Laporan Praktikum Kimia Analitik II. Koefisien Distribusi Iod
|
|
- Ari Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan Praktikum Kimia Analitik II Koefisien Distribusi Iod Oleh : 1. Fitri Aprilia Wilda Ulin Nuha Endah Rohmawati Universitas Negeri Surabaya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia Program Studi Pendidikan Kimia 2011
2 A. Judul Percobaan : KOEFISIEN DISTRIBUSI IOD B. Tujuan : 1. Mengekstrak iod ke dalam pelarut organik 2. Menghitung harga K D dari iod C. Dasar Teori Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur. Pelarut yang umum dipakai adalah air dan pelarut organik lain seperti CCl 4, eter atau pentana. Garam anorganik, asam-asam dan basa-basa yang dapat larut dalam air bisa dipisahkan dengan baik melalui ekstraksi ke dalam air dari pelarut yang kurang polar. Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001). Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan (Khopkar, 1990). Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan
3 tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi, yang dinyatakan dengan rumus: K D = atau K D =, Dengan K D = Koefisien distrribusi, dan Co, dan Ca adalah konsentrasi solute pada pelarut organik dan air. Sesuai dengan kesepakatan, konsentrasi solute dalam pelarut organic dituliskan di atas dan konsentrasi solute dalam pelarut di tuliskan di bawah. Dari rumus tersebut jika harga KD besar, solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organic begitu pula terjadi sebaliknya. Rumus tersebut di atas hanya berlaku bila ; (a) solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut, (b) solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut, dan (c) zat terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi-reaksi lain. Iod mampu larut dalam air dan juga dalam kloroform. Akan tetapi, perbedaan kelarutannya dalam kedua pelarut tersebut cukup besar. Dengan mengekstraksi larutan iod dalam air ke dalam kloroform, menghitung konsentrasi awal dan sisa iod dalam air dengan cara titrasi, maka dapat diperoleh konsentrasi iod dalam kedua pelarut tersebut, sehingga koefisien distribusi iod dalam sistem kloroform-air dapat ditentukan. Untuk keperluan analisis kimia angka banding distribusi (D) akan lebih bermakna daripada koefisien distribusi (K D ). Angka banding distribusi menyatakan perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air). Jika zat terlarut adalah X, maka rumus angka banding distribusi dapat ditulis: D =
4 D. Alat dan Bahan Alat : - Gelas kimia - Pipet - Gelas ukur - Labu ukur - Corong pisah - Statif - Erlenmeyer - Buret - Pipet gondok Bahan : - Larutan Iod - Aquades - Larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N - Cloroform - Larutan H 2 SO 4 - Larutan kanji
5 E. Alur Percobaan Larutan Iod 0,1 M 10 ml Larutan Iod Diencerkan pada labu ukur 100 ml - Dipipet sebanyak 10 ml - Dipindahkan dalam corong pisah - Ditambahkan 1 ml kloroform - Kocok corong pisah dengan sesekali membuka kran - Diamkan sampai kedua lapisan (organik dan air) terpisah dengan baik. - Pisahkan iod dalam pelarut organik dan letakkan dalam wadah yang disediakan Iod dalam pelarut air - Ditambahkan dengan 1 ml kloroform. - Kocok corong pisah dengan sesekali membuka kran - Diamkan sampai kedua lapisan terpisah dengan baik. - Pisahkan iod dalam fasa organik dalam wadah yang disediakan. - Ulangi penambahan kloroform dalam fasa air, sampai total kloroform yang ditambahkan adalah 5 ml Iod dalam pelarut organik Iod dalam pelarut air, setelah ekstraksi ganda
6 Iod dalam pelarut air, setelah ekstraksi ganda Hasil - Dimasukkan dalam erlenmeyer - Tambahkan dengan 2 ml H 2 SO 4 - Tambahkan 1 ml larutan kanji 0,2 % - Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna biru hilang - Catat volume Na 2 S 2 O 3 yang dibutuhkan. Menentukan konsentrasi iod mula-mula 10 ml larutan iod yang telah diencerkan Hasil - Dimasukkan dalam erlenmeyer - Tambahkan dengan 2 ml H 2 SO 4 - Tambahkan 1 ml larutan kanji 0,2 % - Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna biru hilang - Catat volume Na 2 S 2 O 3 yang dibutuhkan. F. Hasil Pengamatan No Perlakuan Hasil pengamatan Sebelum Sesudah 1 Membuat larutan iod : - Mengambil 10 ml larutan iod 0,1 M Iod : cokelat (+++) Larutan iod : merah kecokelatan - Memasukkannya dalam labu ukur 100 ml - Menambahkan larutan dengan aquades sampai tanda batas - Mengocok hingga tercampur sempurna (homogen) 2 Penentuan konsentrasi iod mula-mula - Larutan iod : merah - Larutan Iod +
7 - Mengambil larutan iod baku, sebanyak 10 ml - Memasukkan dalam erlenmeyer - Menambahkan 2 ml H 2 SO 4 2M - Menambahkan dengan 1 ml larutan kanji 0,2% - Menitrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna biru hilang. - Mengulangi titrasi sebanyak 3 kali. - Mencatat volume larutan Na 2 S 2 O 3 yang diperlukan. 3 Ektraksi larutan iod - Mengambil 10 ml larutan iod - Memasukkan larutan iod ke dalam corong pisah - Menambahkan 1 ml kloroform lalu dikocok searah dengan sesekali membuka kran - Diamkan sampai kedua larutan terpisah dengan baik - Pisahkan iod dalam pelarut organik, dan letakkan pada wadah yang disediakan - Iod dalam pelarut air ditambahkan lagi dengan 1 ml kloroform. Kemudian dikocok dan didiamkan sampai terpisah dengan baik. Pisahkan iod dalam pelarut organik. (ulangi langkah ini sampai 4 kali, sehingga jumlah total kloroform yang ditambahkan adalah 5 ml) - Pindahkan iod dalam pelarut organik dalam erlenmeyer - Menambahkan 2 ml H 2 SO 4 dan 1 ml kecokelatan - Larutan H 2 SO 4 : jernih tidak berwarna - Larutan kanji : jernih tidak berwarna - Larutan Na 2 S 2 O 3 : jernih tidak berwarna - Larutan iod : merah kecokelatan - Kloroforn : jernih tidak berwarna - Larutan H 2 SO 4 : jernih tidak berwarna - Larutan kanji : jernih tidak berwarna - Larutan Na 2 S 2 O 3 : jernih tidak berwarna H 2 SO 4 : merah kecokelatan - Larutan Iod + H 2 SO 4 + larutan kanji : biru (+++) - Volume Na 2 S 2 O 3 : 1. 13,5 ml 2. 13,8 ml ml - Larutan iod dalam pelarut organik : ungu - Larutan iod dalam pelarut air : orange jernih (++) - Larutan iod dalam pelarut air + H 2 SO 4 : orange jernih (++) - Larutan iod dalam pelarut air + H 2 SO 4 + larutan kanji : biru (+++) - Volume larutan Na 2 S 2 O 3 : V.1 : 2,1 ml V.2 : 2,0 ml V.3 : 2,5 ml
8 larutan kanji 0,2% - Menitrasi larutan tersebut dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna biru tepat hilang. - Mencatat volume larutan Na 2 S 2 O 3 yang diperlukan untuk mengubah warna larutan. G. Analisis Data 1. Penentuan Konsentrasi Awal Iod Dalam menentukan konsentrasi distribusi iod, konsentrasi awal iod harus diketahui lebih dahulu. Konsentasi awal dari iod dapat diketahui dengan melakukan titrasi I 2 dengan Na 2 S 2 O 3 atau biasa disebut dengan titrasi iodometri. Larutan iod 0,1 M sebanyak 10 ml (berwarna coklat) diencerkan dengan aquades pada labu ukur 100 ml, larutan berubah warna menjadi coklat kemerahan. Kemudian dari larutan iod yang telah diencerkan tadi, dipipet menggunakan pipet seukuran sebanyak 10 ml untuk dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3. Setelah 10 ml larutan iod dimasukkan kedalam erlenmeyer, sebelumya ditambahkan 2 ml H 2 SO 4 2M, hal ini dilakukan untuk memberikan suasana asam pada larutan. Kemudian ditambahkan larutan kanji 0,2% sebanyak 1 ml, larutan kanji disini bertindak sebagai indikator. Kemudian larutan tersebut diititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,01 N. Berikut reaksi yang terjadi : I 2 + 2S 2 O 3 2-2I- + S 4 O 6 2- Titrasi dihentikan pada saat warna biru pada larutan tepat hilang. Dari titrasi yang telah dilakukan, diperoleh volume Na 2 S 2 O 3 sebanyak : V 1 = 13,5 ml V 2 = 13,8 ml V 3 = 14 ml Dari data tersebut, dapat kita cari mek dari I 2, dengan rumus mek I 2 = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 = V Na 2 S 2 O 3 x N Na 2 S 2 O 3
9 Setelah kita mengetahui mek, mol mula - mula dri Na 2 S 2 O 3 dapat diketahui, dengan menggunakan rumus : mmol I 2 = ½ mek I 2 Mmol I 2 mula-mula ini digunakan untuk menetukan mmol iod dalam fasa organik. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: Volume Na 2 S 2 O 3 mek I 2 mmol I 2 mula-mula V1 = 13,5 ml 0,135 mek 0,0675 mmol V2 = 13,8 ml 0,138 mek 0,069 mmol V3 = 14 ml 0,14 mek 0,07 mmol 2. Ekstraksi Larutan Iod Untuk menentukan KD atau koefisien distribusi, kita haru mengetahui konsentrasi iod dalam pelarut organik dan konsantrasi iod dalam pelarut air. Penentuan konsentrasi iod dalam kedua pelarut tersebur dapat diketahui dengan melakukan ekstraksi. Hal pertama yang dilakukan adalah memipet 10 ml larutan iod yang sudah diencerkan tadi dan memasukkannya kedalam corong pisah. Kemudian menyiapkan kloroform sebanyak 5 ml, kloroform disini bertindak sebagai pelarut organik. Kemudian mamasukkan kloroform secara bertahap kedalam corong pisah. Sebanyak 1 ml kloroform dimasukkan kedalam corong pisah, kocok corong pisah dengan sesekali membuka kran pada corong pisah. Reaksi yang terjadi antara larutan iod dan kloroform adalah: I 2 + 2CHCl 3 3Cl 2 + 2CHI Setelah dilakukan pengocokan beberapa kali, kemudian larutan dalam corong pisah didiamkan sampai kedua lapisan terpisah dengan baik, yaitu lapisan organik dan lapisan air. Lapisan organik berada di bawah corong dan berwarna ungu dikeluarkan dari corong pisah dan disimpan di tempat yang telah disediakan. Kemudian memasukkan 1 ml kloroform dan melakukan tahap yang sama dengan yang dilakukan sebelumnya. Hal ini dilakukan sampai larutan kloroform sebanyak 5 ml tadi habis terpakai.
10 Lapisan air yang telah didapatkan dari ekstraksi dipindahkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan dengan H 2 SO 4 2M sebanyak 2 ml, hal ini bertujuan untuk memberikan suasana asam pada larutan. Lalu ditambahkan larutan kanji 0,2% sebanyak 1 ml, larutan kanji disini bertindak sebagai indikator. Titrasi larutan dalam erlenmeyer dengan larutan natrium tiossulfat (Na 2 S 2 O 3 ) 0,01 N. Titrasi dehentikan pada saat warna biru tepat hilang. Langkahlangkan diatas diulangi sampai tiga kali untuk ketelitian dan kevalidan data yang didapatkkan. Setelah melakukan titrasi, diperoleh volume dari Na 2 S 2 O 3 sebesar, V1 = 2,1 ml, V2 = 2,0 ml, V3 =2,5 ml. Dari data ini, dapat dicari mek dari I 2 pada fasa air ( f(a) ) dengan rumus : mek I 2 f(a) = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 f(a) = V Na 2 S 2 O 3 x N Na 2 S 2 O 3 setelah mek I 2 pada fase air diketahui, mmol I 2 dalam fasa air pun dapat dicari, dengan menggunakan rumus : mmol I 2 f(a) = ½ mek I 2 f(a) Konsentrasi I 2 dalam fasa air ( f(a) ) dapat dihitung setelah mmol I 2 dalam fasa air dikatahui, menggunakan rumus : M I 2 f(a) = Dengan V adalah volume fasa air, yaitu sebanyak 10 ml. Dari hasil perhitungan, diperoleh data sebagai berikut: Volume Na 2 S 2 O 3 mek I 2 f(a) mmol I 2 f (a) M I 2 f ( a) V1 = 2, 1 ml 0,021 mek 0,0105 mmol M1 = 1,05 x 10-3 M V2 = 2,0 ml 0,02 mek 0,01 mmol M2 = 10-3 M V 3 = 2,5 ml 0,025 mek 0,0125 mmol M3 = 1,25x10-3 M1,25 x MM10-3 M
11 Setelah mol serta konsentrasi iod dalam fasa air diketahui, selanjutnya adalah menghitung mol dan konsentrasi iod dalam fasa organik. mmol iod dalam fasa organik ( f(o) ) dapat dihitung menggunakan rumus : Mmol I 2 f(o) = mmol I 2 mula-mula mmol I 2 f(a) Dari perhitungan diatasi,konsentrasi I 2 dalam fasa organik dapat dihitung menggunakan rumus : M I 2 f(o) = Dengan V adalah volume pelarut organik, yaitu volume klorofom sebesar 5 ml. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh data sebagai berikut: mmol I 2 f(o) M I 2 f(o) 0,057 mmol M1 = 0,0114 M 0,059 mmol M2 = 0,0118 M 0,0575 mmol M3 = 0,0115 M Berdasarkan data konsentrasi iod dalam pelarut organik ( M I 2 f(o) ) dan konsentrasi iod dalam pelarut air ( M I 2 f(a) ), harga K D dapat dihitung, dengan mengunakan rumus : K D = M I 2 f(o) M I 2 f(a) K D M1 = 0,0114 M M1 = 0, M KD1 = 10,5871 M2 = 0,0118 M M2 = 0,001 M KD2 = 11,8 M3 = 0,0115 M M3 = 0,00125 M KD3 = 9,2 K D rata-rata KD = 10,6190
12 H. Diskusi Pada saat melakukan titrasi, baik titrasi untuk penentuan konsentrasi awal larutan iod maupun titrasi iod dalam pelarut air, penambahan larutan kanji 0,2% seharusnya ditambahkan setelah titrasi dijalankan setengahnya dulu, yaitu pada saat warna pada larutan berubah dari coklat kemerahan menjadi kuning. Bukan ditambahkan sebelum titrasi. I. Simpulan Dari percobaan yang telah dilakukan tentang Koefisien distribusi Iod, didapatkan nilai Koefisien distribusi ( K D ) sebesar 10,6190. J. Jawaban Pertanyaan 1. Apa perbedaan antara K D dan D? Jawab : K D digunakan jika solut tidak terionisasi dalam salah satu pelarut, solut tidak berasosiasi dalm satu pelarut, dan zat terlarut tidak dapat bereaksi dalam salah satu pelarut. Secara matematis K D dinyatakan dengan: K D = Sedangkan Angka banding distribusi (D) adalah perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air) pada suhu dan tekanan yang tidak konstan, melainkan dipengaruhi oleh ph fasa air. Secara matematis D dinyatakan dengan : D = 2. Bilamana harga K D = D? Jawab : Harga KD = D bila berada pada kondisi ideal dan tidak terjadi interaksi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi.
13 3. Bagaimana mencari harga hubungan K D dan D untuk asam lemah HB yang mengalami dimerisasi dalam suatu pelarut organic? Jawab : HB H + + B - [ ] D = [ ] [... persamaan (1) ] K DHA = { ] [ ]... persamaan (2) K a = [ ] { } [ ]... persamaan (3) Dari persamaan 3 dapat dituliskan: [ ] = [ ] [ ]... persamaan (4) Dari persamaan 4 disubtitusikan ke dalam persamaan 1 akan diperoleh: = [ ] [ ] + [ ] [ ] = [ ]... persamaan (5) [ ] [ ] Bila persamaan 2 disubtitusikan ke dalam persamaan 5 akan diperoleh persamaan 6 sebagai berikut: = [ ]... persamaan (6)
14 4. Bagaimana mencari hubungan antara K D dan D untuk basa lemah yang terionisasi dalam pelarut air dan tidak bereaksi dalam pelarut organik? Jawab : HB (fasa organik) HB + H 2 O H 3 O + + B (fasa air) = [ ] [ ] [ ] [ ] = [ ] [ ]..(1) =[ ] [ ].. 2 D = [ HB] O [ HB] + [ B ] a a..(3) Persamaan (1) disubstitusikan dalam persamaan (3) D = = [ HB] O Ka[ HB] [ HB] a + [ H O + ] [ HB] a [ HB] 3 O a a K a 1+ H3O + a (4) Persamaan 2 disubstitusikan kedalam persamaan (4),sehingga D = KD Ka 1 + [ H O + ] 3 a 5. Buktikan bahwa dengan ekstraksi ganda akan dihasilkan persen terekstrak lebih besar daripada satu kali terekstraksi! Jawab : Misalkan pada percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan Vo= 5mL dan Va=10 ml didapatkan harga koefisien distribusi (K D )sebesar 10,6.
15 Untuk mencari fraksi zat terekstrak dalam ekstraksi tunggal ( 5 ml kloroform digunakan semua sekaligus) digunakan rumus: V aq f a = V aq + (K x V Jika data dimasukkan akan diperoleh: 10mL f a = 10mL+ (10,6 x 5mL f a =0,1587 f o =1 0,1587 f o =0,8413 % yang terekstrak = 0,8413 x 100 % = 84,13 % Sedangkan untuk mencari fraksi zat yang terekstrak dalam pelarut organik jika menggunakan ekstraksi berganda 5kali ( volume kloroform yang dapat menggunakan rumus V aq f = V aq + (K x V Dengan memasukkan data akan diperoleh: 10mL f a = 10mL+ (10,6 x 1 f a =0,0269 f o =1 0,0269 f o =0,9731 % yang terekstrak = 0,9731 x 100 % = 97,31 % Dari hasil perhitungan di atas dapat dibuktikan bahwa hasil zat terekstrak dalam pelarut organik akan lebih banyak jika menggunakan ekstraksi ganda. K. Daftar Pustaka - Intan, Nur Penentuan Koefisien Distribusi, (Online). ( diakses 18 maret 2011)
16 - Kimia,Unesa Koefisien Distribusi Iod Laporan Praktikum Dasar- Dasar Pemisahan Kimia, (online). ( diakses 18 Maret 2011). - Azizah Utiya, dkk Panduan Praktikum Mata Kuliah Dasar-dasar Pemisahan Kimia. Surabaya: Jurusan Kimia UNESA. - JR. Day R A dan Underwood Analisis Kimia Kuantitatif (edisi keenam). Jakarta: Erlangga. - Soebagio, dkk Kimia Analitik II. Malang: Universitas Negeri Malang. - Annisa Pemisahan Campuran yang Tidak Saling Campur,(Online). ( 18 Maret 2011).
17 L. Lampiran Lampiran I Perhitungan A. Menghitung mmol I 2 mula-mula Diketahui : - Vol.1 Na 2 S 2 O 3 = 13,5 ml - Vol.2 Na 2 S 2 O 3 = 13,8 ml - Vol.3 Na 2 S 2 O 3 = 14 ml - N Na 2 S 2 O 3 = 0,01 N Ditanya : - mmol I 2 mula-mula? jawab : Reaksi: I e- 2I - 2S 2 O 2-3 S 4 O e- I 2 + 2S 2 O 2-3 2I S 4 O 6 1. mek I 2 = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 = V Na 2 S 2 O 3 X N Na 2 S 2 O 3 I 2 = 13,5 ml X 0,01 mek/ml I 2 = 0,135 mek Mmol I 2 = ½ X mek = ½ X 0,135 = 0,0675 mmol 2. mek I 2 = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 = V Na 2 S 2 O 3 X N Na 2 S 2 O 3 I 2 = 13,8 ml X 0,01 mek/ml
18 I 2 = 0,138 mek Mmol I 2 = ½ X mek = ½ X 0,138 = 0,069 mmol 3. mek I 2 = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 = V Na 2 S 2 O 3 X N Na 2 S 2 O 3 = 14 ml X 0,01 mek/ml I 2 = 0,14 mek Mmol I 2 = ½ X mek = ½ X 0,14 = 0,07 mmol B. Menghitung mmol dan konsentrasi I 2 dalam fasa air ( f(a) ) Diketahui : - Vol.1 Na 2 S 2 O 3 : 2,1 ml - Vol.2 Na 2 S 2 O 3 : 2,0 ml - Vol.3 Na 2 S 2 O 3 : 2,5 ml - N Na 2 S 2 O 3 : 0,01 N - Volume f air : 10 ml Ditanya : mmol dan konsentrasi I 2..? Jawab : 1. mek I 2 f(a) = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 f(a) = V Na 2 S 2 O 3 X N Na 2 S 2 O 3 I 2 f(a) = 2,1 ml X 0,01 mek/ml I 2 f(a) = 0,021 mek mmol I 2 f(a) = ½ X mek = ½ X 0,021 = 0,0105 mmol
19 M I 2 f(a) = =, = 1,05 x 10-3 M 2. mek I 2 f(a) = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 f(a) = V Na 2 S 2 O 3 X N Na 2 S 2 O 3 I 2 f(a) = 2,0 ml X 0,01 mek/ml I 2 f(a) = 0,02 mek mmol I 2 f(a) = ½ X mek = ½ X 0,02 = 0,01 mmol M I 2 f(a) = =, = 10-3 M 3. mek I 2 f(a) = mek Na 2 S 2 O 3 mek I 2 f(a) = V Na 2 S 2 O 3 X N Na 2 S 2 O 3 I 2 f(a) = 2,5 ml X 0,01 mek/ml I 2 f(a) = 0,025 mek mmol I 2 f(a) = ½ X mek = ½ X 0,025 = 0,0125 mmol M I 2 f(a) = =, = 1,25 x 10-3 M
20 C. Menghitung mmol I 2 dan konsentrasi dalam fasa organik (f(o)) 1. mmol I 2 f(o) = mmol I 2 mula-mula mmol I 2 f(a) = 0,0675 0,0105 mmol = 0,057 mmol M I 2 f(o) = =, = 0,0114 M 2. mmol I 2 f(o) = mmol I 2 mula-mula mmol I 2 f(a) = 0,069 0,01 mmol = 0,059 mmol M I 2 f(o) = =, = 0,0118 M 3. mmol I 2 f(o) = mmol I 2 mula-mula mmol I 2 f(a) = 0,07 0,0125 mmol = 0,0575 mmol M I 2 f(o) = =, = 0,0115 M D. Menghitung K D 1. K D 1 = =,, = 10, K D 2 = =,,
21 = 11,8 3. K D 3 = =,, = 9,2 K D rata-rata = =,,, = 10,6190
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : REGINA ZERUYA : J1B110003 : 1 (SATU) : SUSI WAHYUNI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014 Disusun oleh : Fika Rakhmalinda (1112016200003) Fikri Sholihah (1112016200028 ) Naryanto (1112016200018 ) PROGRAM
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI 26 April 2014 DI SUSUN OLEH : NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 1 : 1. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 2. Putri Dewi Malya Fatimah (1112016200011) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI. Indah Desi Permana Sari
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Disusun oleh: Indah Desi Permana Sari 1112016200002 Kelompok 1: Ahmad Ainul Yakin (1112016200001) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN
Lebih terperinciWidya Kusumaningrum ( ) Page 1
Penentuan Koefisien Distribusi Tujuan: Menentukan koefisien distribusi I 2 dalam sistem air-kloroform Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPercobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR Candra Tri Kurnianingsih Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KADAR NaClO PADA PEMUTIH Disusun oleh : Latifah Suryaningrum (24 / XII IPA 1) SMA Negeri 1 Klaten Jl. Merbabu No. 13 Klaten 2012 / 2013 A. Tujuan Menentukan kadar NaClO
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014 Di Susun Oleh: Ipa Ida Rosita 1112016200007 Kelompok 2 Nurul mu nisa A. 1112016200008 Putri Dewi Meilya W. 1112016200011
Lebih terperinciEkstraksi pelarut atau ekstraksi air:
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air: Metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) atau menggunakan pelarut lain (biasanya organik) Tidak memerlukan alat khusus atau
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN NAMA SYABATINI : ANNISA NIM : J1B107032 HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN / 30 MARET 2009 HARI / TANGGAL DIKUMPUL : SENIN
Lebih terperinciLAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221
LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221 Percobaan 5 EKSTRAKSI PELARUT Nama : Nisrina Rizkia NIM : 10510002 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 20 Maret 2012 Tanggal Laporan : 27 Maret 2012 Asisten Praktikum : Ka Elsi
Lebih terperincitetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada
I. TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat. 1.2 Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur (ekstraksi cair - cair) II. DASAR
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Selasa, 22 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha KELOMPOK 4
LAPORAN PRAKTIKU KIIA KIIA FISIK II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Selasa, April 04 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 060008 KELOPOK 4. Fika Rakhmalinda 0600005. Naryanto 060008 PROGRA STUDI PENDIDIKAN KIIA
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri
PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L
Lebih terperinciTITRASI KOMPLEKSOMETRI
TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah
Lebih terperinciBERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012
BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa
Lebih terperinciPERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,
Lebih terperinciPraktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat
I. Judul Percobaan Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & dalam Suasana Asam Kuat II. Tanggal Percobaan Senin, 8 April 2013 pukul 11.00 14.00 WIB III. Tujuan Percobaan Menentukan orde reaksi
Lebih terperinciFraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan X A + X B + Xc =
DIAGRAM TERNER I. DASAR TEORI erdasarkan hukum fase Gibbs jumlah terkecil peubah bebas yang diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan dilengkapkan sebagai : V = C
Lebih terperinciUJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE
UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE Kelompok : Kelompok 5 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Sahlillah Dwi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN Oleh : Nama : Ni Made Susita Pratiwi Nim : 1008105005 Kelompok : II Tanggal Praktikum : 9 April 2012 LABORATORIUM KIMIA FISIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL : RABU, 8 JUNI 2011 ASISTEN
Lebih terperinciEKSTRAKSI PELARUT. I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari ekstraksi pelarut 2. Menentukan konsentrasi Ni 2+ yang terekstrak secara spektrofotometri
EKSTRAKSI PELARUT I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari ekstraksi pelarut 2. Menentukan konsentrasi Ni 2+ yang terekstrak secara spektrofotometri II. TEORI Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari
Lebih terperinciPRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020
PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PROGRAM STUDI D3 ANALISIS KESEHATAN STIKES BINA MANDIRI GORONTALO 2014 LAPORAN AKHIR PERCOBAAN II A. JUDUL : Titrasi Asam Basa B. TUJUAN Dengan
Lebih terperinciTITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR
TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciII. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN
I. JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 III. SELESAI PERCOBAAN Jum at, 4 Desember 2015 IV. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat dan menentukan
Lebih terperinciTITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TITRASI IODOMETRI Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI KAMIS, 24 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika Arum 2. Aini Nadhokhotani Herpi 3. Rhendika Taufik
Lebih terperinciHASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciBAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI
BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR
Lebih terperinciLARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi
Lebih terperinciSistem tiga komponen
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II KESETIMBANGAN FASA Selasa, 15 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto 1112016200018 PROGRAM
Lebih terperinciSetiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem
Iodin Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter pada suhu 25 C ). Namun larut cukup banyak dalam larutan larutan yang mengandung ion iodida. IOdin membentuk kompleks triodida, dengan konstanta
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI) Disusun Oleh : 1. Ela Bintang Bahari (XI IPA 4 / 03) 2. Alfian
Lebih terperinciKIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)
KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciPENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG
PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG PENDAHULUAN Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif yang menetralkan asam dilambung.
Lebih terperinciLARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI. Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul WIB
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul 10.00 13.00 WIB Nama NPM Muhammad Naufal Mu tashim 260110150016 Puty Prianti Novira 260110150017
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TERNER (SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TERNER (SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN) Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 1108105034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciLAPORAN PERCOBAAN. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul WIB
LAPORAN PERCOBAAN I II III IV V JUDUL PERCOBAAN Titrasi Penetralan dan Aplikasinya HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul 13.00 WIB SELESAI PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014
LAPORAN PRAKTIKU KIIA KIIA ANALITIK II ETODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOPOK 4 1. Annisa Etika Arum 1112016200009 2. Aini Nadhokhotani Herpi 1112016200016
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU Yang diampu oleh Bapak Ridwan Joharmawan & Bapak Ida Bagus Suryadharma OLEH KELOMPOK 7 1. LAILATUL ILMIYAH* (150332605145) 2. RR. DEWI AYU ANJANI
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI
PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.
Lebih terperinciModul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA
Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun oleh: Sandya Yustitia 10515050 Fritz Ferdinand 10515059 Maulinda Kusumawardani 10515061 Muhammad
Lebih terperinciA. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat
A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat mengetahui: 1. Prinsip dasar permanganometri. 2. Standarisasi
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN
BAB V PEMBAHASAN Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK Percobaan 6 PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE Disusun Oleh: Fachra Nur Arifa (10514054) Ahmad Kushay (10515053) Ikhlas Khairil Imam (10515063) Suci Jami atul M (10515083) Reneva
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan
Lebih terperinciPENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan
PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan Kelompok 3 Ade Juwita (109096000012) Chitta Putri Noviani (109096000007) Galuh Ilmia Cahyaningtyas (109096000011) Hafiz Akhyar (109096000034) Rahmawati
Lebih terperinciTitrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Titrasi Volumetri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K PENDAHULUAN egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan dasar Anda dalam melakukan pekerjaan laboratorium, melatih Anda dalam bekerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT KELOMPOK : 10 DESI AGNI MUTIA 31110012 FAUZY RODIAH 31110019 GANJAR TAUFIK F. 31110022 FARMASI 3A PRORGAM STUDI S1 FARMASI STIKes
Lebih terperinciNova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN
V. PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan tanggal 3 Oktober 2011 mengenai pembuatan larutan buffer dan pengujian kestabilannya. Larutan buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH
Lebih terperinciPERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)
PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada
Lebih terperinciENERGI KESETIMBANGAN FASA
ENERGI KESETIMBANGAN FASA NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Ipa Ida Rosita 2. Putri Dewi M.F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciModul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA
Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun Oleh: Siwi Aji Widhi Astuti (10515026) Irin Safitri (10515029) Yasmine Sophi Damayanti (10515031)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6
Lebih terperinciLARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciSOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum A Waktu: 120 menit
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI Senin, 28 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA
Lebih terperinciKimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.
Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak
Lebih terperincikimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran
KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri
Lebih terperinciTentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!
Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014 Di Susun Oleh: Ipa Ida Rosita 1112016200007 Kelompok 2 Widya Kusumaningrum 1112016200005 Nurul mu nisa A. 1112016200008
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas
BAB III METODE PENELITIAN Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas minyak belut yang dihasilkan dari ekstraksi belut, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan
Lebih terperinciLampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta
Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Penentuan Kadar Klorida dengan Metode Mohr Tanggal Praktikum : 14 April 2014 DISUSUN OLEH: Petri Wahyusari 1112016200075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum
BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan Pengenceran Suatu Larutan B. Tujuan praktikum Melatih menggunakan labu ukur di dalam membuat pengenceran atau suatu larutan. 1 BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran
Lebih terperinciBAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciPERCOBAAN 3. Bogor: IPB. 1 Armi Yuspita Karo Pengaruh penggunan kombinasi jenis minyak terhadap mutu sabun transparan.
PERCOBAAN 3 A. Judul : Pemisahan dan Penentuan Kadar Asam Lemak Dari Sabun B. Tujuan : Agar mahasiswa dapat memahami penggunaan dan prinsip kerja ekstraksi C. Dasar Teori SNI (1994) menjelaskan bahwa sabun
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciTITRASI POTENSIOMETRI
TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA
Sampel hasil pemanasan hasil pemanasan Campuran n 3,6ml asam asetat glacial dan 2,4 ml kloroform Diambil 6ml asam 1ml asetat sampel dari glacial hasil dan pemanasan 2,4 ml kloroform 1ml Volume sampel Nadari
Lebih terperinciVISIT MY WEBSITE : KLIK AJA LINKNYA SOB http://dionlegionis.blogspot.com/search/label/education%20mipa http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/klasifikasi-kodok-beranak-darisulawesi.html http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/download-pdf-statistika-datatunggal.html
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN Dapat menerapkan prinsip perpindahan massa pada operasi pemisahan secara ekstraksi dan memahami konsep perpindahan massa pada operasi stage dalam kolom berpacking. II. III.
Lebih terperinciASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciLaporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3
Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis
Lebih terperinci