BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ki Ageng Giring No.3, Trimulyo, Kepek, Wonosari, Gunungkidul,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan model Broken/Triangle/Square/Heart untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Falaah Lekisrejo yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 2), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN. 1 SMA Negeri 1 Sentolo terletak di desa Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII A SMP N 3 Sewon yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian terletak di Jl Magelang, Karangwaru Lor. Lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh: YUGO SETIAWAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Km dari ibukota kabupaten. Adapun lingkungan sekolah berada pada daerah yang

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al-

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri Depok yang beralamat di Jalan Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 202. B. Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri Depok yang berjumlah 33 siswa. Peneliti memilih kelas XI IPA 2 karena dari hasil pra survey yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas tersebut masih kurang dibandingkan dengan kelas yang lain. Diharapkan adanya peningkatan minat belajar siswa di kelas XI IPA 2 setelah dilakukannya strategi kooperatif teknik Jigsaw II. C. Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Terdapat tiga pengertian yang membentuk tiga kata tersebut yang diungkap oleh Suharsimi Arikunto (200: 2-3).. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh 28

29 data yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu sesuatu hal yang menarik minat peneliti. 2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. 3. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru lain yang dilakukan oleh siswa. Penelitian ini adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Secara partisipatif bersama-sama mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Selain partisipatif, guru juga dapat berkolaborasi dengan peneliti. Guru bertindak sebagai pelaksana tindakan sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat pelaksanaan tindakan (Rochiati Wiriaatmadja, 2007: 83). Secara partisipatif tim akan bekerja sama melakukan tahapan demi tahapan model penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Mulai dari tahap orientasi dilanjutkan dengan menyusun perencanaan berikut persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama, pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan, diskusi-diskusi yang bersifat analitik dilakukan

30 sesudah pelaksanaan tindakan, kemudian melakukan refleksi atas semua kegiatan yang telah berlangsung dalam siklus pertama, untuk kemudian merencanakan tahap modifikasi, koreksi atau pembetulan, ataupun penyempurnaan dalam siklus kedua, dan seterusnya. Berikut merupakan gambaran bentuk desain penelitiannya. Keterangan:. Refleksi Awal 8. Observasi II 2. Rencana Siklus I 9. Refleksi II 3. Pelaksanaan Tindakan Silkus I 0. Pencana revisi pada siklus III 4. Observasi I. Pelaksaan Tindakan Pada Siklus III 5. Refleksi I 2. Observasi III 6. Rencana Revisi Pada Siklus II 3. Refleksi III 7. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Gambar 2. Proses PTK Model Spiral oleh Kemmis dan Mc Taggart (Rochiati Wiriaatmadja 2006: 66)

3 D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan tindakan (Rochiati Wiriaatmadja, 2006: 66). Dalam tahapan ini peneliti mulai melakukan penelitian yaitu dengan melakukan observasi lapangan dan angket dilakukan saat akan memulai penyajian materi baru, hal ini sangat berguna bagi peniliti untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan dalam hal ini model Jigsaw II karena dapat digunakan sebagai bahan pembanding. Prosedur tindakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap perencanaan tindakan dan tahap pelaksanaan tindakan (siklus).. Tahap Perencanaan Tindakan (Pra siklus) Sebelum peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri Depok, terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah. Setelah pihak sekolah memberikan izin untuk melakukan penelitian, peneliti kemudian mencari surat izin secara resmi melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Setelah semua proses perizinan selesai, barulah peneliti melakukan diskusi atau percakapan dengan guru mengenai proses siswa di kelas dan mengenai perencanaan sejarah dengan menggunakan strategi teknik Jigsaw II. Diharapkan dengan menggunakan strategi teknik Jigsaw II dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri Depok. Adapun proses pra-tindakan adalah sebagai berikut:

32 a. Pengenalan Pembelajaran Kooperatif Strategi teknik Jigsaw II dalam Pembelajaran Sejarah Kelas XI IPA 2 Setelah peneliti mendapatkan izin dari pihak sekolah, kemudian peneliti bertemu dengan guru pembimbing untuk membicarakan serta mendiskusikan kegiatan belajar mengajar yang nantinya akan dilakukan. Kemudian peneliti menemukan kesimpulan bahwa hal yang dihadapi adalah materi sejarah yang sangat banyak. Sedangkan waktu yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sedikit. Untuk kelas XI IPA 2 pelajaran sejarah mendapatkan waktu kali pertemuan yaitu jam pelajaran (45 menit x ) setiap minggunya. Selain itu juga guru dalam mengajar lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa kurang memperhatikan, kurang semangat dan minat untuk belajar sejarah kurang. Tak jarang pula siswa mengantuk ketika KBM berlangsung. Dengan adanya hal tersebut menimbulkan pemahaman siswa tentang sejarah berkurang sedangkan materi yang di sampaikan banyak. Melihat permasalahan tersebut perlu dilakukan pemecahan oleh guru. Guru diharapkan tidak hanya menggunakan metode ceramah dalam proses, tetapi juga diharapkan guru menerapkan beberapa model-strategi teknik untuk meningkatkan minat belajar siswa. Model-strategi teknik yang diterapkan oleh guru akan membuat siswa lebih bersemangat saat

33 mengikuti proses. Apabila siswa lebih bersemangat saat proses belajar, maka hal itu dapat meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif strategi teknik baru. Peneliti memilih strategi teknik Jigsaw II sebagai alternatifnya dalam penelitian ini. Pembelajaran strategi teknik Jigsaw II ini merupakan strategi teknik untuk mengaktifkan siswa. Tujuan utama penggunaan strategi strategi teknik Jigsaw II ini adalah untuk mengubah pola pikir siswa yang menganggap bahwa sejarah membosankan dan hanya ceramah menjadi yang menyenangkan. menggunakan strategi teknik Diharapkan dengan Jigsaw II mampu meningkatkan minat siswa dalam pelajaran sejarah. b. Dialog awal dengan guru tentang strategi teknik Jigsaw II Pengenalan strategi teknik Jigsaw II terhadap guru mata pelajaran sejarah bertujuan untuk merencakan, pembagian materi serta jadwal mengajar ketika peneliti melakukan penelitian. Diskusi yang dilaksanakan dengan guru mata pelajaran sejarah juga bertujuan agar kegiatan penelitian tidak mengganggu proses belajar mengajar. Materi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Standar Kompetensi yang telah ditentukan, sehingga materi yang akan disampaikan pada tiap siklus akan berbeda. Penelitian ini dilakukan

34 dalam 3 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari kali pertemuan. Pada dasarnya model ini digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. c. Observasi Kelas yang Digunakan sebagai Sampel Penelitian Di SMA Negeri Depok terdapat 9 kelas, 6 kelas untuk kelas X, 7 kelas untuk kelas XI (IPA 4 Kelas dan IPS 3 Kelas), dan 6 kelas untuk kelas XII (IPA 3 Kelas dan IPS 3 Kelas). Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pertimbangan yang matang untuk menentukan sempel kelas mana yang akan digunakan. Kelas XI IPA 2 dipilih sebagai kelas yang digunakan untuk penelitian karena minat belajar mereka yang kurang dan juga kondisi kelas yang kurang kondusif dalam belajar sehingga memerlukan beberapa strategi untuk meningkatkan minat siswa terutama dalam mata pelajaran sejarah. Walaupun terdapat beberapa siswa yang minat dalam mata pelajaran sejarah dan juga memiliki nilai tinggi, namun masih banyak siswa yang kurang minat dalam mata pelajaran sejarah yang ditunjukkan dengan adanya siswa yang memiliki nilai rendah. Inilah yang menjadi pertimbangan kelas XI IPA 2 dipilih sebagai sempel penelitian karena strategi yang diterapkan merupakan salah satu strategi teknik cooperative learning. Penelitian dimulai pada tanggal 5 Mei 202 dengan pak Sigit Eko Susanto, S.Pd. sebagai observer sekaligus kolaborator dan peneliti sebagai guru yang mengajar.

35 d. Perencanaan Meningkatan Minat Belajar Siswa Dengan Strategi Pembelajaran Teknik Jigsaw II Untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa perlu diterapkannya beberapa strategi teknik baru. Oleh sebab itu dibuatlah rancangan-rancangan strategi yang baru. Adapun rancangan yang dibuat adalah sebagai berikut. ) Penerapan strategi teknik Jigsaw II dalam sejarah. Minat siswa yang kurang dalam proses belajar sejarah merupakan permasalahan yang perlu dicari solusi untuk mengatasinya. Solusi yang diperlukan adalah dengan penggunaan strategi teknik baru yang dapat menarik siswa, sehingga siswa minat dalam belajar sejarah dan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar sejarah. Maka dari itu peneliti bersama dengan guru menerapkan strategi teknik Jigsaw II dengan tujuan untuk meningkatkan minat siswa khususnya dalam mata pelajaran sejarah. 2) Persamaan Persepsi Antara Guru dan Peneliti Tentang Strategi Pembelajaran Teknik Jigsaw II Dalam Pembelajaran Sejarah Sebelum pelaksanaan tindakan perlu adanya persamaan persepsi atau pandangan antara guru dan peneliti. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman disaat pelaksanaan tindakan. Berdasarkan persamaan persepsi antara guru dan peneliti diperoleh

36 kesepakatan mengenai guru (Sigit Eko Susanto, S.Pd.) sebagai observer sekaligus kolaborator sedangkan peneliti bertugas sebagai guru atau pengajar. Selanjutnya peneliti menjelaskan mengenai pokok-pokok yang harus dilakukan guru maupun peneliti sebelum melakukan strategi teknik Jigsaw II. Peneliti bersama guru menentukan materi yang akan digunakan sebagai penelitian. Peneliti sebagai guru harus menjelaskan tujuan dan langkah-langkah dengan menggunakan teknik Jigsaw II dengan sejelas mungkin terhadap siswa. Peneliti juga harus mampu membantu siswa dalam sejarah. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Siklus) Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus. Peneliti melakukan 3 kali siklus dalam penelitian ini. Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan istilah satu siklus (Susilo, 2007: 9).. Tahap perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada saat tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a. Menetapkan alternatif upaya peningkatan proses dan hasil standar kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi yaitu mencoba melakukan perbaikan proses

37 di kelas melalui model kooperatif dengan teknik Jigsaw II. b. Menyusun rancangan tindakan yang dilaksanakan setelah mengidentifikasikan dan merumuskan permasalahan yang dihadapi, kemudian memutuskan pola perbaikan yang digunakan untuk meningkatkan proses dengan rancangan tindakan yang dilaksanakan. Dalam hal ini rancangan tindakan yang dilaksanakan adalah strategi kooperatif dengan teknik Jigsaw II. Pada tahap ini dilakukan persiapan pelaksanaan kooperatif yakni meliputi: ) Penentuan pembatasan materi yang akan diberikan. 2) Membuat rencana pelaksanaan 3) Pembentukan kelompok berdasarkan kelompok kooperatif dengan teknik Jigsaw II. 4) Membuat skenario kooperatif dengan teknik Jigsaw II. 5) Menyusun instrumen, lembar observasi serta panduan wawancara. 2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan kooperatif dengan teknik Jigsaw II. Teknik Jigsaw II dalam penelitian ini adalah siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan tiap kelompok kooperatif terdiri dari 7-8 siswa dengan

38 kemampuan heterogen. Para siswa ditugaskan untuk membaca keseluruhan materi kemudian tiap anggota berdasarkan indeksnya ditugaskan untuk menjadi ahli. Setiap siswa dari kelompok lain yang mempunyai indeks yang sama atau menjadi ahli pada bidang/tugas yang sama kemudian berkumpul untuk mendiskusikan topik yang diberikan guru berdasarkan kemampuan kelompok. Setelah para ahli selesai berdiskusi dan menyelesaikan tugasnya, selanjutnya siswa dapat kembali ke kelompok asal untuk memberikan hasil diskusinya pada siswa dalam kelompok sendiri. Kemudian guru memberikan tes kepada siswa mengenai materi yang telah didiskusikan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam bentuk. Tiap dilakukan dengan materi yang berbeda, Pada setiap akhir siklus dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengukur hasil belajar setelah menggunakan kooperatif dengan teknik Jigsaw II. 3. Pengamatan atau observasi Pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Di dalam tahap ini, peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu minat siswa selama proses. Minat siswa tampak dari kemauan melakukan suatu kegiatan, partisipasi siswa dalam aktivitas belajar mengajar, ketertarikan pada suatu hal (materi pelajaran), perhatian terhadap suatu obyek (mendengarkan penjelasan guru).

39 4. Evaluasi dan refleksi a. Evaluasi Pada tahap pelaksanaan evaluasi digunakan untuk mengukur minat siswa yang dilakukan melalui observasi selama kegiatan berlangsung. b. Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, diperoleh temuan tingkat keberhasilan kooperatif dengan teknik Jigsaw II. Kemudian data yang muncul di lapangan dapat dijadikan sebagai dasar melakukan perencanaan ulang untuk penyempurnaan, merevisi rancangan ulang akan dilaksanakan pada tindakan selanjutnya sehingga akan dicapai hasil yang optimal. Untuk memudahkan melakukan refleksi maka digunakan lembar refleksi. E. Sumber Data Sumber data merupakan tempat, orang atau benda dimana peneliti dapat mengamati, bertanya, atau membaca tentang hal-hal yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Pengambilan sumber data yang baik meliputi pengambilan sumber secara tepat dan akurat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi.. Narasumber yang terdiri dari perorangan maupun instansi yang berkaitan dalam penelitian ini yaitu: a. Guru mata pelajaran sejarah di SMAN Depok

40 b. Siswa yang diwakilkan oleh kelas XI IPA 2 2. Lembar observasi selama penelitian di SMAN Depok 3. Lembar angket minat belajar siswa kelas XI IPA 2 4. Lembar wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah di SMA N Depok 5. Lembar wawancara dengan siswa yang berdasarkan pada kategori siswa yang mewakili kelompok atas, sedang dan rendah dikelas XI IPA 2 di SMAN Depok Peneliti mengambil data sesuai dengan teori yang akan diteliti, yaitu penelitian akan dilakukan untuk peningkatan minat belajar siswa dalam sejarah melalui metode Jigsaw II di SMAN Depok F. Teknik Pengumpulan Data. Observasi Observasi atau pengamatan, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengamati jalannya suatu penelitian. Kegiatan yang perlu di observasi meliputi segala sesuatu yang terjadi di kelas harus diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan anekdotal. Dalam penelitian tindakan kelas, observasi dipusatkan kepada proses maupun hasil tindakan beserta segala peristiwa yang melingkupinya untuk mengetahui sejauh mana minat siswa menggunakan teknik Jigsaw II. Hal-hal yang perlu dilakukan observasi meliputi kegiatan

4 guru, kegiatan siswa dan kegiatan kelas dalam kooperatif dengan teknik Jigsaw II. Proses pengamatan dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau kelompok yang diamati. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kemudian diinterpretasikan maknanya, kemudian sebagai masukan dalam rangka pelaksanaan refleksi. 2. Wawancara Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara disini dilakukan kepada guru, 3 orang siswa sebagai sampel yang mempunyai prestasi tinggi, sedang dan prestasi rendah. Wawancara dilakukan setelah dilakukan penerapan strategi kooperatif teknik Jigsaw II. Dalam hal ini wawancara dilakukan secara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu peneliti terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahan atau pertanyaan-pertanyaan yang hendak disampaikan kepada yang diwawancarai. 3. Dokumentasi Data yang diperoleh dari studi dokumentasi berupa foto-foto yang memberikan gambaran secara konkret mengenai aktivitas siswa selama mengikuti proses, serta data berupa dokumen-dokumen lain. Dokumen-dokumen tersebut misalnya data prestasi siswa pada semester sebelumnya sebagai dasar untuk menentukan anggota

42 kelompok dalam dengan model Jigsaw II, RPP dan hasil pekerjaan siswa. 4. Angket Angket menurut Suharsimi Arikunto (99: 2) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal yang diketahui. Angket merupakan suatu daftar pertanyaan mengenai topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu. Angket digunakan untuk mengetahui minat belajar dan pendapat siswa terhadap mata pelajaran sejarah setelah mengikuti dengan penerapan metode Group Investigation. Angket dapat berupa skala sikap yang mengukur sikap peserta didik. Penelitian ini menggunakan jenis angket skala sikap untuk mengungkapkan minat belajar yang sering disebut skala sikap Likert (Anas Sudijono, 20: 87). G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yaitu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis. (Suharsimi Arikunto, 2002:5). Sedangkan Sugiyono (2006:307) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya

43 setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi, angket dan wawancara. Sesuai dengan pengambilan data observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Kendali Observasi Observasi merupakan pengamatan langsung para pembuat keputusanyang dilakukan secara langsung ketika kegiatan berlangsung. Lembar observasi dalam penelitian ini berisi tentang catatan yang menggambarkan sejauh mana kemampuan siswa dalam pemahaman materi yang diberikan oleh seorang gurulembar ini digunakan untuk mengamati peningkatan minat siswa pada setiap pertemuan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Adapun kisi-kisi observasi sebagai berikut: Tabel : Kisi-kisi observasi kegiatan guru dalam kooperatif teknik Jigsaw II No. Aspek yang diamati. Pembelajaran Sejarah Deskriptor Indikator Butir kendali soal Proses kegiatan belajar mengajar. Pendahuluan a. Apersepsi b. Memotivasi 2 Jumlah

44 siswa c. Tujuan 3 2. Kegiatan inti a. Mengamati, berinteraksi dan melakukan tanya jawab dengan siswa 6, 7, 8, 0, 3, 4, 5 2, 6, 7 3 2. Model kooperatif teknik Jigsaw II 3. Penutup Model kooperatif teknik Jigsaw II Penjelasan singkat materi yang akan datang a. Membagi siswa kedalam kelompok b. Memberikan materi keseluruhan pada siswa c. Memberikan materi kepada kelompok ahli d. Melakukan evaluasi dengan test e. Memberi penghargaan pada kelompok terbaik 9 4 5 9 7 8 Tabel 2 : Kisi-kisi observasi kegiatan siswa dalam kooperatif teknik Jigsaw II No. Aspek yang diamati. Pembelajaran Sejarah Deskriptor Indikator Butir kendali soal Jumlah Partisipasi siswa a. Menyiapkan buku-buku yang dianggap perlu

45 2. Model kooperatif teknik Jigsaw II Model kooperatif teknik Jigsaw II b. Merangkum materi bersama guru c. Berkeliling ke kelompok lain sehingga tidak kondusif a. Membaca materi b. Kerjasama dengan kelompok ahli c. Presentasi pada anggota kelompok asal d. Presentasi didepan kelas e. Mengerjakan soal test yang diberikan guru 7 4 2 3 5 6 8 Tabel 3 : kisi-kisi angket minat belajar sejarah siswa No Indikator Nomor Soal Jumlah Tertarik terhadap mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II,2,3,4 4 a. Gairah siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar b. Inisiatif siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar 2 Senang mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 5,6,7,8,22,23,24,25,26 9 a. Kemauan siswa untuk belajar

46 b. Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru 3 Perhatian siswa saat mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 9,0,,2 4 a. Kosentrasi siswa dalam belajar b. Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru 4 Semangat mengikuti mata 3,4,5,6,27,30 6 pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 5 Aktif bertanya 7,8,28 3 6 Ingin memperoleh prestasi baik a. Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru b. Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan yang diberikan oleh guru c. Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru 9,20,2,29 4 Jumlah 30

47 2. Kendali Wawancara Wawancara mendalam digunakan untuk menjaring data mengenai tanggapan siswa selama mengikuti proses mata pelajarn Sejarah. Wawancara dilakukan kepada guru dan 3 orang siswa sebagai sampel yang memiliki kecerdasan tinggi, sedang dan rendah. Adapun kisi-kisi wawancara adalah sebagai berikut: Tabel 4. Kisi-kisi wawancara dengan guru tentang Jigsaw II No. Aspek Deskriptor Indikator Butir Jumlah wawancara. Model Model Metode yang selama ini 2. Model kooperatif teknik Jigsaw II 3. Pelaksanaan Sejarah dengan teknik Jigsaw Model kooperatif teknik Jigsaw II digunakan guru Penerapan metode kooperatif teknik Jigsaw sebelumnya a. Pelaksanaan teknik b. Respon siswa c. Peningkatan minat belajar II siswa 4. Kendala Kendala dalam pelaksanaan teknik Jigsaw II 5. Pelaksanaan lanjutan 6. Solusi a. Upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan teknik b. Saran untuk perbaikan selanjutnya II 3 2 4 5 6 9 7 8

48 Tabel 5 : Kisi-kisi wawancara dengan siswa tentang Jigsaw II No. Aspek Deskriptor Indikator Butir Jumlah wawancara. Model Model Metode yang selama ini 3 2. Model kooperatif teknik Jigsaw II 3. Pelaksanaan Sejarah dengan teknik Jigsaw II Model kooperatif teknik Jigsaw II digunakan guru a. Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II b. Penggunaan Jigsaw II selanjutnya c. Antusiasme siswa pada Jigsaw II a. Peningkatan minat belajar siswa b. Efektifitas pelaksanaan kooperatif teknik Jigsaw II 4. Hambatan Hambatan dalam mengikuti kooperatif teknik Jigsaw II 5. Saran Saran perbaikan selanjutnya 4 2 5 6 7 8

49 Tabel 6 : kisi-kisi angket minat belajar sejarah siswa No Indikator Nomor Soal Jumlah Tertarik terhadap mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II,2,3,4 4 c. Gairah siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar d. Inisiatif siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar 2 Senang mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 5,6,7,8,22,23,24,25,26 9 c. Kemauan siswa untuk belajar d. Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru 3 Perhatian siswa saat mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 9,0,,2 4 c. Kosentrasi siswa dalam belajar d. Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru 4 Semangat mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 3,4,5,6,27,30 6

50 5 Aktif bertanya 7,8,28 3 6 Ingin memperoleh prestasi baik d. Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru e. Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan yang diberikan oleh guru f. Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru 9,20,2,29 4 Jumlah 30 3. Kendali Dokumentasi a. Silabus Silabus adalah rencana pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/, kegiatan /indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/, kegiatan, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. (http://puteracirinten.blogspot.com/203/04/pengertiansilabus-dan-rpp.html)

5 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) paling luas mencakup (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas (satu) indikator atau beberapa indicator untuk (satu) kali pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sekurangkurangnya memuat tujuan, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. (http://puteracirinten.blogspot.com/203/04/pengertian-silabus-danrpp.html) 4. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya (Suharsimi Arikunto, 2006: 5). Angket ini berupa lembaran yang berisi pertanyaan tertulis yang disebarkan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Adapun kisi-kisi angket sebagai berikut :

52 Tabel 7 : kisi-kisi angket minat belajar sejarah siswa No Indikator Nomor Soal Jumlah Tertarik terhadap mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II,2,3,4 4 e. Gairah siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar f. Inisiatif siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar 2 Senang mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 5,6,7,8,22,23,24,25,26 9 e. Kemauan siswa untuk belajar f. Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru 3 Perhatian siswa saat mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 9,0,,2 4 e. Kosentrasi siswa dalam belajar f. Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru 4 Semangat mengikuti mata pelajaran sejarah dengan model Jigsaw II 3,4,5,6,27,30 6

53 5 Aktif bertanya 7,8,28 3 6 Ingin memperoleh prestasi baik g. Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru h. Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan yang diberikan oleh guru i. Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru 9,20,2,29 4 Jumlah 30 Berdasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Kategori mengacu pada Standar Deviasi dengan rumus ½ (skor max+skor min) dan Mean ideal dengan rumus ½ (skor max+skor min). Maka pedoman pencapaian kategori digolongkan empat pencapaian minat pada kategori tengah, dan kemudian dicari batasan atas dan bawah yang dijabarkan berikut ini (Anas Sudjono, 2007: 74). Tabel 8 : Kategori Pencapaian Minat Skor Kategori X M-0,5 SD % Rendah M-0,5 0,5 Sedang M+ 0,5,5 Tinggi X,5 Sangat Tinggi Berdasarkan tabel diatas maka kategori pencapaian minatnya diperoleh dari penghitungan dengan mengunakan rumus Mean ideal dan Standar deviasi yang dijabarkan sebagai berikut. Dengan Mean Ideal yaitu /2

54 (60+20) = 40 sedangkan Standar Deviasinya /6 (60-20)= 6,7. Maka berdasarkan penjabaran ini digunakan sebagai acuan untuk mencari skor T untuk mengolah skor mentah angket siswa sebelum dan sesudah tindakan maka tabel kategorinya sebagai berikut. Tabel 9 : Pencapain Skor Mentah Siswa H. Validitas Data Pencapaian Kategori X 36,65 % Rendah 36,65% 43,35% Sedang 43,35% 50,5% Tinggi X 50,5% Sangat Tinggi Validitas data dapat diketahui dengan cara triangulasi. Triangulasi data dilakukan dengan cara memadukan data yang diperoleh dari lembar observasi dalam proses, hasil wawancara yang dilaksanakan dengan siswa dan guru pada akhir tindakan, dokumentasi dan tes hasil belajar untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan. Menurut Moleong (990: 78), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Di dalam triangulasi terdapat teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, misalnya membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu

55 dokumen yang berkaitan. Sedangkan triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari informan satu dengan informan yang lain. Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur (Anastasi dan urbina, 997:3). Validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik melakukannya. Penelitian ini menggunakan validitas Konstruk (construct validity) adalah pengujian yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisikisinya (Purwanto, 2007: 34). I. Teknik Analisis Data. Teknik Analisis Kualitatif a. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi

56 b. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan observasi, dan refleksi pada masing-masing siklus. Penyajian dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. c. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna. Pengumpulan Data Pengumpulan Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan Gambar 3. Komponen dalam analisis data Menurut Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2007 : 247).

57 2. Analisis Kuantitatif a. Analisis kuantitatif Data minat belajar dapat diketahui dengan penghitungan yang dilakukan memberikan angket dengan menggunakan metode rating yang dijumlahkan. Metode ini dikembangkan oleh Likert sehingga sering disebut dengan skala likert. Adapun model pencarian skala angket adalah sebagai berikut (Saifudin Azwar, 202:46-47). Tabel 0 : Kategori Respon Nomor Pernyataan Kategori Respon TP J SR SL (+) 0 2 3 2 (-) 3 2 0 Skala sikap yang berisi pernyataan-pernyataan yang memiliki nilai skala untuk setiap jawabannya maka dapat mengungkapkan skala kelompok responden. Setiap pernyataan dari responden akan diberi skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang diperoleh. Skor responden pada setiap pernyataan kemudian dijumlahkan sehingga mendapatkan skala sikap. b. Kategori Pencapaian Minat Menurut Anas Sudijono (2007: 74) menyatakan bahwa kategori pencapaian minat terdapat empat kategori yakni kategori rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi yang terlihat dalam rumus berikut ini.

58 Tabel : Kategori Pencapaian Skor Kategori X M-0,5 SD % Rendah M-0,5 0,5 Sedang M+ 0,5,5 Tinggi X,5 Sangat Tinggi Keterangan: M: Mean Ideal dengan rumus /2 ( Skor Max + Skor Min) SD: Standar Deviasi dengan rumus /6 (Skor Max+ Skor Min) J. Indikator Keberhasilan Tindakan Suatu program dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang telah ditentukan dan gagal apabila tidak mampu melampaui kriteria yang telah ditentukan. Menurut Sarbiran yang dikutip oleh Suyanto (997: 6) menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan adalah tindakantindakan tertentu untuk memperbaiki proses di kelas, maka dari itu penelitian tindakan kelas dapat dikatakan berhasil apabila telah terjadi perubahan kearah perbaikan dalam hal proses maupun hasil dari tersebut. Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah semakin meningkatnya minat belajar siswa dalam proses pada siklus ke siklus 2, dan semakin meningkat pada siklus 3. Penentuan kriteria untuk

59 keberhasilan tindakan sangat penting untuk mengukur keberhasilan tindakan kelas menggunakan standar baik jika sudah memenuhi 75%. Dengan kata lain apabila 75% siswa sudah memenuhi aspek berikut: Aspek minat, indikator keberhasilan terlihat jika 75% siswa dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: ) Adanya gairah siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Munculnya inisiatif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru. 4) Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 5) Konsentrasi siswa dalam belajar. 6) Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan yang diberikan oleh guru. 7) Kemauan siswa untuk belajar. 8) Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru. 9) Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru. Kesembilan indikator diatas digunakan peneliti untuk mengukur mint belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA N Depok. Kesembilan indikator tersebut dimuat dalam lembar pengamatan minat siswa ketika kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung.