Analisis Sifat Magnet Dan Mekanik Pada Permanent Bonded Magnet Pr-Fe-B Dengan Matriks Bakelit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN MAGNET BONDED PERMANEN PrFeB DENGAN BINDER POLYESTER DAN SILICONE RUBBER SKRIPSI HILDA AYU MARLINA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBUATAN RIGID BONDED MAGNET BERBASIS Pr-Fe-B UNTUK KOMPONEN GENERATOR LISTRIK MINI

PENGARUH WAKTU DRY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MAGNET PERMANEN ND-FE-B

PENGARUH WAKTU DRY MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MAGNET PERMANEN ND-FE-B

ANALISIS SIFAT MEKANIK DAN MAGNET TERHADAP VARIASI MATRIKS POLIESTER DAN SILICONE RUBBER PADA MAGNET PERMANEN BONDED Pr-Fe-B

Journal of Mechanical Engineering: Piston 2 (2018) Pembuatan Hybrid Magnet Berbasis NdFeB / BaFe 12 O 19 dan Karakterisasinya

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

Aplikasi Magnet Permanen di Indonesia: Data Pasar dan Pengembangan Material Magnet

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Ukuran Butir (garin size) pada pembuatan Bonded Magnet NdFeB

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP SIFAT MAGNETIK PADA PEMBUATAN SOFT-MAGNETIC DARI SERBUK BESI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TEKANAN UDARA DALAM PROSES CURING PADA PEMBUATAN MAGNET PERMANEN BONDED NdFeB

Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS

INOVASI TEKNOLOGI PEMBUATAN MAGNET PERMANEN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI MAGNET NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Waktu Milling dan Penambahan Silicon Carbide Terhadap Ukuran Kristal, Remanen, Koersivitas, dan Saturasi Pada Material Iron

EFEK WAKTU WET MILLING DAN SUHU ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS, MIKROSTRUKTUR, DAN MAGNET DARI FLAKES NdFeB SKRIPSI WAHYU SOLAFIDE SIPAHUTAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET BONDED BaO.6 Fe 2 DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU SECARA STOIKIOMETRI DAN NON STOIKIOMETRI TERHADAP SIFAT FISIS DAN MAGNET PADA PEMBUATAN MAGNET PERMANEN BaO.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembuatan dan karakterisasi magnet komposit berbahan dasar barium ferit dengan pengikat karet alam

Unnes Physics Journal

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT FISIS, MAGNET DAN MIKROSTRUKTUR DARI BaFe 12 O 19 DENGAN ADITIF Al 2 O 3 SKRIPSI

4.2 Hasil Karakterisasi SEM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3

PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA PEMBUATAN SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI

PENGARUH SUHU SINTERING PADA MAGNET NdFeB (Neodymium Iron Boron) TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNETIK DAN STRUKTUR KRISTALIN SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PROSES PEMBUATAN INTI LILITAN TERHADAP EFISIENSI MOTOR LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK ANSYS MAXWELL

SIFAT MEKANIK, STRUKTURMIKRO DAN SIFAT MAGNETIK MAGNET KOMPOSIT SrO.6Fe 2. O 3 (SrM)-POLIMER TERMOPLASTIK DAN TERMOSET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH ANNEALING DAN KOMPOSISI ADITIF FERRO BORON (FeB) TERHADAP SIFAT FISIS DAN MAGNET DARI BARIUM HEKSAFERIT (BaFe 12 O 19 ) SKRIPSI

PEMBUATAN MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERIT YANG DIDOPING ION Cu

PENGARUH KOMPOSISI POLYVINYL BUTIRAL (PVB) PADA PEMBUATAN BONDED MAGNET NdFeB TERHADAP MIKROSTRUKTUR, SIFAT FISIS DAN MAGNET

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Karakterisasi Suseptibilitas Magnet Barium Ferit yang Disintesis dari Pasir Besi dan Barium Karbonat Menggunakan Metode Metalurgi Serbuk

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KANVAS REM BERBASIS KOMPOSIT SERAT RAMI DAN SERAT BUAH PINANG DENGAN RESIN EPOXY SEBAGAI PEREKAT SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI BATAKO RINGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK SINABUNG DAN SERAT BATANG PISANG DENGAN PEREKAT POLYESTER SKRIPSI

KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

Unnes Physics Journal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Tony Kristiantoro* dan Novrita Idayanti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

PEMBUATAN MAGNET PERMANENT Ba-Hexa Ferrite (BaO.6Fe 2 O 3 ) DENGAN METODE KOOPRESIPITASI DAN KARAKTERISASINYA SKRIPSI

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI BETON POLIMER BERBASIS LIMBAH PULP DREGS SEBAGAI AGREGAT DAN RESIN EPOKSI SEBAGAI PEREKAT SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sifat Magnet dan Ketahanan Korosi Magnet Permanen Bonded RE-Fe-B Anisotropik dengan Pelapisan Logam Ni

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT (RESIN POLIESTER SERBUK GERGAJI KAYU SENGON)

ANALISIS DAN KARAKTERISASI GENTENG POLIMER BERBAHAN BAKU BAN DALAM BEKAS, PASIR DAN ASPAL DENGAN PEREKAT POLIPROPILENA SKRIPSI

SINTESIS NANOPARTIKEL FERIT UNTUK BAHAN PEMBUATAN MAGNET DOMAIN TUNGGAL DENGAN MECHANICAL ALLOYING

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER

Bahan Listrik. Bahan Magnet

POLYPROPYLENE DENGAN LIMBAH DAUN MANGGA SEBAGAI FILLER

PENENTUAN TINGKAT KEMAGNETAN DAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL ENDAPAN PASIR LAUT PANTAI PADANG SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui dan menjelaskan karakteristik suatu komposit beton-polimer agar dapat

Gambar 2.1 Pola garis-garis gaya magnet

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

PENGARUH ADITIF BaCO 3 PADA KRISTALINITAS DAN SUSEPTIBILITAS BARIUM FERIT DENGAN METODA METALURGI SERBUK ISOTROPIK

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

Analisis Sifat Mekanis Komposit Barium Hexaferrit dengan Penguat Silika

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

LAMPIRAN 1. Peralatan dan Bahan Penelitian

PEMBUATAN DAN UJI KELISTRIKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL

BAHAN Ba-Sr FERIT SEBAGAI KOMPONEN MAGNET SUBSTITUSI IMPOR UNTUK INSTRUMEN SEDERHANA

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PAPAN KOMPOSIT BERBASIS SERAT PANDAN WANGI DENGAN RESIN EPOKSI SKRIPSI RAHEL Y SILITONGA

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

Transkripsi:

Analisis Sifat Magnet Dan Mekanik Pada Permanent Bonded Magnet Pr-Fe-B Dengan Matriks Bakelit Tian Havwini 1)*, Syahrul Humaidi 1), Muljadi 2) 1) Departemen Fisika, Universitas Sumatera Utara Kampus Padang Bulan, Medan, 20155 2) Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, 15314 *Email : havwini@yahoo.com ABSTRAK Magnet bonded merupakan magnet komposit yang dibuat dari serbuk magnet dan dicampur dengan bahan perekat (binder) yang bersifat non-magnet. Proses pembuatan magnet permanen bonded Pr-Fe-B dengan matriks bakelit dilakukan dengan mencampurkan serbuk magnet Praseodymium Iron Boron (Pr-Fe-B) komersil tipe MQP 16-7 dengan perekat menggunakan mortar. Komposisi bakelit sebesar 2, 4, 6 dan 8 % berat dari massa total sampel 8 gram. Campuran ini kemudian dicetak dengan metode dry compression moulding dengan tekanan sampel 5 ton dan dikeringkan pada temperatur 150ºC selama 2 jam. Karakterisasi sifat magnet dilakukan dengan pengukuran kuat medan mengggunakan Gaussmeter dan kurva histerisis menggunakan Permagraph. Kuat tekan diukur menggunakan Universal Testing Machine dan kekerasan diukur dengan metode Brinell. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan komposisi bakelit maupun epoksi resin meningkatkan kekerasan dan kuat tekan secara kualitatif namun menurunkan sifat magnet. Sifat magnet terbaik pada komposisi berat serbuk bakelit 2 % berat, menghasilkan nilai kuat medan = 1186 gauss, Br = 6.63 kg, HcJ = 6.962 koe, BHmax = 7.98 MGOe, kekerasan = 42.2 BHN dan kuat tekan = 101.4 MPa, Kata Kunci : Magnet Bonded Pr-Fe-B, Bakelit, Sifat Magnet, Kekerasan, Kuat Tekan ABSTRACT Bonded magnet is composite magnet material made by mixing magnetic powder with non-magnetic binder. Bonded permanent magnet Pr-Fe-B with bakelite matrix made manually by mixing powder of Praseodymium Iron Boron (Pr-Fe-B) commercial MQP type 16-7 with binder by using mortar. The composition of bakelite powder was varied at 2, 4, 6 and 8 weight% respectively from each 8 gram total mass. Then this mixture was pressed by using dry compression moulding method with pressure 5 ton and dried at 150ºC for 2 hours. Magnetic properties were characterized by measuring flux density using Gaussmeter and hysteresis loop by using Permagraph. While compressive strength was characterized using Universal Testing Machine and hardness was characterized using Brinell hardness method. The results showed that increasing portion of binder would increase hardness and compressive strength qualitatively but decreased the magnetic properties. The best magnetic properties value obtained for the 2 weight% composition of bakelite and the value of flux density = 1186 gauss, Br = 6.63 kg, HcJ = 6.962 koe, BHmax = 7.98 MGOe, hardness = 42.2 BHN and compressive strength = 101.4 MPa. Keywords : Bonded Magnet Pr-Fe-B, Bakelite, Magnetic Properties, Hardness, Compressive Strength 1. PENDAHULUAN Di dunia yang modern dan terus berkembang ada kebutuhan untuk menemukan material baru yang memiliki sifat-sifat lebih baik dan tentu saja dapat diproduksi dengan biaya yang murah. Ada kebutuhan akan material baru yang memiliki fungsi baru juga sifat-sifat yang unik. Ini sangat berhubungan satu sama lain dengan 1

perkembangan elektroteknik dan industri elektronik yang menggunakan material magnet modern. Berbagai penelitian dilakukan untuk mendapatkan material baru atau mengembangkan yang sudah ada dengan mengubah komposisi, struktur atau teknologi pembuatannya [1]. Kebutuhan dunia akan magnet pada umumnya dan magnet permanen pada khususnya menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Dapat dilihat bahwa pada tahun 1990 hingga 2000 konsumsi magnet meningkat mencapai 12,2% tiap tahunnya. Magnet permanen banyak digunakan pada televisi, telepon, komputer dan komponen mobil [2]. Sampai saat ini di Indonesia produk magnet khususnya magnet permanen yang ada dipasaran 100% masih berbasis impor. kebutuhan magnet permanen di Indonesia sangat tinggi dan menempatkan Indonesia menjadi pasar nomor 2 dunia [8]. Penelitian terbaru dalam bidang komposit material magnet berbasis paduan RE-Fe-B diarahkan menuju empat tujuan dasar: meningkatkan energi magnetik, yang berarti mengoptimalkan kapasitas magnetik; meningkatkan ketahanan terhadap korosi; optimalisasi proses produksi pada parameter proses; dan mengurangi substansi bahan magnet tanah jarang, tujuannya adalah mengurangi harga produksi dari material magnet akhir, tetapi tetap menjaga nilai yang tinggi dari energi produksi maksimum. Penerapan berbagai teknik proses dalam proses produksi magnet bonded, memberikan kemungkinan untuk pemanfaatan berbagai bubuk magnetik dalam kombinasi dengan bahan polimer yang berbeda sebagai zat pengikat. Pengembangan teknologi bonded, mengeksplorasi kemungkinan aplikasi dari berbagai tipe variasi dari serbuk magnet dan matriks polimer, menguji pengaruh polimer tersebut, misalnya pengaruh terhadap parameter proses, untuk mencapai kapasitas mekanik dan magnetik yang optimal adalah fokus penelitian tentang magnet bonded beberapa tahun terakhir [3]. Material magnet bonded polimer adalah yang paling cepat pertumbuhan pada pasar magnet. Alasan dari pertumbuhan yang begitu cepat ini adalah menigkatnya kebutuhan pasar akan magnet bonded polimer yang banyak digunakan untuk motor kecil pada video recorders, camcorders, printers, otomotif, dan portable drills. Bonded magnet pada umumnya dibuat dengan mencampurkan serbuk magnet dengan polimer kemudian dikompaksi atau dicetak untuk mendapat bentuk akhir. Karena keberadaan polimer ini maka sifat magnet dari magnet bonded akan selalu lebih rendah daripada magnet sejenis yang dibuat dengan metode lain (bukan bonded). Meskipun demikian, dua keuntungan besar dari magnet bonded adalah sifat mekanik nya yang sangat baik dan fakta bahwa magnet bonded dapat dibuat pada kondisi basah [4]. Material magnet komposit memiliki banyak keuntungan terutama teknologi yang sederhana, memungkinkan untuk membentuk sifatnya, biaya produksi yang lebih rendah dan sedikitnya bahan yang terbuang karena mudah dibentuk dalam berbagai bentuk [1]. Perkembangan magnet permanen saat ini sangat difokuskan untuk magnet permanen energi tinggi. Salah satu bahan magnet permanen yang dapat menghasilkan energi tinggi tersebut adalah dari jenis Re- Fe-B (Re = Nd, Pr). Bahkan magnet permanen berbasis Nd-Fe-B telah menghasilkan energi produk mencapai 50 MGOe. Magnet permanen berjenis Re-Fe-B ini terbuat dari paduan logam tanah jarang berjenis Neodymium atau Praseodymium, logam Besi, dan Boron dengan fasa magnet Nd 2 Fe 14 B atau Pr 2 Fe 14 B yang memiliki struktur kristal tetragonal. Kelebihan lain dari magnet permanen berbasis Re-Fe-B ini adalah memiliki Induksi magnet saturasi yang tinggi mencapai 1,6 T atau 16 kg, dengan induksi remanensi tertinggi saat ini mencapai 1,53 T atau 15,3 kg dalam bentuk sintered magnet [5]. Tujuan penelitian ini adalah membuat dan menganalisis sifat magnet dan mekanik dari magnet bonded Pr-Fe-B dengan matriks bakelit. 2

2. METODOLOGI Pada penelitian ini digunakan serbuk magnet Praseodymium Iron Boron (Pr-Fe-B) komersil type MQEP 16-7, produksi Magnequench dan serbuk Bakelit produksi PT Brataco Chemical. Tahap yang dilakukan pada pembuatan bonded magnet Pr-Fe-B resin epoksi dapat dilihat pada diagram alir berikut ini. Gambar 1. Diagram alir pembuatan bonded magnet Pr-Fe-B dengan perekat bakelit Dari diagram alir pada gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa tahap pembuatan bonded magnet Pr-Fe-B dengan binder resin epoksi meliputi tahap pencampuran bahan baku, proses kompaksi, pengeringan sampel, dan magnetisasi. Pada tahap pertama, yaitu tahap pencampuran bahan baku, serbuk Praseodymium Iron Boron (Pr-Fe-B) komersil type MQEP 16-7 dan serbuk bakelit ditimbang dengan variasi komposisi serbuk bakelit 2 %, 4 %; 6 %, dan 8 % berat dari massa total 8 gram menggunakan neraca digital. Kemudian dilakukan pencampuran bahan baku Pr-Fe-B dengan bahan baku binder menggunakan mortar tangan. Serbuk hasil pencampuran kemudian dicetak dalam moulding dies dengan diameter 20mm menggunakan sistem hydraulic press dengan beban tekan 5 ton ditahan selama selama 2 menit. Setelah pencetakan dilakukan proses curing menggunakan oven dengan temperatur 150 ºC dalam waktu 2 jam. Kemudian sampel dimagnetisasi menggunakan Magnet-Physic Dr. Steingroever GmbH Impulse magnetizer K- Series dengan tegangan 1500 volt dan arus yang dihasilkan sekitar 5,25 5,30 ka. Sampel yang telah selesai dimagnetisasi tersebut selanjutnya dikarakterisasi sifat magnetnya. Sementara untuk pengujian sifat mekanik, sampel tidak perlu dimagnetisasi sebelumnya. Karakterisasi sifat magnet yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian kuat medan magnet sampel menggunakan Gaussmeter dan pengujian remanansi, koersivitas, maupun energi produk sampel yang ditampilkan pada kurva histerisis magnet menggunakan Magnet- Physic Dr. Steingroever GmbH Permagraph C. Karakterisasi sifat mekanik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kuat tekan (compressive test) menggunakan Universal Testing Machne dan pengujian kekerasan dengan metode Brinell. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pembuatan sampel bonded magnet Pr-Fe-B dengan perekat bakelit selanjutnya diukur kekuatan tekannya menggunakan Universal Testing Machine. Hasil pengukuran tersebut kemudian diplot dalam grafik seperti ditunjukkan pada gambar 2. Pada grafik ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kuat tekan sebanding dengan peningkatan jumlah komposisi perekat bakelit. Komposisi optimum untuk mendapatkan nilai kuat tekan terbaik ditunjukkan pada sampel dengan komposisi bakelit sebesar 8 % berat. Pada komposisi ini didapat nilai kuat tekan sampel sebesar 125,63 Mpa. 3

Gambar 2. Grafik pengukuran kuat tekan bonded magnet Pr-Fe-B dengan perekat bakelit Peningkatan ini disebabkan selama proses kompaksi terjadi gaya ikat yang sangat baik antara serbuk bakelit dan serbuk Pr-Fe-B. Dari penelitian lain diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik magnet bonded, antara lain bentuk partikel, nilai tekanan saat proses kompaksi dan teknologi pembuatan. Namun faktor terpenting adalah pada jenis dan komposisi polimer yang digunakan [1,4] Selanjutnya sampel juga diukur nilai kekerasannya. Pada penelitian ini digunakan metode Brinell untuk mengukur kekerasan. Hasil pengukuran juga diplot dalam grafik seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Gambar 3. Grafik pengukuran kekerasan bonded magnet Pr-Fe-B dengan perekat bakelit Dari Gambar 3 terlihat bahwa nilai kekerasan cenderung menurun dengan bertambahnya jumlah komposisi polimer pada bonded magnet Pr-Fe-B. Penurunan nilai kekerasan ini terjadi karena adanya bahan polimer yang memiliki karakteristik kekerasan yang cukup rendah sehingga nilai kekerasan akan menurun seiring bertambahnya komposisi polimer pada bonded magnet tersebut. Nilai kekerasan optimum diperoleh saat komposisi polimer 2%, yaitu 42.2 BHN. Semakin tinggi nilai kekerasan suatu bahan maka bahan tersebut akan semakin brittle (rapuh) sehingga nilai kekerasan yang rendah merupakan sifat yang menguntungkan bagi bahan bonded magnet. Pada proses selanjutnya dilakukan magnetisasi pada sampel bonded magnet. Hasil proses pemagnetan tersebut kemudian diukur nilai kuat medan magnetnya menggunakan Gaussmeter. Rata-rata hasil pengukuran kuat medan magnet dari masingmasing komposisi bakelit diplot pada grafik dan ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4. Grafik pengukuran kuat medan magnet pada bonded magnet Pr-Fe-B dengan perekat bakelit Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa penambahan komposisi bakelit menyebabkan penurunan kuat medan magnet. Hal ini dikarenakan berkurangnya komposisi serbuk Pr-Fe-B pada campuran tersebut. Kuat medan magnet tertinggi didapat pada komposisi serbuk bakelit 2 % berat, yaitu 1186 gauss. Nilai tersebut terus menurun seiring bertambahnya komposisi resin epoksi pada magnet bonded Pr-Fe-B. Bertambahnya komposisi bahan non-magnet (bakelit) tentu menyebabkan berkurangnya komposisi serbuk magnet Pr-Fe-B. Hal ini yang mengakibatkan kuat medan magnet bonded Pr-Fe-B menurun. Sampel magnet bonded Pr-Fe-B selanjutnya dianalisis sifat magnet 4

intrinsiknya menggunakan Permagraph C. Hasil karakterisasi yang dihasilkan antrara lain induksi remanensi (Br), koersivitas intrinsik (Hc), dan energi produk magnet (BHmax). Karakterisasi sifat magnet intrinsik ini dilakukan pada sampel magnet bonded Pr-Fe-B dengan binder bakelit pada komposisi binder 2 % berat. Hal ini dilakukan berdasarkan nilai kuat medan magnet sampel maksimum yang dihasilkan. Kurva histeresis dari sampel magnet ditunjukkan pada Gambar 5. yang paling utama dari suatu magnet permanen yang menunjukkan energi per satuan volume magnet yang dipertahankan di dalam magnet. Besaran ini diturunkan dari kurva kuadran kedua (kurva demagnetisasi) dari kurva histerisis sehingga diperoleh kurva (BH) yaitu perkalian antara B dan H sebagai fungsi H. Jadi kurva (BH) sebagai fungsi H tersebut tidak lain adalah tempat kedudukan titik-titik luasan di bawah kurva demagnetisasi [7]. Tabel 1. Karakteristik magnet intrinsik sampel bonded magnet Pr-Fe-B dengan komposisi bakelit 2 % berat No 1 Polimer Bakelit 2% Br HcJ (BH)max (kg) (koe) (MGOe) 6.63 6.962 7.98 Gambar 5. Histerisis sampel bonded magnet Pr-Fe-B dengan komposisi bakelit 2 % berat Pada kurva histerisis di atas, terlihat bahwa magnet bonded Pr-Fe-B dengan matriks resin epoksi merupakan hard magnetic material (material magnet permanen). Bahan magnet keras (magnet permanen) ditandai dengan nilai koersivitas Hc di atas 200 Oe, dimana Hc ini menyatakan besar medan magnet balik yang dibutuhkan untuk meniadakan kemagnetan suatu bahan. Sedangkan untuk kekuatan magnet (magnetic field) ditentukan oleh besarnya remanensi (Br) dari suatu bahan, yaitu induksi magnet yang tersisa di dalam bahan setelah pengaruh medan magnet luar ditiadakan. Kedua besaran ini secara langsung dapat dilihat dari kurva histerisis. Energi produk maksimum (BH)max dari magnet tersebut dihasilkan dari nilai maksimal hasil perkalian antara B dan H pada kuadran kedua kurva histerisis. Semakin tinggi nilai remanansinya, maka gaya koersif dan loop histerisis semakin gemuk dan semakin besar pula produk energinya [6]. (BH)max merupakan sifat 4. KESIMPULAN Telah dibuat magnet permanen bonded Pr-Fe-B menggunakan perekat bakelit dengan variasi komposisi binder 2, 4, 6 dan 8 % berat. Berdasarkan karakterisasi yang dilakukan dihasilkan magnet bonded Pr-Fe-B dengan kualitas terbaik yang diperoleh dari komposisi bakelit 2 % berat dengan suhu proses curing sebesar 150 ºC. Karakteristik yang ditunjukkan sifat magnet antara lain kuat medan magnet rata-rata, induksi remanensi, koersivitas, dan energi produk maksimum berturut-turut sebesar 1186 Gauss, 6,63 kg, 6,962 koe, dan 7,98 MGOe. Selain itu, sifat mekanik yang dimiliki oleh bonded magnet Pr-Fe-B dengan penambahan bakelit dengan komposisi 2 % berat memberikan nilai kekerasan 42,2 BHN dan nilai kuat tekan sebesar 101,39 MPa. 5

DAFTAR PUSTAKA [1] Drak, M, et al. Manufacturing of Hard Magnetic Composite Materials Nd-Fe- B. Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering. 2008. 31(1). 91-96 [2] Deswita, Pembuatan dan Karakterisasi Rigid Bonded Magnet Berbasis Logam Tanah Jarang (Nd-Fe-B) Berperekat Resin Epoksi, Jurnal Sains Materi Indonesia. 2007. 126-131 [3] Jasna Stajic-Trosic, et.al. 2011. Magnetic and Dynamic Mechanical Properties of Nd-Fe-B Composite Materials with Polymer Matrix, Metal, Ceramic and Polymeric Composites for Various Uses, Dr. John Cuppoletti (Ed.), ISBN: 978-953-307-353-8, InTech. [4] Dobrzanski, L.A, et.al. Mechanical Properties and The Structure of Magnetic Composite Materials. Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering. 2006. 18(1-2). 79-82 [5] Kurniawan, Candra, Ayu Yuswita, dan Muljadi, Pembuatan Rigid Bonded Magnet Berbasis Pr-Fe-B untuk Komponen Generator Listrik Mini, Prosiding Seminar Nasional Kimia Terapan Indonesia, 2013. (In Press). [6] Sudirman, Analisis Sifat Mekanik Magnet Komposit Berbasis Heksaferit dengan Matriks Resin epoksi dan Epoksi pada Penambahan Aditif Silan, Jurnal Sains Materi Indonesia. 2003. 5 (1) 39-44 [7] Manaf, Azwar, Magnet Permanen. Laporan SINAS 2013 - Intensif Course on Magnetism and Magnetic Material, 1-21. [8] Sardjono, Priyo, Inovasi Teknologi Pembuatan Magnet Permanen Untuk Membangun Industri Magnet Nasional, Prosiding InSINas, 2012, 102-108 6