KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT
|
|
- Handoko Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013
2 KATA PENGANTAR Dengan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi karunianya atas diterbitkannya KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU PENGAWAS PERIKANAN DI PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG. Adapun maksud dari Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku ini adalah norma moral yang wajib dipedomani oleh setiap Pengawas Perikanan dalam melaksanakan tugas pengawasan dan penegakan hukum dibidang perikanan di Wilayah Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter pengawas perikanan selain itu sebagai sarana pencegahan timbulnya kesalahan pemahaman dan konflik antar sesama pengawas perikanan dan masyarakat. Sedangkan tujuannya memberi jaminan peningkatan moralitas dan kemandirian pengawas perikanan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat sebagai penegak hukum di bidang perikanan. Sudah saatnya penerapan penegakan hukum di bidang perikanan memerlukan kecermatan serta ketelitian agar terhindar dari semua kekhilafan dan setiap tindakan selalu berazaskan praduga tak bersalah. Harapan kami mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang senantiasa berkenan memberikan kekuatan iman kita semua dalam rangka pengabdian kepada Nusa, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Amin. Bitung, 1 Maret 2013.
3 KEPUTUSAN KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG NOMOR : 06a / Lan.2 / OT.045 / III / 2013 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU PENGAWAS PERIKANAN WILAYAH PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang : a. Bahwa untuk menjaga martabat, kehormatan citra dan kewibawaan dan kredibilitas Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dalam menjalankan tugasnya perlu ditetapkan Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku, b. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tetang Perikanan sebagaimana telah diubah menjadi Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 3. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.24/MEN/2002 Tahun 2002 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan; 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.15/MEN/2010 Tahun 2010 tentang Tata Kerja dan Organisasi Departemen Kelautan dan Perikanan; 5. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.19/DJ-P2SDKP/2008 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Kapal Perikanan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU PENGAWAS PERIKANAN PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG.
4 BAB I PENGERTIAN Pasal 1 1. Kode Etik Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung adalah norma moral yang wajib dipedomani oleh setiap Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dalam melaksanakan tugas pengawasan dan penegakan hukum dibidang perikanan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pedoman Tingkah Laku Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung adalah penjabaran dari Kode Etik Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang menjadi pedoman bagi Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, baik dalam menjalankan tugasnya, maupun dalam pergaulan di masyarakat. 3. Pengawas Perikanan adalah pegawai negeri sipil baik yang berstatus sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil maupun non Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditunjuk oleh Menteri Kelautan dan Perikanan atau pejabat yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan pengawasan perikanan dan bertugas untuk mengawasi tertib pelaksanaan ketentuan perundang-undangan di bidang perikanan. Pasal 2 Maksud dan Tujuan Kode Etik dan Tingkah Laku Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung mempunyai maksud dan tujuan: 1. Sebagai alat : a. Pembinaan dan pembentukan karakter Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung b. Pengawasan tingkah laku Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung 2. Sebagai Sarana : Pencegahan timbulnya kesalahan pemahaman dan konflik antar sesama Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dan masyarakat.
5 3. Memberikan jaminan peningkatan moralitas dan kemandirian Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. 4. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung sebagai pengawas dan penegak hukum dibidang perikanan. BAB II KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG Pasal 3 Setiap Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, senantiasa : 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menunjukan sikap pengabdiannya berperilaku : a. Menjunjung tinggi sumpah sebagai Pegawai Negeri Sipil dari dalam hati nuraninya kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Menjalankan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat murni atas dasar kehendak Yang Maha Kuasa sebagai wujud nyata amal ibadahnya. 2. Berbakti kepada Nusa dan Bangsa sebagai wujud pengabdian tertinggi dengan : a. Mendahulukan kehormatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kehidupannya; b. Menjunjung tinggi lambang-lambang kehormatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Menampilkan jati diri sebagai Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpuji dalam semua keadaan dan seluruh waktu; d. Rela berkorban jiwa dan raga untuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Menggunakan kewenangannya senantiasa berdasarkan pada norma hukum dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan. 4. Memegang teguh rahasia sesuatu, yang menurut sifatnya atau perintah kedinasan perlu dirahasiakan.
6 BAB III PEDOMAN TINGKAH LAKU Bagian Kesatu Sifat-sifat Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung : Pasal 4 1. Berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam pemberantasan Illegal Fishing, pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan. 3. Berbudi luhur dan berkelakuan pantang tercela. 4. Jujur, konsisten serta komitmen terhadap visi dan misi Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Bagian Kedua Pasal 5 Sikap Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung senantiasa mempunyai pegangan tingkah laku yang harus dipedomaninya yaitu : A. Dalam menjalankan tugas bersikap dan bertindak menurut garisgaris yang ditentukan dalam hukum yang berlaku, dengan memperhatikan : 1. Meletakkan kepentingan Negara, Bangsa, Masyarakat dan Kemanusiaan diatas kepentingan pribadi dan atau golongan. 2. Menyatakan dengan benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. 3. Tidak memihak. 4. Tidak menimbulkan masalah akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkara. 5. Siap diminta keterangan kepada pihak terkait tentang penanganan perkara yang ditanganinya, sehingga diperoleh kejelasan tentang penyelesaiannya. 6. Setiap Pengawas Perikanan harus saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain. B. Terhadap Diri Sendiri : 1. Berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan dibawah pengawasan Sang Pencipta. 2. Mengawali setiap tindakan dengan niat ibadah.
7 3. Bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri. 4. Konsisten dalam bersikap dan bertindak. 5. Disiplin dan bertanggung-jawab dalam menjalankan tugas dan amanah. 6. Bekerja sesuai dengan kompetensi. 7. Selalu meningkatkan kemampuan dalam bidang keahliannya masing-masing. 8. Setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dipertanggungjawabkan. 9. Mampu bekerja keras. 10. Apa yang dilakukan harus selalu lebih baik dari yang kemarin. C. Terhadap Sesama Rekan : 1. Memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik antara sesama rekan. 2. Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghormati antara sesama rekan. 3. Menjaga nama baik dan martabat rekan, baik didalam maupun diluar kedinasan. 4. Membantu dan meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas. D. Terhadap Bawahan/Anak Buah : 1. Berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam pengawasan dan penegakan hukum dibidang perikanan. 2. Dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang diharapkan. 3. Membimbing bawahan/anak buah untuk mempertinggi pengetahuan. 4. Harus mempunyai sikap seperti bapak/ibu yang baik. 5. Memelihara sikap kekeluargaan terhadap bawahan/anak buah, dan 6. Memberi contoh kedisiplinan. E. Terhadap Masyarakat : 1. Menghormati dan menghargai orang lain. 2. Rendah hati, tidak sombong dan tidak menang sendiri. 3. Hidup sederhana. 4. Berupaya menjadi contoh teladan dalam kepatuhan hukum dan norma-norma lain. 5. Memberikan pelayanan terbaik dan sama kepada semua orang. 6. Mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit. 7. Bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap congkak/arogan karena kekuasaan. 8. Tidak membeda-bedakan cara pelayanan kepada semua orang. 9. Tidak membebani biaya, kecuali diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan 10. Wajib memberikan pertolongan /bantuan kepada masyarakat.
8 F. Terhadap keluarga / rumah tangga : 1. Menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, menurut norma-norma hukum dan kesusilaan. 2. Menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga. 3. Menyesuaikan hidup rumah tangga dengan keadaan dan pandangan masyarakat. 4. Melarang keluarga untuk menerima imbalan dalam bentuk apapun diluar yang telah diatur dalam ketentuan dan peraturan perundangan. Kewajiban : Pasal 6 Kewajiban dan Larangan a. Sopan dalam bertutur dan bertindak; b. Melakukan tugas dengan arif, cermat dan sabar; c. Memutuskan segala sesuatu berdasarkan atas hukum dan rasa keadilan; d. Menjaga martabat, kedudukan dan kehormatan sebagai Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. e. Senantiasa memegang teguh rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah kedinasan perlu dirahasiakan. f. Menyatakan dengan benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. g. Tidak memihak. h. Tidak melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan perkara. i. Tidak menimbulkan masalah akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkara. j. Menjaga semua benda-benda yang berada dalam penguasaannya karena terkait dengan penyelesaian perkara. k. Dengan sikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan tentang perkembangan penanganan perkara yang ditanganinya kepada semua pihak yang terkait dengan perkara pidana yang dimaksud, sehingga diperoleh kejelasan tentang penyelesaiannya. l. Menjaga kesopanan dalam berbicara dan bertindak antar sesama / kepada orang lain. m. Menjunjung tinggi kehormatan, kewibawaan dan citra korps Pengawas Perikanan dimanapun berada. n. Harus selalu waspada dan siap dalam menjalankan tugas. o. Membuat laporan setiap kejadian atau kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dengan mengedepankan ketentuan hukum yang berlaku.
9 Larangan : a. Menyalahi atau menyimpang dari prosedur tugas. b. Bersikap mencari-cari kesalahan orang lain. c. Mempersulit masyarakat yang membutuhkan bantuan. d. Menyebarkan berita yang dapat meresahkan masyarakat. e. Melakukan perbuatan yang dirasakan merendahkan martabat perempuan. f. Merendahkan harkat dan martabat manusia. g. Menerima sesuatu pemberian atau janji dari pihak-pihak tertentu dalam pelaksanaan tugas. h. Mengeluarkan kata-kata atau melakukan gerakan-gerakan anggota tubuhnya yang mengisyaratkan meminta imbalan atas bantuan yang telah diberikan. i. Melecehkan sesama Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. j. Mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan pribadi ataupun golongan. k. Membebani biaya, kecuali diatur dalam perundang-undangan. BAB IV Sanksi dan pemeriksaan Sanksi : Pasal 7 Sanksi melanggar Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang dilakukan oleh setiap Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung sesuai dengan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Perundangan lainnya. Pasal 8 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan terhadap Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang melanggar Kode Etik. 2. Secara tertutup oleh Tim Kehormatan Kode Etik Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. 3. Pemeriksaan harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang akan diperiksa untuk melakukan pembelaan diri. 4. Pembelaan dapat dilakukan sendiri atau didampingi oleh seorang Pengawas Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung atau lebih yang ditunjuk oleh bersangkutan atau Tim. 5. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh semua Tim Kehormatan Kode Etik Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dan yang diperiksa.
10 BAB V Ketentuan Lain-Lain Pasal 8 Hal-hal yang belum diatur seperti Tim Kehormatan Kode Etik Pengawas Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. BAB VI Penutup Pasal 9 Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kesalahan dalam penetapannya, maka akan dirubah sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Bitung Pada tanggal : 1 Maret 2013 KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KALAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG PUNG NUGROHO SAKSONO, A.Pi, MM
11 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU PENYIDIK PERIKANAN DI PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG. Adapun maksud dari Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku ini sabagai alat pembinaan dan pembentukan karakter Penyidik Perikanan selain itu merupakan sarana pencegahan timbulnya kesalahah-pahaman dan konflik antar sesama penyidik perikanan dan masyarakat. Sedangkan tujuannya memberikan jaminan peningkatan moralitas dan kemandirian penyidik perikanan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat sebagai penegak hukum di bidang perikanan. Selain daripada itu untuk menjaga martabat, kehormatan citra dan kewajiban pengawas perikanan dalam menjalankan tugas penegakan hukum di bidang perikanan memerlukan kecermatan serta ketelitian agar terhindar dari semua kekhilafan baik dalam penyusunan dakwaan, eksepsi, pembuktian unsur-unsur tindak pidana perikanan secara jernih dan hati yang bersih. Harapan kami mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang senantiasa memberikan kekuatan iman kepada kita semua dalam rangka pengabdian kepada Nusa, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Amin. Bitung, 1 Maret 2011.
12 KEPUTUSAN KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG NOMOR : 06b / LAN.2 / OT.045 / III / 2013 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU PENYIDIK PERIKANAN PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang : a. Bahwa untuk menjaga martabat, kehormatan citra dan kewibawaan dan kredibilitas Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dalam menjalankan tugasnya perlu ditetapkan Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku, b. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 3. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.24/MEN/2002 Tahun 2002 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan; 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.15/MEN/2010 Tahun 2010 tentang Tata Kerja dan Organisasi Departemen Kelautan dan Perikanan; 5. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.19/DJ-P2SDKP/2008 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Kapal Perikanan. 6. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU PENYIDIK PERIKANAN PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG.
13 BAB I PENGERTIAN Pasal 1 1. Kode Etik Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung adalah norma moral yang wajib dipedomani oleh setiap Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dalam melaksanakan tugas pengawasan dan penegakan hukum dibidang perikanan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pedoman Tingkah Laku Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung adalah penjabaran dari Kode Etik Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang menjadi pedoman bagi Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, baik dalam menjalankan tugasnya, maupun dalam pergaulan di masyarakat. 3. Penyidik Perikanan adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil baik yang berstatus Pengawas Perikanan maupun non Pengawas Perikanan yang telah mengikuti pendidikan penyidik dan mempunyai sertifikat penyidik dan diangkat oleh Menkundanham atau pejabat yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan peyidikan perikanan. Pasal 2 Maksud dan Tujuan Kode Etik dan Tingkah Laku Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung mempunyai maksud dan tujuan : 1. Sebagai alat : a. Pembinaan dan pembentukan karakter Penyidik Perikanan khususnya di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung b. Pengawasan tingkah laku Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung 2. Sebagai Sarana : Pencegahan timbulnya kesalahan pemahaman dan konflik antar sesama Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dan masyarakat. 3. Memberikan jaminan peningkatan moralitas dan kemandirian Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung.
14 4. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung sebagai penyidik dan penegak hukum dibidang perikanan. BAB II KODE ETIK PENYIDIK PERIKANAN PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG Pasal 3 Setiap Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, senantiasa : 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menunjukan sikap pengabdiannya berperilaku : a. Menjunjung tinggi sumpah sebagai Pegawai Negeri Sipil dari dalam hati nuraninya kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Menjalankan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat murni atas dasar kehendak Yang Maha Kuasa sebagai wujud nyata amal ibadahnya. 2. Berbakti kepada Nusa dan Bangsa sebagai wujud pengabdian tertinggi dengan : a. Mendahulukan kehormatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kehidupannya; b. Menjunjung tinggi lambang-lambang kehormatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Menampilkan jati diri sebagai Bangsa dan Negara Kesatuan republik Indonesia yang terpuji dalam semua keadaan dan seluruh waktu; d. Rela berkorban jiwa dan raga untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Menggunakan kewenangannya senantiasa berdasarkan pada norma hukum dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan. 4. Memegang teguh rahasia sesuatu, yang menurut sifatnya atau perintah kedinasan perlu dirahasiakan. BAB III PEDOMAN TINGKAH LAKU Bagian Kesatu Sifat-sifat Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung.
15 Pasal 4 1. Berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam pemberantasan Illegal Fishing, pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan. 3. Berbudi luhur dan berkelakuan pantang tercela. 4. Jujur, konsisten serta komitmen terhadap visi dan misi Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Bagian Kedua Pasal 5 Sikap Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. senantiasa mempunyai pegangan tingkah laku yang harus dipedomaninya : A. Dalam menjalankan tugas bersikap dan bertindak menurut garisgaris yang ditentukan dalam hukum yang berlaku, dengan memperhatikan : 1. Meletakkan kepentingan Negara, Bangsa, Masyarakat dan kemanusiaan diatas kepentingan pribadi dan atau golongan. 2. Menyatakan dengan benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. 3. Tidak memihak. 4. Tidak menimbulkan masalah akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkara. 5. Siap diminta keterangan kepada pihak terkait tentang penanganan perkara yang ditanganinya, sehingga diperoleh kejelasan tentang penyelesaiannya. 6. Setiap Penyidik harus saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain. B. Terhadap Diri Sendiri : 1. Berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan dibawah pengawasan Sang Pencipta. 2. Mengawali setiap tindakan dengan niat ibadah. 3. Bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri. 4. Konsisten dalam bersikap dan bertindak. 5. Disiplin dan bertanggung-jawab dalam menjalankan tugas dan amanah. 6. Bekerja sesuai dengan kompetensi.
16 7. Selalu meningkatkan kemampuan dalam bidang keahliannya masing-masing. 8. Setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dipertanggungjawabkan. 9. Mampu bekerja keras. 10. Apa yang dilakukan harus selalu lebih baik dari yang kemarin. C. Terhadap Sesama Rekan : 1. Memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik antara sesama rekan. 2. Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghormati antara sesama rekan. 3. Menjaga nama baik dan martabat rekan, baik didalam maupun diluar kedinasan. 4. Membantu dan meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas. D. Terhadap Bawahan/Anak Buah : 1. Berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam Penyidikan dan penegakan hukum dibidang perikanan. 2. Dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang diharapkan. 3. Membimbing bawahan/anak buah untuk mempertinggi pengetahuan. 4. Harus mempunyai sikap seperti bapak/ibu yang baik. 5. Memelihara sikap kekeluargaan terhadap bawahan/anak buah, dan 6. Memberi contoh kedisiplinan. E. Terhadap Masyarakat : 1. Menghormati dan menghargai orang lain. 2. Rendah hati, tidak sombong dan tidak menang sendiri. 3. Hidup sederhana. 4. Berupaya menjadi contoh teladan dalam kepatuhan hukum dan norma-norma lain. 5. Memberikan pelayanan terbaik dan sama kepada semua orang. 6. Mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit. 7. Bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap congkak/arogan karena kekuasaan. 8. Tidak membeda-bedakan cara pelayanan kepada semua orang. 9. Tidak membebani biaya, kecuali diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan 10. Wajib memberikan pertolongan /bantuan kepada masyarakat. F. Terhadap keluarga / rumah tangga : 1. Menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, menurut norma-norma hukum dan kesusilaan.
17 2. Menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga. 3. Menyesuaikan hidup rumah tangga dengan keadaan dan pandangan masyarakat. 4. Melarang keluarga untuk menerima imbalan dalam bentuk apapun diluar yang telah diatur dalam ketentuan dan peraturan perundangan. Kewajiban : Pasal 6 Kewajiban dan Larangan a. Sopan dalam bertutur dan bertindak; b. Melakukan tugas dengan arif, cermat dan sabar; c. Memutuskan segala sesuatu berdasarkan atas hukum dan rasa keadilan; d. Menjaga martabat, kedudukan dan kehormatan sebagai Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. e. Senantiasa memegang teguh rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah kedinasan perlu dirahasiakan. f. Menyatakan dengan benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. g. Tidak memihak. h. Tidak melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan perkara. i. Tidak menimbulkan masalah akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkara. j. Menjaga semua benda-benda yang berada dalam penguasaannya karena terkait dengan penyelesaian perkara. k. Dengan sikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan tentang perkembangan penanganan perkara yang ditanganinya kepada semua pihak yang terkait dengan perkara pidana yang dimaksud, sehingga diperoleh kejelasan tentang penyelesaiannya. l. Menjaga kesopanan dalam berbicara dan bertindak antar sesama / kepada orang lain. m. Menjunjung tinggi kehormatan, kewibawaan dan citra korps Penyidik Perikanan dimanapun berada. n. Harus selalu waspada dan siap dalam menjalankan tugas. o. Membuat laporan setiap kejadian atau kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dengan mengedepankan ketentuan hukum yang berlaku. Larangan : a. Menyalahi atau menyimpang dari prosedur tugas. b. Bersikap mencari-cari kesalahan orang lain. c. Mempersulit masyarakat yang membutuhkan bantuan.
18 d. Menyebarkan berita yang dapat meresahkan masyarakat. e. Melakukan perbuatan yang dirasakan merendahkan martabat perempuan. f. Merendahkan harkat dan martabat manusia. g. Menerima sesuatu pemberian atau janji dari pihak-pihak tertentu dalam pelaksanaan tugas. h. Mengeluarkan kata-kata atau melakukan gerakan-gerakan anggota tubuhnya yang mengisyaratkan meminta imbalan atas bantuan yang telah diberikan. i. Melecehkan sesama Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. j. Mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan pribadi ataupun golongan. k. Membebani biaya, kecuali diatur dalam perundang-undangan. BAB IV Sanksi dan pemeriksaan Pasal 7 Sanksi Sanksi melanggar Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang dilakukan oleh setiap Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung sesuai dengan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Perundangan lainnya. Pasal 8 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan terhadap Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang melanggar Kode Etik. 2. Secara tertutup oleh Tim Kehormatan Kode Etik Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. 3. Pemeriksaan harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang akan diperiksa untuk melakukan pembelaan diri. 4. Pembelaan dapat dilakukan sendiri atau didampingi oleh seorang Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung atau lebih yang ditunjuk oleh bersangkutan atau Tim. 5. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh semua Tim Kehormatan Kode Etik Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dan yang diperiksa.
19 BAB V Ketentuan Lain-Lain Pasal 8 Hal-hal yang belum diatur seperti Tim Kehormatan Kode Etik Penyidik Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. BAB VI Penutup Pasal 9 Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kesalahan dalam penetapannya, maka akan dirubah sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Bitung Pada tanggal : 1 Maret 2013 KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KALAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG PUNG NUGROHO SAKSONO, A.Pi, MM
20 KEPUTUSANKEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG NOMOR : 06c / LAN.2 / OT.045 / III / 2013 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT DI PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang : a. Bahwa untuk menjaga martabat, kehormatan sitra dan kewibawaan dan kredibilitas Awak Kapal Pengawas Perikanan type Speed Buot Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dalam menjalankan tugasnya perlu ditetapkan Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku, b. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 3. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.24/MEN/2002 Tanun 2002 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan; 4. Peraturan Menteri Keluatan dan Perikanan Nomor : PER.15/MEN/2010 Tahun 2010 tentang Tata Kerja dan Organisasi Departemen Kelautan dan Perikanan; 5. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.19/DJ-P2SDKP/2008 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Kapal Perikanan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BUOT DI PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG.
21 BAB I PENGERTIAN Pasal 1 1. Kode Etik Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung adalah norma moral yang wajib dipedomani oleh setiap Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot Perikanan Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dalam melaksanakan tugas pengawasan dan penegakan hukum dibidang perikanan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pedoman Tingkah Laku Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung adalah penjabaran dari Kode Etik Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang menjadi pedoman bagi Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, baik dalam menjalankan tugasnya, maupun dalam pergaulan di masyarakat. 3. Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot adalah orang yang bekerja diatas kapal Negara khususnya Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot yang tugasnya melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum dibidang perikanan diwilayah territorial Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot adalah kapal pemerintah yang diberi tanda tertentu untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan. Pasal 2 Maksud dan Tujuan Kode Etik dan Tingkah Laku Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung mempunyai maksud dan tujuan: 1. Sebagai alat : a. Pembinaan dan pembentukan karakter Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot khususnya di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. b. Pengawasan tingkah laku Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung.
22 2. Sebagai Sarana : Pencegahan timbulnya kesalahan pemahaman dan konflik antar sesama Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dan masyarakat. 3. Memberikan jaminan peningkatan moralitas dan kemandirian Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. 4. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung sebagai penyidik dan penegak hukum dibidang perikanan. BAB II KODE ETIK AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BUOT DI PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG Pasal 3 Setiap Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung, senantiasa : 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menunjukan sikap pengabdiannya berperilaku : a. Menjunjung tinggi sumpah sebagai Pegawai Negeri Sipil dari dalam hati nuraninya kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Menjalankan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat murni atas dasar kehendak Yang Maha Kuasa sebagai wujud nyata amal ibadahnya. 2. Berbakti kepada Nusa dan Bangsa sebagai wujud pengabdian tertinggi dengan : a. Mendahulukan kehormatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kehidupannya; b. Menjunjung tinggi lambang-lambang kehormatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Menampilkan jati diri sebagai Bangsa dan Negara Kesatuan republic Indonesia yang terpuji dalam semua keadaan dan seluruh waktu; d. Rela berkorban jiwa dan raga untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Menggunakan kewenangannya senantiasa berdasarkan pada norma hukum dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan. 4. Memegang teguh rahasia sesuatu, yang menurut sifatnya atau perintah kedinasan perlu dirahasiakan.
23 BAB III PEDOMAN TINGKAH LAKU Bagian Kesatu Sifat-sifat Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung Pasal 4 1. Berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam pemberantasan Illegal Fishing, pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan. 3. Berbudi luhur dan berkelakuan pantang tercela. 4. Jujur, konsisten serta komitmen terhadap visi dan misi Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Bagian Kedua Pasal 5 Sikap Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung mempunyai pegangan tingkah laku yang harus dipedomani : A. Dalam menjalankan tugas bersikap dan bertindak menurut garisgaris yang ditentukan dalam hukum yang berlaku, dengan memperhatikan : 1. Meletakkan kepantingan Negara, Bangsa, Masyarakat dan kemanusiaan diatas kepentingan pribadi dan atau golongan. 2. Menyatakan dengan benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. 3. Tidak memihak. 4. Tidak menimbulkan masalah akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkara. 5. Siap diminta keterangan kepada pihak terkait tentang penangan perkara yang ditanganinya, sehingga diperoleh kejelasan tentang penyelesaiannya. 6. Setiap Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Boat di Pangkalan Wilayah Timur harus saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain. B. Terhadap Diri Sendiri: 1. Berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan dibawah pengawasan Sang Pencipta.
24 2. Mengawali setiap tindakan dengan niat ibadah. 3. Bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri. 4. Konsisten dalam bersikap dan bertindak. 5. Disiplin dan bertanggung-jawab dalam menjalankan tugas dan amanah. 6. Bekerja sesuai dengan kompetensi. 7. Selalu meningkatkan kemampuan dalam bidang keahliannya masing-masing. 8. Setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dipertanggungjawabkan. 9. Mampu bekerja keras. 10. Apa yang dilakukan harus selalu lebih baik dari yang kemarin. C. Terhadap Sesama Rekan : 1. Memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik antara sesama rekan. 2. Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghormati antara sesama rekan. 3. Menjaga nama baik dan martabat rekan, baik didalam maupun diluar kedinasan. 4. Membantu dan meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas. D. Terhadap Bawahan/Anak Buah : 1. Berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan dalam Penyidikan dan penegakan hukum dibidang perikanan. 2. Dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang diharapkan. 3. Membimbing bawahan/anak buah untuk mempertinggi pengetahuan. 4. Harus mempunyai sikap seperti bapak/ibu yang baik. 5. Memelihara sikap kekeluargaan terhadap bawahan/anak buah, dan 6. Memberi contoh kedisiplinan. E. Terhadap Masyarakat : 1. Menghormati dan menghargai orang lain. 2. Rendah hati, tidak sombong dan tidak menang sendiri. 3. Hidup sederhana. 4. Berupaya menjadi contoh teladan dalam kepatuhan hukum dan norma-norma lain. 5. Mmeberikan pelayanan terbaik dan sama kepada semua orang. 6. Mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit. 7. Bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap congkak/arogan karena kekuasaan. 8. Tidak membeda-bedakan cara pelayanan kepada semua orang. 9. Tidak membebani biaya, kecuali diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan
25 10. Wajib memberikan pertolongan /bantuan kepada masyarakat. F. Terhadap keluarga / rumah tangga : 1. Menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, menurut norma-norma hukum dan kesusilaan. 2. Menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga. 3. Menyesuaikan hidup rumah tangga dengan keadaan dan pandangan masyarakat. 4. Melarang keluarga untuk menerima imbalan dalam bentuk apapun diluar yang telah diatur dalam ketentuan dan peraturan perundangan. Kewajiban : Pasal 6 Kewajiban dan Larangan a. Sopan dalam bertutur dan bertindak; b. Melakukan tugas dengan arif, cermat dan sabar; c. Memutuskan segala sesuatu berdasarkan atas hukum dan rasa keadilan; d. Menjaga martabat, kedudukan dan kehormatan sebagai Penyidik Perikanan di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. e. Senantiasa memegang teguh rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah kedinasan perlu dirahasiakan. f. Menyatakan dengan benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. g. Tidak memihak. h. Tidak melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan perkara. i. Tidak menimbulkan masalah akibat penyalahgunaan wewenang dan sengaja menimbulkan rasa kecemasan, kebimbangan dan ketergantungan pada pihak-pihak yang terkait dengan perkara. j. Menjaga semua benda-benda yang berada dalam penguasaannya karena terkait dengan penyelesaian perkara. k. Dengan sikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan tentang perkembangan penanganan perkara yang ditanganinya kepada semua pihak yang terkait dengan perkara pidana yang dimaksud, sehingga diperoleh kejelasan tentang penyelesaiannya. l. Menjaga kesopanan dalam berbicara dan bertindak antar sesama / kepada orang lain. m. Menjunjung tinggi kehormatan, kewibawaan dan citra korps Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot dimanapun berada. n. Harus selalu waspada dan siap dalam menjalankan tugas. o. Membuat laporan setiap kejadian atau kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dengan mengedepankan ketentuan hukum yang berlaku.
26 Larangan : a. Menyalahi atau menyimpang dari prosedur tugas. b. Bersikap mencari-cari kesalahan orang lain. c. Mempersulit masyarakat yang membutuhkan bantuan. d. Menyebarkan berita yang dapat meresahkan masyarakat. e. Melakukan perbuatan yang dirasakan merendahkan martabat perempuan. f. Merendahkan harkat dan martabat manusia. g. Menerima sesuatu pemberian atau janji dari pihak-pihak tertentu dalam pelaksanaan tugas. h. Mengeluarkan kata-kata atau melakukan gerakan-gerakan anggota tubuhnya yang mengisyaratkan meminta imbalan atas bantuan yang telah diberikan. i. Melecehkan sesama Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. j. Mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan pribadi ataupun golongan. k. Membebani biaya, kecuali diatur dalam perundang-undangan. BAB IV Sanksi dan pemeriksaan Pasal 7 Sanksi Sanksi melanggar Kode Etik dan Pedoman Tingkah Laku Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang dilakukan oleh setiap Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung sesuai dengan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Perundangan lainnya. Pasal 8 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan terhadap Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang melanggar Kode Etik dilakukan secara tertutup oleh Tim Kehormatan Kode Etik Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. 2. Pemeriksaan harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung yang akan diperiksa untuk melakukan pembelaan diri. 3. Pembelaan dapat dilakukan sendiri atau didampingi oleh seorang Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung atau labih yang ditunjuk olah bersangkutan atau Tim.
27 4. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh semua Tim Kehormatan Kode Etik Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Boat Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung dan yang diperiksa. 5. BAB V Ketentuan Lain-Lain Pasal 8 Hal-hal yang belum diatur seperti Tim Kehormatan Kode Etik Awak Kapal Pengawas Perikanan Type Speed Buot di Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung akan diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung. BAB VI Penutup Pasal 9 Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat kesalahan dalam penetapannya, maka akan dirubah sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Bitung Pada tanggal : 1 Maret 2013 KEPALA PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KALAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG PUNG NUGROHO SAKSONO, A.Pi, MM
ETIKA PROFESI SATPAM
SECURITY SERVICES ETIKA PROFESI SATPAM ABU SAKKIR NRG. 19 07 003651 PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI Yang disebut kode etik adalah kumpulan dari etika, sedangkan etika adalah pernyataan tentang apa apa yang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Hsl Rpt (12) Tgl 19-05-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKODE ETIK PROFESI HAKIM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Pengertian
KODE ETIK PROFESI HAKIM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian 1. Kode Etik Profesi Hakim ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Hakim Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi scbagai
Lebih terperinciKODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA
KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KETENTUAN UMUM Pengertian PASAL 1 1. Yang dimaksud dengan kode etik Panitera dan jurusita ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Panitera dan jurusita dalam
Lebih terperinci2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara
No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN
Lebih terperinciKODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA
KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KETENTUAN UMUM Pengertian PASAL 1 1. Yang dimaksud dengan kode etik Panitera dan jurusita ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Panitera dan jurusita dalam
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
Lebih terperinci2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG
PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinci2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2017 KEMEN-KP. Kode Etik PPNS Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 11/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 11/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013
KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013 TENTANG KODE ETIK PROFESI DOSEN DI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SEKRETARIS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.143, 2016 KEUANGAN BPK. Kode Etik. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5904) PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
-1- PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TAHUN 2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI
PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TAHUN 2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL
Lebih terperinciMENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
SALINAN PERATURAN NOMOR : PER 04/1VIBU/2012 TENTANG KODE ETIK APARATUR KEMENTERIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan aparatur Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang bersih, berwibawa, dan
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciPERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN
PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TATA NILAI, BUDAYA KERJA,
Lebih terperinci2017, No tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Perencana Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat :
No.255, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Kode Etik. Kode Perilaku. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciK E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG
K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA
Lebih terperinciKode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.
Kode Etik PNS Sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat Pegawai Negeri Sipil memiliki akhlak dan budi pekerti yang tidak tercela, yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung
Lebih terperinciKODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN
KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN Keberhasilan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTUR
Lebih terperinciBUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,
Lebih terperinciKODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA
KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KETENTUAN UMUM Pengertian PASAL 1 1. Yang dimaksud dengan kode etik Panitera dan Jurusita ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Panitera dan Jurusita dalam
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESlA NO. POL : 15 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESlA NO. POL : 15 TAHUN 2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Bahwa Untuk Menjamin Terselenggaranya
Lebih terperinci2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor: 122/KMA/SK/VII/2013 TENT ANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PANITERA DAN JURU SITA KETUA MAHKAMAH AGUNG
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Menimbang Mengingat : a. Bahwa Lembaga
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha
No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa
Lebih terperinciKode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih
1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik
Lebih terperinci2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen
No.932, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIN. Intelijen Negara. Kode Etik. PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK INTELIJEN NEGARA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2011 TENTANG PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN
PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciOleh : Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Komang Sri Marheni, S.Ag.M.Si
Oleh : Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Komang Sri Marheni, S.Ag.M.Si I. Dasar Hukum : Keputusan Menteri Agama RI Nomor 421 Tahun 2001 tentang Kode Etik Pegawai Kementerian Agama. II. TUJUAN:
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinci: PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA هيئة املراقبة لتنظيم احلج اإلندونيسي THE SUPERVISORY COMMISSION FOR THE INDONESIAN PILGRIMAGES KODE ETIK
KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA هيئة املراقبة لتنظيم احلج اإلندونيسي THE SUPERVISORY COMMISSION FOR THE INDONESIAN PILGRIMAGES KODE ETIK KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA TAHUN 2013 KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.220, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK. Kode Etik. Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016
SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciBERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU ANGGOTA KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciIndonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN TENAGA
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot
No.1733, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Kode Etik. Penegakan. PERATURAN BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DAN TATA CARA PENEGAKAN KODE
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kode Etik 1
KATA PENGANTAR Untuk mendukung implementasi kode etik pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Agama, Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Kaltim memandang bahwa penegakan kode etik pegawai merupakan
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT
Menimbang : a. Mengingat : 1. BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN
PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA
PEMERINTAH KOTA SALATIGA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Pemuda Nomor 2 Salatiga Kode Pos 50711 Telp. (0298) 325615 Fax (0298) 325615 Website www.bkd.salatigakota.go.id Email bkd@salatigakota.go.id PERATURAN
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg
No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN
Lebih terperinci2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se
No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPil DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPil DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA IKA STAR BPKP, Menimbang Mengingat : bahwa untuk
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN
PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : PER.068/DJ-P2HP/2011 TENTANG
Lebih terperinciKeputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Sumatera
i KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1180/H5.1.R/SK/SDM/2008 TENTANG KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/200 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN IAIN PURWOKERTO
KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN IAIN PURWOKERTO INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2015 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN IAIN PURWOKERTO TIM PENYUSUN Penanggung Jawab Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag. Ketua
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 421 TAHUN 2001 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DEPARTEMEN AGAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 421 TAHUN 2001 TENTANG MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjabarkan semboyan Jkhlas Beramal serta meningkatkan keimanan,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud
Lebih terperinciBUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciKODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)
KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012) UNIVERSITAS ANDALAS PADANG OKTOBER, 2012 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 24 TAHUN 20I2 TENTANG KODE ETIK
Lebih terperinciPEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN
PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM 2011 i KATA PENGANTAR Sekolah tinggi Teknik Ibnu Sina sebagai
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi
No.1388, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIN. Kode Etik Intelijen. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK INTELIJEN NEGARA DENGAN
Lebih terperinciMUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
MUKADIMAH Universitas Muhammadiyah Surabaya adalah lembaga pendidikan tinggi milik Muhammadiyah yang disebut Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) penyelenggara pendidikan formal yang meliputi program profesi,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Negara Kesatuan
Lebih terperinciUNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA Jl. Adisucipto No. 154, Solo 57144, Indonesia Telpon +62-(0271)-743493, 743494, Fax +62-(0271)-742047 e-mail : mail@usahidsolo.ac.id, website : http://www.usahidsolo.ac.id SURAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciKODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI
KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI MUKADIMAH 1. Bahwa untuk meningkatkan profesionalisme industri perbukuan di Indonesia sesuai Undang-Undang yang berlaku dan peraturanperaturan lainnya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
Pengundangan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG - 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak 78124, Kalimantan Barat Telepon : (0561)736180, Faksimile : (0561) 740143, Kotak Pos 1286
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In
No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem
No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinci4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA NOMOR 391 TAHUN 2O1O TENTANG KODE ETIK PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN
PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Pegawai Universitas Negeri Makassar Dokumen
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 5-1991 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 2004 POLITIK. KEAMANAN. HUKUM. Kekuasaaan Negara. Kejaksaan. Pengadilan. Kepegawaian.
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
,.,. 10 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: 28251.KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE
Lebih terperinci