 2, Hartono 3 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciDESAIN KOLAM PENGENDAPAN
DESAIN KOLAM PENGENDAPAN (SETTLING POND) REKAYASA LINGKUNGAN TAMBANG Lecture : Meinarni Thamrin, ST., MT. TUJUAN SETTLING POND DATA-DATA UNTUK MEMBUAT SETTLING POND MENENTUKAN DIMENSI SETTLING POND ANGGA
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PENYALIRAN PADATAMBANG BATUBARA TAMBANG AIR LAYA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN
RANCANGAN SISTEM PENYALIRAN PADATAMBANG BATUBARA TAMBANG AIR LAYA TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN Fitri Nauli *, Clara Paramita, Sarwo Edy Lewier, M. Fathin Firaz Mahasiswa Program Magister Teknik Pertambangan
Lebih terperinciEvaluasi Sistem Penyaliran Tambang Di Pit Tutupan Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan
Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Di Pit Tutupan Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan Fahrizal Ardy Kurniawan 1, Peter Eka Rosadi 2 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BATUBARA DISTOCKPILE PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UNIT DERMAGA KERTAPATI
EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BATUBARA DISTOCKPILE PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UNIT DERMAGA KERTAPATI EVALUATIONOF LIQUID COALWASTE MANAGEMENT AT STOCKPILE PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UNIT DERMAGA KERTAPATI
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Pencegahan dan Penanggulangan Air Limpasan yang Masuk ke Kolam Blok Barat terhadap Pit Blok Timur Penambangan Batubara PT. Indoasia Cemerlang (PT. IAC) Desa
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: air asam tambang, jar test, kapur tohor, kolam pengendapan, zeolit
ANALISIS EFEKTIVITAS KAPUR TOHOR DAN ZEOLIT UNTUK PENINGKATAN ph DAN PENURUNAN KANDUNGAN LOGAM Fe DAN Cu PADA PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG (Studi Kasus: Pit Batumarupa PT Makale Toraja Mining) Chairul Wahyu
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PT RIMAU ENERGY MINING SITE JAWETEN, KECAMATAN KAROSEN JANANG, KABUPATEN BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH
EVALUASI SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PT RIMAU ENERGY MINING SITE JAWETEN, KECAMATAN KAROSEN JANANG, KABUPATEN BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Alpian Nafarin 1*, Agus Triantoro 1, Riswan 1, Freddy Aditya
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Pompa pada Sistem Penyaliran Tambang Terbuka dengan Persamaan Material Balance (Studi Kasus pada PT TIA)
Analisis Kebutuhan Pompa pada Sistem Penyaliran Tambang Terbuka dengan Persamaan Material Balance (Studi Kasus pada PT TIA) Riswan 1, Dimas Aditya 2 Abstrak. Tambang terbuka menghasilkan daerah bukaan
Lebih terperinciPERENCANAAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA DI PT. BARA ANUGRAH SEJAHTERA LOKASI PULAU PANGGUNG MUARA ENIM SUMATERA SELATAN
PERENCANAAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA DI PT. BARA ANUGRAH SEJAHTERA LOKASI PULAU PANGGUNG MUARA ENIM SUMATERA SELATAN Tumpol Richardo Girsang 1, Eddy Ibrahim 2, dan Mukiat 3 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciKajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan
Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan Uyu Saismana 1, Riswan 2 1,2 Staf Pengajar Prodi Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN KOAGULAN PADA UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATUBARA
PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN KOAGULAN PADA UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATUBARA Praswasti PDK Wulan, Misri Gozan, Hardi Putra Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus
Lebih terperinciPenanganan Air Asam Tambang Pada Skala Laboratorium Dengan Menggunakan Kapur Tohor Berdasarkan Parameter Ketebalan NAF
Penanganan Air Asam Tambang Pada Skala Laboratorium Dengan Menggunakan Kapur Tohor Berdasarkan Parameter Ketebalan NAF Bantar Tyas Sukmawati Rukmana 1, Abdul Rauf 2, Desyana Ghafarunnisa 3 Mahasiswa Magister
Lebih terperinciEVALUASI KAPASITAS POMPA PADA SISTEM PENIRISAN TAMBANG BANKO BARAT PIT
EVALUASI KAPASITAS POMPA PADA SISTEM PENIRISAN TAMBANG BANKO BARAT PIT 1 TIMUR PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UNIT PENAMBANGAN TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN Yohannes Gultom 1, Maulana Yusuf 2, Abuamat 3 1,2,3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, setiap kegiatan industri menghasilkan suatu permasalahan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh
Lebih terperinciPengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA
Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
Lebih terperinciI. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan
I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG PADA PT. RIMAU ENERGY MINING KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
STUDI PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG PADA PT. RIMAU ENERGY MINING KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Anshariah 1, Sri Widodo 2, Robby Nuhung 1 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA BATUBARA. Muhammad Endriantho*, Muhammad Ramli*
PERENCANAAN SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA BATUBARA Muhammad Endriantho*, Muhammad Ramli* *) Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin **) Teknik Geologi Universitas Hasanuddin SARI: Operasi penambangan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing, Mahendra Andiek M, Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciOleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc
Oleh: Rizqi Amalia (3307100016) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 KERANGKA PENELITIAN
Lebih terperinciLambung Mangkurat, Jl. A. Yani KM 34, Banjarbaru. KM 34, Banjarbaru ABSTRAK
PENENTUAN WAKTU PEMELIHARAAN SETIAP KOMPARTEMEN SETTLING POND AIR ASAM TAMBANG BATUBARA (STUDI KASUS: SETTLING POND PIT 1 PT SEMESTA CENTRAMAS BALANGAN) TIMING MAINTENANCE EACH COMPARTMENT SETTLING POND
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI 780.000 TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG
Lebih terperinciPenerapan Metode Active dan Passive Treatment Dalam Pengelolaan Air Asam Tambang Site Lati
Seminar Air Asam Tambang ke- dan Pascatambang di Indonesia Bandung, Oktober Penerapan Metode Active dan Passive Treatment Dalam Pengelolaan Air Asam Tambang Site Lati Hieronimus INDRA, Yan LEPONG, Firman
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penulis, Efrilia Wardani. vii
RINGKASAN Pit Lisat merupakan proyek penambangan batubara milik PT. Gunung Bayan Resources yaitu PT. Teguh Sinar Abadi (TSA) dan PT. Firman Ketaun Perkasa (FKP) dimana tempat penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS PENIRISAN TAMBANG NIKEL LATERIT MENGUNAKAN METODE MINE DEWATERING
KAJIAN TEKNIS PENIRISAN TAMBANG NIKEL LATERIT MENGUNAKAN METODE MINE DEWATERING Marwan 1, Sri Widodo 2, Nurliah Jafar 1* 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia 2. Program Studi Teknik
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KAJIAN SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Syarifuddin 1, Sri Widodo 2*, Arif Nurwaskito 1 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)
PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik
Lebih terperinciRANCANGAN PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG DI AREA TIMBUNAN Q03 SITE LATI
RANCANGAN PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG DI AREA TIMBUNAN Q03 SITE LATI Muhammad Sonny Abfertiawan (1), Firman Gunawan (2), Ria Irene Vince (1), dan Rudy Sayoga Gautama (1), (1) Program Studi Teknik Pertambangan,
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciRANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960
RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA
Lebih terperinciPola Penyebaran Potensi Keterbentukan Air Asam Tambang pada Tambang Batubara di Blok Loajanan Samarinda Kalimantan Timur
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Pola Penyebaran Potensi Keterbentukan Air Asam Tambang pada Tambang Batubara di Blok Loajanan Samarinda Kalimantan Timur 1 Nella Oktafia, 2 Nendaryono Madiutomo
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK
98 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan analisis terhadap lereng, pada kondisi MAT yang sama, nilai FK cenderung menurun seiring dengan semakin dalam dan terjalnya lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih
Lebih terperinciTEKNOLOGI MINERAL Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ISSN:
TEKNOLOGI MINERAL Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ISSN: 2252-7605 TIM REDAKSI Pelindung Dekan Fakultas Teknik Penanggung Jawab Penerbitan Program Studi S1 Teknik Pertambangan Pemimpin Redaksi Shalaho
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN (AIR ASAM TAMBANG DAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BARU BARA)
PENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN (AIR ASAM TAMBANG DAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BARU BARA) THE INFLUENCE OF COAGULANT USING (ACID MINE DRAINAGE, ALUMINIUM SULFATE) IN THE
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciKAJIAN TEKNIS SISTEM PENIRISAN PADA PIT TAMBANG BATUBARA PT. DIZAMATRA POWERINDO, KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENIRISAN PADA PIT TAMBANG BATUBARA PT. DIZAMATRA POWERINDO, KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN TECHNICAL ASSESSMENTDRAINAGE SYSTEM AT COAL MINING AREA PT. DIZAMATRA POWERINDO,
Lebih terperinciMn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut
Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam
Lebih terperinciSISTEM PENYALIRAN TAMBANG PIT AB EKS PADA PT. ANDALAN MINING JOBSITE KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR
SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PIT AB EKS PADA PT. ANDALAN MINING JOBSITE KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Khairuddin Yusran 1, Djamaluddin 2, Agus Ardianto Budiman 1 1. Jurusan Teknik Pertambangan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara
Lebih terperinciRencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Rencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ika Tri Novianti Siregar, Riko Suryanata, Indri Febriyanti,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plan (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 STUDI HIDROGEOLOGI PADA RENCANA PENAMBANGAN BATUBARA DI DAERAH MUARA BAKAH, IUP PT. DUTA NURCAHYA, BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN AIR BAKU
BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat dicapai dengan benar. Garis besar dari metode penelitian adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciUji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi
Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,
Lebih terperinciRANCANGAN SUMP D1 BLOK D1-D2 PIT ROTO SELATAN PT PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KIDECO BATU KAJANG KALIMANTAN TIMUR
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 RANCANGAN SUMP D1 BLOK D1-D2 PIT ROTO SELATAN PT PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KIDECO BATU KAJANG KALIMANTAN TIMUR Fauzan S
Lebih terperinciPENCEMARAN KUALITAS AIR DARI ADANYA POTENSI AIR ASAM TAMBANG AKIBAT PENAMBANGAN BATUBARA (Studi Kasus Pada Sungai Patangkep)
PENCEMARAN KUALITAS AIR DARI ADANYA POTENSI AIR ASAM TAMBANG AKIBAT PENAMBANGAN BATUBARA (Studi Kasus Pada Sungai Patangkep) Pollution Water Quality Of Any Potential Acid Mine Drainage The Result Coal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi penambangan dipengaruhi oleh keadaan genangan pada sump pit. Dengan tanpa penirisan yang menerus terutama pada saat kejadian hujan, air pada sump pit
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian pengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literatur mencari data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, dilanjutkan
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Simulasi Penyaliran Tambang Melalui Optimasi Elevasi Muka Air Kolam Untuk Menjaga Front Kerja Penambangan (Studi Kasus : Penambangan Batubara Pit 1 Wara, PT
Lebih terperinciUJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI
UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI Edwin Patriasani dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada umumnya,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP
TUGAS AKHIR Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing NRP. 3109 100 112 Dosen Pembimbing : Mahendra Andiek M, ST.MT. Ir. Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciPengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 7, Nomor 1, Januari 2015 Hal. 29-40 Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus
Lebih terperinciPENGARUH FLY ASH DAN KAPUR TOHOR PADA NETRALISASI AIR ASAM TAMBANG TERHADAP KUALITAS AIR ASAM TAMBANG
PENGARUH FLY ASH DAN KAPUR TOHOR PADA NETRALISASI AIR ASAM TAMBANG TERHADAP KUALITAS AIR ASAM TAMBANG (ph, Fe & Mn)DI IUP TAMBANG AIR LAYA PT.BUKIT ASAM (PERSERO),TBK EFFECT OF FLY ASH AND TOHOR LIME ON
Lebih terperinciEVALUASI POMPA SULZER 385 KW (ENGINE) SISTEM PENIRISAN TAMBANG DI MAIN SUMP PIT 1 BARAT BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK TANJUNG ENIM
EVALUASI POMPA SULZER 385 KW (ENGINE) SISTEM PENIRISAN TAMBANG DI MAIN SUMP PIT 1 BARAT BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK TANJUNG ENIM SULZER PUMP EVALUATION 385 KW (ENGINE) DRAINING SYSTEM IN MINE
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PETA TOPOGRAFI
LAMPIRAN A PETA TOPOGRAFI 70 71 LAMPIRAN B PETA CACTHMENT AREA 72 PETA CATCHMENT AREA LOKASI PENELITIAN KEC. MEUREBO, KAB. ACEH BARAT PROVINSI ACEH 73 LAMPIRAN C PETA CACTHMENT AREA DAN ARAH ALIRAN 74
Lebih terperinciKAJIAN DIMENSI PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA PT BATURONA ADIMULYA KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROPINSI SUMATERA SELATAN
KAJIAN DIMENSI PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA PT BATURONA ADIMULYA KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROPINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Suhariyanto 2 ABSTRAK Metode yang biasa digunakan
Lebih terperinciSTUDY OF DRAINAGE SYSTEM IN LIMESTONE QUARRY CASE STUDY OF PT
STUDY OF DRAINAGE SYSTEM IN LIMESTONE QUARRY CASE STUDY OF PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI SAWANGAN VILLAGE, AJIBARANG SUB-DISTRICT BANYUMAS, CENTRAL JAVA PROVINCE KAJIAN SISTEM PENIRISAN TAMBANG BATUGAMPING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki tingkat keasaman tinggi dan sering ditandai dengan ph yang rendah.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penambangan batubara umumnya memberikan dampak terhadap lingkungan, salah satunya ialah keterbentukan air asam tambang (AAT) yaitu air yang memiliki tingkat
Lebih terperinciEvaluasi Teknis Sistem Penyaliran Tambang Studi Kasus: PT. Bara Energi Lestari Kabupaten Nagan Raya, Aceh
Evaluasi Teknis Sistem Penyaliran Tambang Studi Kasus: PT. Bara Energi Lestari Kabupaten Nagan Raya, Aceh Rahmadi Siahaan, Pocut Nurul Alam, Febi Mutia Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat.Analisa laboratorium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu elemen atau unsur yang berdiri sebagai pemegang tonggak kehidupan makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, oleh karena itu air berperan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENIRISAN TAMBANG BLOK AIR GETUK GARUK PT DANAU MASHITAM BENGKULU TENGAH
EVALUASI SISTEM PENIRISAN TAMBANG BLOK AIR GETUK GARUK PT DANAU MASHITAM BENGKULU TENGAH THE EVALUATION OF DRAINING SYSTEM AIR GETUK GARUK MINE PT DANAU MASHITAM CETRAL BENGKULU David Junisa 1, Marwan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control
Lebih terperinciSEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.
SEMINAR AKHIR KAJIAN KINERJA TEKNIS PROSES DAN OPERASI UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BABAT PDAM KABUPATEN LAMONGAN Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari 3309 100
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system) yang merupakan pengolahan air yang tidak layak pakai (air kotor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan tambang yang berasal dari sedimen organik dari berbagai macam tumbuhan yang telah mengalami proses penguraian dan pembusukan dalam jangka waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambangan bawah tanah tipe cut and fill. Penambangan di perusahaan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Cibaliung Sumberdaya merupakan tambang emas dengan metoda penambangan bawah tanah tipe cut and fill. Penambangan di perusahaan ini dilakukan pada dua lokasi yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciCatatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.
Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kajian Geoteknik Analisis kemantapan lereng keseluruhan bertujuan untuk menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada sudut dan tinggi tertentu. Hasil dari analisis
Lebih terperinciRt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam
EVALUASI DAN PERENCANAAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG Muhammad Faisal, Alwafi Pujiraharjo, Indradi Wijatmiko Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jalan M.T Haryono
Lebih terperinciKESADAHAN DAN WATER SOFTENER
KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA
S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang
Lebih terperinciStockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses.
Pemantauan dampak lingkungan pada tempat penumpukan batubara (stockpile) dimaksudkan untuk melakukan pengkajian lingkungan akibat adanya dampak yang timbul dengan keberadaan dan kegiatan operasional penumpukan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Curah Hujan Drainase adalah ilmu atau cara untuk mengalirkan air dari suatu tempat, baik yang ada dipermukaan tanah ataupun air yang berada di dalam lapisan tanah, sehingga
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Kegiatan Lapangan 4.1.1 Kondisi Lapangan PT Cipta Kridatama memiliki luas IUP sebesar 4.642 Ha. Lokasi penelitian mengenai system penyaliran tambang (mine dewatering)
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan perhitungan terhadap kapasitas saluran drainase yang ada pada Jalan Colombo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Sistem Penyaliran Tambang dalam Mencegah dan Menanggulangi Air Limpasan Alami dan Air Limpasan Terganggu di Void T2 Blok B West Sambarata Mine Operation (SMO)
Lebih terperinciJurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM
Lebih terperinciProses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi
Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Bak Sedimentasi Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Maksud Dan Tujuan... 2 1.2.1 Maksud...
Lebih terperinciPrabumulih Km. 32 Indralaya, 30662, Indonesia ABSTRAK
KAJIAN TEKNIS PENGERINGAN SUMP SITU PATENGGANG UNTUK MENAMBANG BATUBARA LAPISAN C DI PIT TAMBANG AIR LAYA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA JOB SITE TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN TECHNICAL STUDY OF SUMP SITU PATENGGANG
Lebih terperinciANALISA PENYALIRAN AIR TAMBANG BATU KAPUR PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) DI PABRIK BATURAJA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 2, No. 1, Januari 2014 ANALISA PENYALIRAN AIR TAMBANG BATU KAPUR PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) DI PABRIK BATURAJA Yuliantini Eka Putri 1 Abstrak : Operasi penambangan
Lebih terperinciBAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN
BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Pengambilan Data Operasi di Lapangan Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi operasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan pengamatan dan pengambilan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 213 Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman Yulizar Yusuf,
Lebih terperinci