Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Penerapan Sistem Pakar dalam Penentuan Rute Evakuasi Penyelamatan pada Kapal Penumpang

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

STUDI JALUR EVAKUASI PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

EVALUASI EMERGENCY RESPONS PLAN PADA KAPAL 42M CREW BOAT BERDASARKAN IMO INTERIM GUIDILINES

PEMBUATAN SOFTWARE SIMULASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI ARENA 5

LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTARPULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT SURVIVAL CRAFT AND RESCUE BOAT (SCRB)

ANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL

Analisa Evakuasi Penumpang pada Kapal Ro-Ro Menggunakan Discrete Event Simulation dan Social Force Model

ANALISA FIRE RISK ASSESMENT PADA KAPAL PENUMPANG (STUDI KASUS RANCANGAN KAPAL 5000 GT MILIK DINAS PERHUBUNGAN DARAT)

STUDI PERENCANAAN MODEL EVAKUASI SEDERHANA PADA KAPAL PENUMPANG

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

OPTIMASI PELETAKAN PINTU RUANG PENUMPANG KELAS EKONOMI KAPAL FERRY UNTUK JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PROMODEL

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

ANALISIS LOKASI KRITIS JALUR EVAKUASI PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU DENGAN METODE PERGERAKAN SIMULTAN

Latar Belakang. Luaran yang Diharapkan Metodologi. Hasil analisa Kesimpulan dan Rekomendasi

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI

Ari Wibisono

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN TAHAP 1 STANDAR PELAYANAN MINIMUM KAPAL PERINTIS

Redesign Fire Evacuation Plan Pada Gedung Akomodasi Perusahaan Jasa Migas

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off

No. : Maret : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Ship Systems and Equipment (SSE 3)

MAKALAH PERLENGKAPAN KAPAL

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

ABSTRAK. Kata Kunci: crew boat, kebakaran, fire control plan, ruang penumpang, ruang mesin, heat detector, smoke detector, CO 2, evakuasi

Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di Kapal

BAB II TINJAUN PUSTAKA

Reference. SOLAS Regulation VI/5-1. Note: mulai berlaku pada tanggal 1/1/2011. SOLAS regulation V/18.9. Note : mulai berlaku pada tanggal 1/7/2012

No. : Juni 2016

PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF

PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan masyarakat yang menggunakan komputer. Sehingga hal ini

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

KAJIAN TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL DI LAUT AKIBAT HUMAN ERROR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEAKEEPING KAPAL PERIKANAN 30 GT DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

PERLENGKAPAN KESELAMATAN KAPAL

SKRIPSI EVALUASI SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI KAPAL PENUMPANG KM. LAMBELU PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PT.

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Technical Information

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

DESAIN INSTALASI LAMPU NAVIGASI PADA KAPAL PERINTIS 2000 GT

OLEH : Ayu Risky Amalia Rofi Atin

LAMPIRAN 2. LEMBAR OBSERVASI Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Kapal Penumpang KM. Lambelu, PT. PELNI Tahun 2008

ANALISA PERANCANGAN KAMAR MESIN BERBASIS PADA ATURAN ERGONOMIC DAN HUBUNGAN SPASIAL UNTUK APLIKASI MARINE

Technical Information

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini yang salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor alam.

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

Technical Information

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT ADVANCED FIRE FIGHTING (AFF)

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

Analisis Keselamatan Kerja Crane Barge Palong III pada Saat Operasi Pengangkatan GE LM2500 Engine di Lokasi TCP Platform CPU Field Total E&P Indonesié

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT PROFICIENCY IN GMDSS / GENERAL RADIO OPERATOR S COURSE

Presentasi Tugas Akhir

Evaluasi Sistem Proteksi Aktif, Sistem Proteksi Pasif, dan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Kapal Tanker X Tahun 2013

PENGEMBANGAN MODEL EVAKUASI KEADAAN DARURAT DI KAPAL FERRY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERILAKU ABK MELALUI SIMULASI DAN STUDI ETNOGRAFI PENUMPANG KAPAL

ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

K : DIMAS CRISNALDI ERNAND DIMAS

Informasi Teknik. 2. Beberapa agenda yang didiskusikan selama pertemuan tersebut antara lain: Topik

PROGRAM STUDI NAUTIKA

Informasi Teknik. Perihal : Laporan Singkat IMO Maritime Safety Committee sesi ke 98 (MSC 98)

Oleh: Danar Syahrial Pradhipta

ISPS CODE Seri: Manajemen Pelabuhan

Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah

ANALISIS IMPLEMENTASI RENCANA TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSE PLAN) PADA KAPAL PENUMPANG X

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember PT. Laras Respati Utama

PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS JALAN (STUDI KASUS: JL. P. KEMERDEKAAN DEKAT MTOS JEMBATAN TELLO)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peratur

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Informasi Teknik. 1. Berikut beberapa agenda yang didiskusikan pada sidang SDC 3 yang berkaitan dengan pekerjaan BKI:

PENGARUH FREE SURFACE TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Oleh: Yopi Novita 1*

Studi Working Party. a. Deteksi pesan AIS dari satelit b. Penyiaran informasi keamanan dan keselamatan dari dan ke kapal dan pelabuhan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

Transkripsi:

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder Widia Yuliati Puspaningrum 1*, Rona Riantini 2, M. Khoirul Hasin 3 1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 23 Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 * E-mail: widiayuppi@gmail.com Abstrak Kapal Perintis 1200 GT merupakan jenis passenger ship yang mulai dibangun pada akhir tahun 2015 dan masih berlangsung hingga sekarang. Kapasitas penumpang sebanyak 398 orang dan ABK 39 orang. Kapal Perintis 1200 GT belum dilengkapi dengan perancangan sistem evakuasi keadaan darurat. Sehingga diperlukan evaluasi kesesuaian ketersediaan Life Saving Appliances (LSA) terhadap peraturan yang berlaku dan perancangan jalur sistem evakuasi yang optimal. Evaluasi kesesuaian LSA terdiri atas lifeboat, liferaft, lifebuoy, lifejacket, dan distress flares berdasarkan regulasi SOLAS 2014 Chapter III. Peraturan tentang sistem evakuasi menggunakan IMO MSC.1/Circ.1238 2007. Pembuatan simulasi sistem evakuasi menggunakan software Pathfinder. Hasil evaluasi menyatakan adanya ketidaksesuaian beberapa item LSA. Perancangan sistem evakuasi menghasilkan luas muster station 169,22 m 2. Letak embarcation station yang dekat lifeboat pada deck 3 dan dekat ILR pada deck 4. Hasil perhitungan total evacuation time (T) yaitu 58,45 menit (Case 1); 52,2 menit (Case 2); 51,48 menit (Case 3) dan 45,23 menit (Case 4). Perhitungan tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan yaitu 60 menit. Dalam perhitungan manual, waktu yang digunakan untuk penumpang berkumpul di muster station (t I) pada primary case 541,54 detik dan simulasi 547,3 detik. Pada secondary case (t I) sebesar 569,86 detik dan simulasi 576,4 detik. Sehingga prosentase perbandingan rata-rata sebesar 1,09%. Kata kunci : IMO MSC.1/Circ.1238, Life-Saving Appliances (LSA), passenger ship, Pathfinder, sistem evakuasi, SOLAS 1. PENDAHULUAN Berdasarkan Data Kecelakaan Kapal tahun 2005-2009 oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 3 Data Kecelakaan Kapal Tahun 2005-2009 Tahun Faktor Penyebab Manusia Alam Teknis kecelakaan Pertumbuhan (%) Korban Pertumbuhan (%) 2005 56 35 34 125 58,23 61 0 2006 39 67 37 143 14,4 131 114,75 2007 23 35 87 145 1,4 727 454,96 2008 31 75 32 138-4,83 92-87,35 2009 52 41 31 124-10,14 247 168,48 Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Desember 2009 Dari beberapa faktor penyebab yang ada, ketersediaan LSA dan jalur evakuasi yang kurang sesuai menjadi faktor penting yang menyebabkan banyaknya korban jiwa. Solusi yang dibutuhkan adalah penyediaan alat-alat keselamatan pada kapal yang diterapkan secara efektif sesuai dengan regulasi SOLAS (Safety Of Life At Sea) Chapter III tentang Life-Saving Appliances and Arrangements dan perancangan sistem jalur evakuasi yang efisien. Kapal Perintis 1200 GT merupakan kapal jenis passenger ship yang mulai dibangun pada akhir tahun 2015 dan masih berlangsung hingga sekarang. Kapasitas penumpang sebanyak 398 orang, ABK 36 orang, kadet 2 orang dan komparador 1 orang. Kapal Perintis 1200 GT mempunyai panjang keseluruhan (LOA) 62,80 m. Kapal Perintis 1200 GT belum dilengkapi dengan perancangan sistem evakuasi keadaan darurat di atas kapal. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap ketersediaan LSA pada Kapal Perintis 1200 GT apakah sudah sesuai dengan peraturan di atas dan dilakukan 172

perancangan jalur sistem evakuasi yang optimal menggunakan IMO Intern Guidelines. Dalam mempermudah untuk mengetahui sistem evakuasi yang optimal, maka penelitian ini membuat simulasi menggunakan software Pathfinder. Sehingga dapat diketahui perbandingan antara perhitungan menggunakan IMO dengan software Pathfinder. 2. METODOLOGI Pada penelitian ini, evaluasi LSA pada Kapal Perintis 1200 GT membahas pada lifeboats, liferafts, lifebuoys, lifejackets dan distress flares berdasarkan regulasi SOLAS (Safety Of Life At Sea) Chapter III tentang Life-Saving Appliances and Arrangements. Rumus yang digunakan dalam menentukan perhitungan waktu evakuasi berdasarkan IMO s MSC.1/Circ.1238 adalah : Gambar 2 Ilustrasi Evakuasi Berdasarkan IMO (Sumber : IMO s Interim Guidelines MSC/Circ. 1238, 2007) Dimana ketentuan n pada rumus pada Gambar 2 di atas sesuai dengan : 1. Ro-Ro passenger ship n 60, 2. Kapal penumpang selain Ro-Ro passenger ship, n 60 jika kapal memiliki tidak lebih dari 3 main vertical zone, dan 80 jika kapal memiliki lebih dari 3 main vertical zone. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menentukan perhitungan waktu evakuasi : 1. Awareness Time (A) harus 10 menit untuk kasus malam hari, dan 5 menit untuk kasus siang hari. 2. Menghitung Travel Time (T) dan 3. Embarcation Time (E) dan Launching Time (L) Persamaan untuk menghitung total waktu evakuasi harus sesuai dengan persamaan 1 dan persamaan 2 berikut: (1) E + L 30 min (2) Parameter yang harus diperhatikan dalam perhitungan : a. Clear Width (Wc) b. Densitas kepadatan orang atau initial density of persons (D) c. Kecepatan orang atau speed of persons (S) d. Aliran spefisik atau specific flow of persons (fs) Tabel 2 Nilai Aliran Awal Spesifik dan Kecepatan Orang Sebagai Fungsi Kepadatan Type of Fcaility Initial density D Initial specific Initial Speed of (p/m 2 ) flow Fs (p/(ms)) Persons S (m/s) 0 0 1.2 0.5 0.65 1.2 Corridors 1.9 1.3 0.67 3.2 0.65 0.20 3.5 0.32 0.10 (sumber : IMO s Interim Guidelines MSC/Circ., 1238 2007) Tabel 3 Nilai Aliran Maksimum Type of facility Initial speed of persons S (m/s) Stairs (down) 1.1 Stairs (up) 0.88 Corridors 1.3 Doorways 1.3 (sumber : IMO s Interim Guidelines MSC/Circ 1238, 2007) Tabel 4 Nilai Aliran dan Kecepatan Spesifik Type of facility Specific flow Fs (p/(ms)) Speed of person S (m/s) Stairs (down) 0 1.0 173

0.54 1.0 1.1 0.55 0 0.8 Stairs (up) 0.43 0.8 0.88 0.44 0 1.2 Corridors 0.65 1.2 1.3 0.67 (sumber : IMO s Interim Guidelines MSC/Circ., 1238 2007) e. Menghitung aliran orang atau calculated flow of persons (Fc) Fc diperoleh dari Persamaan 3 berikut : Fc Fs We (3) f. Menghitung aliran waktu atau flow time (tf) Flow time [s] diperoleh dari persamaan 4 berikut : tf N/Fc (4) g. t stair (s) h. t deck (s) i. t assembly (s) j. Waktu keseluruhan atau time overall (ti) Waktu jumlah keseluruhan dari Tf, t deck, dan t stair dituliskan seperti persamaan 5 berikut : ti tf + t deck + t stair + t assembly (5) k. Travel Time (T) Waktu akhir yang dihitung dari rumus persamaan 6 berikut : T (γ + δ)ti (6) Keterangan : γ safety factor 2.0 untuk case 1 dan case 2; 1.3 untuk case 3 dan case 4 δ counterflow factor 0.3 ti waktu keseluruha rute (time overall) Setiap master station harus cukup luas untuk menampung setidaknya seluas 0.35 m 2 untuk setiap orang. Untuk membuat sebuah simulasi sistem evakuasi digunakan software Pathfinder versi 2016. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi kesesuaian Life-Saving Appliances Tabel 5 Daftar Life-Saving Appliances Pada Kapal Perintis 1200 GT Sebelum Dilakukan Evaluasi No Nama Life-Saving Appliances (Unit) 1. Rescue boat / work boat 2 2. Inflatable Liferafts / ILR 18 3. Lifebuoys with life line 14 4. Lifebuoys with life line + light 2 5. Lifejackets 448 6. Lifejackets for child 47 7. Parachute flares 12 Berikut adalah Daftar Life-Saving Appliances Minimal Pada Kapal Perintis 1200 GT Sesudah Dilakukan Evaluasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 6 Daftar Life-Saving Appliances Minimal Pada Kapal Perintis 1200 GT Sesudah Dilakukan Evaluasi No Nama Life-Saving Appliances (Unit) Keterangan 1. Lifeboats 2 2. Inflatable liferafts / ILR 22 3. Lifebuoys with life line 2 4. Lifebuoys with light 4 5. Lifebuoys with light + smoke signal 2 6. Lifejackets dewasa 437 7. Lifejackets for child 40 8. Lifejackets bayi 10 9. Lifejackets pada muster station 22 10. Parachute flares 12 Identifikasi Muster Station dan Embarcation Station Untuk kapal berlayar kurang dari 24 jam. 174

Kapal Perintis 1200 GT wajib menyediakan muster station dengan luasan minimal 152,95 m 2. Sedangkan perancangan 3 unit muster station menghasilkan luasan 169,22 m 2. Sehingga, total luas muster station yang dirancang masih memenuhi luasan minimal yaitu 169,22 m 2 > 152,95 m 2. Embarcation station terletak di deck 3 yang bersebelahan dengan muster station dekat lifeboat dan juga bersebelahan dengan muster station dekat ILR pada deck 4. Perhitungan Total Evacuation Time Tabel 7 Hasil Perhitungan Travel Time (T) Case 1 dan Case 2 Escape route on T deck Tf t Stair t assembly Ti T Deck 1 - Stair 1A 10,43 252,6 22,97 69,6 355,6 817,88 Deck 1 - Stair 1B 10,43 258,46 8,68 103 380,57 875,311 Deck 2 - Stair 2A 11,17 252,6 14,78 69,6 348,15 800,745 Deck 2 - Stair 2B 11,17 258,46 4,34 103 376,97 867,031 Deck 3 - Stair 3A 166 252,6 7,33 69,6 495,53 1139,719 Deck 3 - Stair 3C 166 252,6 52,35 69,6 540,55 1243,265 Deck 3 - Stair 3D 166 252,6 53,34 69,6 541,54 1245,542 Deck 4 59,8 252,6 0 69,6 382 878,6 Travel Time (T) yang dipergunakan adalah Travel Time (T) dari deck 3 dengan nilai 1245,542 s atau 20,76 menit. Total Evacuation Time (n) untuk Night case (Case 1) adalah : 1,25 (10 + 20,76) + 2/3 (30) 58,45 menit 60 menit Total Evacuation Time (n) untuk Day case (Case 2) adalah : 1,25 (5 + 20,76) + 2/3 (30) 52,2 menit 60 menit Tabel 8 Hasil Perhitungan Travel Time (T) Case 3 dan Case 4 Escape route on T deck tf t Stair t assembly ti T Deck 1 - Corridor 1A 9,49 369,15 21,66 69,6 469,9 751,84 Deck 2 - Corridor 2A 11,17 369,15 13,47 69,6 463,39 741,42 Deck 2 - Corridor 2C 11,17 369,15 7,45 103 490,77 785,23 Deck 2 - Corridor 2D 11,17 369,15 7,45 103 490,77 785,23 Deck 3 - Stair 3C 124,3 369,15 6,81 69,6 569,86 911,78 Deck 3 - Stair 3D 124,3 369,15 6,81 69,6 569,86 911,78 Deck 4 59,8 153,64 0 69,6 283,04 452,86 Maka Travel Time (T) yang dipergunakan adalah Travel Time (T) dari deck 3 muster station dengan nilai 911,776 s atau 15,19 menit. Total Evacuation Time (n) untuk Night case (Case 3) adalah : 1,25 (10 + 15,19) + 2/3 (30) 51,48 menit 60 menit Total Evacuation Time (n) untuk Day case (Case 4) adalah : 1,25 (5 + 15,19) + 2/3 (30) 45,23 menit 60 menit Simulasi Pathfinder Berdasarkan hasil simulasi menggunakan Pathfinder, waktu yang diperlukan untuk berkumpul pada muster station (t I) case 1 dan case 2 didapatkan waktu sebesar 547,3 detik. Sedangkan untuk case 3 dan case 4 didapatkan waktu sebesar 576,4 detik. Pada perancangan manual sebelumnya diperlukan waktu berkumpul pada muster station (t I) selama 541,54 detik untuk case 1 dan case 2, sedangkan case 3 dan case 4 diperlukan waktu sebesar 569,86 detik. Berikut adalah perhitungan prosentase perbedaan antara hasil simulasi dan perhitungan manual diatas : 175

1. Prosentase perbedaan case 1 dan case 2 Prosentase hasil simulasi hasil perhitungan hasil simulasi 547,3 detik 541,54 detik 547,3 detik 1,05% 2. Prosentase perbedaan case 3 dan case 4 Prosentase hasil simulasi hasil perhitungan hasil simulasi 576,4 detik 569,86 detik 576,4 detik 1,13% Dari hasil prosentase perbedaan diatas didapatkan rata-rata prosentase sebesar 1,09% dan kurang dari 5%, sehingga penyimpangan dari perhitungan manual dan hasil dari simulasi masih dapat diterima. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi LSA, perancangan sistem evakuasi dan pembuatan simulasi yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perhitungan yang mengacu pada SOLAS Chapter III mengenai LSA, bahwa jumlah kebutuhan Liferaft, Lifebuoy dan Lifejacket sebelum dilakukan evaluasi belum memenuhi regulasi yang ditetapkan. 2. Kapal Perintis 1200 GT wajib menyediakan muster station dengan luasan minimal 152,95 m 2. Sedangkan perancangan 3 unit muster station menghasilkan luasan 169,22 m 2. Sehingga total luas muster station yang dirancang masih memenuhi luasan minimal yaitu 169,22 m 2 > 152,95 m 2. Embarcation station terletak di deck 3 yang bersebelahan dengan muster station dekat lifeboat dan juga bersebelahan dengan muster station dekat ILR pada deck 4. 3. Total Evacuation Time berdasarkan hasil perhitungan memenuhi syarat yang ditentukan IMO yaitu kurang dari 60 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk Case 1 adalah selama 58,45 menit, Case 2 selama 52,2 menit, Case 3 selama 51,48 menit dan Case 4 selama 45,23 menit. 4. Hasil perhitungan manual menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan occupant untuk mencapai dan berkumpul di muster station (t I) pada case 1 dan case 2 yaitu sebesar 541,54 detik sedangkan hasil simulasi sebesar 547,3 detik. Pada case 3 dan case 4 t I hasil perhitungan manual yaitu sebesar 569,86 detik sedangkan hasil simulasi sebesar 576,4 detik. 5. Hasil prosentase perbedaan antara hasil perhitungan manual dan hasil simulasi didapatkan rata-rata prosentase sebesar 1,09% dan kurang dari 5%, sehingga penyimpangan dari perhitungan manual dan hasil dari simulasi masih dapat diterima. 5. DAFTAR PUSTAKA Adi, Sri Pranoto, 2015. Perancangan dan Simulasi Emergency Respon Plan Pada KM Sabuk Nusantara 52 Dengan Bantuan Piranti Lunak Pathfinder. Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja. IMO, 2014. Safety Of Life At Sea (SOLAS) Consolidated Edition 2014. 6 th edition 2014. London: International Maritime Organization. Informasi Transportasi Kementrian Perhubungan Tahun 2009, http://dephub.go.id diakses Pada 27/12/20016 Pukul 00:22. MSC/Circ.1238, 2007. Guidelines for Evacuation Analysis for New and Existing Passenger Ships. London: International Maritime Organization. Thunderhead, 2016. User Manual Pathfinder Version 2016. USA: Thunderhead Engineering. 176