BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT
|
|
- Liana Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT IV.1 Pemilihan Material Penyusun Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan kesimpulan bahwa material penyusun dari rem komposit terdiri dari binder, filler, reinforcement, friction modifier, dan abrasif. Komposisi material rem tersebut terdiri dari material-material penyusun seperti logam, keramik, gelas, elastomer dan polimer. Bahan-bahan penyusun tersebut memiliki fungsinya masing-masing sesuai dengan jenisnya. Pemilihan material penyusun dilakukan dengan memperhatikan ketersediaannya di dalam negeri, selain itu juga harus bisa diproduksi di dalam negeri dengan harga yang cukup murah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kecocokan (compatibility) suatu material penyusun dengan material yang lain pada saat diproduksi. Dari pertimbangan-pertimbangan di atas, maka diusulkan jenis-jenis material penyusun material rem komposit seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4. 1 Material penyusun rem komposit No Komponen Fungsi Keterangan 1 Resin phenol Matrix/binder. Bahan pengikat bahan-bahan lain. 2 NBR, Nitril Butadiene Rubber sebagai bahan campuran material binder untuk meningkatkan fleksibilitas dan fracture toughness blok rem Dipilih dari jenis yang tahan temperatur tinggi (thermoset), sampai C. Komposit akan memiliki ketahanan terhadap temperatur yang lebih tinggi, karena bahan-bahan lain. Tersedia dipasaran dalam bentuk serbuk sehingga mudah dalam pencampurannya. 46
2 komposit 3 Glass-fiber Reinforcement, meningkatkan kekuatan tekan/tarik dari komposit Glass-fiber murah dan cukup kuat, dengan bentuk flakes (ukuran kecil), dapat tercampur merata pada komposit 4 Al Abrasive Alumina dipakai sebagai bahan friksi utama 5 Grafit Friction modifier Sebagai bahan pengontrol friksi dan meningkatkan ketahanan terhadap aus 6 Fe Filler Bahan-bahan filler akan memperbaiki 7 BaSO 4 Filler penyebaran dan mengontrol persentase komposisi lain. Fe digunakan untuk 8 Ca(OH) 2 Filler menaikkan konduktifitas termal, tetapi akan meningkatkan koefisien gesek secara signifikan. Barium sulfat memiliki fungsi untuk memperbaiki ketahanan resin phenol terhadap temperatur tinggi, sedangkan Ca(OH) 2 dipilih karena murah. Tanaman kelapa adalah salah satu komoditi unggulan yang tersedia sangat banyak di Indonesia. Tanaman kelapa hampir terdapat di seluruh pelosok Indonesia mulai dari pulau Sumatra hingga Papua. Seperti yang telah diketahui, tanaman kelapa memiliki kegunaan yang sangat banyak mulai dari akar, batang, buah dan lain-lain. Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan salah satu keunggulan dari tanaman kelapa yang akan digunakan menjadi salah satu bahan penyusun rem komposit. Salah satu bagian dari tanaman kelapa sering dimanfaatkan adalah buahnya. Di dalam buah kelapa tersebut, terdapat bermacam-macam bagian yang dapat dimanfaatkan. Dua bagian dari buah kelapa yang dimanfaatkan sebagai bahan modifikasi rem komposit adalah sabut kelapa dan arang dari tempurung kelapa. Gambar dibawah ini adalah serabut kelapa dan arang tempurung kelapa: 47
3 a b Gambar 4. 1 Serabut kelapa (a), arang tempurung kelapa yang telah dihancurkan (b) Aplikasi bahan alam diterapkan dengan memodifikasi komposisi bahan friction modifier dan reinforcemet. Modifikasi friction modifier diterapkan dengan menggunakan bahan grafit yang terbuat dari arang tempurung kelapa. Sedangkan modifikasi reinforcement diterapkan dengan menggunakan bahan serabut kelapa. Untuk mengetahui komposisi yang baik, maka dibuatlah variasi persentase komposisi perbandingan penerapan bahan alam seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4. 2 Modifikasi komposisi bahan reinforcement Kode Reinforce Fiber Serabut R1 100% 0% R2 75% 25% R3 50% 50% R4 25% 75% R5 0% 100% 48
4 Tabel 4. 3 Modifikasi komposisi bahan friction modifier Kode Reinforce Grafit Arang tempurung kelapa FM1 100% 0% FM2 75% 25% FM3 50% 50% FM4 25% 75% FM5 0% 100% IV.2 Pembuatan Spesimen Dalam sub bab ini akan dibahas proses pembuatan spesimen mulai dari tahap persiapan hingga tahap akhir yaitu proses curing. Spesimen dibuat dengan spesifikasi bahan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Bahan modifikasi dimasukkan sesuai dengan jumlah komposisi yang telah diatur sesuai dengan modifikasi yang dilakukan. IV.1.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan dimulai dengan cara mengumpulkan bahan-bahan penyusun pembuatan spesimen yang akan diproduksi. Tahap persiapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan bahan-bahan penyusun Tahap pertama yang harus dilakukan adalah tahap persiapan bahan-bahan penyusun rem komposit. Bahan-bahan penyusun rem komposit disiapkan sesuai dengan spesifikasi bahan yang dibutuhkan. Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah: a. Resin Phenol kuning Phenol memiliki ketahanan panas yang baik. Selain itu, phenol dapat meningkatkan kualitas kontak yang baik antara blok rem dengan roda kereta api. Resin ini memiliki temperatur cair pada 90 0 C dan temperatur polimerisasi pada C 49
5 Gambar 4. 2 Resin phenol kuning b. Alumina (Al 2 O 3 ) Alumina termasuk dalam material abrasif. Material ini dipilih karena tersedia cukup banyak di Indonesia. Alumina berfungsi untuk menimbulkan gesekan yang digunakan untuk melakukan perlambatan kereta api. Di Indonesia, alumina tersedia dalam bentuk serbuk warna putih. Gambar 4. 3 Alumina (Al 2 O 3 ) c. Serbuk Besi (Fe) Serbuk besi tersedia dalam bentuk serbuk berwarna hitam. Massa jenis besi besar sehingga dengan kadar yang sama dengan komponen penyusun lainnya, volume besi relatif lebih kecil. Serbuk besi ditambahkan pada rem komposit sebagai material gesek agar dapat memperbaiki karakteristik termal blok rem komposit. Serbuk besi memiliki konduktivitas termal dan difusivitas termal yang paling baik. 50
6 Gambar 4. 4 Serbuk Besi (Fe) d. Fiber Glass Di pasaran, fiber glass tersedia dalam bentuk mat dengan panjang fiber berkisar 30 hingga 50 mm. Fiber glass (serat gelas) yang digunakan dalam susunan rem komposit memiliki panjang kira-kira 1 mm. Untuk menghasilkan serat dengan panjang tersebut, serat gelas dapat dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil. Serat gelas biasa digunakan untuk menaikkan kekuatan tarik dan bending dari blok rem komposit. serat fiber relatif murah dan tersedia banyak di Indonesia. Gambar 4. 5 Fiber Glass e. Barium Sulfat (BaS0 4 ) Barium sulfat (BaS0 4 ) dapat meningkatkan kerapatan massa blok rem kereta api. Selain itu, barium sulfat dipilih karena ketahanannya terhadap pada temperatur tinggi serta dapat mengurangi tingkat keausan blok rem komposit. Di Indonesia, barium sulfat tersedia dalam bentuk serbuk berwarna putih. 51
7 Gambar 4. 6 Barium sulfat f. Grafit Grafit merupakan material yang murah dan banyak digunakan di Indonesia. Grafit termasuk dalam friction modifier. Tingkat gesekan dari grafit dipengaruhi oleh kelembaban dan strukturnya. Grafit dapat terbakar pada suhu di atas 700 O C. Penambahan grafit meningkatkan ketahanan aus serta dapat mempengaruhi koefisien gesek blok rem komposit. Kelemahandari penggunaan grafit antara lain mengurangi koefisien adesif dan dapat meningkatkan kemungkinan karat pada rel Gambar 4. 7 Grafit g. NBR (Nitril Butadiene Rubber) NBR berfungsi untuk mengurangi kekerasan rem komposit serta untuk meningkatkan kualitas kontak antara blok rem dengan permukaan roda. Kontak yang kurang baik antara permukaan roda dengan blok rem komposit akan menyebabkan hot spot dan crack. NBR dipilih menjadi salah satu bahan penyusun rem komposit karena NBR memiliki ketahanan termal yang baik dibandingkan jenis karet yang lain. NBR tersedia dalam bentuk serbuk seperti pada gambar di bawah ini: 52
8 Gambar 4. 8 Nitril Butadiene Rubber h. Kalsium Hidroksida (Ca(OH) 2 ) Kalsium hidroksida digunakan sebagai material penyusun rem komposit karena material ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya korosi akibat penggunaan serbuk besi sebagai material abrasif. Di Indonesia, kalsium hidroksida lebih dikenal dengan nama batu kapur. Gambar 4. 9 Kalsium Hidroksida 2. Tahap screening Bahan yang telah disebutkan sebelumnya kemudian dihaluskan melalui proses penghancuran. Hasil dari proses poenghancuran tersebut kemudian diayak (screening). Hasil pengayakan ini akan menghasilkan bahan dengan butiran halus sehingga apabila dicampur satu sama lain akan menghasilkan campuran yang homogen. 53
9 Gambar Proses pengayakan (screening) 3. Tahap scaling Scaling merupakan tahap penentuan kadar komposisi masing-masing komponen penyusun rem komposit. Kadar komposisi ditentukan dengan menggunakan timbangan karena penentuan persentase komposisi menggunakan basis masa. Pada tahap ini, masing-masing bahan telah ditentukan jumlahnya yang kemudian akan diproses selanjutnya. a b Gambar Proses penentuan kadar bahan dengan timbangan (a), Bahanbahan yang telah diskalakan (b) 4. Tahap mixing Setelah pengaturan komposisi material komposit, keseluruhan bahan penyusun dicampur hingga merata. Pencampuran bahan-bahan tersebut dilakukan dengan menggunakan mixer karena pada pembuatan spesimen tersebut masih untuk skala kecil. Proses mixing dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 54
10 Gambar Proses pencampuran (mixing) 5. Tahap weighting Pada proses ini, bahan-bahan penyusun spesimen rem komposit yang telah dicampur sebelumnya kemudian memasuki proses weighting. Weighting adalah proses pembagian bahan spesimen dengan menggunakan timbangan. Bahan-bahan tersebut dibagi untuk setiap satu spesimen. Setelah proses ini, bahan-bahan spesimen siap untuk proses produksi selanjutnya. IV.1.2 Proses produksi spesimen Setelah bahan-bahan penyusun dipersiapkan, kemudian proses selanjutnya adalah pembuatan spesimen. Proses pembuatan spesimen secara umum adalah dengan memberikan tekanan pada bahan-bahan di dalam cetakan dengan parameter-parameter tertentu sehingga didapatkan spesimen dengan spesifikasi tertentu. Proses pembuatan secara detil dapat dilihat sebagai berikut: 1. Pemanasan dies Pertama, dies yang telah dipersiapkan dipanaskan dengan menggunakan heater listrik hingga temperatur yang diinginkan. Untuk mengetahui temperatur yang terjadi pada dies, maka digunakan termometer dengan menggunakan sensor infra red. Dengan menggunakan termometer ini, temperatur bagian dalam dies dapat diketahui dengan mudah dan hasil yang didapatkan cukup akurat. Berikut ini adalah gambar dari proses pemanasan dan pengukuran temperatur pada saat proses produksi spesimen rem komposit: 55
11 a b Gambar Proses pemanasan dies (a), proses pengukuran temperatur (b) 2. Proses pemasukan bahan Setelah dies memenuhi spesifikasi temperatur yang dibutuhkan, proses selanjutnya adalah pemasukan campuran bahan-bahan ke dalam dies. Gambar Proses pemasukan bahan-bahan 3. Proses pengaplikasian tekanan Setelah bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam dies, kemudian tekanan diaplikasikan pada dies agar bahan-bahan tersebut mengalami beban penekanan. Tekanan dilakukan dengan menggunakan dongkrak hidraulik. Tekanan dapat diatur sesuai dengan spesifikasi tekanan yang dibutuhkan. 56
12 a b Gambar Proses pemberian tekanan (a), alat ukur tekanan (b) 4. Proses curing Setelah bahan-bahan dipanaskan dan dicetak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, kemudian spesimen tersebut memasuki proses curing. Proses curing adalah salah satu heat treatment dimana spesimen dipanaskan dengan temperatur dan jangka waktu tertentu sehingga spesimen mengalami perubahan sebagian sifat material. a b Gambar Spesimen yang telah tercetak dikeluarkan dari dies (a), Spesimen dimasukkan dalam oven (b) Tahap pencetakan merupakan salah satu tahapan terpenting. Pada tahap ini, campuran bahan penyusun komposit akan diproses menjadi satu kesatuan material komposit. Proses pencetakan yang digunakan adalah Hot Pressing. IV.1.3 Tahap Pemberian Kode Spesimen Parameter produksi tetap didapatkan dari penelitian sebelumnya yang membahas penentuan proses produksi yang menghasilkan spesimen rem komposit paling optimum. Penelitian tersebut membandingkan beberapa parameter proses 57
13 produksi spesimen terhadap kekuatan mekanik dari spesimen. Dari penelitian tersebut, kemudian didapatkan parameter proses produksi yang optimum dengan kode spesimen 243. Parameter tetap pada saat proses produksi spesimen 243 dapat dilihat dibawah ini: 1. Beban penekanan : 25 MPa 2. Temperatur penekanan : 180 o C 3. Waktu penekanan : 40 menit 4. Temperatur curing : 150 o C Setelah proses produksi tersebut, dihasilkan spesimen dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel 4. 4 Kode spesimen dan spesifikasi proses pembuatan modifikasi reinforcement No KODE Komposisi Bahan Penekanan Waktu Beban Temp Waktu Curing (ton) ( C) (menit) (menit) 1 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
14 Tabel 4. 5 Kode spesimen dan spesifikasi proses pembuatan modifikasi friction modifier No KODE Komposisi Bahan Penekanan Waktu Beban Temp Waktu Curing (ton) ( C) (menit) (menit) 1 FM FM R FM FM FM R FM FM FM R FM FM FM R FM FM FM R FM Gambar dibawah ini menunjukkan spesimen yang telah dibuat dengan proses produksi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya: Gambar Spesimen material komposit perbedaan spesifikasi proses pembuatan 59
15 IV.3 Pengujian Spesimen Pengujian yang dilakukan pada spesimen rem komposit adalah uji tekan, uji bending dan uji gesek. Berikut ini adalah sedikit penjelasan dan hasil dari masingmasing pengujian tersebut: IV.3.1 Pengujian Bending Pengujian bending dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik material terhadap pembebanan bending atau lebih dikenal dengan istilah cross breaking strength. Pengujian dilakukan dengan memberikan gaya pada bagian tengan spesimen dengan tumpuan diam pada kedua ujung spesimen. Gaya ini akan memberikan beban bending pada spesimen. Pengujian ini dinamakan three point bending. Gambar Prinsip pengujian three point bending [9] Berikut ini hasil pengujian bending yang telah dilakukan: 60
16 Tabel 4. 6 Hasil pengujian bending modifikasi reinforcement KODE Komposisi Bahan Kekuatan Bending (MPa) R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Tabel 4. 7 Hasil pengujian bending modifikasi friction modifier KODE Komposisi Bahan Kekuatan Bending (MPa) FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM
17 Gambar Keadaan spesimen setelah dilakukan pengujian bending IV.3.2 Pengujian Tekan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tekan spesimen akibat pembebanan tekan. Spesimen rem komposit diberi beban penekanan hingga spesimen pecah. Kekuatan tekan diambil dari kekuatan maksimal spesimen pada saat pembebanan tekan. Gambar Prinsip pengujian tekan [9] Berikut ini adalah hasil dari pengujian tekan terhadap spesimen: 62
18 Tabel 4. 8 Hasil pengujian tekan modifikasi reinforcement KODE Komposisi Kekuatan Tekan Bahan (MPa) R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Tabel 4. 9 Hasil pengujian tekan modifikasi friction modifier KODE Komposisi Bahan Kekuatan Tekan (MPa) FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM
19 Gambar Keadaan spesimen setelah dilakukan pengujian tekan IV.3.3 Pengujian Gesek Pengujian gesek dilakukan untuk mengetahui keofisien gesek kinetik material. Pengujian dilakukan dengan memberikan gaya normal tertentu pada spesimen ke piringan putar. Kemudian gaya gesek yang didapatkan di hitung untuk menentukan koefisien gesek kinetik. Gambar Prinsip pengujian gesek [17] Berikut ini hasil pengujian gesek terhadap spesimen: 64
20 Tabel Hasil pengujian gesek modifikasi reinforcement KODE Komposisi Bahan μ R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Tabel Hasil pengujian gesek modifikasi friction modifier KODE Komposisi Bahan μ FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM FM
21 Gambar Spesimen uji gesek 66
BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT
BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter komposisi modifikasi material terhadap kekuatan mekanik dari spesimen serta koefisien
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilaboratorium Material Teknik Mesin Universitas Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia Depok. B. Alat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,
28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan laboratorium uji material Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kereta Api di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu bagian terpenting dari kehidupan adalah transportasi. Hal ini dikarenakan setiap individu manusia memiliki mobilitas tersendiri. Mobilitas tersebut membutuhkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini
42 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini dilakukan di : 1. Pembuatan spesimen kampas rem berbahan ( fly
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PENGEMBANGAN DESAIN DAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT KERETA API MENGGUNAKAN BAHAN ALAMI TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: Tri Nugraha Setianto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit mengalami kemajuan yang sangat
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK MATERIAL BLOK REM KOMPOSIT
BAB III KARAKTERISTIK MATERIAL BLOK REM KOMPOSIT III.1 Karakteristik Blok Rem Komposit Sub bab ini akan membahas karakteristik material komposit dari blok rem yang dipakai pada kereta api di Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan penelitian yang berbeda tempat pelaksanaannya. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rem merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk menurunkan kecepatan atau menghentikan sebuah benda atau kendaraan yang bergerak. Salah satu jenis rem yaitu rem gesek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini mendorong para peneliti untuk menciptakan dan mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun menciptakan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN Untuk menghasilkan kanvas rem komposit dengan pengisi limbah kelapa sawit makan tim akan melakukan serangkaian kegiatan penelitian yang akan berlangsung secara multi tahun (tiga
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN
PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 431/Teknik Mesin EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REM KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN MENGGUNAKAN TEKNIK METAMODELING DAN OPTIMASI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 431/Teknik Mesin EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR APLIKASI SUGAR CANE BAGASSE (SERAT AMPAS TEBU) SEBAGAI REINFORCEMENT (PENGUAT) PADA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan saat ini serta kondisi semakin terbatasnya bahan tambang khususnya logam juga mengakibatkan harga bahan tersebut
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT SERABUT KELAPA, PLASTIK PET, SERBUK ALUMUNIUM PADA SIFAT FISIK DAN KOEFESIEN GESEK BAHAN KAMPAS REM GESEK
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT SERABUT KELAPA, PLASTIK PET, SERBUK ALUMUNIUM PADA SIFAT FISIK DAN KOEFESIEN GESEK BAHAN KAMPAS REM GESEK Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPEMANFAATAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA KOMPOSIT Al 2O 3-EPOXY
PEMANFAATAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA KOMPOSIT Al 2O 3-EPOXY Ahmad Syafruddin Zohri 1, Nasmi Herlina Sari 2, Sujita 3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram Email : syafruddinzohri@gmail.com
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Teknologi Produksi Pelat Komposit Kanvas Rem Cakram 5.1.1. Peralatan produksi (kompaktor) komposit kanvas rem cakram Luaran yang ditargetkan pada peneitian Tahun 1 ini yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi ramah lingkungan semakin serius dikembangkan oleh negaranegara di dunia saat ini. Hal ini menjadikan suatu tantangan yang terus diteliti oleh pakar-pakar untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat
Lebih terperinciBALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK 2012
kode kegiatan: V.13 PEMBUATAN KANVAS REM KERETA API DARI BAHAN KOMPOSIT POIMER NON ASBESTOS Nama Peneliti : 1. Kuntari Adi Suhardjo S.Teks, MSc, 2. Ariyadi Basuki ST, MT, 3. Surasno BE, SE, 4. Ir Kosasih,
Lebih terperinciPramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
PENGARUH KOMPOSISI SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KOEFISIEN GESEK DAN TEMPERATUR GESEK PADA BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN DARI KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA SERBUK TEMBAGA FIBERGLASS DENGAN MATRIK PHENOL Pramuko
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komposit Komposit merupakan salah satu jenis material teknik yang pada umumnya terdiri atas bahan penguat (reinforce) dan pengikat (matriks) (Callister, 2006). Komposit merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala bidang. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat pesat
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS
PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS, SERBUK ALUMUNIUM, SERBUK TEMBAGA DAN RESIN PHENOLIC Pramuko Ilmu Purboputro, Rahmat
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN
PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro, Rahmat Kusuma Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciPRAKATA. Pekanbaru, 26 November Tim Peneliti
PRAKATA Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-nya tim peneliti dapat menyelesaikan Laporan TahunanPenelitian, Tahun ke 1 dari rencanan 3 tahun tentang Peningkatan Perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah. juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah transportasi di Indonesia, kebutuhan akan produk material otomotif juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya
Lebih terperinciInovasi Penggunaan Serbuk Kayu Berpenguat Serbuk Kuningan Terhadap Sifat Mekanis Kampas Rem
Inovasi Penggunaan Serbuk Kayu Berpenguat Serbuk Kuningan Terhadap Sifat Mekanis Kampas Rem Tarsono Dwi Sutanto 1, Ahmad Azis 2 1,2 Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN
PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro 1, Bambang Waluyo F. 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI
PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI Pramuko Ilmu Purboputro 1, Rahmat Kusuma 2 1 2 Jurusan
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK
PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi pembuatan komposit polimer yaitu dengan merekayasa material pada saat ini sudah berkembang pesat. Pembuatan komposit polimer tersebut
Lebih terperinciMODIFIKASI PIN ON DISK TEST UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN GESEK BLOK REM KOMPOSIT KERETA API
MODIFIKASI PIN ON DISK TEST UNTUK MENGUKUR KOEFISIEN GESEK BLOK REM KOMPOSIT KERETA API Agus Triono 1,2, IGN Wiratmaja Puja 2, Satryo Soemantri B. 2 1 Jurusan Teknik Mesin Universitas Jember, Jl. Slamet
Lebih terperinciPENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM
TUGAS AKHIR PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM Disusun : TRI MAULANA SIDIQ NIM : D200 050 159 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciSIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY
SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang baik sangat banyak. Selain itu juga dibutuhkan material dengan massa jenis yang kecil serta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Eksperimen Fisika
Lebih terperinciANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM
PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciKevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK BENDING KOMPOSIT POLYESTER - PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES Kevin Yoga Pradana 2109 100 054 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciPenyempurnaan Rancangan dan Produksi Blok Rem Komposit untuk Kereta Api
Penyempurnaan Rancangan dan Produksi Blok Rem Komposit untuk Kereta Api Pendahuluan Kereta api merupakan salah satu Guided Transportation yang memiliki beberapa kelebihan, seperti memiliki kapasitas angkut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi juga mengarah ke komposit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi juga mengarah ke komposit natural dikarenakan
Lebih terperinciBAB 3 RANCANGAN PENELITIAN
BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap: 1. Pembuatan (sintesis) material. Pada tahap ini, dicoba berbagai kombinasi yaitu suhu, komposisi bahan, waktu pemanasan dan lama pengadukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN LIMBAH KACA DAN PISTON BEKAS SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KANVAS REM SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE METALURGI SERBUK
STUDI PEMANFAATAN LIMBAH KACA DAN PISTON BEKAS SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KANVAS REM SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE METALURGI SERBUK Gilang Gunawan 1, Putri Nawangsari 2, Dedy Masnur 3 Casting
Lebih terperinciKeramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing
Keramik KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik Keramik Keramik Definisi: material padat anorganik yang
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Pengaruh Waktu Mixing Terhadap Kekerasan dan Keausan Pada Campuran Serbuk Soda Lime Glass dan Serbuk Piston Bekas Sebagai Material Alternatif Kampas Rem Non Asbestos Putri Nawangsari 1, Kaspul Anuar 2
Lebih terperinciANALISA KEAUSAN KAMPAS REM NON ASBES TERBUAT DARI KOMPOSIT POLIMER SERBUK PADI DAN TEMPURUNG KELAPA
ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM NON ASBES TERBUAT DARI KOMPOSIT POLIMER SERBUK PADI DAN TEMPURUNG KELAPA Suhardiman 1, Mukmin Syaputra 2 1,2 Jurusan Teknik MesinPoliteknik Negeri Bengkalis E-mail 1 : Suhardiman@polbeng.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, menjadi sebuah tantangan dalam ilmu material untuk mencari dan mendapatkan material baru yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sambungan material komposit yang telah dilakukan banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan sambungan ikat, tetapi pada zaman sekarang para rekayasawan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Laporan Tugas Akhir 3.1 Diagram Alir Proses Gambar 3.1. Diagram alir penelitian 25 Penelitian ini ditunjang dengan simulasi komputer dari hasil penelitian komposit PE-serbuk
Lebih terperinciBAB V KERAMIK (CERAMIC)
BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki sifat yang estetis. Sifat estetis bahan ini terletak pada warna yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resin komposit adalah suatu bahan restorasi atau tambalan yang banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Bahan tersebut banyak digunakan karena memiliki sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi industri di indonesia, dan jumlah kendaraan bermotor di indonesia, kebutuhan akan produk material otomotif juga semakin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimen. Metode eksperimen dilakukan mulai dari proses pembuatan atau fabrikasi komposit
Lebih terperinciFajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 MdM- 41 STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciKARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC
TUGAS AKHIR KARAKTRISASI MEKANIK BAHAN KAMPAS KOPLING DARI BAHAN SERAT KELAPA, SERBUK TEMPURUNG ARANG KELAPA, SERBUK TEMBAGA DENGAN MATRIK RESIN PHENOLIC Diajukan untuk memenuhi tugas Dan Syarat- Syarat
Lebih terperinciGambar 3.2 Resin Polyester
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan yang digunakan 1. Tempurung Kelapa Tempurung kelapa yang digunakan untuk pembuatan kampas rem adalah Tempurung kelapa yang kering dan yang sudah tua. Serbuk Tempurung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di: a. Pembuatan mesin prony brake dilakukan di Bengkel Las dan Bengkel Pemesinan, Pendidikan Teknik
Lebih terperinciEDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni
ANALISA MEKANIK BRAKE SHOE TIPE T-360 DAN TIPE T-359 KK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Nana Supriyana 1), Alim Sya bani 2) 1,2) Teknik Mesin STT Wiworotomo Email: Nana.sttw@gmail.com, Email: Alim7pato@gmail.com
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER Disusun : ANDESKA WIJAYA NIM : D200050180 JURUSAN
Lebih terperinciTINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK
TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK Pramuko Ilmu Purboputro 1, Rahmat Kusuma 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL
BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL Pada pemodelan numerik (FEM) dibutuhkan input berupa sifat material dari bahan yang dimodelkan. Sedangkan pada tugas akhir ini digunakan material komposit alami
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu penanganan yang tepat sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mesin mixer peralatan yang sangat penting yang digunakan pada proses
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin mixer peralatan yang sangat penting yang digunakan pada proses percampuran dua atau lebih material dalam suatu industri yang berbahan dasar thermoplastik dan
Lebih terperinciAnalisa Mekanik Brake Shoe Tipe T-360 Dan Tipe T-359 KK Dengan Metode Elemen Hingga
Analisa Mekanik Brake Shoe Tipe T-360 Dan Tipe T-359 KK Dengan Metode Elemen Hingga Nana Supriyana 1, Alim Sya bani 2 1,2 Progam Studi Teknik Mesin STT Wiworotomo Email: Nana.sttw@gmail.com 1,Alim7pato@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN : Literatur Persiapan Bahan Penimbangan resin ABS dan graphite disesuaikan dengan fraksi volume Dispersi ABS dengan MEK Pencampuran ABS terdispersi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini berupa metode eksperimen. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh daun sukun dalam matrik polyethylene.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan pembuatan beton yang digunakan pada penelitian ini adalah : A. Agregat kasar (split) berupa batu pecah yang berasal dari Clereng,
Lebih terperinciPENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA
PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA Yusril Irwan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciPresentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381
TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER Oleh : Diego Pramanta Harvianto 2708100020 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS. Suhu Udara
BAB IV HASIL DAN ANALISA Penelitian ini dilakukan dengan beberapa pengujian untuk mengetahui pengaruh variasi jenis pelindung terhadap waktu cuaca pada plastik PP-karet. Pengujian yang dilakukan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang berada di atas tanah dasar yang sudah dipadatkan, dimana fungsi dari lapisan ini adalah memikul beban lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan merupakan suatu alat yang dibuat untuk menggantikan gigigigi yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi tiruan dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Renewable Energy Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asphalt concrete - wearing course merupakan lapisan yang terletak dibagian atas berdasarkan susunan perkerasan aspal dimana lapisan permukaan ini harus mampu menerima
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana
Lebih terperinciSTUDI KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING
TUGAS AKHIR STUDI KOMPOSISI RESIN PHENOLIC SEBAGAI BAHAN MATRIK DALAM PEMBUATAN KAMPAS REM METODE CAMPURAN KERING Diajukan untuk memenuhi tugas Dan Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana S1 Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189 PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro 1, Rahmat Kusuma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan material-material baru pada industri otomotif untuk mendapatkan material dengan sifat yang lebih baik dari material konvensional yang ada telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUANb A. Latar Belakang Permasalahan Dalam Perkembangan teknologi dan kemajuan industri saat ini yang sangat pesat memacu peningkatan pembangunan dari segala sektor kehidupan. Dan ini berdampak
Lebih terperinciVARIASI KUNINGAN 2 GRAM, 4 GRAM, 6 GRAM PADA PEMBUATAN DAN KEKERASAN DENGAN PERBANDINGAN KAMPAS REM YAMAHAPART
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KUNINGAN 2 GRAM, 4 GRAM, 6 GRAM PADA PEMBUATAN KAMPAS REM TERHADAP KEAUSAN, SUHU, DAN KEKERASAN DENGAN PERBANDINGAN KAMPAS REM YAMAHAPART Diajukan guna memenuhi sebagian syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut manusia untuk bergerak cepat menyelesaikan permasalahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi memiliki peran sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan perumahan saat ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Perkembangan industri bahan bangunan membutuhkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1 Foto Makro dan Foto Mikro Foto Makro dan Mikro digunakan untuk mengetahui dan membedakan kerusakan yang terjadi pada spesimen dan digunakan juga untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang material nanokomposit akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang serius dari para ilmuwan. Berbagai penelitian dengan sangat cermat terus menerus dilakukan.
Lebih terperinciStudi Eksperimen dan Analisa Laju Keausan Material Alternatif pada Sepatu Rem Lokomotif
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-911 Studi Eksperimen dan Analisa Laju Keausan Material Alternatif pada Sepatu Rem Lokomotif Eskaridho Gultom dan Yusuf Kaelani
Lebih terperinci