II.3 Alasan Penggunaan Bahan 1) Tween 80 dan Span 80 - Tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulgator nonionik dan digunakan untuk sediaan krim

dokumen-dokumen yang mirip
Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

MONOGRAFI. B. Bahan Tambahan PROPYLEN GLYCOL. : Metil etilen glikol Rumus kimia : C 3 H 8 O 2

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PERCOBAAN II PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN A. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 2.

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana praformulasi injeksi Difenhidramin HCl? Bagaimana formulasi injeksi Difenhidramin HCl?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB II 2. STUDI PUSTAKA Tinjauan Pustaka

ISONIAZID Nama resmi : Isoniazidum Sinonim : Isoniazid, isonicotinic acid hydrazide; isonicotinoylhydrazin, isonicotinylhydrazine RM / BM : C 6 H 7

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori 1. Tetrahidrokurkumin

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

3 METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

Ag2SO4 SIFAT FISIKA. Warna dan bentuk: serbuk putih BM: Titik leleh (derajat C) : tidak ada. Titik didih: 1085 C. Tekanan uap: tidak berlaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat diperoleh suatu produk farmasi yang baik.

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB III GOLONGAN FENOL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah lapidan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tinjauan Umum Kentang (Solanum tuberosum L)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nonsteroidal anti-inflamatory drug (NSAID) yang tidak selektif. Ketoprofen

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Nangka

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB I PENDAHULUAN I- 1. Bab I Pendahuluan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Sumber:

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina. Menurut laporan, kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KORTEKS KAYU JAWA (LANNEA COROMANDELICA HOUT MERR) DENGAN METODE DPPH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Pandan. Klasifikasi Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) menurut Van

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian ini dipilih karena tidak menyebabkan iritasi dan toksisitas (Rowe,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

II.3 Alasan Penggunaan Bahan 1) Tween 80 dan Span 80 - Tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulgator nonionik dan digunakan untuk sediaan krim (Faradiba, 2013) - Krim dengan zat pengemulsi nonionik lebih baik dibandingkan dengan zat pengemulsi anionic. Zat pengemulsi nonionic yang dimaksud adalah tween 80 dan span 80 (Faradiba, 2013) - Menurut jurnal Emina Pakki dalam formulanya digunakan pebandingan antara fomula 1 (tween 60 dan span 60) dan formula 2 (tween 80 dan span 80) dan hasil penelitiannya disimpulkan bahwa dalam formula 2 (tween 80 dan span 80) memiliki kestabilan secara fisik yang tinggi. - Krim dengan zat pengemulsi nonionik lebih baik dibandingkan pengemulsi anionik, hal ini karena zat pengemulsi anionik ialah surfaktan yang bermuatan negative dan memiliki kekurangan dapat mengiritasi dan menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan. Surfaktan ini hanya digunakan sebagai pembersih/detergen. Sedangkan surfaktan nonionik merupakan surfaktan yang tidak bermuatan dimana tersebar luas digunakan sebagai zat pengemulsi karena dapat menyeimbangkan kerja molekul hidrofil dan lipofil (Tungadi, 2014: 75-76) - Konsentrasi surfaktan yang dianjurkan yaitu 1-4%, jika digunakn lebih dari 5% maka telah menjadi bahan utama dalam formula (Martin, 1971) - Konsentarsi yang digunakan untuk tween 80 dan span 80 yaitu 4% 2) Parafin cair - Parafin cair sering digunakan dalam formulasi sediaan topikal sebagai komponen dalam krim (Excipient 6 th, 2009 ;474) - Keuntungan parafin digunakan sebagai pelembab dalam sediaan topical yaitu tidak mengiritasi dan tidak toksik (Excipient 6 th, 2009;475)

- Konsentrasi paraffin sebagai pelembab yang efektif adalah 25% (Pakki, 2009) 3) Metil Paraben dan Propil Paraben - Kombinasi pengawet sering digunakan karena kombinasi tersebut dapat meningkatkan efektifitas pengawet baik dengan penambahan spektrum aktivitas atau beberapa sifat sinergis (Lachman, 2008:622) - Pengawet metil paraben dan propil paraben terkenal melawan bakteri khamir dan jamur (Prescription: 225) - Digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam produk kosmetik, makanan dan minuman. Digunakan sendiri atau kombinasi dengan ester paraben dengan beberapa antimikroba digunakan bersama dengan metil paraben. Konsentrasi propil paraben 0.02% dan metil paraben 0.18% (Excpient 6 th, 2009: 45) - Mikroorganisme dapat tinggal dalam air atau fase lemak atau keduanya. Oleh Karen itu biasanya digunakan pengawet yang dapat larut dalam fase air dan pengawet yang dapat larut dalam fase minyak dalam sediaan emulsi (Lachman, 2008: 622) 4) α-tokoferol - Dalam formulasi ini digunakan antioksidan, dimana antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda atau memperkecil laju reaksi oksidasi pada bahan yang mudah teroksidasi terutama pada sediaan yang mengandung lemak atau minyak dengan asam lemak tak jenuh. Contohnya sediaan emulsi yang mengandung sebagian besar lemak minyak (Effionora, 2011: 295) - Antioksidan yang digunakan adalah α-tokoferol yang merupakan preparat antioksidan untuk perlindungan kulit yang dapat memanjakan kulit dengan memperpanjang sel-sel kulit dalam pemberian secara topikal dapat langsung diserap oleh kulit dan dapat menggakat radikal bebas pada kulit juga melindungi kulit dari zat beracun (Novianty, 2008) - Konsentrasi yang digunakan dalam formulasi adalah 0.05%

5) Asam Sitrat - Asam sitrat sebagai pengatur PH yang merupakan asam lemak yang dapat menurunkan PH sehingga kulit pengguna tidak teriritasi akibat alkali sabun. 6) Propilenglikol - Propilenglikol merupakan bahan yang tidak berwarna, kental dan praktis tidak berbau (Excipient 6 th, 2009: 592) - Propilenglikol dapat bercampur bebas dengan paraben dalam air sehingga mengaktifkan kembali kerja metil paraben akibat penambahan polisorbat 80 (Lachman, 2008: 1129) - Propilengilokol digunakan sebagai kosolven yang dapat meningkatkan penetrasi melalui membrane kulit untuk mencapai tempat aksinya (Melani,2005) - Propilenglikol dapat sebagai humektan dan kosolven pada konsentrasi 10-20% (Melani,2005) 7) Lipocol - Lipocol SC-4 digunakan sebgai pengemulsi untuk tipe W/O yang merupakan golongan dari stearil alcohol dan setil alcohol, sedangkan lipocol digunakan sebagai pengemulsi untuk tipe W/O (Flick, 1990) - Lipocol SC-4 digunakan selain pengemulsi juga dapat menstabilkan emulsi tipe W/O (Flick, 1990) - Lipocol SC-4 memiliki HLB 8.0 (W/O) dan lipocol SC-15 memiliki HLB 14,3 (O/W) (Flick, 1990) - Konsentraasi lipocol yang digunakan adalah 7% sesuai dengan jurnal 8) Air - Air digunakan sebagai pelarut pembawa dalam pembuatan obat dan sdiaan farmasi lainnya (Excipient 6 th, 2009: 338) II.4 Uraian Bahan 1) Ketokonazol (Martindale, 539 ; Dirjen POM, 486) Nama resmi : KETOKONAZOLUM Nama lain : Ketokonazole, ketokonaksoli, ketokonazolas

RM/BM : C26H28Cl2N202 / 531,44 Pemerian : Berupa serbuk putih berupa abu-abu Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, ketoconazole mempunyao pka 2,0 hingga 5,6 : larut dalam DM50 atau kloroform. Sedikit llarut dalam alcohol, mudah larut dalam diclorometana, larut dalam metil alcohol. Stabilitas : Ketokonazole harus dilindingi dari kelembaban Inkompatibilitas : Ketokonazole tidak kompatibel dengan obat-obat yang dapat menguragi keasaman lambung, seperti antimuskarinitas, antasida, histamn H2 antagonis, dan inhibitor pompa proton karena dapat mengurangi penyerapan ketokonazole. Penyerapan ketokonazole juga mungkin dikuranggi dengan sukralfat, obat-oat enzim yang menghambat rimpafisi, ketokonazole menghambat enzim oksidasi tertentu terutama itrakonazole. Kegunaan : Sebagai zat aktif Konsentrasi : 2% 2) Tween 80 (Dirjen POM, 1979 ; Dirjen POM, 1995) Nama resmi : Polisorbatum 80 Nama lain : Polisorbat 80, tween 80 RM/BM : (C11H22)CO6 / 120 Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna atau hamper tidak mempunyai warna Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%), dalam etil asetat, dalam metanol. Stabilitas : Stabil dalam atau bila dicampur dengan c elektrolit, asam lemah dan basa lemah

Inkompatibilitas : Perubahan warna atau pengendapan dapat terjadi dalam berbagai bahan terutama fenol dan tanin Kegunaan : Sebagai surfaktan /rapat Konsentrasi : 4% 3) Span 80 (Dirjen POM, 1979 ; Dirjen POM, 1995) Nama resmi : Sorbiton Monoleat Nama lain : Sorbitol laurate, sorbitol oleat, sorbitol palmitat RM/BM : C3O6H27CL17 / 363 Pemerian : Larutan bermnyak, tidak berwarna, bau karakteristik dari asam lemak Kelarutan : Praktis tidak larut tetapi terdispersi dalam air, dan dapat tercampur dengan alkohol, sedkit larut dalam minyak kapas Stabilitas : Jika dicampur dengan asam lemah dan basa lemah Inkompatibilitas : Tidak stabil pada suasana asam atau basa kuat, terjadi pembentukan sabun dengan basa kuat Kegunaan : Sebagai surfaktan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Konsentrasi : 4% 4) Parafin Cair (Dirjen POM, 1979: 474 ; Excipient 6 th, 2009) Nama resmi : Parafin Liquidum Nama lain : Parafin cair RM/BM : - / 460 Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluroensi, tidak berwarna hampir tidak berbau Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan etanol (95%) larut dalam kloroform dan dalam eter Stabilitas : Stabil dan mudah mencair berubah dan kembali mengental Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan bahan pengoksidasi kuat

Kegunaan : Sebagai pelembab dan terlindung dari cahaya Konsentrasi : 6% 5) Metil Paraben (Dirjen POM, 1979 ; Excipient 6 th, 2009) Nama resmi : Methylis Parabenum Nama lain : Nipagin RM/BM : C8H8O3/ 152,15 Pemerian : Serbuk hablur halus putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 etanol (95%) P dan dalam 3 bagian asidan Stabilitas : Dapat stabil pada PH 3-6 sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar. Sedangkan apabila pada PH 8 atau diatasnya akan cepat terhidrolisis. Inkompatibilitas : Dengan bahan antimikroba dan bahan metil paraben dikurangi dengan adanya surfaktan nonionik Kegunaan : Seba gai pengawet Konsentrasi : 0,18% 6) Propil Paraben (Dirjen POM, 1979 ; Excipient 6 th, 2009) Nama resmi : Propil Parabenum Nama lain : Nipasol RM/BM : C10H12O3 / 180,21 Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau dan tidak berasa Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (12%), 3 bagian aseton P, 140

bagian gliserol P, 40 bagian minyak kuat, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida Stabilitas : larutan berair pada PH 3-6 dapat disterilkan pada 20 menit tanpa penguraian Inkompatibilitas : dengan bahan antimikroba dari bahan propil paraben dikurangi dengan adanya surfaktan nonionik Kegunaan : Sebagai pengawet Konsentrasi : 0,02% 7) Citric Acid (Dirjen POM, 1995:45 ; Excipient 6 th, 2009:181) Nama resmi : Acidum Citricum Nama lain : Asam sitrat RM/BM : C6H8O7 / 210,14 Pemerian : Hablur bening tidak berwarna atau serbuk hablur, granul sampai halus, putih, tidak berbau/ praktis tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar dalam udara dingin Kelarutan : Sangat larut dalam air, mudah larut dalam letanol, agak sukar larut dalam eter Stabilitas : Tidak stabil pada suhu 40 C Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan kalium tartrat, alkali dengan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfida, tidak kompaibel dengan bahan pengoksidasi, basa dan logam nitrat Kegunaan : Sebagai penstabil PH Konsentrasi : q.s 8) Propilenglikol (Dirjen POM, 1979:534 ; Exipient 6 th, 2009:592) Nama resmi : Propylen Glycolum

Nama lain : Propilenglikol 1,2-Dihydroxypropane, Methyl Glikol RM/BM : C3H8O2 / 76.10 Pemerian : Cairan kental, jernih tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter minyak tanah dan dengan minyak lemak Stabilitas : Propilenglikol secara kimiawi stabil bila dicampurkan dengan etanol (95%), gliserin atau air yang telah disterilkan dengan autoklaf Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan pengoksdasi kuat dan kalium permanganat Kegunaan : Sebagai humektan Konsentrasi : 10% 9) α-tokoferol (Dirjen POM, 1995:296 ; Excipient 6 th, 2009:32) Nama resmi : Tocopherolum Nama lain : α-tokoferol RM/BM : C29H50O2 / 436 Pemerian : Praktis tidak berbau dan tidak berasa, bentuk α- tokoferol asetat berupa minyak kental jernih, warna kuning atau kuning kehijauan Kelarutan : α-tokoferol asam salisilat tidak larut dalam air, etanol, dalam eter, dalam aseton, dan dalam minyak nabati, sangat mudah larut dalam kloroform Stabilitas : α-tokoferol teroksidasi oleh oksigen dan garam berisi serta perak, α-tokoferol ester lebih stabil untuk yang mudah teroksidasi, α-tokoferol bebas yang biasanya digunakan untuk bahan yang stabil

untuk yang mudah teroksidasi, α-tokoferol bebas biasanya digunakan unutk bahan yang stabil Inkompatibilitas : α-tokoferol tidak kompatibel dengan peroksida dan ion logam, terutama besi, tembaga dan perak Kegunaan : Sebagai Konsentrasi : 0,05%