JURNAL REKAYASA PROSES. Pengaruh Suhu pada Esterifikasi Amil Alkohol dengan Asam Asetat Menggunakan Asam Sulfat sebagai Katalisator

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Percobaan 1.3. Manfaat Percobaan

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

UJI PERFORMA KATALISATOR RESIN PENUKAR ION UNTUK PENGOLAHAN HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODIESEL MENJADI TRIACETIN

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

JURNAL REKAYASA PROSES Volume 9 No.2, 2015, hal

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN A REAKTOR. = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil. = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH RASIO ASAM SULFAT TERHADAP ASAM NITRAT PADA SINTESIS NITROBENZENA DALAM CSTR

PEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

PEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI

PEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

Prarancangan Pabrik Diamil Phthalat dari Amil Alkohol dan Phtalic Anhidrid dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Katalis Pada Proses Esterifikasi Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) Menjadi Biodiesel

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

HIDROLISIS KOLAGEN PEMBUATAN LEM DARI KULIT SPLIT DENGAN KATALISATOR H 2 SO 4

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

PERPINDAHAN MASSA KARBOHIDRAT MENJADI GLUKOSA DARI BUAH KERSEN DENGAN PROSES HIDROLISIS. Luluk Edahwati Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur ABSTRAK

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kinetika Reaksi Esterifikasi Gliserol dengan Asam Asetat Menggunakan Katalisator Indion 225 Na

B T A CH C H R EAC EA T C OR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH

KINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

STUDI PERBANDINGAN KINETIKA REAKSI HIDROLISIS TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG MAIZENA DENGAN KATALIS ASAM SULFAT

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT

PENGARUH SUHU PADA PROSES ESTERIFIKASI SORBITOL DENGAN ASAM OLEAT MENGGUNAKAN KATALIS ASAM p-toluene sulfonate

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Jason Mandela's Lab Report

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SELULOSA ASETAT DARI ALFA SELULOSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendididikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

Laporan Kimia Fisik KI-3141

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

KINETIKA REAKSI ESTERIFIKASI ASAM FORMIAT DENGAN ETANOL PADA VARIASI SUHU DAN KONSENTRASI KATALIS

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

Purwanti Widhy H, M.Pd. Laju Reaksi

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

c. Kenaikan suhu akan meningkatkan konversi reaksi. Untuk reaksi transesterifikasi dengan RD. Untuk percobaan dengan bahan baku minyak sawit yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan Percobaan

c. Suhu atau Temperatur

PENGARUH KONSENTRASI KATALIS DAN REUSABILITY KATALIS PADA SINTESIS TRIASETIN DENGAN KATALISATOR LEWATIT

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

TRANSESTERIFIKASI PARSIAL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN ETANOL PADA PEMBUATAN DIGLISERIDA SEBAGAI AGEN PENGEMULSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

DAFTAR ISI. halaman. ii iii iv v. viii

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK SABUN DARI SOAP GLISERIN MENJADI TRIASETIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi Proses Nitrasi pada Pembuatan Nitro Selulosa dari Serat Limbah Industri Sagu

STUDI REAKSI POLIMERISASI UREA-FORMALDEHIDA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Transkripsi:

28 JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.2, 2016, hal.28-33 Journal homepage: http://journal.ugm.ac.id/jrekpros Pengaruh Suhu pada Esterifikasi Amil Alkohol dengan Asam Asetat Menggunakan Asam Sulfat sebagai Katalisator Muhammad Naufal Fakhry * dan Suprihastuti Sri Rahayu Departemen eknik Kimia, Fakultas eknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta, 55281 *Alamat korespondensi: naufalfakhry@gmail.com (Submisi: ; Revisi: ; Penerimaan ) A B S R A C Ester compounds are widely used as solvents, artificial aroma materials, and precursors of pharmaceutical ingredients. One of the ester compounds widely used in the chemical industry is amyl acetate. Amyl acetate can be synthesized by esterification of amyl alcohol and acetic acid, which is a liquid-liquid heterogeneous reaction. his study aims to study the kinetics of this particular reaction focusing on the effect of temperature. he catalyst used in this study was sulfuric acid. he mole ratio of acetic acid to amyl alcohol used was 2: 5. Reaction was run at constant temperature in a threeneck flask as a batch reactor. he acetic acid and sulfuric acid were first put into the reactor and heated while stirring. After reaching a certain temperature, the preheated amyl alcohol was added into the reactor. During reaction, the temperature was maintained at the desired temperature. he reactants and products involved in this reaction were immiscible. he product phases were separated and then the remaining acetic acid content in the water-soluble phase was analyzed by volumetric method. he study was carried out in 4 variations of temperature i.e. 70, 80, 90, and 100 o C. he results of experimental data analysis showed that the reaction will be faster when the temperature is higher. he mass transfer from the acetic acid phase to the amyl alcohol phase increased with the increase of temperature. he value of the reaction rate constant, the overall mass transfer coefficient, and the Henry s constant were evaluated by the parameter fitting method using the MALAB program. Based on the evaluation at the highest reaction temperature 100 o C, the rate constant was 0,0134 ml.mole -2 s -1, the mass transfer coefficient was 0,3180 L s -1, and the Henry s constant was 0,0174 (mole/l) A in phase II /(mole/l) A in phase I. Keywords: esterification, immiscible, amyl acetate, mass transfer A B S R A K Senyawa ester banyak dipakai sebagai solven, bahan aroma buatan, dan prekursor bahan-bahan farmasi. Salah satu senyawa ester yang banyak digunakan dalam industri kimia dalah amil asetat. Ester amil asetat dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi dengan bahan baku amil alkohol dan asam asetat. Reaksi ini merupakan reaksi heterogen cair-cair. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika reaksi tersebut, terutama pengaruh variabel suhu. Untuk mempercepat laju reaksi ditambahkan asam sulfat. Perbandingan mol pereaksi asam asetat:amil alkohol yang digunakan sebesar 2:5. Reaksi dijalankan dalam reaktor batch dan suhu dijaga konstan. Reaktan dan katalisator dicampur dalam labu leher tiga. Asam asetat dan asam sulfat dituangkan ke dalam reaktor, dipanaskan dan diaduk sampai suhu tertentu. Selanjutnya amil alkohol yang telah dipanaskan sebelumnya hingga

29 suhu tertentu dituangkan. Selama reaksi suhu dipertahankan konstan. Reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi ini berupa campuran immiscible. Produk yang terdiri dari dua fase dipisahkan antar fasenya kemudian fase yang larut dalam air dianalisis kadar asam asetat sisanya dengan metode volumetri. Reaksi dilakukan masing-masing pada suhu 70, 80, 90, dan 100 o C. Hasil analisis menunjukkan bahwa reaksi akan semakin cepat apabila suhu semakin tinggi. ransfer massa dari fase asam asetat ke fase amil alkohol semakin besar pula dengan adanya kenaikan suhu. Nilai konstanta kecepatan reaksi, koefisien transfer massa overall, dan konstanta Henry dievaluasi dengan metode fitting parameter menggunakan program MALAB. Berdasarkan evaluasi pada suhu reaksi tertinggi yaitu 100 o C diperoleh nilai konstanta kecepatan reaksi sebesar 0,0134 ml.mol -2 s -1, koefisien transfer massa overall sebesar 0,318 ml s -1, dan konstanta Henry sebesar 0,0174 (mol/l) A di fase II /(mol/l) A di fase I. Kata kunci: esterifikasi, immiscible, amil asetat, transfer massa 1. Pendahuluan Esterifikasi merupakan reaksi untuk membentuk senyawa ester. Ester-ester organik banyak digunakan di industri, yaitu sebagai solven, bahan parfum, bahan aroma buatan, dan prekursor bahan-bahan farmasi. Salah satu senyawa ester yang banyak dipakai dalam industri adalah amil asetat. Amil asetat merupakan salah satu ester yang memiliki rumus kimia CH 3 COOC 5 H 11. Ester ini banyak digunakan sebagai solven dalam industri pembuatan selulosa nitrat. Amil asetat dapat diproduksi dengan reaksi esterifikasi asam asetat dengan amil alkohol. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi yang berjalan lambat sehingga membutuhkan katalis untuk menunjang kecepatan reaksi. Maka dari itu banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari kinetika reaksi, baik dengan katalis homogen maupun heterogen. Katalis homogen yang biasa digunakan dalam industri adalah asam sulfat. Ion H + dari asam sulfat sebagai asam kuat mendorong asam karboksilat untuk terprotonasi sehingga reaksi dapat terjadi. Oleh karena itu asam sulfat memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan katalis heterogen seperti resin atau zeolit. Reaksi esterifikasi adalah reaksi bolak-balik sehingga konversi dibatasi oleh konversi kesetimbangan. Peneliti-peneliti sebelumnya seperti Leyes dan Othmer (1945) umumnya mengambil perbandingan komposisi pereaksi dengan jumlah alkohol berlebihan dengan maksud memperbesar konversi kesetimbangan. Untuk menggeser kesetimbangan ke arah produk, dilakukan berbagai cara, yaitu dengan menggunakan reaktan yang berlebih (excess), menghilangkan air dari campuran dengan menambahkan benzene sebagai cosolvent dan mendistilasi campuran azeotrop air dan benzene (Carey, 2000), serta mengatur suhu reaksi esterifikasi hingga kesetimbangan bergeser ke arah produk. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Swandana (2004) mengenai esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat menggunakan asam sulfat sebagai katalisator, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada rentang suhu 69-112 o C, konversi yang dihasilkan mencapai 40-67% dalam rentang waktu 1-6 jam. Pada penelitian tersebut digunakan perbandingan mol reaktan amil alkohol dengan asam asetat 1:1 untuk volume total reaktan sebesar 420 ml dan kecepatan pengaduk sebesar 240 rpm. Untuk mempelajari kinetika reaksi esterifikasi pembuatan amil asetat ini digunakan katalis asam sulfat, sedangkan di antara variabel yang berpengaruh, penelitian ini mempelajari pengaruh suhu. Reaksi esterfikasi amil alkohol dengan asam asetat ini merupakan reaksi immiscible di mana reaktan tidak saling larut sehingga produk juga tidak saling larut. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga akan dipelajari pengaruh suhu terhadap transfer massa antar reaktan. Pada sistem heterogen cair-cair untuk amil alkohol dan asam asetat, dianggap hanya asam asetat yang berpindah ke fase amil alkohol, sedangkan transfer massa amil alkohol ke fase asam asetat diabaikan. Dengan asumsi tersebut, reaksi hanya terjadi di fase alkohol. Dan mekanisme reaksi dapat digambarkan dengan

30 teori 2 lapisan yang digabung, sehingga diperoleh persamaan-persamaan sebagai berikut (Sediawan dan Prasetya, 1997): Perubahan konsentrasi asam asetat (x A, mol/l) di fase asam asetat (fase I) terhadap waktu dinyatakan dalam Persamaan (1) dengan t= waktu (s), V I = volume cairan fase I, V II = volume cairan fase II, x A * = konsentrasi jenuh asam asetat pada kesetimbangan (mol/l), dan K XA.a= koefisien transfer massa overall (ml/s -1 ) ( ) ( ) (1a) Nilai x A * dikorelasikan dengan nilai konsentrasi asam asetat di fase amil alkohol (y A, mol/l) sebagai Persamaan (1b), dengan H A =konstanta Henry (mol/l) A di fase II /(mol/l) A di fase I. (1b) Perubahan konsentrasi asam asetat (y A, mol/l) di fase amil alkohol (fase II) terhadap waktu dinyatakan dalam Persamaan (2) dengan t = waktu (s), V I = volume cairan fase I, V II = volume cairan fase II, y B = konsentrasi amil alkohol (mol/l), dan k II = konstanta kecepatan reaksi (mlmol -2 s -1 ). ( ) ( ) (2) Perubahan konsentrasi amil alkohol (y B, mol/l) di fase amil alkohol (fase II) terhadap waktu dinyatakan dalam Persamaan (3). (3) Persamaan (1), (2), dan (3) diselesaikan secara simultan menggunakan program MALAB dengan kondisi batas pada saat t = 0; x A = x A0 ; y A = 0 ; y B = y B0. Dari penyelesaian persamaan yang memberikan kesesuaian terbaik dengan data eksperimen, diperoleh nilai konstanta-konstanta pada kecepatan transfer massa dan kecepatan reaksi. 2. Metode Penelitian 2.1 Bahan penelitian Asam asetat (CH 3 COOH) glasial yang rapat massanya = 1,049 gram/cm 3. Amil Alkohol (C 5 H 11 OH) dengan kadar 99% dan rapat massa 0,817 gram/ cm 3, dan asam sulfat 98% (H 2 SO 4 ) dengan rapat massa 1,840 gram/cm 3. 2.2 Alat penelitian Esterifikasi dijalankan dalam labu leher tiga sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1. Keterangan : 1. Labu leher tiga 500 ml 2. Pemanas mantel 3. Pendingin balik 4. Motor pengaduk 5. Pengatur kecepatan putar pengaduk 6. Pengaduk merkuri 7. ermometer 8. Pengambil sampel 9. Pengatur skala pemanas mantel Gambar 1. Rangkaian alat percobaan 2.3 Cara penelitian Sebanyak 72 ml asam asetat dan sebanyak 2%vol asam sulfat dimasukkan ke dalam labu leher tiga kemudian pengaduk dan pemanas mantel dinyalakan. Amil alkohol sebanyak 378 ml (sehingga rasio mol asam asetat:alkohol = 2:5) dipanaskan terpisah, menggunakan kompor listrik. Ketika amil alkohol mencapai suhu 90 o C, dimasukkan ke dalam campuran asam asetat dan asam sulfat di labu leher tiga yang suhunya sudah mencapai 90 o C. Selanjutnya sampel diambil. Pengambilan sampel dilakukan setiap rentang waktu tertentu. Sampel kemudian dianalisis dengan titrasi menggunakan NaOH 0,1 N dan indikator pp. Percobaan dilakukan juga pada suhu 70, 80, dan 100 o C. 2.4 Analisis Data 2.4.1 Perhitungan Konversi Konversi asam asetat dihitung dengan Persamaan (4). (4) dengan X A = Konversi asam asetat (%), N A,t=0 = Normalitas asam pada saat t= 0 (mg ek/ml), dan N A,t=t = Normalitas asam pada saat t = t (mg ek/ml). Normalitas asam dihitung dengan mengukur volume larutan NaOH standar yang

Konversi Asam Asetat dibutuhkan untuk titrasi asam dalam larutan sampel. 2.4.2 Penentuan Konstanta Laju Reaksi (k), Konstanta Henry (H A ) dan Koefisien ransfer Massa Overall (Kx A ) Dengan program MALAB menggunakan fitting parameter methods, koefisien-koefien pada Persamaan (1a), (1b), (2) dan (3), yaitu konstanta laju reaksi, konstanta Henry dan koefisien transfer massa overall dapat dihitung. 3. Hasil dan Pembahasan Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah suhu. Suhu yang lebih tinggi meningkatkan konstanta laju reaksi. Pada sistem reaksi heterogen cair-cair, suhu juga mempengaruhi koefisien transfer massa dan konstanta Henry. Oleh karena itu, untuk mengetahui hubungan suhu dengan masingmasing konstanta dilakukan analisis terhadap data perubahan konsentrasi (normalitas) asam asetat terhadap waktu yang diperoleh dari reaksi esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat menggunakan asam sulfat sebagai katalisator. Pada abel 1 ditunjukkan bahwa banyaknya asam asetat yang terkonversi semakin meningkat seiring dengan kenaikan suhu reaksi. Konversi tertinggi dicapai pada suhu reaksi 100 o C. Hal ini mengindikasikan bahwa kecepatan reaksi akan semakin bertambah seiring dengan kenaikan suhu reaksi. abel 1. Konversi asam asetat dengan rasio mol asam asetat:amil alkohol=2:5, N=530 rpm, dan Ck 2%vol Waktu, Konversi pada suhu, o C menit 70 80 90 100 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 5 0,0066 0,0490 0,0319 0,0360 10 0,0182 0,0695 0,0574 0,0854 15 0,0430 0,0742 0,0897 0,1375 30 0,0496 0,0758 0,1440 0,1977 60 0,0545 0,0869 0,1780 0,2223 90 0,0612 0,0900 0,1797 0,2485 120 0,0711 0,1027 0,1950 0,2539 Hasil perhitungan pada abel 1 dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 2. 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 =70 =80 =90 =100 0 20 40 60 80 100 120 140 Waktu, menit Gambar 2. Hubungan antara konversi asam asetat terhadap waktu Berdasarkan abel 1 maupun Gambar 2 dapat dilihat bahwa konversi asam asetat meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Selain itu, dapat dilihat bahwa perubahan kenaikan konversi asam asetat juga mengalami penurunan seiring berjalannya waktu. Hal ini disebabkan karena jumlah asam asetat yang ada pada reaktan semakin sedikit jumlahnya sehingga kenaikan konversi menjadi relatif tidak signifikan dibandingkan dengan sebelumnya. Pengaruh suhu terhadap konversi asam asetat dapat dilihat juga pada Gambar 2. Konversi semakin meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Hal ini disebabkan oleh pengaruh suhu pada energi internal molekul, sehingga pada suhu yang semakin tinggi molekul-molekul dalam reaktor akan bergerak semakin cepat dan intensitas tumbukan semakin tinggi. Akibatnya, reaksi dapat berjalan dengan lebih cepat. Namun, kenaikan suhu ini tidak selamanya akan meningkatkan konversi asam asetat dikarenakan reaksi esterifikasi ini merupakan reaksi eksotermis. erdapat titik optimum dimana kenaikan suhu justru menurunkan kesetimbangan, sehingga tidak meningkatkan konversi asam asetat. erjadinya kenaikan kecepatan reaksi juga mengindikasi bahwa nilai konstanta-kontanta yang terlibat dalam proses juga mengalami kenaikan. Konstanta-konstanta itu adalah konstanta kecepatan reaksi, koefisien transfer massa, dan konstanta Henry. Untuk memperoleh nilai ketiga konstanta tersebut dilakukan 31

32 parameter fitting dengan program MALAB terhadap data percobaan pada setiap suhu. Berikut disajikan grafik hubungan antara konsentrasi asam asetat dengan waktu hasil percobaan dan hasil parameter fitting. Gambar 6. Hasil fitting untuk esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat pada suhu 100 C Gambar 3. Hasil fitting untuk esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat pada suhu 70 C Hasil fiiting pada Gambar 3, 4, 5 dan 6, masing-masing diperoleh dengan SSE sebesar 0,0038; 0,0006; 0,0751; dan 0,1640. Hasil dari parameter fitting menunjukkan bahwa konsentrasi asam asetat semakin turun seiring berjalannya waktu. Hal ini disebabkan karena asam asetat berpindah dari fase I ke fase II kemudian bereaksi dengan amil alkohol di fase II. Adapun konstanta kecepatan reaksi (k), koefisien transfer massa (K XA ), dan konstanta Henry (H A ) pada setiap suhu percobaan tersaji pada abel 2. Gambar 4. Hasil fitting untuk esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat pada suhu 80 C abel 2. Hasil parameter fitting Waktu, Konversi pada suhu, o C menit 70 80 90 100 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 5 0,0066 0,0490 0,0319 0,0360 10 0,0182 0,0695 0,0574 0,0854 15 0,0430 0,0742 0,0897 0,1375 30 0,0496 0,0758 0,1440 0,1977 60 0,0545 0,0869 0,1780 0,2223 90 0,0612 0,0900 0,1797 0,2485 120 0,0711 0,1027 0,1950 0,2539 abel 2 memperlihatkan bahwa konstanta kecepatan reaksi mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan suhu reaksi. Hal ini sesuai dengan persamaan Arrhenius pada Persamaan (5). o ( - ) (5) Gambar 5. Hasil fitting untuk esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat pada suhu 90 C dengan k = konstanta kecepatan reaksi (ml.mol -2 s - 1 ) pada suhu (K), k o = konstanta tumbukan

(ml.mol -2 s -1 ), E= energi aktivasi (J/mol), R= konstanta gas universal (J/mol/K), dan = suhu (K). Untuk hasil penelitian ini, hubungan konstanta kecepatan reaksi dengan suhu dinyatakan dengan Persamaan (6) atau dalam bentuk lain pada Persamaan (7) dengan kesalahan relatif rata-rata sebesar 38,44%. ( ) - (- (6) ) (7) Koefisien transfer massa overall juga mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan suhu reaksi. Hal ini disebabkan pada suhu yang lebih tinggi, viskositas cairan akan berkurang. Viskositas yang lebih rendah mengakibatkan bilangan Re meningkat sehingga tebal lapisan antar fase menjadi lebih tipis. Semakin tipis lapisan film antar fase, berarti semakin kecil tahanan transfer massa atau semakin tinggi koefisien transfer massa dari satu fase ke fase lain. Semakin tinggi suhu, konstanta Henry (H A ) juga semakin tinggi. Apabila kenaikan H A akibat kenaikan suhu dibuat grafik, diperoleh garis lurus ln H A terhadap 1/, sebagaimana dinyatakan dengan Persamaan (8) atau Persamaan (9) dengan kesalahan relatif rata-rata sebesar 5,15%. H A. ( H ) (- H (- 0,019 0,018 0,017 0,016 0,015 0,014 0,013 0,012 0,011 0,01 ) (8) ) (9) data persamaan 0,00265 0,0027 0,00275 0,0028 0,00285 0,0029 0,00295 1/ Gambar 7 memperlihatkan bahwa H A berbanding terbalik dengan 1/, yang berarti semakin tinggi suhu, nilai H A semakin tinggi. Hal ini karena kelarutan zat dalam suatu cairan semakin tinggi oleh suhu yang semakin tinggi. 4. Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan: a. Esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat pada perbandingan mol alkohol:asam asetat= 2:5 bisa dianggap berlangsung di fase alkohol saja. b. Persamaan kecepatan reaksi searah order satu terhadap konsentrasi asam di fase alkohol dan order satu terhadap konsentrasi alkohol. c. Konstanta kecepatan reaksi, koefisien transfer massa dan konstanta Henry masing-masing meningkat seiring dengan naiknya suhu. Daftar Pustaka th Car y Orga ic Ch mistry Ed., pp.593, McGraw Hill Company lnc, New York. Leyes, C. E., and Othmer, D. F., 1945, Esterification of Butanol and Acetic Acid, Ind. Eng. Chem., 37, 968-977. Sediawan, W.B. dan Prasetya, A., 1997, Pemodelan Matematis dan Penyelesaian Numeris dalam eknik Kimia dengan Pemrograman Bahasa Basic dan Fortran, ANDI Offset, Yogyakarta. Swandana, B., 2004, Esterifikasi Amil Alkohol dengan Asam Asetat (Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Asam Sulfat), Laporan Penelitian, Jurusan eknik Kimia Fakultas eknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 33 Gambar 7. Grafik hubungan antara H A terhadap 1/