Orientasi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Inovasi Produk Dan Kinerja Bisnis (Studi Pada UMKM Rumah Makan Di Kota Tomohon)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

ISSN : AGRITEPA, Vol. II, No.2, Januari Juni 2016

mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan. Usaha ini hanya

Nadia Dwi Irmadiani. Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang, 50275, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

Diponegoro Journal Of Social And Political Of Science Tahun 2015, Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yang menjadi tempat penelitian ini yakni di Toko Nusa Kurnia Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini PT. Putra Sulawesi Sejati Perkasa Gorontalo sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian explanatory research dengan

PENGARUH ORIENTASI PASAR, ORIENTASI TEKNOLOGI DAN INOVASI PRODUK TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING USAHA SONGKET SKALA KECIL DI KOTA PALEMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. menemukan ukuran variabel-variabel OCB dan bertujuan untuk menguji

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY) DAN NILAI PELANGGAN (CUSTOMER VALUE) TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BANK BRI KCP DELANGGU

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Assosiatif kausal, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GAYA HIDUP SEHAT, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ANLENE DI KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAKSI... BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(applied research) yakni, penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN MELALUI INOVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU AS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH ORIENTASI PASAR, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN UMKM BATIK DI KABUPATEN JOMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

UPAYA MENINGKATKAN KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI MELALUI IMPLEMENTASI KONSEP PEMASARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menteng Raya No.29, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang.

METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah Unit Satuan Kerja Rumah Sakit PKU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA JUAL BELI MOBIL UD

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPERCAYAAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI CAFE HARMONY WARUJAYENG

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), yaitu. menjadi fokus perhatian untuk diteliti.

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memahami dengan benar apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan

Transkripsi:

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 1 Orientasi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Inovasi Produk Dan Kinerja Bisnis (Studi Pada UMKM Rumah Makan Di Kota Tomohon) Maggie Margareth Kalangi Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi (maggiekalangi89@gmail.com) Abstract This study examines the business performance in the context of product innovation, which are affected by entrepreneurial orientation and market orientation. Based on the results of path analysis (path) shows that product innovation is the intervening variable. The results also showed that the entrepreneurial orientation is not significantly affect product innovation while market orientation is significantly affect the product innovation. Entrepreneurial orientation and product innovation are significantly affect the Business Performance while market orientation is not significantly affect the business performance Keywords: market orientation, entrepreneurial orientation, product innovation, and business performance Abstrak Penelitian ini menganalisa kinerja bisnis dalam konteks inovasi produk yang dipengaruhi oleh orientasi wirausaha dan orientasi pasar.berdasarkan hasil analisis jalur (path) menunjukkan bahwa inovasi produk merupakan variabel intervening terhadap variabel keunggulan bersaing. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orientasi wirausaha tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi produk sedangkan orientasi pasar berpengaruh signifikan. Orientasi Wirausaha dan Inovasi Produk berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis sedangkan Orientasi Pasar tidak signifikan pengaruhnya Kata Kunci: orientasi pasar, orientasi kewirausahaan, inovasi produk, dan kinerja bisnis

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 2 Latar Belakang Secara umum keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Perannya sangat penting dan strategis karena sekitar 99,99% perusahaan masuk dalam kategori UMKM. Setelah diberlakukannya perdagangan bebas CAFTA (China and Asean Free Trade Area) mulai Januari 2010 dan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, persaingan yang terjadi bukan hanya dengan perusahaan besar dalam negeri tetapi juga dengan UMKM dan Perusahaan Besar di Asia. Jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014. Pada tahun 2014, data dari Kementrian Koperasi dan UMKM menyebutkan terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM di Indonesia, memberikan kontribusi pada PBD 58,92% dan penyerapan tenaga kerja 97,30%. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2%. Morris dan Lewis (1995:33-34) menjelaskan akan pentingnya orientasi wirausaha dan orientasi pasar sebagai satu kesatuan yang menunjang kesuksesan terutama bagi para UMKM. Orientasi Wirausaha dipandang sebagai sebuah seni dalam melihat tantangan dan peluang yang sedang dihadapi dan bagaimana membuat inovasi produk dengan mengambil keputusan dengan segala resiko yang ada sedangkan Orientasi Pasar berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan konsep produk, harga, promosi, dan distribusi baik barang maupun jasa. Inovasi Produk adalah memberi ide baru pada suatu produk sehingga lebih bernilai. Ketiga hal tersebut yaitu orientasi wirausaha, orientasi pasar dan inovasi produk sudah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai faktor yang mempengaruhi upaya perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Sementara untuk Provinsi Sulawesi Utara, Sebanyak 73.621 unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh dan berkembang di Provinsi Sulawesi Utara hingga 31 Mei 2015. Ada tiga daerah dengan pertumbuhan unit UMKM yang cukup signifikan dibanding dengan daerah kabupaten dan kota lainnya, yaitu Kota Manado, Bitung dan Tomohon. Di Kota Manado, tumbuh sebanyak 13.672 unit UMKM, Kota Bitung sebanyak 13.059 unit UMKM dan Kota Tomohon sebanyak 11.682 unit UMKM. Total dari 73.621 unit UMKM yang tersebar di

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 3 kabupaten dan kota di Provinsi Sulut berhasil menyerap 179.987 tenaga kerja. Di Kota Tomohon, Restoran masuk dalam Subkategori penyediaan akomodasi dan makan minum yang berkontribusi 2,14% terhadap Produk Domestik Regional Bruto sesuai data tahun 2016 namun memiliki pertumbuhan yang signifikan. Ini merupakan tanda bahwa sektor ini masih bisa dikembangkan lagi bukan hanya bergantung pada kegiatan tahunan tetapi faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan subsektor ini yaitu Orientasi Wirausaha, Orientasi Pasar dan Inovasi Produk yang bisa mempengaruhi Kinerja Usaha per unit dan secara simultan bisa menaikkan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kota Tomohon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai: Menganalisis pengaruh orientasi wirausaha terhadap inovasi produk usaha kuliner di Kota Tomohon; Menganalisis pengaruh orientasi pasar terhadap inovasi produk usaha kuliner di Kota Tomohon; Menganalisis pengaruh orientasi wirausaha terhadap kinerja bisnis usaha kuliner di Kota Tomohon; Menganalisis pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis usaha kuliner di Kota Tomohon; Menganalisis pengaruh inovasi produk terhadap kinerja bisnis usaha kuliner di Kota Tomohon. Argumen Orisinalitas / Kebaruan Artikel ini dibuat untuk menganalisa pengaruh Orientasi Wirausaha dan Orientasi Pasar terhadap Inovasi Produk dan Kinerja Bisnis, dengan Inovasi Produk sebagai Variabel Antara. Artikel ini dibuat dengan beberapa referensi dari Penelitian sebelumnya. Ada beberapa indikator-indikator yang diambil dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Namun tidak terdapat penggunaan indikator yang sama persis dalam tiap penelitian sebelumnya. Terdapat juga perbedaan dalam Lokasi Penelitian, Sampel Penelitian dan Alat Analisis yang dipakai penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan model yang sama dengan penelitian sebelumnya yaitu Helia dkk (2015) dan Bonaventura Antyadika (2014) namun berbeda dari Arif dkk (2011): Quantananda dan Haryadi (2015) dan Hussain dkk (2016). Definisi Operasional yang digunakan juga terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya Kajian Teoritik dan Empiris Penelitian ingin melihat serta menganalisis pengaruh orientasi pasar, orientasi kewirausahaan, dan inovasi terhadap kinerja bisnis UMKM. Dimana

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 4 penelitian ini dibangun berdasarkan kajian empiris dan kajian teoritik dimulai dengan pernyataan bahwa Orientasi kewirausahaan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan suatu bisnis. Orientasi kewirausahaan seorang pengusaha dianggap memilki peranan yang signifikan dalam kesuksesan suatu bisnis, sehingga bisnis tersebut dapat berkinerja dengan sehat. Selanjutnya Orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dalam menciptakan perilaku penting untuk penciptaan nilai unggul bagi pembeli serta kinerja dalam bisnis (Narver dan Slater, 1990). Sementara Inovatif mencerminkan kecenderungan seorang entrepreneur untuk memunculkan dan merealisasikan ide ide baru, mencoba cara cara baru yang berbeda dari yang ada sebelumnya serta antusiasme untuk mengadopsi ide ide baru atau metode baru untuk bisnis mereka, lalu menerapkan inovasi tersebut dalam operasional bisnis mereka. (Lumpkin & Dess, 2001; Wiklund & Shepherd, 2005). Orientasi Wirausaha Orientasi wirausaha merupakan karakteristik dan nilai yang dianut oleh wirausaha itu sendiri yang merupakan sifat pantang menyerah, berani mengambil resiko, kecepatan dan fleksibilitas (Debbie Liao and Philip Sohmen, 2001). Miles et al (2003), dalam penelitian: Entrepreneur Orientation, Market Orientation, and Performance in Established and Startup Firms. Penelitian ini menguji pengaruh orientasi wirausaha, orientasi pasar terhadap kinerja. Orientasi wirausaha merupakan variabel laten yang terdiri dari tiga indikator yakni, 1) Inovatif, 2)\proactive, kecenderungan agresif memanfaatkan peluang lingkungan; dan 3) Suatu kesediaan untuk mengambil dan mengatur resiko Bentuk dari aplikasi atas sikap-sikap kewirausahaan dapat diindikasikan dengan orientasi kewirausahaan dengan indikasi kemampuan inovasi, proatifitas, dan kemampuan mengambil resiko (Looy et al. 2003). Kemampuan Inovasi berhubungan dengan persepsi dan aktivitas terhadap aktivitas-aktivitas bisnis yang baru dan unik. Proaktifitas seseorang untuk berusaha berprestasi merupakan petunjuk lain dari aplikasi atas orientasi kewirausahaan secara pribadi. Demikian pula bila suatu perusahaan menekankan proaktifitas dalam kegiatan bisnisnya, maka perusahaan tersebut telah melakukan aktifitas kewirausahaan yang akan secara otomatis mendorong tinginya kinerja (Weerawardena, 2003,424). Berani mengambil risiko dapat didefinisikan sebagai seseorang yang berorientasi pada

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 5 peluang dalam ketidakpastian konteks pengambilan keputusan. Fungsi utama dari tingginya orientasi kewirausahaan adalah bagaimana melibatkan pengukuran risiko dan pengambilan risiko secara optimal (Looy et al. 2003). Miles et al (2003), dalam penelitian: Entrepreneur Orientation, Market Orientation, and Performance in Established and Startup Firms. Penelitian ini menguji pengaruh orientasi wirausaha, orientasi pasar terhadap kinerja. Orientasi wirausaha merupakan variabel laten yang terdiri dari tiga indikator yakni, 1) Inovatif, 2)\pro-active, kecenderungan agresif memanfaatkan peluang lingkungan; dan 3) Suatu kesediaan untuk mengambil dan mengatur resiko. Wirausahawan individu di perusahaan-perusahaan kecil, khususnya di sektor jasa berperan sangat penting menuju proses inovasi, bahkan dalam beberapa bidang di mana perusahaanperusahaan besar menjadi inovator efektif, wirausahawan individu dan perusahaan kecil masih memberi sumbangan besar. (Hitt, et al, 1999) Penelitian ini menunjukkan pengaruh yang siginifikan positif orientasi wirausaha, orientasi pasar terhadap kinerja. Indikator Inovatif sangat signifikan dan penentu yang kuat dalam sifat-sifat seorang yang berorientasi wirausaha. Maka berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian maka : H1 : Jika perusahaan menerapkan orientasi wirausaha maka inovasi produk usaha kuliner di Kota Tomohon semakin tinggi. Orientasi Pasar Menurut Narver dan Slater sebagaimana dikutip oleh Tjiptono dan Chandra (2012:31), mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya bisnis yang mampu secara efektif dan efisien menciptakan perilaku karyawan sedemikian rupa sehingga menunjang upaya penciptaan nilai superior bagi para pelanggan. Berikut ini dijelaskan dimensidimensi orientasi pasar Tjiptono dan Chandra (2012:31-32): Orientasi pelanggan adalah pemahaman yang memadai atas pembeli sasaran agar mampu menciptakan nilai superior bagi mereka secara berkesinambungan. Dalam hal ini kaitannya dengan komitmen pelanggan, penciptaan nilai pelanggan, dan pemahaman kebutuhan pelanggan; Orientasi pesaing adalah perusahaan memahami keunggulan dan kelemahan jangka pendek serta kapabilitas dan strategi jangka panjang para pesaing utama saat ini dan pesaing potensial. Dalam hal ini kaitannya dengan bereaksi cepat terhadap tindakan pesaing, menargetkan peluang dalam keunggulan kompetitif; dan

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 6 Koordinasi antar fungsi adalah pemanfaatan sumber daya perusahaan secara terkoordinasi dalam rangka menciptakan nilai superior bagi pelanggan sasaran. Dalam hal ini kaitannya pemberian informasi bagi pelanggan serta adanya kontak pelanggan antar fungsi. Inovasi Produk Menurut Machfoedz sebagaimana dikutip oleh Reniati (2013:24), mendefinisikan inovasi merupakan suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik. Suatu gagasan murni memegang peranan penting, dan fikiran yang kreatif mengembangkan menjadi gagasan berharga. Menurut Galbarith (1973) mendefinisikan inovasi produk sebagai proses membawa produk baru agar berguna. Inovasi produk merupakan suatu cara yang penting bagi perusahaan agar tetap dapat beradaptasi dengan pasar, teknologi, serta pesaingan (Dourgerty, 1996). Inovasi produk dapat berupa perubahan desain, komponen dan arsitektur produk. Inovasi produk merupakan satu hal yang potensial untuk menciptakan pemikiran dan imajiinasi orang yang pada akhirnya menciptakan pelanggan (Drucker, 1954 dalam Berthon et al., 1999). Inovasi produk menunjukkan pada pengembangan dan pengenalan produk baru atau dikembangkan yang berhasil di pemasaran (Nelly et al., 2001). Inovasi sebagai implementing new ideas that create value (O Regan and Ghobadian,2005). Yang berarti penerapan ide baru pada suatu produk sehingga menciptakan nilai tambah pada produk tersebut. Jika tidak menciptakan nilai tambah, berarti bukan inovasi. Inovasi adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh seseorang (Uncles, 2009). Inovasi produk bisa digolongkan kedalam tiga kategori dasar yaitu : (1) Tambahan tambahan lini, produk yang masih dikenal organisasi bisnis tetapi baru bagi pasar ; (2) Produk produk yang sama, produk dianggap baru bagi organisasi bisnis, tetapi dikenal oleh pasar yaitu peniruan dari produk produk pesaing ; (3) produk produk yang baru bagi pasar, produk dianggap baru baik oleh organisasi bisnis dan pasar ( Wahyono, 2002 : 8). Menurut Han, dkk, (1998 : 4) menyimpulkan bahwa pemantauan lingkungan akan ide ide inovasi tenologi baru, informasi teknologi dan sebagainya, terkait sangat signifikan dengan inovasi produk. Atribut inovasi produk yaitu kualitas produk, varian produk serta gaya

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 7 dan desain produk (Kotler dan Armstrong, 2004). Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk dalam melakukan fungsi-fungsinya, yang meliputi daya tahan, kehandalan, dan ketelitian yang dihasilkan. Varian produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu dengan yang lain, atau antara produk yang dimiliki dengan produk pesaing. Gaya hanya menjelaskan penampilan produk tertentu sedangkan Desain berkontribusi pada kegunaan produk. Kohli & Jaworski sebagaimana dikutip oleh Anshori (2011) merupakan pandangan operasional terhadap inti pemasaran, yaitu fokus pada konsumen dan pemasaran yang terkoordinasi. Jadi orientasi pasar lebih berfokus pada penciptaan citra organisasi terhadap kemampuannya untuk memperoleh simpati dari para pelanggan karena mampu memberikan pelayanan yang sangat baik sehingga konsumen merasa sangat puas. Konsumen yang puas tentunya karena terpenuhi keinginan dan kebutuhannya terhadap suatu konsumsi yang terus berubah dan berkembang. Dan kebutuhan serta keinginan ini terpenuhi dengan adanya usaha perusahaan yang memusatkan diri pada apa yang menjadi nilai bagi pelanggan yang ditargetkan melalui inovasi produk. Maka berdasarkan uraian di atas dan didukung hasil penelitian maka hipotesis yang diajukan adalah: H2 : Jika perusahaan menerapkan orientasi pasar maka inovasi produk usaha kuliner di Kota Tomohon semakin tinggi. Kinerja Bisnis Menurut Fauzi (1995:207) Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Menurut Mulyadi (2001:337) Kinerja adalah keberhasilan personil, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Miles et al (2003), dalam penelitian: Entrepreneur Orientation, Market Orientation, and Performance in Established and Startup Firms. Penelitian ini menguji pengaruh orientasi wirausaha, orientasi pasar terhadap kinerja. Penelitian ini menunjukkan pengaruh yang siginifikan positif orientasi wirausaha, orientasi pasar terhadap kinerja. Maka

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 8 berdasarkan uraian di atas dan didukung hasil penelitian maka hipotesis yang diajukan adalah: H3 : Jika perusahaan menerapkan orientasi wirausaha maka kinerja bisnis usaha kuliner di Kota Tomohon semakin tinggi. Menurut Tjiptono dkk (2008 : 239) pengukuran dari kinerja pemasaran didasarkan pada profitabilitas dan produktivitas keputusan pemasaran. Analisis profitabilitas didasarkan pada penilaian untuk menelaah pengaruh dari berbagai strategi dan program pemasaran terhadap kontribusi laba dari suatu produk maupun jasa. Sedangkan produktivitas didasarkan pada konsekuensi penjualan atau pangsa pasar yang dihasilkan dari penerapan strategi pemasaran tertentu. Apabila tingkat penjualan, dari tahun ke tahun terus meningkat serta penjualan produknya mendominasi pasar, maka pertumbuhan keuntungan perusahaan akan meningkat pula dan menunjukkan perusahaan tersebut kinerjanya semakin baik. Konsumen yang puas tentunya memicu penjualan yang pada akhirnya menaikkan kinerja bisnis. Maka hipotesa yang diajukan adalah: H4 : Jika perusahaan menerapkan orientasi pasar maka kinerja bisnis usaha kuliner di Kota semakin tinggi. Tomohon Cravens dan Piercy (2009:4) mengemukakan beberapa pernyataan penting berkaitan dengan konsep orientasi pasar dan inovasi: Market orientation is a business perspectif that makes the customer the focal point of a company s total operations. A business is market-oriented when its culture is system atically and entirely committed to the continuous creation of superior customer value. Importantly, achieving a market orientation involves the use of superior organizational skills in understanding and satisfying customer. Becoming market oriented requires the involvement and support of the entire workforce. The organization must monitor rapidly changing customer needs and wants, determine the impact of these changes on consumer behavior, increase the rate of product innovation, and implement strategies that build the organization s competitive advantage. Sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Best (2009), pernyataan yang dikemukakan oleh Cravens dan Piercy (2009) memiliki titik perhatian serta tujuan yang sama. Perhatian dan tujuan mereka berfokus pada pelanggan dalam rangka mencapai tujuan utama organisasi yaitu profitabilitas. Profitabilitas yang dimaksud akan diperoleh oleh organisasi apabila pelanggannya terpuaskan. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Craven dan Piercy juga jelas terlihat bahwa orientasi pasar tersebut

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 9 berkaitan erat dengan inovasi dan kinerja bisnis, yang bahwa inovasi produk menjadi variabel pembahasan yang dikaji dalam penelitian ini. Maka berdasarkan uraian dan penelitian di atas, maka hipotesis yang dibuat : H5 : Jika perusahaan menerapkan inovasi produk maka kinerja bisnis usaha kuliner di Kota Tomohon semakin tinggi. Kajian Empiris Bonaventura Efrian Antyadika (2014) menemukan bahwa Orientasi kewirausahaan dan Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Orientasi kewirausahaan dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja bisnis dan tidak langsung melalui keunggulan bersaing. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja bisnis dan tidak langsung melalui keunggulan bersaing. Penelitian dari Quantananda dan Haryadi (2015). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dimensi dimensi dalam orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja bisnis perusahaan, baik secara serentak maupun secara parsial, Selain itu penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh pada kinerja bisnis perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan minuman di Surabaya. Metode pengolahan data menggunakan validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik, dan analisa statistik deskriptif, sedangkan metode analisis data yang dipakai adalah teknik korelasi pearson dan analisis regresi berganda. Data yang dioalah didapat dari hasil survey melalui kuesioner. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ketiga dimensi yaitu inovatif, proaktif, dan risk taking memiliki pengaruh pada kinerja bisnis perusahaan. Terutama dalam aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, dan aspek pemasaran. Penelitian dari Helia et.al (2015). Penelitian ini dilatarbelakangi persaingan antar industri batik yang semakin ketat. Salah satu IKM batik di Indonesia yang menghadapi persaingan yaitu IKM batik Kampung Laweyan Solo. Tidak hanya bersaing dengan antar industri batik dalam negeri saja melainkan juga bersaing dengan industri batik yang ada di luar negeri. Untuk mampu bersaing, satu industri batik harus menciptakan keunggulan pada produk batik yang dihasilkan. Demikian juga IKM batik Kampung Laweyan Solo harus memiliki keunggulan bersaing agar dapat bersaing

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 10 dengan industri batik lain. Inovasi dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam mencapai keunggulan bersaing. Oleh sebab itu, perlu meningkatkan inovasi produk guna mencapai keunggulan bersaing yaitu dengan cara berorientasi pasar dan berorientasi kewirausahaan. Tipe penelitian ini adalah explanatory research, yang memiliki tujuan untuk menguji hubungan sebab akibat diantara variabelvariabel yang diteliti yaitu keunggulan bersaing, orientasi pasar, orientasi kewirausahaan dan inovasi produk. Populasi dalam penelitian ini adalah 124 pemilik IKM batik di kampung batik Laweyan, Solo dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 50 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan bantuan SPSS (Statistical Package For Social Science). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh parsial maupun simultan antara orientasi pasar, orientasi kewirausahaan dan inovasi produk terhadap keunggulan bersaing. Berdasarkan hasil analisis jalur (path) menunjukkan bahwa inovasi produk merupakan variabel intervening terhadap variabel keunggulan bersaing. Hussain, Rahman,& Shah (2016) menemukan bahwa Orientasi Pasar dan Orientasi Wirausaha berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Bisnis. Arif, Ahmad. Widodo (2011) menemukan bahwa Adaptabilitas Lingkungan, Orientasi Wirausaha dan Kreatifitas Program Pemasaran berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Bisnis. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan tingkat penjelasan, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif atau penelitian yang menguji pengaruh antar variabel dalam hal ini adalah orientasi wirausaha (X1), orientasi pasar (X2) sebagai variabel bebas, Inovasi Produk (Y1) sebagai variabel intervening, Kinerja Bisnis (Y2) sebagai variabel terikat. Penelitian ini berlokasi di Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara khususnya pada usaha rumah makan (restoran dan cafe). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha kuliner (restoran dan cafe) yang ada di kota Tomohon yang memiliki ijin resmi dari Pemerintah Kota Tomohon sebagai objek penelitian yang berjumlah 77 resto dan cafe dengan lama usaha di atas 3 tahun. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah pemilik sekaligus pengelola usaha. Mereka diyakini sebagai orang yang paling banyak mengetahui

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 11 tentang keseluruhan operasi usahanya. Metode pengambilan sampel dengan metode sensus. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, restoran dan cafe yang bersedia untuk diminta keterangannya hanya berjumlah 32 restoran dan cafe. Selanjutnya 32 restoran dan cafe inilah yang dijadikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode angket tertutup, sementara data sekunder dengan menggunakan dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan model skala Likert. Dimana Jawaban responden yang diisi dalam kuesioner menggunakan pilihan jawaban dengan skala Likert (Likert s Summated Ratings). Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa jalur. Analisis jalur merupakan teknik statistik untuk menguji hubungan kausal antara dua atau lebih variabel. Path Analysis (PA) atau analisis jalur adalah keterkaitan antara variabel independent, variabel intermediate, dan variable dependen yang biasanya disajikan dalam bentuk diagram. Didalam diagram ada panah panah yang menunjukkan arah pengaruh antara variabel-variabel exogenous, intermediary, dan variabel dependent. Pembahasan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel pada signifikansi 5% (0.05). Item dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Hasil uji validitas untuk seluruh item yang digunakan ditunjukkan tabel berikut: bahwa nilai r hitung seluruhnya memiliki nilai lebih besar dari nilai r tabel, sehingga seluruh item adalah valid. Hasil ini menyatakan bahwa semua item dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Sugiyono, 2010:354). Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel adalah reliabel. Hasil Uji Asumsi Klasik Masalah multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang kuat di antara satu atau lebih Variabel independen dalam model. Metode uji yang digunakan adalah dengan melihat nilai Pair-Wise Correlation antar Variabel bebas. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing Variabel bebas kurang dari 0.7, maka model tidak mengandung gejala

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 12 multikolinieritas (Suliyanto, 2011:85). Hasil uji multikolinieritas diperoleh hasil bahwa koefisien Pair Wise Correlation antara Variabel bebas yaitu Orientasi Wirausaha (X1), dan Orientasi Pasar(X2) sebesar -0.536. Nilai ini lebih kecil dari 0.7, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak terjadi gejala multikolinieritas. Dasar analisis untuk uji heterokesdastisitas adalah: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebut diatas dan dibawah adalah angka nol pada sumbu Y, maka tidak ada heteroskedastisitas. Hasil uji heterokesdastisitas menjelaskan bahwa tidak ada pola yang jelas pada titiktitik dalam kotak. Sehingga dapat disimpulkan data tidak terjadi heterokesdastisitas. Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2006): Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Jika data tidak menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafikh istogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.Hasil pengujian normalitas di atas diperoleh hasil bahwa data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data memenuhi asumsi Normalitas. Hasil Uji Analisa Jalur Sub-Struktur 1 Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa koefisien Jalur (Beta) pada tabel Coeficients sebesar 0.296 dengan signifikansi 0.082. Oleh karena nilai signifikansi > dari 0,05 maka hal ini dapat dimaknai bahwa variabel Orientasi Wirausaha (X1) memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel Inovasi Produk (Y1). Dengan demikian hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh positif signifikan Orientasi Wirausaha terhadap Inovasi Produk ditolak. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa koefisien Jalur (Beta) pada tabel Coeficients sebesar 0.457 dengan signifikansi 0.009. Oleh karena nilai signifikansi < dari 0,05 maka hal ini dapat dimaknai bahwa variabel Orientasi

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 13 Pasar (X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Inovasi Produk (Y1). Dengan demikian hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh positif signifikan Orientasi Pasar terhadap Inovasi Produk diterima. Berikut ini adalah model untuk Sub-Struktur 1: Hasil Uji Analisa Jalur Sub-Struktur 2 Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa koefisien Jalur (Beta) pada tabel Coeficients sebesar 0.471 dengan signifikansi 0.003. Oleh karena nilai signifikansi < dari 0,05 maka hal ini dapat dimaknai bahwa variabel Orientasi Wirausaha (X1) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap variabel Kinerja Bisnis (Y2). Dengan Demikian hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan Orientasi Wirausaha terhadap Kinerja Bisnis diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa koefisien Jalur (Beta) pada tabel Coeficients sebesar -0.003 dengan signifikansi 0.984. Oleh karena nilai signifikansi > dari 0,05 maka hal ini dapat dimaknai bahwa variabel Orientasi Pasar (X2) memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel Kinerja Bisnis (Y2). Dengan Demikian hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis ditolak. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa koefisien Jalur (Beta) pada tabel Coeficients sebesar 0.425 dengan signifikansi 0.011. Oleh karena nilai signifikansi < dari 0,05 maka hal ini dapat dimaknai bahwa variabel Inovasi Produk (Y1) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap variabel Kinerja Bisnis (Y2). Dengan Demikian hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan Inovasi Produk terhadap Kinerja Bisnis diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orientasi Wirausaha berpengaruh tidak signifikan terhadap Inovasi Produk pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. Artinya ada atau tidaknya, berhasil atau gagalnya Inovasi Produk yang ditunjukkan bukan disebabkan langsung oleh Orientasi Wirausaha pemiliknya. Di kota Tomohon sendiri sesuai dengan karakteristik responden yang kami teliti yaitu 60persen berusia 45-60 tahun tentunya sangat mempengaruhi Inovasi dalam kegiatan usahanya. Berbeda dengan kaum muda, usia responden kami mengisyaratkan perilaku yang lebih stabil dan lebih kurang responsif dengan perubahan sehingga tentunya hal ini berpengaruh pada Inovasi Produk yang dijual. Dalam Industri ini,

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 14 Inovasi yang bisa dilakukan misalnya dengan membuat citarasa yang enak di atas rata-rata, membuat variasi yang tidak dimiliki restoran lain, membuat difusi makanan dengan resep negara/daerah lain, membuat tampilan yang unik dalam penyajian dan yang mempercepat waktu penyajian. Orientasi pasar berpengaruh signifikan dan positif terhadap Inovasi Produk pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. Hal ini berarti bahwa Inovasi Produk yang dihasilkan berhasil atau tidaknya tergantung pada baik atau buruknya Orientasi Pasar yang diimplementasikan. Dalam penelitian ini usaha restoran yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan yang semakin pintar dan majemuk, melakukan monitoring teratur pada aktifitas pesaing dan tanggap pada informasi-informasi baru di pasar tentunya akan merespon dengan inovasi pada kualitas, tampilan, jenis/varian produk dan koordinasi internal perusahaan. Selanjutnya, Inovasi ini terbukti mempengaruhi Kinerja Bisnis rumah makan di Tomohon. Dan sebaliknya minimnya orientasi pasar tentu berpengaruh pada minimnya Inovasi. Wirausaha dalam membuat inovasi produk perlu melakukan riset pasar minimal seperti survey pelanggan yang datang ke restoran dan memberikan foto menu-menu baru bulan/musim ini dengan harga promo dan ditaruh di setiap meja. Orientasi Wirausaha berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Bisnis pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. Hal ini berarti bahwa baik atau buruknya Kinerja Bisnis secara positif dipengaruhi karena Orientasi Wirausaha yang dilakukan. Jenis usaha UMKM memiliki karakteristik sangat bergantung pada daya pikir dan jiwa kewirausahaan dari pemilik/pengelolanya sehingga sangat berpengaruh pada Kinerja Bisnis secara keseluruhan. Dan sebaliknya kurangnya jiwa wirausaha dari pemilik membuat Kinerja Bisnis merosot. Wirausaha sebaiknya melakukan kontrol terhadap kualitas makanan secara rutin, aktif melakukan uji coba menu-menu baru di dapurnya, melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai restoran dan memberikan reward/insentif untuk karyawan terbaik bulan ini. Lebih lanjut Jennings dan Lumpkins (dalam Hagen dan Amin, 1995, p.41) mengemukakan bahwa manajer melakukan pengamatan terhadap lingkungan dan mengunakan informasi yang diperolehnya untuk mendapatkan Kinerja Bisnis. Orientasi Pasar berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja Bisnis. Hal ini

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 15 berarti bahwa Kinerja Bisnis pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon tidak tergantung pada Orientasi Pasar yang diimplementasikan. Dari penelitian kami, minimnya usaha untuk memuaskan keinginan pelanggan, memantau gerakgerik pesaing bisnis dan koordinasi antarfungsi dalam manajemen mengakibatkan Orientasi Pasar tidak signifikan mempengaruhi Kinerja Bisnis. Ini sekali lagi disinyalir karena karakteristik pengusaha kuliner di Tomohon yang kurang mengembangkan strategi pemasaran karena didominasi oleh usia kurang produktif. Pengusaha Restoran bisa mengadopsi strategi-strategi promosi yang terkini dengan menjual online, diskon harga makanan, fasilitas antar/delivery, buy one get one dan strategi lain yang mirip dengan restoran waralaba nasional. Selanjutnya, Inovasi Produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Bisnis pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. Hal ini berarti baik atau buruknya Kinerja Bisnis secara positif disebabkan karena baik atau buruknya Inovasi Produk yang diberikan. Namun sayangnya hanya sedikit restoran yang berinovasi. Pada penelitian ini, kurangnya respon akan pasar seperti yang dikemukakan sebelumnya, pada gilirannya membuat sebagian besar restoran di Tomohon kurang inovatif dalam citarasa, penyajian menu dan pengalaman berkuliner sehingga sekali lagi berpengaruh pada kinerja bisnis. Bandingkan kalau kita melakukan wisata kuliner di Puncak atau Bandung, Jawa Barat yang sama-sama menjadi kota pariwisata, apalagi bersaing dengan usaha kuliner kota-kota lain di Asia. Kita bisa melihat begitu banyak varian menu dengan bahan dasar yang sama, cara penyajian, tata kelola restoran, pengalaman bersantap yang beda dan terutama mutu produk dan mutu layanan seperti keramah-tamahan, kecepatan, kelezatan, dan sebagainya. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Orientasi Wirausaha memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Inovasi Produk pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. (2) Orientasi Pasar memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Inovasi Produk pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. (3) Orientasi Wirausaha berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Bisnis pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. (4) Orientasi pasar tidak signifikan pengaruhnya terhadap Kinerja Bisnis pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. (5)

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 16 Inovasi Produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Bisnis pada Usaha Kuliner di Kota Tomohon. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan penelitian rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) UMKM Rumah makan di Tomohon harus lebih memperbaiki kualitas Inovasi Produk dengan terencana dan terukur yang tentunya membutuhkan perubahan mindset dari pengusaha rumah makan untuk mengubah cara/sistem/produk/strategi lama dengan banyak melakukan observasi pasar dan benchmarking dari usaha sejenis di kotakota lain serta mulai belajar memanfaatkan jalur e-commerce untuk meraih pasar. (2) Perilaku yang inovatif, perilaku proaktif dan keberanian dalam mengambil resiko usaha berperan sangat penting dalam menunjang keberhasilan penerapan perilaku orientasi kewirausahaan.peningkatan kemampuan UMKM pada perilaku inovatif, perilaku proaktif dan keberanian mengambil resiko dapat dilakukan dalam bentuk peningkatan kemampuan dalam menjalankan usaha, kemampuan dalam menunjukkan ide ide kreatif, kemampuan dalam membuka peluang melalui perluasan pasar. Melalui beberapa bentuk peningkatan kemampuan tersebut diharapkan jumlah pelanggan, volume penjualan dan profitabilitas rumah makan meningkat. (3) Produk yang Inovatif dan Orientasi Wirausaha merupakan komponen yang berpengaruh menentukan Kinerja rumah makan di Tomohon. Tetapi pengusaha juga perlu mengembangkan Orientasi Pasar untuk terus menambah value bagi pelanggan dengan berupaya untuk mencari cara-cara memberi kepuasan pada pelanggan, menjalankan bisnis dengan menghasilkan produk atau jasa kuliner dengan atribut yang berbeda dari pesaing serta memanfaatkan teknologi guna untuk mempercepat proses produksi makanan meskipun itu ditempuh dengan menggunakan sumber daya tambahan pada bagian pemasaran. Daftar Pustaka Anshori, Mohamad Yusak. 2011. Pengaruh orientasi pasar, intellectual capital, dan orientasi pembelajaran terhadap inovasi. Jurnal Manajemen Bisnis Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Vol.3, No.3. Antyadika, Bonaventura E. 2014. Membangun Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis (Sentra Industri Amplang Di Kota Samarinda). Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Orientasi Wirausaha.. (Kalangi) 17 Arief, A. Widodo. 2011. Model Peningkatkan Kinerja Pemasaran Dalam Konteks Adaptabilitas Lingkungan. Analisis Manajemen, Vol.5, 30-44 Best, R. J. 2009. Market-Based: Strategies for Growing Customer Value and Profitability. 5th ed. New Jersey: Pearson Education. Cravens, D. W, & Piercy, N. F. 2009. Strategic Marketing. 9th ed. New York : McGraw Hill. Debbie Liao and Philip Sohmen. 2001. The Development of Modern Entrepreneurship in China. Stanfod Journal of East Asia Affair. Vol. 1 Fauzi. 1995. Kamus Akuntansi Praktisi. Surabaya : Indah. Galbraith, J.R. 1973. Designing Complex Organizations. Addison Wesley : Roading MA. Helia, R, Farida, N, dan Prabawani, B. 2015. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar terhadap Keunggulan Bersaing Melalui Inovasi Produk sebagai Variabel Antara Studi Kasus pada IKM Batik di Kampung Batik Laweyan Solo. Diponegoro Journal of Social and Political Science,10. Kohli, A, Jaworski, B. 1990. Market orientation: The construct, research propositions and managerial implications. Journal of Marketing. Vol. 54, No.2, 1-18. Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi kesembilan. Jilid 1, dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, Jakarta: Indeks. Looy, B.V, Gemmel, P, & Van Dierdonck, R. 2003. Service Management : An Integrated Approach. 2nd ed. Singapore : McGraw hill. Lumpkin, G. T., dan Dess, G. G. 1996. Clarifying the Entrepreneurial Orientation Construct and Linking it to Performance. Academy of Management Review, Vol. 21 (1), p. 135-172. Service Research. Vol.7, No.3. Miles,Morgan, Joe Giglierano, Rob Vitale. 2003. Entrepreneurial Orientation, Market Orientation, and Performance In Established And Startup Firms. www.cob.sjsu.edu/facstaff/giglie_j/r esearch/sympap 2003. Morris, Michael H. & Lewis, Pamela S. 1995. Determinants of Entrepreneurial Activity Implications for Marketing. European Journal of Marketing. Vol. 29, No.7, 33-34.

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 5,No.1, 2017: 1-18 18 Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta : YKPN. Naman,John L. and Dennis P. Slevin. 1993. Entrepreneurship and the Concept of Fit : A Model and Empirical Test. Strategic Management Journal. Vol.14, No.2,137-53. Narver, J.C., Slater, S.F. 1990. The effect of market orientation on business profitability. Journal of Marketing. Vol.54, No.4, 20-35. Narver, J.C., Slater, S.F., Tietje, B. 1998. Creating a market orientation. Journal of Market-Focused Management. Vol. 2, No.3, 241-255. Nelly, Andi. 2001. New Product Quality and Product Development Teams. Journal of Marketing. Vol. 64. O Regan, Nicholas & Ghobadian, A. 2005. Innovation In SMEs : The Impact Of Strategic Orientation And Environmental Perceptions. International Journal Of Productivity And Performance Management. Vol.54. No. 2. Quantananda E, dan Haryadi, B. 2015. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Surabaya. Agora. Vol. 3, No.1, 706-715. Reniati. 2013. Kreativitas Organisasi dan Inovasi Bisnis. Bandung : Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Andi Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius. 2012. Pemasaran Stratejik. Yogyakarta : ANDI. Uncles, M. 2000. Market Orientation. Australian Journal Management. Vol.25, No.2. Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi, Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. 23-40. Weerawardena, J. 2003. Exploring the role of market learning capability in competitive strategy. European Journal of Marketing. Vol. 37, No.3/4, 407-429. www.tomohonkota.bps.go.id Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi, Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. 23-40.