aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang


LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

HAL-HAL YANG BERPENGARUH PADA KOMPOSISI SEKRESI SALIVA. Departemen Biologi Oral FKG USU

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB III ANALISA KASUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG

PENGELOLAAN NYERI PADA An. E DENGAN POST OP TONSILEKTOMI DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA

BAB IV PEMBAHASAN. yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7-8 juni Dengan urutan asuhan

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan insulin, baik total ataupun sebagian. DM menunjuk pada. kumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang dikarenakan oleh

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB III TINJAUAN KASUS

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Meskipun

LAPORAN PENDAHULUAN TONSILITIS - RUANG BAITUNNISA 1 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KELOMPOK E DEPERTEMEN ANAK SRIYANTI B. MATHILDIS TAMONOB RANI LEKSI NDOLU HARRYMAN ABDULLAH

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

NUTRISI POST GANGGUAN MENELAN Dipublish oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB)

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

BAB I PENDAHULUAN. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. 1,2 Kolelitiasis

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. makanan secara mekanis yang terjadi di rongga mulut dengan tujuan akhir proses ini

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANNG CEMPAKA III RSUDPANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

Transkripsi:

Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah makanan Data objektif : Berkurangnya sekresi kelenjar saliva Didapatkan nyeri pada skala 6 2. Data subjektif: Ada pembengkakan Data objektif : Inflamasi pada kelenjar submandibula 3. Data subjektif: Tidak nafsu makan Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu kasar Badan lemas karena kurang energi Infeksi oleh Staphylococcus aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus Gangguan sekresi saliva Penghentian/Penurunan aliran saliva Pengentalan/Penumpukan saliva Peradangan Gangguan sekresi saliva Penurunan aliran saliva Nyeri saat menelan Risiko Infeksi Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Data objektif:

BB menurun 0,5 kg dari berat awal menjadi 54,5 kg dalam 4 hari BB awal = 55 kg BB normal sesuai tinggi seharusnya = 55,8 kg TB: 162 cm Porsi makan berkurang 4 Data subjektif: Badan menggigil Data objektif: Suhu tubuh meningkat dari keadaan normal: 38 C Gangguan sekresi saliva Penurunan aliran saliva Pengentalan saliva Inflamasi Pembengkakan Demam Hipertermi 3.4 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan penurunan sekresi saliva. 2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya penumpukan bakteri. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan. 4. Hipertermi berhubungan dengan peradangan akibat infeksi virus. 3.5 Intervensi 1. Diagnosa: Nyeri berhubungan dengan penurunan sekresi saliva. Tujuan: mengatasi rasa nyeri Kriteria hasil: 1. Produksi saliva kembali normal 2. Nyeri berkurang ditandai dengan:

Penurunan skala nyeri dari 6 menjadi 2 RR kembali normal = 20x/menit No. Intervensi Rasional 1. Kolaborasi Berikan obat analgesic Menghilangkan rasa nyeri 2. Mandiri Identifikasi dan batasi makanan yang Makanan dengan konsistensi makanan menimbulkan ketidak-nyamanan, misalnya makan yang terlalu keras yang tinggi dapat mengrangi rasa nyeri saat menelan atau susah dikunyah. 3. Mandiri Berikan klien permen karet dan Meningkatkan produksi saliva ajarkan untuk mengunyah 1. Diagnosa: Infeksi berhubungan dengan adanya penumpukan bakteri. Tujuan: mencegah dan menghambat penyebaran infeksi. Kriteria hasil: 1. Infeksi teratasi 1. Tidak ada inflamasi ditandai dengan tidak ada warna merah pada bagian luar submandibula atau rahang bawah. 2. Bakteri mati 3. Leukosit kembali normal: 8.000 sel/mm3 No. Intervensi Rasional 1. Kolaborasi Berikan obat antibiotic sesuai indikasi Menurunkan kolonisasi bakteri dan mencegah infeksi 2. Kolaborasi Periksa darah lengkap pasien Menegetahui jumlah leukosit 3. Mandiri Ajarkan pada pasien tentang oral Mencegah bakteri berkembang biak

hygiene akibat kurangnya kebersihan rongga mulut/oral hygiene. 3. Diagnosa: nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan. Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Kriteria Hasil: 1. Kebutuhan metabolismme tubuh terpenuhi 2. Pasien tidak lagi terlihat lemah 3. Nutrisi terpenuhi 4. BB kembali seperti awal: 55 kg No Intervensi Rasional 1 Kolaborasi Berikan terapi nutrisi. Lakukan diet Kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi. TKTP (tinggi kolesterol, tinggi protein). Diet lunak dan mengkonsumsi makanan yang tidak merangsang. 2 Mandiri Buat pilihan menu dan ijinkan klien untuk memilih sebanyak mungkin. Memberikan variasi menu pada klien sehingga nafsu makan klien meningkat. 4. Diagnosa: Hipertermi berhubungan dengan peradangan akibat infeksi virus. Tujuan: Mengatasi masalah peningkatan suhu tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi akibat virus. Kriteria Hasil: 1. Badan tidak menggigil 2. Suhu tubuh kembali normal 37 C No Intervensi Rasional 1 Kolaborasi Berikan obat penurun panas. Demam dapat diatasi (suhu tubuh kembali

2 Mandiri Berikan kompres hangat. 3 Mandiri Anjurkan banyak minum bila tidak ada kontraindikasi. 4 Mandiri Anjurkan klien untuk bedrest total. normal). Melancarkan aliran pembuluh darah dan menjadikan suhu tubuh kembali normal. Mencegah dehidrasi akibat kekurangan cairan yang dapat meningkatkan suhu tubuh akibat infeksi. Memulihkan kondisi tubuh dengan mencegah adanya peningkatan suhu tubuh serta mengembalikan pada suhu tubuh normal. 3.6 Evaluasi 1. Rasa nyeri berkurang ditandai dengan berkurangnya rasa nyeri. 2. Infeksi bakteri berkurang ditandai dengan berkurangnya inflamasi. 3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi ditandai dengan berat badan yang meningkat. 4. Tidak terjadi demam ditandai dengan suhu tubuh kembali normal. BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Sialadenitis adalah infeksi berulang-ulang di glandula submandibularis yang dapat diserati adanya batu atau penyumbatan. Biasanya sistem duktus menderita kerusakan, jadi serangan tunggal sialadentis submandibularis jarang terjadi. Kelenjar ini terasa panas, membengkak, nyeri tekan dan merupakan tempat serangan nyeri hebat sewaktu makan. Pembentukan asbes dapat terjadi didalam kelenjar maupun duktus. Sering terdapat batu tunggal atau multiple. Peradangan kronis pada Sialadenitis dapat terjadi pada parenkim kelenjar atau duktus seperti batu (sialolithiasis) yang disebabkan karena infeksi (sialodochitis) dari Staphylococcus aureus, Streptococcus viridians ataupneumococcus. Selain itu terdapat komponen obstruksi skunder dari kalkulus air liur dan trauma pada kelenjar. Faktor risiko yang

dapat mengakibatkan sialadenitis antara lain dehidrasi, terapi radiasi, stress, malnutrisi dan hiegine oral yang tidak tepat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Sialadenitis. http://en.wikipedia.org/wiki/sialadenitis, diakses tanggal 23 Oktober 2010 Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC Greenberg. 2005. Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan. Jakarta: Erlangga Ngastiyah. 2007. Perawatan Pada Anak. Jakarta: EGC Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta: EGC Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC Haskel, R. 1990. Penyakit Mulut. Jakarta: EGC Lewis, Michel A.O. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta: Widya Medika Lynch, Malcolm A. 1997. Oral Medicine. United States of America: Lippincott Raven Publishe