KOEFISIEN MUAI PANJANG

dokumen-dokumen yang mirip
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.

Kegiatan Belajar 2. Modul Fisika- Suhu dan Kalor 29

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN FISIKA BAHAN AJAR FISIKA PEMUAIAN PANJANG

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN

BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu. Pemuaian

BAB 9 SUHU DAN PEMUAIAN

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 8. SUHU DAN PEMUAIANLatihan Soal ,00078 cm. 65,0078 cm. 65,078 cm. 65,78 cm

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda.

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6

PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

BAB 5 PEMUAIAN. Peta Konsep. Zat dan Wujudnya. Menunjukkan Pemuaian Zat Padat dan Zat Cair. Pemuaian pada Zat Padat, Zat Cair, dan Zat Gas

TEMPERATUR MAKALAH FISIKA DASAR 2

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 8. SUHU DAN PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 8. Berdasarkan gambar di atas skala termometer Fahrenheit akan menunjukkan angka...

ANGKET MINAT SISWA PADA PELAJARAN FISIKA

DASAR PENGUKURAN FISIKA

Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR OSILASI

Temperatur merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan tinggi rendahnya taraf atau suhu suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

Temperatur merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan tinggi rendahnya taraf atau suhu suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)

Wardaya College. Latihan Soal Olimpiade SAINS SD. Spring Camp Persiapan OSN Departemen Fisika - Wardaya College

PENERAAN TERMOMETER (K.I.1)

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE (Pegas)

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

Antiremed Kelas 10 Fisika

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PEMBUATAN ALAT PERCOBAAN PENGUKURAN KOEFISIEN PEMUAIAN PANJANG LOGAM DENGAN DIFRAKSI

Dra Imas Ratna Ermawaty M.Pd, Drs. Y. Soenarto, M.Si, Tri Isti Hartini M.Pd ABSTRAK

Soal dan Jawab Eksperimen OSN 2010

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

SUHU DAN KALOR M O D U L. Fisika itu mudah dan menyenangkan lho. Peta Konsep. Pengukuran. Kalor. Keseimbangan Suhu. Alat Ukur

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II CINCIN NEWTON. (Duty Millia K)

Pengembangan alat percobaan muai panjang zat padat sebagai alat praktikum fisika pada materi pemuaian

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat

Fisika Dasar 13:11:24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya,

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SILABUS. Fisika SMA 2013 FLUIDA STATIS

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan pendidikan : SMP Kelas VII

Termometri dan Kalorimetri

JURNAL PRAKTIKUM RESONANSI GELOMBANG BUNYI ZULFIKAR ANSHARI OKTAFINAWAN KELOMPOK SI8D

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

Antiremed Kelas 12 Fisika

SOAL PERSIAPAN IPA-FISIKA TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini?

BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

2/FISIKA DASAR/LFD KALORIMETRI

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB V PENUTUP. kelas VII SMP Swasta Surya Mandala Kupang yang berjumlah 17 orang.

BAB XI SUHU DAN PEMUAIAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

2/Fisika Dasar/LFD KALOR JENIS ZAT PADAT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG GETARAN

1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS

Transkripsi:

KOEFISIEN MUAI PANJANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat banyak sekali hal-hal yang terjadi berkaitan dengan pemuaian dan pengerutan suatu benda. Misalnya pada suatu hari yang panas, kawat-kawat listrik atau kawat telepon yang bergantung pada tiangnya akan bergantung kendur. Tetapi sebaliknya pada hari yang dingin. Rel kereta api dibangun dengan memberikan sedikit ruang pemisah diantara sambungan-sambungan antar relnya sehingga rel tersebut tidak akan melengkung ketika musim panas. Pesawat supersonik Concorde akan bertambah panas selama melakukan penerbangan kerena adanya gesekan dengan udara, pesawat tersebut akan bertambah panjang 25 cm. Dan banyak hal lainnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, percobaan kali ini mengenai Muai Panjang Zat Padat, untuk dapat memberikan suatu pengetahuan lebih mengenai hal tersebut, dan dapat kita terapakan dalam kehidupan sehari-hari. B. TUJUAN Menentukan koefisien muai panjang pada suatu logam.

II. DASAR TEORI Pada umumnya ukuran suatu benda akan berubah apabila suhunya berubah. Pada bendabenda berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu adalah sangatlah nyata, sedangkan penambahan ukuran luas penampang dapat diabaikan karenena kecilnya. Perubahan panjang akibat perubahan suhu dapat dirumuskan sebagai berikut : ΔL = ɣ. Lo. ΔT ɣ = ΔT/ Lo. 1/ ΔT Koefisien muai panajang suatu benda adalah perbandingan antara pertambahan panjang terhadap panjang awal benda persatuan kenaikan suhu. Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda tersebut akan memuai kesegala arah,denagn kata lain ukuran panjang bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor.alat untuk membandingkan muai panjang dari berbagai logam adalah maschen brock.ketika tiga batang logam yang berbeda jenis (tembaga,almunium,besi) dan sama panjang walaupun panjang dari ketiga logam sama dengan mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi pertambahan panjangnya berbeda. Peristiwa yang mengikuti penambahan temperatur pada bahan adalah perubahan ukuran dan keadaanya.keadaan temperatur akan mengakibatkan terjadinya penambahan jarak rata-rata atom bahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemuaian (ekspensi) pada seluruh padatan tersebut. Perubahan pada dimensi linier disebut sebagai muai linier, jika penambahan temperatur ΔT adalah penambahan panjang ΔT, untuk penambahan temperatur yang kecil, maka perubahan panjang (ΔL) akan sebanding dengan pertambahan panjang (ΔT), dengan ΔT= Lt Lo. Dari persamaan: Lt = Lo (1+ αt), dan Ltˈ = Lo (1+αtˈ)

Diperoleh: α = α = koefisien muai panjang III. METODE EKSPERIMEN A. METODE YANG DIGUNAKAN Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam praktikum kali ini adalah metode regresi linear. B. ALAT DAN BAHAN Alat: 1. Alat muai logam 2. Teropong 3. Batang berskala/mistar 4. Termometer 5. Bejana uap 6. Selang uap Bahan 1. Batang besi 2. Batang alumunium

C. SKEMA PERCOBAAN D. TATA LAKSANA PERCOBAAN 1. Air didalam bejana uap dipanaskan 2. Jarak antara mistar dan kaca dihitung 3. Arah teropong diatur terhadap kaca agar memantulkan cahaya pada mistar 4. Penurunan suhu tiap 2 o C diteliti berapa parubahan angka di mistar 5. Data dicatat dan disajikan dalam tabel E. ANALISA DATA Data-data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan persamaan sebagai berikut: α = 2 α = d K K =. t Dengan k = sumbu y ; = gradien garis ; t = sumbu x

Maka akan diperoleh persamaan linear y = mx. Untuk mencari m = dan m= dari sini akan diperoleh α α. Model grafik yang akan diperoleh:

IV. DATA, GRAFIK, & PERHITUNGAN DATA A. PERCOBAAN 1 Logam Besi d=3cm x=133cm X Y XY X 2 Y 2 0 0 0 0 0 2 1 2 4 1 4 2 8 16 4 6 3 18 36 9 8 6 48 64 36 10 7 70 100 49 12 8 96 144 64 14 10 140 196 100 16 12 192 256 144 18 14 252 324 196 Σ= 90 63 826 1140 603 Σ = 3600 3969 682276 1299600 363609

B. PERCOBAAN II Logam Besi d = 3 cm x = 134 cm x y xy x^2 y^2 Σ= 0 0 0 0 0 2 2 4 4 4 4 4 16 16 16 6 5 30 36 25 8 7 56 64 49 10 9 90 100 81 12 10 120 144 100 14 11 154 196 121 16 12 192 256 144 18 14 252 324 196 90 Σ= 8100 74 914 1140 736 5476 835396 1299600 541696

PERHITUNGAN A. Percobaan I Logam Almunium m = = = 0,784 cm/ o c m = α = α = α = 8,85 x 10-3 cm/ o c m = y 2 ( ))] 1/2 * [ ] 1/2 = 0,594 * 0,003 = 0,0018 cm/ o c m = α = α = 0,18 x 10-4 maka untuk almunium: α± α = (8,85 ± 0,018) x 10-3 cm/ o c

B. Percobaan II Logam Besi m = = = 0,751 cm/ o c m = α = α = α = 8,412 x 10-3 m = y 2 ( ))] 1/2 * [ ] 1/2 m = 0,503 * 0,003 m = 0,0015 m = α = α = 0,17 x 10-5 Jadi, α± α= (8,41±0,0017) x 10-3 cm/ o c

V. PEMBAHASAN Setiap zat padat yang dipanaskan dan pemuaian yang terjadi pada zat padat adalah pemuaian panjang, meskipun pada pemuaian pada zat padat ada nilai lebar dan tebal itu pun sangat kecil sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Pada praktikum kali ini dibahas tentang pemuaian panjang yang terjadi pada almunium dan besi. Tetapi alangkah baiknya bila mengetahui apa yang terjadi pada almunium dan besi itu, fenomena apa yang menyebabkan almunium dan besi dapat memuai. Setiap benda terdiri dari zat-zat penyusun yang sangat kecil. Zat-zat tersebut saling berikatan satu dengan yang lain. Zat-zat tersebut berikatan sambil bervibrasi meskipun vibrasinya sangat kecil dan kasat mata. Gataran/vibrasi zat bergantung pada suhu lingkungan, semakin panas maka getarannya akan semakin kuat. Jika geratannya semakin kuat maka gerak antara zat yang satu dengan yang lain menjadi renggang. Karena itu jika benda dipanaskan maka ukurannya semakin besar. Fenomena inilah yang terjadi pada alumunium dan besi saat dipanaskan. Praktikum kali initelah dilakukan percobaan untuk mencari koefisien muai panjang pada besi dan alumunium. Dengan metode regresi linear data diolah dan diperoleh hasil sbb: Koefisien muai panjang almunium : (8,85 ± 0,018) x 10-3 cm/ o c Koefisien muai panjang besi : (8,41 ± 0,0017) x 10-3 cm/ o c Referensi: Indonesiaindonesia.com/f/94967-bab-6-pemuaian-zat/ (jurnal) Koefisian muai panjang (α) alumunium : 25x10-6 m/ o c : 2,5x10-3 cm/ o c Koefisien muai panjang (α) besi : 12x10-6 m/ o c : 1,2x10-3 cm/ o c Data yang diperoleh dari percobaan praktikum berbeda dengan yang ada pada referensi. Hal ini disebabkan oleh empat faktor yang dapat mempengaruhi hasil, yakni: 1. Alat : Alat yang digunakan saat praktikum mungkin sudah tua atau agak rusak. 2. Metode : Mungkin metode yang diberikan untuk percobaan ini berbeda dengan yang digunakan pada referensi. 3. Personal : Mungkin saja praktikan kurang teliti dalam mengerjakan praktikum maupun mengolah data.

4. Lingkungan : mungkin pada saat praktikum lingkungan seperti suhu ruangan praktikum mempengaruhi prubahan suhu logn maupun sebagainya. Keempat faktor inilah yang mungkin menyebabkan perbedaan hasil yang diperoleh praktikan berbeda dengan referensi. VI. KESIMPULAN 1. Koefisien muai panjang (α) alumunium = (8,85 ± 0,018) x 10-3 cm/ o c 2. Koefisien muai panjang besi : (8,41 ± 0,0017) x 10-3 cm/ o c VII. DAFTAR PUSTAKA 1. Staff asisten laboratorium fisika dasar 2011. Buku Panduan Fisika Dasar Semester II. Jurusan Fisika FMIPA UGM: Yogyakarta 2. Zears, zemasky. 1985. Fisika Untuk Universitas I. Jakarta: Bina Cipta VIII. LEMBAR PENGESAHAN Yogyakarta, 24 Mei 2012 Asisten Praktikan ( ) (Farhan Binar Sentanu) 11/320024/PA/14319