EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANDUNG Oleh: Dedy Achmad Kurniady Dosen FIP Universitas Pendidikan Indonesia

PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANDUNG. Oleh: Dedy Achmad Kurniady

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

No. Dokumen Revisi : 00 SILABUS

HAND OUT : MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN KODE MATA KULIAH : AP 408 : PEMBIAYAAN DALAM PENDIDIKAN

Model Pembiayaan Pendidikan di Indonesia

BADAN HUKUM PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI PENDIDIKAN. Oleh: Mimin Maryati

PERENCANAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN (Studi Kasus di Sekolah Dasar) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN EDUCATION FINANCING MANAGEMENT ON QUALITY OF VOCATIONAL SCHOOL

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

DAFTAR PUSTAKA. Banghard, Frank W., & Albert Trull Jr., (1973), Education Planning, New York: The Macmillan Co.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI

MENGUKUR KONTRIBUSI HUMAN CAPITAL TERHADAP TUJUAN PERUSAHAAN

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN BERBASIS UMAT

FAK. EKONOMI & BISNIS S-1 MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

KATA PENGANTAR ±±. DAFTAR ISI vii ^

ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

Pengelolaan dan Pembiayaan Pendidikan

Natalia Berdhi Santoso. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. dan. Irene Cahyani. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA VALUE FOR MONEY PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR. Amelia Ika Pratiwi 1 dan Ela Nursandia 2

TIN Ekonomi Teknik Materi #1 Genap 2015/2016 TIN205 EKONOMI TEKNIK

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

PENGARUH PERUMUSAN DAN IMPLEMENTASI STRATEGI TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Survei pada BUMN yang Menderita Kerugian) Eddy Mulyadi Soepardi **

BAB III METODE PENELITIAN

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 33 Tahun 2004, menjadi titik awal dimulainya otonomi. dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

e-journal Teknik Industri FT USU

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 27 Januari 2017 KEPALA BIRO PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAN LAYANAN PENGADAAN SETDA PROVINSI GORONTALO,

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, setiap warga negara

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

PENDIDIKAN TINGGI DAN MUTU HUMAN CAPITAL

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB 5 PENUTUP. Kabupaten Pasuruan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan menyajikan LAKIP sebagai

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Sarana

ANALISIS EFISIENSI ANGGARAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB II LANDASAN TEORI

Achmad 3anusi.(1330), Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan, Bandung,

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN BERBASIS WEB PADA PT XYZ

AKUNTABILITAS (accountability): pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai. yang dianut

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

DAFTAR PUSTAKA. Alma, B. (1998). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

K A J I A N E V A L U A T I F PELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DI KOTA TEGAL

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

Bahan Diskusi SIMULASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SKPD BERBASIS KINERJA

PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis)

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Manajemen Keuangan. Analisis rasio keuangan Analisis du pont Analisis MNA dan EVA. Septiani Juniarti, SE.MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

Mengupayakan-pembelajaran-yangefektif-untuk peserta didik-sekolah-dasar melalui-optimalisasi kecerdasan

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

PENGEFEKTIFAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Cost & Benefits Analysis Dan Aplikasinya Dengan MS EXCEL 2000

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam

BAB III KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

Journal of Economic Education

PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang maju dan mandiri. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha

(1999). Menuju Indonesia Modern Bandung : Yayasan Amal Keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, sebaiknya pemerintah mengaplikasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada pengembangan kualitas 48

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bergesernya paradigma manajemen pemerintahan dalam dua dekade terakhir yaitu dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Pendidikan. 5. Mata Kuliah Prasyarat :..

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

LPF 7. PENYUSUNAN RENCANA PEMANTAUAN & EVALUASI 120 menit

Transkripsi:

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BANDUNG (Study Deskriptif Penggunaan Dana BOS Pada Sekolah Dasar Di Kabupaten Bandung) Oleh : Dedy Achmad Kurniady Universitas Pendidikan Indonesia dedy_achmad2@upi.edu ABSTRAK Penelitian ini beranjak dari permasalahan kurang jelasnya pengalokasian dana secara efektif, efisien dalam melaksanakan proses pendidikan. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah Rumusan tentang efektivitas dan efisiensi pembiayaan. Hasil penelitian yang adalah Return on investment sebesar 37 %, artinya layak dilaksanakan. Hubungan biaya dengan manfaat pendidikan sebesar 73%, artinya, biaya memberikan kontribusi terhadap produktivitas ekonomi. Kata kunci: Efektivitas, Efisiensi, Pembiayaan Pendidikan Abstract This research based on the problems of lack of clarity in the allocation of funds effectively, efficiency in implementing the educational process. Research objectives to be achieved is "formulation of the effectiveness and efficiency of financing". The results obtained are the return on investment by 37%, that is feasible. Relationships with educational benefit costs by 73%, that is, the cost give contributing to economic productivity. Key word : Effectiveness, Efficiency, Education Financing PENDAHULUAN Rasionalitas Pembiayaan untuk pendidikan dasar khususnya sekolah negeri sesuai dengan Kebijakan Pendidikan Gratis Pendidikan Dasar yang ditetapkan menjadi Kebijakan BOS tahun 2009 (Depdiknas : 2009), berkenaan dengan kenaikan dana BOS sejak Januari 2009 semua Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama harus membebaskan biaya operasional sekolah terhadap peserta didiknya. Pembebasan biaya sekolah tersebut, hanya berlaku bagi sekolahsekolah yang masih mempunyai standar lokal, tetapi untuk sekolah-sekolah yang dijadikan program sekolah yang mempunyai standar internasional, pembebasan biaya tersebut tidak berlaku, peran masyarakat masih sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai target yang diharapkan. Berdasarkan kebijakan tersebut, konsekuensinya pemerintah pusat harus menanggung seluruh pembiayaan pelaksanaan untuk pendidikan dasar, dengan memberikan bantuan berupa BOS yang diberikan kepada semua Kabupaten dan Kota yang ada di wilayah di Indonesia. Besarnya dana BOS tersebut berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi daerah. Seperti untuk Kabupaten besarannya tidak akan sama dengan Kota. Fokus Penelitian Dengan adanya kebijakan pembebasan biaya operasional bagi sekolah dasar yang masih mempunyai standar lokal, apakah sudah mampu membiayai organisasinya agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan harapan? dan apakah pola pembiayaan melalui konsep/model BOS telah memberikan manfaat dan efisiensi pembiayaan? Hal ini perlu dikaji lagi lebih mendalam karena di dalam kebijakan tersebut disebutkan bahwa sekolah tidak diperkenankan memungut biaya dari peserta didik jika akan menjadi beban bagi siswanya. Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 174

Berdasarkan hal tersebut, kondisi empirik dilapangan, diketahui bahwa sekolah dalam membiayai kegiatan pembelajaran dan pengajaran berdasarkan program yang menjadi prioritas, hanya mengacu pada pengalaman-pengalaman yang sudah dilaksanakan sebelumnya, belum berdasarkan pada kegiatan atau aktivitas apa saja yang seharusnya menjadi fokus pembiayaan, agar proses pendidikan dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Atas dasar studi pendahuluan yang dilakukan tersebut, maka kajian yang berkaitan dengan manfaat dan efektivitas serta efisiensi pengelolaan pembiayaan pendidikan yang dapat mendukung proses pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik perlu dilakukan. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana efektivitas, dan efisiensi pengelolaan pembiayaan Sekolah Dasar yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik? Coombs dan Hallak (1972:255), berpendapat bahwa cost effectiveness as the relationship between the inputs and corresponding immediate educational outputs of any educational process. It is to measure of internal efisiensi. Sedangkan Mark Blaug, (1976:121) berpendapat bahwa cost effectiveness is the appropriate evaluation technique in such all cases. Sehubungan dengan dua pernyataan tersebut di atas, secara prinsip cost effectiveness merupakan suatu teknik analisis yang mengevaluasi dengan cara membandingkan hasil pendidikan dengan program-program yang dilaksanakan. Hal tersebut sesuai yang diutarakan oleh McMillan & Schumacher (2001:550), yang mengatakan bahwa : Cost effectiveness analysis (CE) compares program outcomes (effectiveness) with the costs of alternative program when the objectives of different programs are similar and when common measure of effectiveness are used. Effectiveness could be measured by standardized achievment test, physilogical tests, or physical test. Outcome measures need not be converted to monetary values, and the analysis is repricable. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptifanalitik. Metode tersebut dipilih karena penelitian ini berusaha memaparkan dan menafsirkan agar memperoleh gambaran suatu kejadian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan, peneliti memilih pendekatan Kualitatif, karena lingkup analisis pembahasannya meliputi apa, mengapa, kapan, siapa, dimana, bagaimana, dan mencari makna dengan menganalisis data secara induktif. Dengan pendekatan kualitatif, diharapkan dapat mengungkap secara mendalam suatu gejala yang sedang terjadi dalam suatu organisasi pendidikan, berdasarkan natural setting atau berlatar alami sebagaimana adanya, dari suatu subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh dan memahami tentang fenomena tertentu, dengan mencari informasi yang dapat memberi penjelasan langsung dari lapangan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Efektivitas Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Analisa efektivitas biaya menghubungkan keuntungan bukan uang dengan biaya-biaya keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengukur seberapa efektif suatu program tertentu memenuhi tujuannya. Untuk mengetahui efektivitas pembiayaan pendidikan, proses penganalisaannya dilakukan dengan melihat keterhubungan hasil yang antara input dan ouput dari keseluruhan proses pendidikan. Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 175

Adapun input yang dimaksudkan adalah, a) program prioritas di bidang pendidikan dasar; b) kegiatan yang dilaksanakan; c) tujuan yang ditetapkan; d) alokasi biaya; dan e) target yang diharapkan. Sedangkan output yang dimaksudkan adalah hasil pencapaian atau realisasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan dengan melihat target yang, dengan sumber data berasal dari LAKIP Disdikbud Kabupaten Bandung dan hasil olahan penelitian. Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 2

Tabel 1. Efektivitas Pengelolaan Pembiayaan Sekolah Dasar Tahun 2008 INPUT No. Program Realisasi Biaya (Rp) Tujuan Kegiatan Target 1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. (Rincian kegiatan dan besaran biaya yang dialokasikan dapat dilihat pada tabel 4.9) 83.859.865.700 Menuntaskan Wajar dikdas sembilan tahun, serta memberikan kesempatan melaksanakan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi a. Pendataan Wajar Dikdas 9 tahun. b. Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun c. Pemberian KBBS usia 7-12 tahun d. Dana Kegiatan Wajar Dikdas Centre e. Penyaluran BOS a. Nilai APK untuk SD ditetapkan sebesar 110,00 b. Meningkatnya APM SD sebesar 89,80 c. Meningkatnya rata-rata nilai US/UASBN SD sebesar 7,18 d. Persentase kelulusan mencapai 100 % e. Persentase kondisi ruang kelas SD/MI yang layak sebesar 90 % OUTPUT Realisasi dari target a. Realisasi nilai APK sebesar 103,25 b. Realisai Nilai APM sebesar 98,20 c. Realisasi nilai rata-rata US/ UASBN SD sebesar 6,84 d. Realisasi Nilai persentase kelulusan 94,89 % e. Nilai persentase kondisi kelas SD/MI yang layak 74,78 % Kesimpulan a.kurang a. b. Kurang c. Kurang d. Kurang Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 176

INPUT No. Program Realisasi Biaya (Rp) Tujuan Kegiatan Target 2. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 722.780.000 3 Manajemen Pelayanan Pendidikan 405.950.000 Peningkatan mutu dan kualifikasi Tenaga pendidik dan Kependidikan Meningkatkan pelayanan yang efektif dan efisien Pelatihan dan pendidikan bagi pendidik mata pelajaran untuk memenuhi standar kompetensi dan kualifikasi Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pendidikan Sumber : Lakip Disdikbud Kabupaten Bandung dan Hasil Pengolahan Data Penelitian Persentase Guru SD yang memenuhi kualifikasi S-1 / D- IV sebesar 18.65 Persentase Rasio kelas dan ruang kelas SD sebesar 1,00 OUTPUT Realisasi dari target Nilai realisasi Guru SD yang memenuhi kualifikasi S-1 / D-IV sebesar 24,35 Nilai realisasi persentase rasio kelas dan ruang kelas SD sebesar 1,42 Kesimpulan Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 177

Berdasarkan tabel tersebut di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa pengalokasian biaya untuk menjalankan Program Wajar Dikdas sembilan tahun kurang efektif dilaksanakan, hal ini terlihat dari pencapaian nilai APK, APM, Rata-rata nilai US/UASBN dan Tingkat Kelulusan SD tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Alasan mengapa Program Wajar Dikdas sembilan Tahun belum dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan, karena disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : - Berdasarkan analisis hasil pengolahan data yang bersumber dari LAKIP Disdikbud Kabupaten Bandung, realisasi perolehan nilai untuk APK diketahui sebesar 103,25 dari target yang ditetapkan sebesar 110,00, hal ini terjadi karena anak usia 7-12 tahun yang bersekolah di Kabupaten Bandung menurun, akibat pemerataan pelayanan pendidikan belum secara maksimal dilaksanakan. - Realisasi perolehan nilai untuk rata-rata nilai US/UASBN SD, sebesar 6,84 dari target yang ditetapkan sebesar 7,18. Hal ini disebabkan karena tahun 2008 mulai di ujian nasionalkan untuk mata pelajaran tertentu, akibatnya ada indikasi kurang siapnya para penyelenggara pendidikan dan peserta didik dalam menghadapi ujian nasional, dimana tahun sebelumnya ujian SD belum secara nasional, tetapi diselenggarakan oleh masingmasing sekolah. - Dalam hal tingkat kelulusan pun terlihat masih kurang efektif, karena target yang ditetapkan sebesar 100 % tidak dapat terpenuhi, hanya sebesar 94,89 % yang berhasil lulus untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh faktor pola pikir masyarakat, struktur budaya dan kondisi geografis wilayahnya, sebagai akibat pelayanan pendidikan terutama dalam hal pembiayaan di tingkat sekolah, yang kurang menjangkau atau kurang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Tetapi jika merujuk kepada parameter ketuntasan secara nasional yaitu sebesar 85 %, pencapaian angka kelulusan tersebut dapat dikategorikan tuntas. - Dalam melakukan rehabilitasi tuang kelas, pemerintah Kabupaten Bandung baru dapat merealisasikan sebesar 74,78 % dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 90 %. Tidak tercapainya target tersebut, disebabkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN belum terrealisasikan, sehingga pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas di tingkat sekolah dasar kurang dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk program-program yang lainnya seperti Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Manajemen Pelayanan Pendidikan, sudah efektif dilaksanakan, karena telah memenuhi atau melampui target yang telah ditetapkan. Efisiensi Pembiayaan Program Pendidikan Dasar Efisiensi program seperti diukur dengan efektivitas biaya dengan anggaran tertentu, kemungkinan-kemungkinan yang berbeda diperbandingkan, selanjutnya tingkat-tingkat efektivitasnya ditentukan, meskipun dalam hal ini tidak dinyatakan dalam uang. Kemungkinan yang efektivitasnya lebih besar menimbulkan hasil yang lebih banyak dan lebih baik. Berkenaan dengan efisiensi, Zymelman (1973:180), mengatakan bahwa In a given school system, efficiency is the relationship between what is actually achieved (actual output) and what could be achieved with the economic resources available (potential output). Hal tersebut sesuai yang diutarakan oleh Nanang F. (2000) yaitu : dapat dinilai melalui suatu system pendidikan yang menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan.. Untuk mengetahui apakah investasi pendidikan pada tingkat sekolah dasar di Kabupaten Bandung sehubungan biaya yang dikeluarkan layak untuk dilaksanakan, dimana akan memberikan kontribusi bagi peserta didik agar memiliki nilai manfaat yang diterima seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, etika, serta rasa percaya diri, dan manfaat sosial yang berkenaan dengan kemampuan siswa dalam memanfaatkan hasil ilmu pengetahuan yang nya, dapat digunakan perhitungan yang berkaitan dengan tingkat pengembalian investasi pendidikan (Return on Investment) dengan menggunakan rumus yang bersumber dari Richard A. Brealey, dan Stewart C. Myers (1999) dalam Gatot Prabantoro (2004:7) sebagai berikut : ROI = Profit Investment = Total Manfaat Total Biaya Total Biaya Keterangan : ROI = Return on Investment Total Manfaat = Jumlah manfaat yang dari biaya yang dikeluarkan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan Total Biaya = Jumlah biaya yang dianggarkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan Sebelum menghitung ROI, terlebih dahulu kita harus mengetahui berapa Manfaat Biaya yang Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 178

sehubungan dengan penyelenggaraan pendidikan dasar di wilayah Kabupaten Bandung. Berdasarkan data alokasi anggaran yang ditetapkan untuk tahun 2008, adalah sebesar Rp. 358.250.014.738,-. Dimana besarnya biaya tersebut diasumsikan akan memberikan manfaat atau keuntungan yang adalah sebagai berikut : - Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan peserta didik, dimana jika diukur dengan nilai uang sebesar Rp. 322.425.013.264,-. Nilai tersebut dari tingkat kelulusan siswa yang berhasil menyelesaikan pendidikannya sebesar 95 %, di kali jumlah alokasi anggaran tahun 2008 sebesar Rp. 358.250.014.738,- - Adanya efisiensi penggunaan biaya modal dalam menyelenggarakan pendidikan yang sebesar Rp. 53.737.502.211,-. Nilai tersebut dari penghematan penggunaan biaya modal sebesar 15 % di kali jumlah alokasi anggaran tahun 2008 sebesar Rp. 358.250.014.738,-. - Meningkatnya pelayanan sekolah, dimana jika diukur dengan nilai uang sebesar Rp. 35.825.001.474,-. Nilai tersebut dari asumsi yang berdasarkan informasi dari lapangan, bahwa adanya peningkatan pelayanan kepada siswa, sebesar 10 %, di kali jumlah alokasi anggaran tahun 2008 sebesar Rp. 358.250.014.738,-. - Meningkatnya kinerja tenaga pendidik dan kependidikan, yang jika diukur dengan nilai uang sebesar Rp. 53.737.502.211,- Nilai tersebut dari asumsi yang berdasarkan informasi dari lapangan, bahwa adanya peningkatan kinerja tenaga pendidik dan kependidikan dalam mewujudkan program wajardikdas 9 tahun sebesar 15 %, di kali jumlah alokasi anggaran tahun 2008 sebesar Rp. 358.250.014.738,-. - Meningkatnya keputusan manajerial, dimana jika diukur dengan nilai uang sebesar Rp. 25.077.501.032,- Nilai tersebut dari asumsi yang berdasarkan informasi dari lapangan, bahwa adanya peningkatan pengambilan keputusan yang mengarah pada penuntasan wajardikdas 9 tahun oleh para Kepala Sekolah sebesar 10 %, di kali jumlah alokasi anggaran tahun 2008 sebesar Rp. 358.250.014.738,-. Berdasarkan hal tersebut di atas, jumlah total manfaat biaya atau keuntungan yang diterima oleh sekolah dasar yang sumber pembiayaannya berasal dari dana APBN dan APBD untuk melaksanakan proses pendidikan di sekolah dasar adalah sebesar : Total Manfaat Biaya Pendidikan = 322.425.013.264 + 53.737.502.211 + 35.825.001.474 + 53.737.502.211 + 25.077.501.032 = 490.802.520.191,- Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui nilai ROI untuk tahun ajaran 2008/2009 adalah sebagai berikut : ROI 490.802.520.191 358.250.014.738 = x 100 % 358.250.014.738 ROI = 0,37 atau 37 % Artinya, jika proyek yang memiliki ROI yang lebih besar dari 0, dikatakan feasible untuk dilaksanakan, karena akan memberikan pengembalian investasi dalam pendidikan untuk sekolah dasar sebesar 37 %, sehubungan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta didik, efisiensi biaya, meningkatnya pelayanan sekolah, peningkatan kinerja SDM, dan peningkatan keputusan manajerial. Jika lebih kecil dari 0 atau mempunyai nilai negativ artinya tidak dapat dilaksanakan, karena biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan proses pendidikan tidak berimbang dengan hasil yang diharapkan yaitu tidak adanya peningkatan pengetahuan. Dari hasil perhitungan tersebut, maka proses penyelenggaraan pendidikan dengan dana yang bersumber dari APBN dan APBD untuk sekolah dasar di Kabupaten Bandung layak untuk dilaksanakan karena memiliki nilai ROI yang sebesar 0,37 atau 37 %, artinya lebih dari (>) 0. Untuk mengetahui hubungan antara manfaat pendidikan yang dihasilkan dengan biaya pendidikan yang telah dikeluarkan sebagai wujud dari penilaian investasi dengan membandingkan biaya dan manfaat ekonomi dari suatu kegiatan atau proyek pendidikan dalam rangka menilai produktivitas ekonomi, dapat diketahui dengan menggunakan rumus yang bersumber dari M. Fakry Gaffar (2008) dimana menghitung perbandingan antara nilai uang saat ini sebesar Rp. 358.250.014.738,- dibagi dengan nilai manfaat saat ini yang diharapkan sebesar Rp 490.802.520.191,-, maka : Relationship of Benefit of education and costs = Present Value of cost Present Value of expected benefit x 100 % Relationship of Benefit of education and costs = 358.250.014.738 490.802.520.191 x 100 % Relationship of Benefit of education and costs = 0,73 atau 73 % Dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan manfaat pendidikan dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam membiayai pendidikan SD di Kabupaten Bandung untuk Tahun 2008 sebesar 0,73 atau 73 %, artinya, biaya yang dikeluarkan sebagai investasi dalam menyelenggarakan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar memberikan kontribusi sebesar 73%, terhadap produktivitas pembangunan ekonomi. Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 179

Berkenaan dengan hal tersebut, agar pengelolaan pembiayaan sekolah dasar yang mampu mengoptimalkan proses belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, perlu adanya pelaksanaan efisiensi dalam manajemen pembiayaan pendidikan yang dilakukan oleh para administrator pendidikan di Kabupaten Bandung dengan langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 1). membuat program/rencana anggaran dan pendapatan biaya sekolah yang relevan dengan kebutuhan secara rasional dan komprehensif; 2). pelaksanaan program dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang ditetapkan; 3). setiap guru memperoleh pembagian tugas mengajar yang sesuai dengan kemampuannya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus return on investment, nilai sebesar 37 %, artinya penyelenggaraan pendidikan di SD layak dilaksanakan atau feasible karena akan memberikan pengembalian investasi dalam bidang pendidikan sehubungan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Disamping itu, hubungan manfaat pendidikan dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam membiayai pendidikan Sekolah Dasar di Kabupaten Bandung nilai sebesar 73%, artinya, biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar, memberikan kontribusi sebesar 73%, terhadap produktivitas pembangunan ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Becker S. Gary. (1993). Human Capital: A Theoritical and Empirical Analysis with Special Reference to Education, Edisi Ke- 3, The University of Chicago Press. Blocher, Chen, Cokins, Lin, (2007). Cost Management (Manajemen Biaya: Penekanan Strategis), Jakarta, Salemba Empat Braeley and Myers (1999), Principles of Coorporate Finance, Power Point, McGraw-Hill. Biro Perencanaan, (2000). Perencanaan Pembangunan Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Cohn, Elchanan, (1979). The Economics of Education, Revised Edition, Balinger Publishing Company, Cambridge, Massachusetts. Coombs, H. Philip & Hallak Jacques, (1972). Managing Educational Cost, Oxford University Press. Dedi Supriyadi, (2003), Satuan Biaya Pendidikan, Dasar dan Menengah, Cetakan Pertama, Cv. Rosda Karya, Bandung. DEPDIKNAS, (2001). Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Proyek Peningkatan Sistem Evaluasi Nasional. Jakarta. Fitz-enz, Jac, (2000). The ROI of Human Capital: Measuring The Economic Value of Employee Performance, NY: AMACOM. Goertz, Margaret E., Allan Odden. (1999). School- Based Financing, California: Sage Publication Company Hallak, Jacques. (1990). Investing in the Future, Oxford: Pergamon Press. Hough, J.,R., (1993). Educational cost-benefit analysis, Education Research Paper No. 02, Loughborough University. Johns, L. Roe, Morphet L. Edgar, Alexander Kern, (1983). The Economics & Financing of Education. Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc., Engelwood Cliffs, New Jersey 07632. Jones, H. Thomas, (1985). Introduction To School Finance: Technique and Social Policy. Macmillan Publishing Company, New York. Moch. Idochi Anwar, (2003), Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Cetakan kesatu, CV. Alfabeta, Bandung. Mohammad Fakry Gaffar, (2000). Pembiayaan Pendidikan: Permasalahan dan Kebijaksanaan Dalam Perspektif Reformasi Pendidikan Nasional. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia IV. Jakarta 19-22 September 2000. Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 180

,(2008). Cost Analysis, Pembiayaan Pendidikan, Power Point. UPI Bandung. Nanang Fattah, (2000). Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosda Karya Bandung. Prabantoro, Gatot., (2004). Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Cost & Benefits Analysis Dan Aplikasinya Dengan MS EXCEL 2000. Makalah. STIE Indonesia. Prasojo, Eko,Teguh Kurniawan, Azwar Hasan, (2004), Efisiensi Anggaran Sebagai Faktor Kunci Keberhasilan Dalam Pelaksanaan Program Inovasi Di Kabupaten Jembrana, Makalah. Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.(2006). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2006-2010, Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung. ---------(2008). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan SMERU, (2006). Pelaksanaan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2005, Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.1 April 2012 181