JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

NASKAH MATERI TULISAN, SILAHKAN DIAMBIL DI OJS UNUD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia selain merupakan negara maritim yang sebagian besar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 FARMASI SEMESTER I 2011/2012 PERCOBAAN PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem tiga komponen

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI DI DESA SESAOT NARMADA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

3 Metodologi Penelitian

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

Laporan Praktikum Kimia Analitik II. Koefisien Distribusi Iod

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

Metoda-Metoda Ekstraksi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

ANALISIS KAFEIN DALAM KOPI BUBUK DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VIII PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT ( REKRISTALISASI & SUBLIMASI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II. Kesetimbangan Fasa. 22 April 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Transkripsi:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi Jum at, 30 Mei 2014 Disusun Oleh : Huda Rahmawati 1112016200044 Kelompok 3 dan 4: Nur Hikmah Amelia Desiria Lilik Jalaludin PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK Telah dilakukan percobaan teknik isolasi kafein dari biji kopi. Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Kafein dapat di ekstraksi dari biji kopi menggukan teknik ekstraksi pelarut. Kafein akan semakin larut dalam air pada suhu tinggi. Digunakan diklorometana untuk mengekstraksi kafein dari air, Karena kafein merupakan senyawa organic, maka kafein akan lebih larut dalam diklorometana dibandingkan dengan air. Juga dilakukan penambahan Na 2 CO 3 di awal pencampuran yaitu untuk memisahkan kafein dengan tannin. Setelah pengocokan (ekstraksi) terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah fasa air dan lapisan bawah adalah fasa organic. Lapisan bawah dipanaskan di waterbath hingga terbentuk Kristal. Pemanasan dilakukan untuk memisahkan diklorometan yang memiliki titik didih lebih rendah di bandingkan kafein sehingga diklorometan akan menguap. Titik leleh kafein yang terbentuk pada praktikum ini yaitu 163 C PENDAHULUAN Ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik, atau biokimia. Meskipun kadang- kadang digunakan peralatan yang rumit, namun sering kali hanya diperlukan sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit. Teknik itu dapat diterapkan sepanjang jangkauan konsentrasi yang lebar, dan telah digunakan secara meluas untuk isolasi kuantitas yang luar biasa sedikitnya dari isotop-isotop bebas pengemban yang diperoleh dengan transmitasi nuklir, demikian pula isolasi bahan industri yang diproduksi berton-ton (Underwood, 2002. Hal: 457). Hukum distribusi Nernst ini digunakan pada proses ekstraksi. Ekstraksi memegang peranan penting baik di laboratorium maupun industri. Di laboratorium ekstraksi seringkali dilakukan untuk menghilangkan atau memisahkan zat terlarut dalam larutan dengan pelarut air yang diekstraksi dengan pelarut lain seperti eter, kloroform, karbondisulfida atau benzene. Dalam proses ini penting untuk diketahui berapa banyak pelarut dan berapa kali ekstraksi harus

dilakukan agar diperolah derajat pemisahan yang diinginkan (Mulyani. Hal: 24). Pada percobaan ini digunakan air panas sebagai pengektrak teh yang larut dalam air. Hal ini didasarkan pada kelarutan kafein yang semakin meningkat seiring bartambahnya suhu, yaitu sebesar 22 mg/ml pada 25 C, 180 mg/ml pada 80 C, dan 670 mg/ml pada 100 C. Karena kafein merupakan senyawa organic, maka digunakan diklorometana untuk mengekstraksi kafein dari air. Namun, tannin yang juga terdapat dalam the juga larut dalam diklorometana ini padahal kafein yang diekstraksi harus dapat dipisahkan dari tanin. Untuk memisahkan tanin dari kafein dilakukan dengan penambahan Na2CO3. Karena tanin merupakan senyawa fenolik yang cukup asam, maka akan terjadi reaksi antara tannin dan Na2CO3 dimana produk yang terbentuk akan lebih larut dalam air (Nugraha, 2009). Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein ditambahkan dalam jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan ( over dosis) mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang. Berdasarkan FDA ( Food Drug Administration) yang diacu dalam Liska (2004), dosis kafein yang diizinkan 100200mg/hari, sedangkan menurut SNI 017152-2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Kafein sebagai stimulant tingkat sedang ( mild stimulant) memang seringkali diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein berbeda dengan kecanduan obat psikotropika, karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu dua hari setelah konsumsi (Maramis, 2013).

ALAT & CARA KERJA A. Materials 1. Alat a. Gelas ukur h. Waterbath b. Gelas kimia i. Neraca O hauss c. Batang pengaduk j. Corong pisah d. Hot plate k. Corong gelas e. Spatula l. Termometer f. Kertas saring m. Pipa kapiler g. Statif dan ring n. Penangas minyak 2. Bahan a. Biji Kopi b. Dikloro metan c. Na 2 CO 3 d. air B. Methods 1. Dicampurkan 20 gram biji kopi yang telah dihaluskan dengan 5 gram Na 2 CO 3 dan 200ml air 2. Larutkan campuran dengan menggunakan hot plate 3. Dinginkan larutan pada suhu ruangan 4. Saring larutan dengan kertas saring 5. Ambil filtrate masukkan dalam corong pisah 6. Tambahkan 30ml diklorometan 7. Kocok selama 30menit 8. Terbentuk 2 fasa. Ambil 15 ml larutan di bagian bawah corong pisah 9. Panaskan larutan pada waterbath hingga terbentuk kristal 10. Keringkan kristal pada suhu ruangan selama 1 hari 11. Uji titik leleh Kristal

HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Data hasil praktikum 20gram biji kopi + 5gram Na 2 CO 3 + 200ml air larutan hitam kental di stirrer di hot plate Larut (larutan hitam) Filtrat (larutan hitam), endapan hitam Filtrat + 30ml diklorometan dikocok 30menit Terbentuk 2 fasa : Bagian atas (larutan hitam kental), bagian bawah (larutan coklat susu kental). Larutan bagian bawah dipanaskan endapan hitam Titik leleh endapan : 163 C B. Pembahasan Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan isolasi kafein dari biji kopi dan menentukan titik leleh kafein yang terbentuk. Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Pada percobaan ini digunakan biji kopi sebagai bahan dasarnya. Biji kopi yang telah di haluskan di tambahkan Na 2 CO 3 dan air kemudian di kocok dan dipanaskan di atas hot plate. Pemanasan ini dilakukan karena kelarutan kafein yang semakin meningkat seiring bartambahnya suhu. Kemudian larutan di saring untuk memisahkan endapan kasar dari sisa- sisa biji kopi yang tidak dapat larut. Proses selanjutnya adalah ekstraksi filtrate dari hasil penyaringan. Filtrate tersebut ditambahkan 30ml diklorometan. Karena kafein merupakan senyawa organic, maka digunakan diklorometana untuk mengekstraksi kafein dari air. Karena kafein akan lebih larut dalam diklorometana dibandingkan dengan air. Namun, pada proses ini tannin yang terdapat dalam biji kopi juga larut dalam diklorometan. Inilah fungsi penambahan Na 2 CO 3 di awal pencampuran yaitu untuk memisahkan kafein dengan tannin. Karena tanin merupakan senyawa fenolik yang cukup asam, maka akan terjadi reaksi antara tannin dan Na 2 CO 3 dimana produk yang terbentuk akan lebih larut dalam air, sehingga hanya kafein

yang terlarut dalam diklorometan. Proses ektraksi dilakukan dengan menggunakan corong pisah dan mengocok campuran dalam corong pisah selama 30 menit. Setelah pengocokan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah fasa air dan lapisan bawah adalah fasa organic. Lapisan bawah yang merupakan fasa organic yaitu larutan kafein dalam diklormetan di ambil dan dipanaskan menggunakan waterbath, yang bertujuan untuk memisahkan diklorometan yang memiliki titik didih lebih rendah di bandingkan kafein sehingga diklorometan akan menguap dan akan terbentuk endapan yang merupakan Kristal kafein. Endapan di keringkan pada suhu ruang selama 1 hari. Kemudian dilakukan uji titik leleh endapan yang terbentuk. dan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di dapatkan titik leleh kafein yaitu 163 C. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kafein dapat di ekstraksi dari biji kopi menggukan teknik ekstraksi pelarut 2. Kafein akan semakin larut dalam air pada suhu tinggi 3. Digunakan diklorometana untuk mengekstraksi kafein dari air, Karena kafein merupakan senyawa organic, maka kafein akan lebih larut dalam diklorometana dibandingkan dengan air. 4. fungsi penambahan Na 2 CO 3 di awal pencampuran yaitu untuk memisahkan kafein dengan tannin. 5. Setelah pengocokan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah fasa air dan lapisan bawah adalah fasa organic. 6. Pemanasan dilakukan untuk memisahkan diklorometan yang memiliki titik didih lebih rendah di bandingkan kafein sehingga diklorometan akan menguap 7. Titik leleh kafein yang terbentuk yaitu 163 C.

REFERENSI Mulyani, Sri & Hendrawan. KIMIA FISIKA II. Bandung: UPI. Underwood,A.L. dan R.A.Day,JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke enam. Jakarta: Erlangga. Nugraha, Yuda Prasetya. 2009. Ekstraksi: Isolasi Kafein dari Teh dan Uji Alkaloid. https://yudapedia.files.wordpress.com/2009/10/ekstraksi-isolasi-kafeindan-uji-alkaloid.pdf. (diakses pada 5 Juni 2014. Pukul : 23.00 WIB) Maramis, Rialita Kesia dkk. 2013. ANALISIS KAFEIN DALAM KOPI BUBUK DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/3100/26 44. (diakses pada 5 Juni 2014. Pukul : 23.15 WIB)