I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Oleh I Gede Juli Agus Puja Astawa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH

Oleh Wayan Suprapta Institut HinduDharmaNegeri Denpasar

UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)

PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA

UPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

LANDASAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA NI WAYAN RIA LESTARI NIM :

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

PENERAPAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA

KELUARGA HINDU. Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

UPACARA BAYUH OTON UDA YADNYA DI DESA PAKRAMAN SIDAKARYA KECAMATAN DENPASAR SELATAN KOTA DENPASAR

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

CARUT MARUT KURIKULUM DI INDONESIA BERSUMBER DARI DISTORSI LANDASAN PENDIDIKAN. Oleh : I Made Bagus Andi Purnomo NIM :

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Pendidikan Anak Usia Dini (Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan) (Kadek Widiastuti/ )

Oleh Ni Putu Ayu Putri Suryantari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

MUTU PENDIDIKAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA

Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Moralitas

TEORI PERTIMBANGAN SOSIAL Oleh : I Ketut Sudarsana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM TRADISI CARU PALGUNA DI DESA PAKRAMAN KUBU KECAMATAN BANGLI KABUPATEN BANGLI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MELAKSANAKAN TRI SANDYA PADA ANAK DI TK. HINDU CANANG SARI TEGALCANGKRIG KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

PEMENTASAN TARI RATU BAKSAN DI PURATAMPURYANG DESA PAKRAMAN SONGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh Ida Ayu Made PutriArini Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

PERAN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA OLEH: SANG AYU ASRI LAKSMI DEWI BAB I PENDAHULUAN

TINDAKAN KOMUNIKASI VERBAL REMAJA DALAM PELESTARIAN BAHASA BALI DIALEK SONGAN DI DESA SONGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

EKSISTENSI PURA TELEDU NGINYAH PADA ERA POSMODERN DI DESA GUMBRIH KECAMATAN PEKUTATAN KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 68

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

SANKSI PACAMIL DI DESA BLAHBATUH GIANYAR DITINJAU DARI PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh Pande Wayan Setiawati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

PEMENTASAN WAYANG LEMAH PADA UPACARA CARU BALIK SUMPAH DI DESA PAKRAMAN KENGETAN KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

LANDASAN EKONOMI DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN INVESTASI JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya adalah suatu konsep yang secara formal didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,

PENDIDIKAN NILAI PADA TRADISI NYURUD AYU DALAM UPACARA PIODALAN DI DESA BERANGBANG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah

UPACARA NGAJAGA-JAGA DI PURA DALEM DESA ADAT TIYINGAN KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

RITUAL PENGLUKATAN PADA HARI TUMPEK WAYANG DI DESA PAKRAMAN BANJARANGKAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG (Kajian Teologi Hindu)

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE DHARMA WACANA DALAM MENINGKATKAN BUDAYA KERJA PEGAWAI HINDU KEMENTERIAN AGAMA DI KABUPATEN GIANYAR

PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA. Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di India, ini disebabkan oleh

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Tri Sëmaya pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di SMA Negeri 8 Denpasar

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU

UPACARA WAYONAN DALAM NGEBEKIN DI DESA PAKRAMAN BANYUNING KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA HINDU MELALUI EFEKTIVITAS POLA INTERAKSI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

RELIGIUSITAS UMAT ISLAM SETELAH KONVERSI KE AGAMA HINDU DI DESA PAKRAMAN NYITDAH KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN (Kajian Teologi Hindu)

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

TRADISI NYAAGANG DI LEBUH PADA HARI RAYA KUNINGAN DI DESA GUNAKSA KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

Esensi Tradisi Upacara Dalam Konsep Yadnya Ni Putu Sudewi Budhawati 48

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu

BAB I PENDAHULUAN UKDW

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

PENGGUNAAN BALE GADING DALAM UPACARA MAPENDES DI DESA DUDA TIMUR KECAMATAN

RITUAL MEKRAB DALAM PEMUJAAN BARONG LANDUNG DI PURA DESA BANJAR PACUNG KELURAHAN BITERA KECAMATAN GIANYAR

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG

PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. PEMBAHASAN 2 JURNAL PENJAMINAN MUTU

REALISASI TOLERANSI ANTAR UMAT HINDU DAN BUDDHA DI PURA PUSERING JAGAT PANCA TIRTA DESA PAKARAMAN

EKSISTENSI PELINGGIH GAJAH MINA DI PURA DALEM PENATARAN PED DI DUSUN NUSASAKTI DESA NUSASARI KECAMATAN MELAYA JEMBARANA

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India.

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM UPACARA BULU GELES DI PURA PENGATURAN DESA PAKRAMAN BULIAN KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG

MAKNA FILOSOFIS ASESSOR PENILAIAN BEBAN KINERJA AKADEMIK DOSEN PENDIDIKAN AGAMA HINDU PADA PERGURUAN TINGGI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI TRI KAYA PARISUDHA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa melalui perbuatan-perbuatan seperti : (1) Menanamkan nilai-nilai kesopanan (sopan santun), dimana siswa diajarkan untuk selalu bertutur kata yang santun dan selalu berprilaku yang sopan baik itu dirumah maupun di sekolah, baik itu dengan guru, teman, keluarga atau pun masyarakat sekitarnya, (2) Menanamkan kepada siswa untuk mengendalikan diri, agar siswa tidak berkelahi sesama temannya dan juga menanamkan nilai-nilai moral dengan selalu berpikir positif terhadap segala sesuatu yang sedang mereka hadapi. Dan juga mengajarkan untuk tidak merasa iri dan dengki terhadap temannya, (3) Sebagai seorang tenaga pendidik atau guru pengajian perlu memberikan contoh sikap keteladanan bagi siswa untuk menanamkan rasa cinta kasih terhadap sesama teman atau pun makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, (4) Dalam memberikan nasehat-nasehat kepada siswa hendaknya di berikan dengan lemah lembut lebih menunjukkan sikap yang bersimpati kepada siswa agar siswa lebih tersentuh dan nantinya dapat mempengaruhi perasaan dan kepribadiannya, (5) Membiasakan iketutsudarsana@ihdn.ac.id www.iketutsudarsana.com siswa untuk selalu berpikir, berkata dan berbuat yang baik yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama Hindu yang ditunjukkan guru pada saat mengajar di dalam kelas. Penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha terhadap siswa telah dilaksanakan melalui bimbingan serta arahan terhadap siswa untuk nantinya menciptakan suasana yang harmonis dan seimbang. 1. Tattwa (Filsafat) Dalam ajaran agama Hindu tattwa/filsafat pada dasarnya membicarakan masalah keyakinan atau kepercayaan dasar dari agama Hindu itu sendiri. Agama Hindu menjelaskan ada lima kepercayaan/keyakinan yang menjadi dasar agama Hindu yang disebut dengan Panca Sradha. Yang mana penjabaran dari kelima kepercayaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a. Percaya dengan adanya Ida Sang Hyang Widhi Percaya dengan adanya Tuhan memiliki pengertian bahwa kita yakin dan iman terhadap keberadaan Tuhan. Tuhan yang disebut juga Brahman, beliau berkuasa atas segala yang ada di dunia ini. Tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak luput dari kuasa-nya. Beliau sebagai pencipta, pemelihara sekaligus sebagai pelebur semua alam semesta beserta isinya. Hal ini dapat dilihat dalam pustaka suci Bhagawad Gita adhyaya VII sloka 6 :

Ettadyonini bhutani Sarvanity upadharaya Page 2 Aham krtsnasya jagatah Prabavah pralayas tatha Ketahuilah bahwa semua insan mempunyai sumber-sumber kelahiran disini, Aku adalah asal mula alam semesta ini demikian pula kiamat kelaknya mati (Maswinara, 1977 : 266). Berdasarkan sloka tersebut, maka sebagai umat Hindu percaya bahwa Tuhan itu yang menciptakan, memelihara dan melebur seluruh alam semesta beserta isinya. b. Percaya dengan adanya Atman Atman merupakan percikan kecil dari Paramatman (Hyang Widhi). Dalam diri tiap manusia terdapat atman yang berfungsi untuk memberikan kehidupan pada diri manusia, Atma juga sering disebut dengan Jiwatman. Jiwatman yang terdapat pada masing-masing diri manusia tersebut dipengaruhi oleh karma dari perbuatan manusia itu sendiri. Dalam ajaran agama Hindu Atman memilki sifat seperti Paramatman yaitu sempurna atau kekal abadi, tidak mengalami kelahiran berulang/reinkarnasi. c. Percaya dengan adanya Hukum Karma Phala Hukum Karma sering juga disebut hukum sebab akibat, yaitu apabila suatu sebab dari suatu perbuatan itu akan menimbulkan suatu hasil. Hukum karma tersebut berpengaruh terhadap baik buruknya perbuatan yang dilakukan manusia itu sendiri dan terjadi pada siapapun tanpa memandang status dan kedudukan manusia tersebut. Hukum Karma itulah yang nantinya akan menentukan sesorang itu akan hidup bahagia atau menderita. Hasil dari perbuatan tersebut (Hukum Karma Phala) dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu : (1) Sancita Karmaphala, yaitu hasil perbuatan manusia dalam kehidupan terdahulu kita terima hasilnya pada kehidupan sekarang, (2) Prarabda Karmaphala, yaitu hasil perbuatan manusia pada kehidupan sekarang kita terima hasilnya pada kehidupan sekarang juga, (3) Kriyamana Karmaphala, yaitu hasil perbuatan manusia pada kehidupan sekarang kita terima hasilnya pada kehidupan yang akan datang. Oleh karena itu hendaknya sebagai manusia sedapat mungkin harus berbuat baik, karena apabila yakin dengan perbuatan baik kita maka nantinya hasil yang kita terima pun akan baik. d. Percaya dengan adanya Reinkarnasi/Punarbhawa Punarbhawa atau kelahiran yang berulang-ulang terjadi karena jiwatman kita masih dipengaruhi oleh kenikmatan keduniawian. Oleh karena itu punarbhawa atau reinkarnasi tersebut dapat disimpulkan dari semua karma yang terwujud dalam penjelmaan dan kelahiran yang terjadi tersebut diikuti oleh karma

wasananya. Dalam ajaran agama Hindu tujuan dari suatu kelahiran/reinkarnasi tersebut adalah untuk merubah dan memperbaiki kualitas hidup sehingga nantinya manusia tersebut terbebas dari punarbhawa dan nantinya dapat bersatu dengan Tuhan. e. Percaya dengan adanya Moksa Tujuan dari ajaran Agama Hindu adalah terlepas dari ikatan-ikatan keduniawian untuk mencapai moksa yaitu bersatunya Atman dengan Paramatman untuk mencapai kebenaran yang tertinggi. Dan moksa itu tidak akan lahir di dunia ini karena telah terlepas dari ikatan keduniawian. Jadi Panca Sradha merupakan pegangan iman umat Hindu karena keimanan kepada Tuhan ini merupakan dasar kepercayaan agama Hindu. 2. Etika (Tata Susila) Page 3 Etika atau susila dalam ajaran agama Hindu bersumber pada ajaran Tri Kaya Parisudha, dimana Tri Kaya Parisudha memiliki pengertian tiga dasar prilaku yang harus disucikan, yaitu manacika (berpikir yang baik), wacika (berkata yang baik), dan kayika (berbuat yang baik) (Parisada Dharma, 1978 : 58). Ketiga hal tersebut merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam etika/tata susila agama Hindu. Sebab dengan adanya pikiran yang baik maka akan timbul perkataan yang baik sehingga dapat mewujudkan perbuatan yang baik. Dalam hal ini upaya untuk meningkatkan perubahan mental pada siswa yaitu dengan memberikan nasehat-nasehat melalui cerita-cerita yang berhubungan dengan ajaran kesusilaan, dan cerita-cerita mitos yang sampai saat ini masih digunakan sebagai pedoman hidup di jaman globalisasi seperti sekarang ini. Dalam hal ini seorang guru agama Hindu menggunakan cerita-cerita Ramayana dan Mahabrata. Dalam hal ini ajaran etika dan susila dalam ajaran Agama Hindu adalah ajaran yang pada dasarnya mengajarkan tentang pengendalian diri. Sehingga dalam hal ini etika dan susila ini perlu menjadi dasar dari pembelajaran agama Hindu. Jadi disini pembinaan etika dan susila sangat bermanfaat di dalam perubahan mental siswa. Dengan adanya etika maka nantinya dapat diketahui tentang perbuatan yang baik yang harus dilaksanakan dan perbuatan buruk yang harus dihindari. Oleh karena itu sebagai seorang guru Agama Hindu hendaknya selalu memberikan contoh-contoh yang baik dan membiasakan diri untuk bersifat positif agar nantinya tidak akan dengan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

3. Upacara (Ritual) Dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama Hindu tidaklah pernah lepas dari suatu Ritual/Upacara. Upacara dalam agama Hindu bersumber pada Yadnya, yaitu korban cuci yang dilakukan dengan tulus ikhlas, dengan tidak mengikatkan diri pada hasilnya (Putra, 1982 : 1). Dalam ajaran agama Hindu kita mengenal ada lima macam Yadnya yang di sebut dengan Panca Yandya. Adapun pembagian dari Panca Yadnya yaitu sebagai berikut : (1) Dewa Yadnya, yaitu korban suci yang tulus ikhlas yang ditujukan kepada para dewa, misalnya persembahyangan purnama dan tilem, (2) Bhuta Yadnya, yaitu korban suci yang dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas yang ditujukan kehadapan para bhuta atau makhluk-makhluk yang lebih rendah derajatnya, misalnya mecaru, tawur agung, (3) Pitra Yadnya, yaitu korban suci yang dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas yang ditujukan kehadapan para leluhur, misalnya upacara ngaben, (4) Manusa Yadnya, yaitu korban suci yang tulus ikhlas yang dilakukan untuk keselamatan umat manusia, misalnya ngotonin, potong gigi, (5) Rsi Yadnya, yaitu korban suci yang dilakukan berdasarkan hati yang tulus yang ditujukan kehadapan para rsi atau pinandita. Demikianlah uraian mengenai dasar-dasar agama Hindu secara umum, dalam perubahan mental siswa haruslah mengarah pada pengembangan sebagai insan yang berketuhanan Yang Maha Esa, bertakwa dan beriman serta mengamalkan ajaran-ajaran agama. Jadi peningkatan pembelajaran Agama Hindu terhadap perubahan mental siswa, dengan pandangan yaitu agama memberikan pengetahuan tentang tujuan dari kita hidup dan bagaimana kita harus hidup. Sehingga nantinya dapat memberikan ketentraman hati dan tabah dalam menghadapi segala macam rintangan dalam kehidupan ini. Daftar Bacaan Sudarsana, I. K. (2017). Interpretation Meaning of Ngaben for Krama Dadia Arya Page 4 Kubontubuh Tirtha Sari Ulakan Village Karangasem District (Hindu Religious Education Perspective). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(1), 1-13. Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar.

Sudarsana, I. K. PERAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK USIA DINI. STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI BERKUALITAS. Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53. Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14. Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230. Sudarsana, I. K. (2017). Interpretation Meaning of Ngaben for Krama Dadia Arya Kubontubuh Tirtha Sari Ulakan Village Karangasem District (Hindu Religious Education Perspective). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 1(1), 1-13. Sudarsana, I. K. (2016, October). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Hindu Melalui Efektivitas Pola Interaksi Dalam Pembelajaran Di Sekolah. In SEMINAR NASIONAL AGAMA DAN BUDAYA (SEMAYA II) (No. ISBN : 978-602- 71567-6-0, pp. 132-140). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar bekerjasama dengan Jayapangus Press. Sudarsana, I. K. (2016, October). The Importance Of Morals Teaching In Shaping The Students Characters In School. In Dharma Acarya Faculty International Seminar (DAFIS) (No. ISBN : 978-602-71567-5-3, pp. 367-376). Dharma Acarya Faculty Hindu Dharma State Institute (IHDN) Denpasar in Association with Jayapangus Press. Sudarsana, I. K. (2016, June). Praksis Teori Sosial Kognitif dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Agama. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-74659-3-0, pp. 82-87). Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Sudarsana, I. K. (2016, May). Membentuk Karakter Siswa Sekolah Dasar melalui Pendidikan Alam Terbuka. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-6-2, pp. 214-221). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Hindu Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Page 5

Sudarsana, I. K. (2016, April). Meningkatkan Perilaku Kewirausahaan Wanita Hindu melalui Pemberian Pelatihan Upakara. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-5-5, pp. 79-85). Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, September). Inovasi Pembelajaran Agama Hindu di Sekolah Berbasis Multikulturalisme. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-3-9, pp. 94-101). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, June). Pentingnya Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter bagi Remaja Putus Sekolah. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-1-5, pp. 343-349). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015, May). Peran Pendidikan Non Formal dalam Pemberdayaan Perempuan. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-72630-0-0, pp. 135-139). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2014, October). Kebertahanan Tradisi Magibung Sebagai Kearifan Lokal dalam Menjaga Persaudaraan Masyarakat Hindu. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71598-0-8, pp. 137-143). Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2014, October). Peningkatan Peran Pendidikan Agama Hindu dalam Membangun Remaja Humanis dan Pluralis. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71567-0-8, pp. 26-32). Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2014, September). Membangun Budaya Sekolah Berbasis Nilai Pendidikan Agama Hindu untuk Membentuk Karakter Warga Sekolah. In Seminar Nasional (No. ISBN : 978-602-71464-0-2, pp. 69-75). Pascasarjana IHDN Denpasar. Sudarsana, I. K. (2013, September). Pentingnya Organisasi Profesi, Sertifikasi dan Akreditasi sebagai Penguatan Eksistensi Pendidikan Nonformal. In International Seminar (No. ISBN : 978-602-17016-2-1, pp. 176-187). Department Of Nonformal Faculty Of Education UPI. Sudarsana, I. K. (2016). MODEL PEMBELAJARAN PASRAMAN KILAT: Meningkatkan Nilai-Nilai Spiritual Remaja Hindu. Page 6