HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT. JULAEHA, M.P.H., Apt

dokumen-dokumen yang mirip
PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

PATOGENESIS PENYAKIT ASMA

Hal-hal yang Perlu Diwaspadai untuk Menghindari Keracunan Kafein dalam Minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WITHDRAWAL SYNDROME BY : KELOMPOK 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANTAGONIS KOLINERGIK. Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

Kesetimbangan asam basa tubuh

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

TI T PS K ESEHATA T N 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menyeleksi perhatian (Maramis, 2009). Tidak banyak orang yang dapat

KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL

HEALTH SECRET. Q & S Dept Travira Air

ANALISIS GEJALA EFEK SAMPING AMINOFILLIN PADA PASIEN ASMA BRONKIAL RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

Farmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses

Pengantar Farmakologi

Pengantar Farmakologi Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Preeklampsia dan Eklampsia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ATROPIN OLEH: KELOMPOK V

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Zat Adiktif dan Psikotropika

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

ANALGETIKA. Non-Steroidal Antiinflamatory Drugs (OAINS/Obat Antiinflamasi Non-Steroid) Analgetika opioid. Analgetika opioid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan

ANALGETIKA. dr. Agung Biworo, M.Kes

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4 Pengamatan tingkah laku ikan selama proses pemingsanan

Sistem Saraf pada Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum pemberian agen

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

PENUNTUN PRAKTIKUM NEUROPSIKIATRI CONVULSANT & ANTICONVULSANT

Obat2 Sistem Saraf Otonom. I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak menyenangkan, yang kemudian ditandai oleh perasaan-perasaan

SAY NO TO DRUGS Nama : Nanda Abilla Aryaguna Nim : Prodi Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

1. Kriteria Diagnostik Alcohol Withdrawal Syndrome (American Psychiatric Association, 2000):3 2. Kriteria Diagnostik Amphetamine Withdrawal Syndrome

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OBAT-OBAT PARASIMPATIS (PARASIMPATOMIMETIK) Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

mekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pada penelitian ini didapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI

Transkripsi:

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT JULAEHA, M.P.H., Apt

FISIONEUROLOGI OBAT SSP Obat SSP menekan / menstimulasi seluruh atau bagian tertentu dari SSP. Jika terdapat penekanan thd pusat sensorik tjd kelelahan, mengantuk berlanjut dg kehilangan kesadaran. Bila penekanan thd motorik tjd kelemahan otot lurik, kelumpuhan ringan hingga kelumpuhan total

FISIONEUROLOGI OBAT SSP Stimulasi pusat sensorik akan timbul kegembiraan, kegelisahan, sulit tidur, mudah marah, pikiran kacau, hingga ilusi dan halusinasi. Stimulasi motorik terjadi tremor, kekejangan otot lurik hingga serangkaian konvulsi dimana pasca konvulsi diikuti kelelahan otot (paralisa). Keadaan ini diawali tdk terkendalinya gerakan motorik (ggn gerakan kasar-halus)

Prinsip kerja dasar obat penekan sistem saraf pusat dan obat peransang sistem saraf pusat harus mampu menembus sawar darah otak

STIMULAN SUSUNAN SARAF PUSAT Obat Stimulan susunan saraf pusat dpt dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu : 1. Analeptika 2. Turunan metilxantin 3. Perangsang psikomor 4. Halusinogen

MEKANISME KERJA Pemblokan hambatan postsinaptik Pemblokan hambatan prasinaptik Rangsangan langsung pada saraf

ANALEPTIKA Penggunaan utama dari analeptik adalah untuk merangsang pernafasan yaitu dapat meningkatkan ventilasi pulmonari, meningkatkan respon rangsangan sensori dan mempercepat pulihnya refleks normal sebuah anestesi. Selain menimbulkan efek rangsangan pernafasan, analeptika juga merangsang sistem saraf pusat. Pada dosis tinggi analeptika dapat menyebabkan mual, muntah, aritmia jantung dan kejang serta menyebabkan reaksi psikotik seperti euforia, agitasi, kebingungan dan halusinasi.

1. Niketamid Niketamid terutama bekerja sebagai perangsang pernapasan pada medulla tetapi mekanisme kerja secara pasti masih belum diketahui. Niketamid digunakan untuk pengobatan depresi pernapasan yang disebabkan oleh obat penekan system syaraf pusat seperti turunan barbiturate. Dosis 0,375-3,75 gram diberikan secara I.V atau I.M Niketamid telah digunakan sebagai stimulan pusat dan untuk gangguan hipotensi.

2. Doksapram HCl Doksapram menstimulasi CNS yang menyerupai niketamide, efek stimulasi lebih dari pikrotoxin atau pentilentetrazol. Doksapram menunjukan selektifitas lebih besar sebagai stimulant pernafasan dibandingkan niketamid, tetapi tetapi gejala stimulasi SSP umum masih sering. Efek stimulasi pernapasan adalah hasil dari stimulasi langsung dari pusat pernapasan di medula Dosis : 0.5 1 mg/kg bb dapat diulang dengan selang 5 menit Onset setelah 5-10 menit Waktu paruh 3.4 jam

LANJUT... - Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah Batas keamanan obat ini sempit sehingga dosis untuk menimbulkan perangsangan pusat nafas tidak banyak berbeda denagan dosis yang menimbulkan kejang

3. Pentilentetrazol Obat ini berikatan dengan reseptor GABA, dan bertindak sebagai modulator negative. Pentilentetrazol digunakan untuk pengobatan depresi pernafasan yang disebabkan oleh obat penekan system saraf pusat dan untuk syok terapi pada pengobatan depresi psikotik. Dosis I.V atau S.C: 0,5 gram, dapat diulang dengan selang 30 menit bila diperlukan.

4. Pikrotoksin Pikrotoksin terdapat pada biji tanaman Anamirta cocculus Mempunyai efek perangsang pernapasan yang kuat Mekanisme kerjanya dengan cara memblok hambatan prasinaptik Merupakan antogonis terhadap kerja neurotransmitter GABA Digunakan untuk pengobatan depresi pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan dosis turunan barbiturat atau obat penekan sistem saraf pusat

5. Striknin Sulfat Striknin dapat merangsang SSP dengan memblok secara selektif hambatan postsinaptik. Pada umumnya striknin digunakan sebagai campuran tonikum dan amarum. Dosis analeptik : 2 8 mg.

6. Bemegrid Bemegrid yang stukturnya mirip barbiturat adalah stimulan sistem saraf pusat (SSP) (analeptika) serta dipakai untuk mengatasi keracunan turunan barbiturat. Bemegrid memiliki aksi antagonis pada reseptor GABA. Dosis 50 mg IV

TURUNAN METILXANTIN Salah satu kelompok dari obat perangsang SSP adalah xantin (metilxantin), dimana obat utamanya adalah kafein, teobromin dan teofilin. Dalam dosis kecil, turunan ini sering digunakan sebagai tonikum dan minuman penyegar Mekanisme kerja turunan ini dapat merangsang korteks serebral dan pusat medula. Menyebabkan relaksasi otot polos, terutama otot polos bronkus Merangsang SSP, otot jantung, dan meningkatkan dieresis

1. Kafein Kafein ialah stimulan sistem saraf pusat yang digunakan untuk mengurangi kelelahan fisik serta untuk mengembalikan mental agar lebih waspada. Kafein ini merangsang SSP sehingga tingkat kewaspadaan meningkat dan aliran darah lebih cepat, meningkatkan fokus, dan koordinasi tubuh yang lebih baik

2. Teofilin Teofilin juga digunakan sebagai stimulan. penggunaannya dalam terapi asma bronkial. Teofilin merupakan salah satu obat yang memiliki indeks terapi sempit. Potensi toksisitasnya telah diketahui berhubungan dengan kadar teofilin utuh dalam darah.

Efek farmakologi teofilin Perangsang SSP yang kuat, lebih kuat dari kafein Merangsang pusat napas di medula oblongata Memperkuat kontraktilitas diafragma Mempunyai efek inotropik positif pada jantung Merelaksasi kuat otot polos bronkus yang menyebabkan meningkatnya kapasitas vital dimanfaatkan sebagai bronkodilator pada asma bronkial. Meningkatkan ekskresi air dan elektrolit dengan efek mirip diuretik tiazid

3. Teobromin Theobromine memiliki sifat umum dari xanthines lain. memiliki aktivitas lebih lemah daripada teofilin atau kafein sebagai stimulan pada SSP. Dosis besar dapat menyebabkan mual dan muntah. Theobromine telah digunakan untuk sifat bronchodilating dan pengobatan gangguan kardiovaskular.

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIFITAS METILXANTHIN

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA METILXANTIN Senyawa xantin merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah dan asam lemah Senyawa dengan keasaman lemah dan basa lemah akan sukar terionisasi sehingga mudah menembus sawar darah otak

Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah dengan pka 8,6 dan 9,9. Teofilin berbentuk Kristal putih, pahit dan sedikit larut dalam air Kofein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hidrogen yang dapat dilepaskan sehingga kofein merupakan basa yang sangat lemah

Aktifitas farmakologis turunan metilxantin Nama Obat Perangsang Saraf Pusat Perangsang Pernafasan DiuretIk Dilatasi koroner Perangsang Jantung Perangsang Otot Rangka Kafein 1*) 1 3 3 3 1 Teofilin 2 2 2 1 1 2 Teobromin 3 3 1 2 2 3 Keterangan : *)1 lebih aktif dibanding 2 dan 2 lebih aktif dibanding 3

TERIMA KASIH