PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

Transkripsi

1 PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA Oleh: Inggi Irawan ( )

2 Latar Belakang TATA adalah suatu perusahaan yang bertindak di bidang konstruksi. Salah satu proyek TATA pada tahun 009 yakni build up gedung perkantoran dan perdagangan yang terletak di kawasan Surabaya Timur, tepatnya di Jalan Kertajaya Indah Timur nomor 8. Bangunan ini dibangun diatas lahan seluas 5300 m yang nantinya memiliki 7 lantai yang terdiri dari basement yang berfungsi sebagai area parkir dan utility, ground floor,, 5 lantai parkir, 8 lantai perkantoran, ruang mesin dan lantai paling atas untuk landasan helipad. Mengingat bangunan yang mempunyai 7 lantai ini berfungsi sebagai area perkantoran dengan jumlah orang yang cukup banyak dapat dikategorikan memiliki potensi bahaya kebakaran an berat. Tingkat probabilitas terjadinya kebakaran yang cukup tinggi gi dapat memakan korban jiwa. Dengan aktivitas itas perkantoran yang tinggi dan adanya banyak orang yang tidak mengetahui arah keluar dari bangunan nan tersebut dapat menyebabkan proses evakuasi terhadap keadaan darurat menjadi sulit. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan perancangan emergency response plan yang berupa sarana escape.

3 Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Melakukan perancangan fasilitas escape berupa: Exit route Tangga darurat Exit sign Pintu darurat Assembly area Melakukan perancangan standart (SOP) fire emergency response. Menentukan assembly area. operating procedure

4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini antara lain: Hasil perancangan fasilitas escape dapat digunakan sebagai upaya menyelamatkan diri pada saat terjadi kebakaran. Menjadikan hasil perancangan standart operating procedure (SOP) pelaksanaan fire emergency response sebagai langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran. Penentuan assembly area digunakan untuk mengetahui tempat berkumpul yang aman. Sebagai pertimbangan perusahaan untuk menerapkan fire emergency response plan.

5 Batasan Penelitian Batasan masalah dalam pengerjaan Tugas Akhir ini antara lain: Penelitian hanya dilakukan pada gedung perkantoran dan perdagangan an proyek PT. TATA di Surabaya Timur. Difokuskan pada perancangan fasilitas escape kebakaran yang berupa: Exit route Tangga darurat Exit sign Pintu darurat Assembly area Standart Operating Procedure (SOP) Perancangan fasilitas escape tidak mencakup perkiraan biaya dan jenis bahan yang dipakai.

6 Diagram Alir MULAI Studi Literatur: - Emergency Response Plan - NFPA 0 edisi th. 000 dan SFPE 3 rd edition 00 Studi Lapangan: - Layout Bangunan Pengumpulan Data : - Layout Bangunan - Data Arah Angin Perancangan ERP: - Pintu darurat - Exit sign - Tangga darurat - Prosedur tanggap darurat - Exit route - Assembly area Kesimpulan dan Saran SELESAI

7 Perhitungan Luas Bangunan Berikut ini merupakan contoh perhitungan luas bangunan pada lantai : Diketahui: Luas Temporary (LT) = 08 m Luas Permanent (LP) Tangga = 0 m Balkon = 84,96 m Toilet = 3 m + Total = 07,96 m Luas Bangunan = LT LP = 08 m 07,96 m = 974,04 m Jadi, luas bangunan pada lantai adalah 974,04 m

8 Hasil Perhitungan Luas Bangunan Tiap Lantai: Lokasi Luas Temporary (m ) Luas Permanent (m ) Luas Bangunan (m ) Groundfloor , 87,8 Basement ,4 80,6 Lantai P 983,9 7,6 966,3 Lantai P 983,9 9, 964,7 Lantai P3 983,9 9, 964,7 Lantai P5 983,9 9, 964,7 Lantai P6 983,9 9, 964,7 Lantai 08 07,96 974,04 Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai ,4 034,76 Lantai ,4 034,76 Lantai LMR 983,9 4,84 94,08 Lantai ATAP 983,9 97,9

9 Perhitungan Jumlah Orang Setelah diketahui luas bangunan dan ditetapkan density factor pada gedung sebesar (NFPA 0 Tahun 000), maka dapat ditentukan jumlah orang dengan perhitungan: N = LuasBangunan DensityFactor

10 Hasil Perhitungan Jumlah Orang Tiap Lantai: Lokasi Luas Bangunan (m ) Density Factor (m / org) Jumlah Orang (N) Groundfloor 87,8 95 Basement 80,6 94 Lantai P 966,3 04 Lantai P 964,7 03 Lantai P3 964,7 03 Lantai P5 964,7 03 Lantai P6 964,7 03 Lantai 974,04 05 Lantai 84 9 Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai 8 034,76 Lantai 9 034,76 Lantai LMR 94,08 0 Lantai ATAP 97,9 05

11 Perancangan Pintu Darurat (Exit( Exit) Kebutuhan exit untuk tiap lantai ini dipengaruhi oleh waktu escape dan banyaknya lebar tempat keluar (LTK). Banyaknya lebar tempat keluar (LTK) dapat diketahui dengan persamaan: N U = 40 xt Dimana: N : Jumlah orang T : Waktu dalam menit U : Banyaknya LTK yang dibutuhkan Sedangkan untuk mengetahui jumlah exit dapat digunakan persamaan: E = U 4 + Dimana: E : Banyaknya tempat keluar atau tangga U : Banyaknya LTK yang dibutuhkan

12 Berikut ini contoh perhitungan kebutuhan exit pada lantai : Diketahui : Jumlah orang (N) Waktu escape (T) = 05 orang = N U = 40 xt 05 U = 40x3 LTK (U) = = = 0,87 Jumlah exit (E) = E = U = =,5 4 + E = + 4

13 Hasil Perhitungan Kebutuhan Exit Tiap Lantai: Lokasi Jumlah Orang (N) Waktu Escape (T) LTK U=N/(40xT) Jumlah Exit E=(U/4)+ Groundfloor 95 Basement 94 Lantai P 04 Lantai P 03 Lantai P3 03 Lantai P5 03 Lantai P6 03 Lantai 05 Lantai 9 Lantai 3 9 Lantai 5 9 Lantai 6 9 Lantai 7 9 Lantai 8 Lantai 9 Lantai LMR 0 Lantai ATAP 05

14 Dimensi Pintu Darurat (Exit( Exit) Perhitungan dimensi pintu darurat meliputi perhitungan lebar dan tinggi pintu darurat. Tinggi pintu darurat disesuaikan dengan ketinggian pintu darurat yang telah ada dalam bangunan gedung. Dari perhitungan unit LTK dapat diketahui lebar tiap unit exit,, dengan cara membagi LTK dengan jumlah exit.. Ketentuan tiap satuan unit exit ditetapkan sebagai berikut: Satu unit exit : Dua unit exit : + =.050 mm Tiga unit exit : =.500 mm Empat unit exit : =.950 mm Lebar unit exit adalah 55 mm

15 Hasil Perhitungan Dimensi Pintu Darurat (Exit( Exit) Tiap Lantai: Lokasi Jumlah Exit Lebar Exit Tinggi Exit (m) Groundfloor exit lebar,05 m Basement exit lebar,05 m Lantai P exit lebar m Lantai P exit lebar m Lantai P3 exit lebar m Lantai P5 exit lebar m Lantai P6 exit lebar m Lantai exit lebar m Lantai exit lebar m Lantai 3 exit lebar m Lantai 5 exit lebar m Lantai 6 exit lebar m Lantai 7 exit lebar m Lantai 8 exit lebar m Lantai 9 exit lebar m Lantai LMR exit lebar m Lantai ATAP exit lebar m

16 Perancangan Tangga Darurat Untuk perancangan tangga darurat, perlu mempertimbangkan jumlah orang (N) yang dapat terakomodasi, lebar tangga darurat dan jumlah lantai. Perhitungan ini dilakukan sesuai dengan persamaan berikut: P = 00w + 50 ( w 0.3 ) ( n ) Dimana: P = Jumlah orang yang direkomendasikan w = Lebar tangga dalam meter n = Jumlah lantai bangunan

17 Berikut ini merupakan contoh perhitungan lebar minimum tangga yang diperlukan untuk menghindari penumpukan penghuni pada lantai atap dan lantai LMR. Lantai ATAP Untuk P = 05, n = 7 P atap = 00 w atap + [50 (w atap -0,3)] (n-) 05 = 00 w atap + [50 (w atap -0,3)] (7-) ) 05 = 00 w atap + [50 w atap 5] (6) 05 = 00 w atap +800 w atap = 000 w atap = 0,4 m w atap Lantai LMR Untuk P = 0, n = 6 P lmr + P atap = 00 w lmr + [50 (w lmr -0,3)] (n-) = 00 w lmr + [50 (w lmr -0,3)] (6-) ) 06 = 00 w lmr + [50 w lmr 5] (5) 06 = 00 w lmr +750 w lmr = 950 w lmr = 0,45 m w lmr

18 Hasil Perhitungan Lebar Tangga Darurat Tiap Lantai: Lokasi Groundfloor Basement Lantai P Lantai P Lantai P3 Lantai P5 Lantai P6 Lantai Lantai Lantai 3 Lantai 5 Lantai 6 Lantai 7 Lantai 8 Lantai 9 Lantai LMR Lantai ATAP Lebar tangga (m) 9 6, ,3,8,3,6,4,,03 0,87 0,73 0,6 0,45 0,4

19 Dimensi Tangga Darurat Dimensi tangga darurat ditentukan dari perhitungan diatas dan berdasarkan ketentuan SNI Tabel dimensi tangga darurat Lokasi Jumlah Tangga Darurat Lebar (m) Tinggi Rel Pegangan Lebar Bordes (m) Tinggi Antar Bordes (m) Tinggi Anak Tangga (m) Groundfloor Basement 0,9 Lantai P 0,9 Lantai P 0,9 Lantai P3 0,9 Lantai P5 0,9 Lantai P6 0,9 Lantai 0,9 Lantai 0,9 Lantai 3 0,9 Lantai 5 0,9 Lantai 7 0,9 Lantai 8 0,9 Lantai 9 0,9 Lantai LMR 0,9 Lantai ATAP 0,9

20 Perancangan Exit Route Penentuan jumlah exit route ditentukan sesuai dengan jumlah pintu keluar pada setiap lantai. Hal ini, dimaksudkan agar jarak yang dilalui orang ketika menuju pintu darurat (exit( exit) ) tidak terjadi penumpukan pada satu titik exit saja. Sesuai dengan persyaratan OSHA 90.36, 00 mensyaratkan jumlah minimal exit route sebanyak dua buah. Sehingga jumlah exit route yang direncanakan pada setiap lantai sebanyak buah. Exit route yang telah ditentukan diatas diaplikasikan dengan pewarnaan tiap lantai bangunan, sehingga penghuni dapat dengan mudah menentukan exit route untuk selanjutnya keluar melalui exit yang tersedia. Warna yang digunakan adalah hijau, karena hijau adalah warna yang pertama kali dapat tertangkap oleh mata sehingga mudah dilihat meskipun dalam keadaan darurat.

21 Perancangan Exit Sign Pada setiap pintu darurat harus dilengkapi dengan exit sign sesuai dengan persyaratan SNI Perancangan exit sign untuk tiap ruang dalam gedung adalah sebagai berikut : Dimensi huruf exit sign tinggi huruf = 5 cm tebal huruf = cm jarak antar huruf = cm lebar huruf = 5 cm Tinggi pemasangan arah exit sign maksimal 0 cm dan minimal 5 cm dari permukaan lantai. Pemasangan pada pintu darurat dengan jarak 0 cm dari rangka pintu. Lokasi pemasangan exit sign : setiap pintu darurat setiap tangga darurat ujung gang yang mendorong ke arah pintu exit setiap persimpangan pada koridor.

22 Perancangan Assembly Area Arah mata angin Penentuan arah angin tahunan didasarkan pada kecenderungan arah angin terbanyak selama 3 tahun ( ) 009) pengamatan. Data tersebut didapatkan melalui sumber Badan B Meteorologi dan Geofisika, Juanda Surabaya. Ringkasan data adalah sebagai berikut : Tahun Arah Angin Timur Timur Timur Letak assembly area Arah angin terbanyak pada tahun adalah ke timur, maka letak assembly area tidak berada pada timur bangunan gedung. Jadi,, assembly area A terletak pada utara gedung dan assembly area B terletak pada selatan gedung.

23 Kesimpulan Dalam menentukan exit route disini adalah dengan memanfaatkan jalur yang aman dan tercepat ketika terjadi kebakaran. Pada bangunan ini tiap lantai memiliki jalur exit. Exit route yang direncanakan diaplikasikan dengan pewarnaan hijau agar penghuni dapat dengan mudah menentukan exit route. Kebutuhan tangga darurat tiap lantai adalah sebagai berikut: Lantai P Lantai P Lantai P3 Lantai P5 Lantai P6 Lantai Lantai Lantai 3 Lantai 5 Lantai 6 Lantai 7 Lantai 8 Lantai 9 Lokasi Basement Lantai LMR Lantai ATAP Jumlah Tangga Lebar Tangga (m) 6, ,3,8,3,6,4,,03 0,87 0,73 0,6 0,45 0,4

24 Kebutuhan pintu darurat tiap lantai adalah sebagai berikut: Lokasi Jumlah Exit Lebar Exit Tinggi Exit (m) Groundfloor exit lebar,05 m Basement exit lebar,05 m Lantai P exit lebar m Lantai P exit lebar m Lantai P3 exit lebar m Lantai P5 exit lebar m Lantai P6 exit lebar m Lantai exit lebar m Lantai exit lebar m Lantai 3 exit lebar m Lantai 5 exit lebar m Lantai 6 exit lebar m Lantai 7 exit lebar m Lantai 8 exit lebar m Lantai 9 exit lebar m Lantai LMR exit lebar m Lantai ATAP exit lebar m

25 Tinggi pemasangan arah exit sign maksimal 0 cm dan pemasangan exit sign pada pintu darurat berjarak 0 cm dari rangka pintu. Lokasi pemasangan exit sign adalah pada setiap pintu darurat, setiap tangga darurat, ujung gang yang mendorong ke arah exit dan setiap persimpangan pada koridor. Lokasi assembly area terletak pada posisi utara dan selatan bangunan dan berjarak 30,48 meter dari bangunan terluar. Standart Operating Procedure (SOP) berisi petunjuk arahan tindakan yang dilakukan apabila terjadi keadaan darurat atau kebakaran. Tim emergency response dan tim evakuasi dapat bergerak cepat untuk mengatasi keadaan darurat serta para karyawan dapat langsung menuju assembly area terdekat.

26 Saran Perancangan emergency response ini belum mengulas tentang integrated sistem untuk kebakaran. Diharapkan melakukan pelatihan dan simulasi dari emergency response prosedur yang telah dibuat, sehingga dapat diketahui kekurangan- kekurangan dari prosedur tersebut.

27 SEKIAN TERIMA KASIH