ETIKA KEPEMIMPINAN. Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma dan halhal

dokumen-dokumen yang mirip
ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

ETIKA DAN ETIKET DALAM KOMUNIKASI

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BE ETHICAL AT WORK. Part 9

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BAB I Tinjauan Umum Etika

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat banyak definisi mengenai pemimpin. Dalam Kamus Besar

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

Tentang KODE ETIK MAHASISWA STIE YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT,

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

ETIK UMB PENGEMBANGAN WAWASAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume, SE. MM. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN

Pengertian etika = moralitas

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

PEDOMAN PERILAKU DAN KODE ETIK

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PEDOMAN ETIKA BISNIS & PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

HUKUM Integritas. Oleh: Agung Budilaksono Widyaiswara Pusdiklat Bea dancukai

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

RUANG LINGKUP ETIKA, DAN ETIKA BISNIS

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.

PENDIDIKAN PANCASILA

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

Standar Penampilan Pribadi.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TAHUN 2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN ETIKA DAN ESTETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM FORUM ILMIAH 2012

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERSIAPAN KKN PPM Materi Pembekalan KKN PPM/Bud/2011

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PANCASILA. Sebagai Sistem Etika. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA No. 152a/H9/DT/2009. Tentang ETIKA AKADEMIK SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

PERATURAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK SENAT MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera

Peraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

wahk.. kok isoo

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

ETIKA PERGAULAN DI MASYARAKAT

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

Etika Usaha dan Etika Kerja 1

KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 711/P/SK/HT/2013 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

ETIKA BERKOMUNIKASI BAGI PENGEMUDI BECAK SEBAGAI PELAKU PARIWISATA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

DIAN NURSEHA SMK N 23 JAKARTA

No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO

PENDIDIKAN PANCASILA

Transkripsi:

ETIKA KEPEMIMPINAN Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilainilai moral, normanorma, dan halhal yang baik. Jadi etika merupakan sebuah standar seseorang untuk berperilaku dalam sebuah lingkungan. Seseorang yang melanggar suatu norma atau nilai moral yang dipercaya bisa dikatakan tidak beretika, dan hal ini tidak baik untuk seorang teladan atau pemimpin. Seorang pemimpin yang baik haruslah pemimpin yang beretika, yang memiliki moral dan mematuhi normanorma yang ada. Seorang pemimpin adalah cerminan dan teladan bagi bawahan maupun karyawan dalam sebuah organisasi. Etika seorang pemimpin akan mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku karyawan dalam sebuah organisasi. Pemimpin dalam sebuah organisasi juga harus memiliki rasa tanggung jawab sosial. Pemimpin yang peduli dengan lingkungannya akan juga diperhatikan oleh lingkungan tersebut. Apabila pemimpin organisasi tidak melaksanakan tanggung jawab sosial, maka akan berdampak buruk pada kinerja dan citra organisasi. Pengertian Etika Kepemimpinan Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilainilai moral, normanorma dan halhal yang baik. Etika Kepemimpinan adalah sejumlah sifat sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku. Sifatsifat utama seorang pemimpin sebagai berikut: Cerdas Inisiatif tinggi Bertanggung jawab Dapat dipercaya Jujur Rela berkorban

Prinsip Etika Pemimpin Prinsip etika pemimpin antara lain adalah : Menjaga perasaan orang lain, Memecahan masalah dengan rendah hati Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain, Mengutamakan proses dialogis (terbuka/komunikatif) dalam memecahkan masalah Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki serta mengedepankan sikap jujur,disiplin, dan dapat dipercaya. Etika kepemimpinan dapat terwujud jika/ Syarat mewujudkan kepemimpinan yang beretika: 1. Pemimpin memiliki sifat jujur kepada pengikutnya. 2. Pemimpin dapat dipercaya oleh para pengikutnya sehingga pengikutnya akan merasa aman didekat si pemimpin. 3. Memiliki hubungan yang positif kepada pengikutnya. 4. Dapat menerima saran dan kritik yang diberikan oleh pengikutnya. 5. Dapat menilai dan memahami kinerja para pengikutnya. 6. Dapat bertanggung jawab terhadap semua tugas yang dibebankan dengan cara menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. 7. Memiliki sifat adil, kritis, rendah hati, dan hormat kepada diri sendiri dan orang lain. Nilainilai Pemimpin yang Bermoral Beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain adalah sebagai berikut : Integritas dan moralitas. Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan

kejujuran. Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti, susila, ajaran tentang baik dan buruk, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket, adat sopan santun. Tanggung jawab. Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpanganpenyimpangan dalam organisasi. Ia harus memiliki keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang telah dilakukan dan mengambil risiko atau pengorbanan untuk kepentingan organisasi dan orangorang yang dipimpinnya. Tanggung jawab dan pengorbanan adalah dua hal yang saling berhubungan erat. Pemimpin harus mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi atau keluarga termasuk pengorbanan waktu. Di sisi lain, pemimpin harus melatih bawahan untuk menerima tanggung jawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya. Kesetiaan Jika seorang pemimpin mengharapkan loyalitas dari orang yg dipimpinnya, Ia pun harus terlebih dahulu memiliki kesabaran dan kesetiaan untuk memimpin, Timbal balik kesetiaan antara pimpinan dan bawahan dapat diukur dari seberapa jauh Mereka saling memberikan dukungan saat keadaan baik ataupun buruk, Dukungan itu dapat berupa moral maupun material. Kebijaksanaan. Kebijaksanaan (wisdom) yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat dihadapkan kepada situasi yang rumit dan sulit untuk mengambil keputusan karena terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok masyarakat dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Seringkali pemimpin seperti menghadapi buah simalakama, sulit untuk menentukan pilihan

karena samasama berisiko. Selain upaya manusia menekuni dan mencari kebijaksanaan, perlu upaya meminta kebiaksanaan kepada Tuhan sebagai sumber untuk memutuskan keputusan yang terbaik dan bijaksana. Keteladanan. Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orangorang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas dan moralitas pemimpin. Keteladanan yang dibuatbuat atau semu dan direkayasa tidak akan langgeng. Pemimpin sejati melakukan halhal baik dengan wajar tanpa pamrih, bukan sekedar untuk mendapat pujian manusia. Sifatsifat baiknya dirasakan orang lain sehingga dapat mempengaruhi lingkungan dan masyarakat luas sebagai suatu teladan yang hidup. Menjaga Kehormatan. Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela karena semua perbuatannya menjadi contoh bagi bawahan dan orangorang yang dipimpinnya. Ia tidak boleh mudah terjebak dalam godaan Tiga Ta yaitu harta (memperoleh materi atau uang secara tidak sah/ melanggar hukum), tahta (mendapatkan kekuasaan dengan menghalalkan sebagal cara) dan wanita ( perselingkuhan, hubungan seks di luar pernikahan) yang sering menjatuhkan kehormatan sebagai pemimpin. Budaya lokal (Jawa) juga mengajarkan pemimpin harus menghindari 5 M (Mo Limo ) yaitu maling (mencuri/ korupsi), madat (narkoba), madon (main perempuan), main (berjudi) dan minum (mabuk alkohol). Setiap daerah atau suku bangsa memiliki ramburambu kehormatan yang tidak boleh dilanggar oleh seorang pemimpin. Mahatma Gandhi mengatakan ada 7 dosa sosial yang mematikan yaitu : kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, ilmu tanpa kemanusiaan, pengetahuan tanpa karakter, politik tanpa prinsip, bisnis tanpa moralitas dan ibadah tanpa pengorbanan. Semua itu merupakan ramburambu peringatan bagi pemimpin untuk menjaga kehormatannya.

Beriman. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Iman dapat menjembatani antara keterbatasan manusia dengan kesempurnaan yang dimiliki Tuhan, agar kekurangan itu dapat diatasi. Iman juga merupakan perisai untuk meredam keinginan dan nafsunafsu duniawi serta godaan untuk melakukan penyimpanganpenyimpangan dalam menjalankan kepemimpinannya. Penting bagi seorang pemimpin untuk selalu menyadari bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui. Implikasi pemahaman seperti itu bagi pemimpin adalah segala sesuatu yang terjadi, termasuk kepemimpinan yang dijalankannya, bukan sekedar kebetulan atau by chance belaka. Pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua perbuatannya diketahui dan diawasi Tuhan yang hadir di manamana sehingga ia takut mengkhianati amanat sebagai pemimpin. Mampu berkomunikasi dengan baik Pemimpin harus mampu membangun komunikasi dengan orangorang yang dipimpinnya sehingga kepemimpinannya dapat efektif dan efisien. Jika berkomunikasi tanpa menggunakan etika, komunikasi dapat menimbulkan keadaan yang kurang harmonis bahkan dapat menjurus kepada situasi konflik yang mengganggu pelaksanaan tugas. Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara Menatap mata lawan bicara dengan lembut Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.

Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, dll Selain nilainilai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, etika yang baik juga harus dimiliki. Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilainilai moral, normanorma, dan halhal yang baikbaik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelakupelaku organisasi menyadari keberadaan pedoman dan penuntun berupa prinsipprinsip etika yang membatasi gerak bersikap dan bertindak. Pengambilan keputusan yang etis Ada beberapa ciriciri dalam pengambilan keputusan yang etis: Pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah. Sering menyangkut pilihan yang sukar. Tidak mungkin dielakkan. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, tabiat dan lingkungan sosial. LANGKAHLANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS 1. Menentukan faktafakta 2. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasisituasi dari sudut pandang mereka 3. Mempertimbangkan alternatifalternatif yang tersedia juga disebut dengan imajinasi moral

4. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi para pemegang kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan alternatifalternatif berdasarkan: Konsekuensikonsekuensi Kewajibankewajiban, hakhak, prinsipprinsip Dampak bagi integritas dan karakter pribadi 5. Membuat sebuah keputusan 6. Memantau hasil Langkah pertama dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab secara etis adalah menentukan faktafakta dalam situasi tersebut, membedakan faktafakta dari opini belaka, adalah hal yang sangat penting. Perbedaan persepsi dalam bagaimana seseorang mengalami dan memahami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis. Sebuah penilaian etis yang dibuat berdasarkan penentuan yang cermat atas faktafakta yang ada merupakan sebuah penilaian etis yang lebih masuk akal daripada penilaian yang dibuat tanpa fakta. Seseorang yang bertindak sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta telah bertindak dalam cara yang lebih bertanggung jawab secara etis daripada orang yang bertindak tanpa pertimbangan yang mendalam. Langkah kedua dalam pengambilan keputusan yang etis yang bertanggung jawab mensyaratkan kemampuan untuk mengenali sebuah keputusan atau permasalahn sebagai sebuah keputusan etis atau permasalahan etis. Langkah ketiga melibatkan satu dari elemen vitalnya. Kita diminta untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua pihak yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan, orangorang ini biasa disebut dengan para pemangku kepentingan (stakeholder).

Langkah selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah membandingkan dan mempertimbangkan alternatifalternatif, membuat suatu spreadsheet mental yang mengevaluasi setiap dampak tiap alternatif yang telah dipikirkan terhadap masingmasing pemegang kepentingan yang telah identifikasi. Salah satu cara yang paling mudah adalah menempatkan diri terhadap posisi orang lain. Sebuah elemen penting dalam evaluasi ini adalah pertimbangan cara untuk mengurangi, meminimalisasi atau mengganti kensekuensi kerugian yang mungkin terjadi atau meningkatkan dan memajukan konsekuensikonsekuensi yang mendatangkan manfaat. Selain itu juga perlu mempertimbangkan kewajiban, hakhak dan prinsipprinsip, serta dampak bagi integritas dan karakter pribadi. Langkah kelima adalah pengambilan keputusan yang diakhiri dengan evaluasi yang merupakan langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan sebagai sarana untuk menilai apakah keputusan kita sudah berdampaka baik atau malah tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. KESIMPULAN Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang beretika baik, bermoral dan mematuhi normanorma yang ada. Pemimpin yang memiliki etika adalah pemimpin yang menekankan pada penghayatan nilainilai moral. Kepemimpinan etis adalah perwujudan nilainilai, kepercayaankepercayaan dan moral oleh pemimpin itu sendiri. Pemimpin yang beretika dapat menuntun, mengarahkan dan mengamalkan nilainilai moral bersama orangorang yang dipimpin. Untuk itu dibutuhkan integritas pribadi yang kokoh dan karakter yang kuat dari seorang pemimpin, agar dapat menjadi teladan, sehingga darinya orang dipengaruhi dan didorong untuk menginternalisasi dan mewujudkan karakter pribadi yang tidak mudah diombangambingkan oleh situasi dan mampu untuk mengambil keputusan sendiri atas hidup yang dijalaninya. Sumber:

http://olafrider.blogspot.com/2014/12/etikadantanggungjawabsosialpemimpin.html https://manesaaryanata.wordpress.com/2014/11/06/pengambilankeputusanetis/ Maxwell, John C. 2008. Etika Yang Harus Diketahui Setiap Pemimpin. Jakarta: BPK Gunung Mulia Kartono, Kartini. 1994. Psikologi Sosial Untuk Manajemen, Perusahaan & Industri. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada