POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

STUDI KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RSUD A.W SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2014

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia merupakan salah satu infeksi berat penyebab 2 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : K SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

ABSTRAK. Olivia, 2012; Pembimbing I : drg. Donny Pangemanan, SKM. Pembimbing II : dr. Laella K. Liana, Sp.PA., M.Kes.

PENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2010-DESEMBER 2012

Study of Antibiotic Use on Pneumonia Patient in Surakarta Referral Hospital

POLA REGIMENTASI OBAT PADA PASIEN PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

ABSTRAK POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA UNTUK PASIEN COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BULELENG TAHUN 2013

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Kajian Deskriptif Retrospektif Regimen Dosis Antibiotik Pasien Pneumonia Anak di RSUP. Dr. M. Djamil Padang

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM KLATEN TAHUN 2015 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU X TAHUN 2011

RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.

POLA REGIMENTASI OBAT PNEUMONIA PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org

ABSTRACT. Keywords : Rational, antibiotic, acute exacerbation of chronic bronchitis, elderly ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

I. PENDAHULUAN. atas yang terjadi pada populasi, dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI EXTENDED SPECTRUM BETA LAKTAMASES-PRODUCING ESCHERICHIA COLI

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN IBU HAMIL INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD DR.MOEWARDI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

Transkripsi:

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE Fitri Ayu Wahyuni, Victoria Yulita Fitriani, Muhammad Amir Masruhim Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur email : wahyunifitriayu@yahoo.co.id ABSTRAK Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat. Penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa dan pada orang usia lanjut. Pneumonia paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri, virus atau mikoplasma. Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan. Selain itu tidak tertutup kemungkinan penggunaan antibiotik yang lain dapat meningkatkan peluang terjadinya Drug Related Problems (DRP). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik penyakit pneumonia pasien anak di instalasi rawat inap Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda. Penelitian bersifat deskriptif, pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada pasien pneumonia yang memenuhi kriteria inklusi. Data diambil pada periode bulan Januari-Desember 2014 melalui rekam medik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien pneumonia paling banyak diderita oleh laki-laki sebanyak 52 kasus (63,42%) dan perempuan sebanyak 30 kasus (36,58%), berdasarkan umur yang paling banyak berusia 1 12 bulan sebanyak 49 pasien (59,76%). Penggunaan antibiotik berdasarkan pemilihan golongan yang paling banyak digunakan adalah golongan sefalosporin generasi III sebanyak 41 pasien (39,42%). Golongan penisilin sebanyak 22 pasien (21,15%). Kombinasi antibiotik aminoglikosida dengan sefalosporin generasi III sebanyak sebanyak 11 pasien (13,41%) dan kombinasi antibiotik penisilin dengan aminoglikosida sebanyak 11 pasien (13,41%). Penggunaan antibiotik berdasarkan jenis obat yang paling banyak digunakan adalah sefotaksim sebanyak 31 pasien (41,9%) dan ampisilin sebanyak 14 pasien (18,92%). Sefiksim sebanyak 10 pasien (13,51%) dan gentamisin sebanyak 10 pasien (13,51%). Kombinasi antibiotik sefotaksim dengan gentamisin sebanyak 11 pasien (13,41%) dan kombinasi antibiotik ampisilin dengan gentamisin sebanyak 11 pasien (13,41%). Kata Kunci : Pneumonia, antibiotik, anak, pola penggunaan ABSTRACT Pneumonia is a disease cough, runny nose accompanied by shortness of breath or rapid breathing. This disease often affects children under five, but can also be found in adults and in the elderly. Pneumonia is most often caused by bacterial infections, viral or mycoplasma. Selection and use of appropriate antibiotic therapy and rational will determine the success of treatment. In addition it is also possible that another antibiotic use may increase the chances of Drug Related Problems (DRP). The purpose of this study was to determine the pattern of antibiotic use for pediatric patients pneumonia inpatient hospital Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. The research is descriptive, retrospective data collection performed in pneumonia patients who met the inclusion criteria. Data taken 95

during the period from January to December 2014 through medical records. Results showed that patients with pneumonia most suffered by men as many as 52 cases (63.42%) and women were 30 cases (36.58%), based on the age of most aged 1-12 months in 49 patients (59, 76%). The use of antibiotics based on the selection of the most widely used class is the third generation cephalosporins were 41 patients (39.42%). Penicillin group were 22 patients (21.15%). Aminoglycoside antibiotic combination with the third generation cephalosporin as many as 11 patients (13.41%) and combination with aminoglycoside antibiotics penicillin as many as 11 patients (13.41%). The use of antibiotics based on the types of drugs most widely used is cefotaxime as many as 31 patients (41.9%) and ampicillin total of 14 patients (18.92%). Cefiksim as many as 10 patients (13.51%) and gentamicin as many as 10 patients (13.51%). Combination antibiotic cefotaxime with gentamicin as many as 11 patients (13.41%) and the antibiotic combination of ampicillin with gentamicin as many as 11 patients (13,41%). Keywords: Pneumonia, antibiotics, children, usage patterns PENDAHULUAN Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Aru dkk, 2009). Berdasarkan data WHO memperkirakan kejadian pneumonia di negara dengan angka kematian bayi di atas 40 per 1.000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% pertahun pada golongan usia balita. Kejadian pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10% sampai dengan 20% pertahun (Sugihartono, 2012). Riset kesehatan dasar Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2007 prevalensi pneumonia di seluruh Kalimantan Timur adalah 1,42%. Riset kesehatan dasar Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 prevalensi pneumonia di seluruh Kalimantan Timur adalah 25 % (DEPKES RI, 2013). Berdasarkan prevalensi pneumonia yang semakin meningkat maka pemberian antibiotika juga semakin tinggi, salah satu indikator penggunaan obat yang tidak rasional di suatu sarana pelayanan kesehatan ialah angka penggunaan antibiotik (Pingkan,2013). Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan. Beberapa dampak negatif penggunaan antibiotik meliputi pertumbuhan kuman yang resisten. Ketidaktepatan diagnosis, pemilihan obat, indikasi, dosis, cara pemberian dan frekuensi sering menjadi penyebab tidak akuratnya pengobatan. Sehubungan dengan beberapa uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pola penggunaan antibiotik penyakit pneumonia di RSUD Abdul Wahab Sjahranie kota Samarinda. METODE PENELITIAN Bahan Berkas rekam medik pasien pnumonia yang memenuhi kriteria inklusi, yang diperoleh dari 120 pasien pada Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, Kalimantan Timur. Prosedur Penelitian diawali dengan observasi pasien pneumonia. Sampel ditentukan dari populasi pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi sampel yaitu : a. Pasien pneumonia rawat inap dengan diagnosa akhir pneumonia yang rekam mediknya lengkap dalam hal data penderita, data klinik dengan atau tanpa data laboratorium 96

pendukung, dengan atau tanpa data laboratorium mikrobiologi, terapi obat meliputi jenis obat, dosis, rute pemberian aturan pakai dan lama pemakaian. b. Pasien yang berumur 0-5 Tahun. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat beberapa parameter meliputi nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosa, keluhan, riwayat penyakit dan penyakit penyerta. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan dihitung dengan perhitungan: % Karateristik = F/T x 100% Keterangan : F = Frekuensi kejadian T = Total populasi sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di rumah sakit A. W. Sjahranie. Populasi penelitian diperoleh 120 pasien, terdiri dari pria dan wanita yang dirawat di instalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Sampel pada penelitian ini sebanyak 82 rekam medik penderita pneumonia yang masuk dalam kriteria inklusi. Laki-laki Perempuan Perempuan 36,58% Laki-laki 63,42% Gambar 1. Diagram Distribusi pasien anak dengan diagnosa pneumonia berdasarkan jenis kelamin Gambar 1, menunjukkan diagram persentase kasus pneumonia secara keseluruhan pada anak berdasarkan jenis kelamin selama periode Januari-Desember 2014. Dari 82 kasus yang harus dirawat inap di RSUD Abdul Wahab Sjahranie sebanyak 63,42 % atau 52 kasus dialami oleh penderita anak laki-laki dan 36,58 % atau 30 kasus dialami oleh penderita anak perempuan. Menurut beberapa penelitian sebelumnya diantaranya yang dilakukan oleh pingkan dkk di RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO melaporkan bahwa karakteristik penderita pneumonia berdasarkan jenis kelamin lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan (Pingkan,2013). Hasil penelitian ini diperkuat dengan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa penderita pneumonia sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (DEPKES RI, 2013). Pneumonia lebih sering terjadi pada anak laki-laki berusia kurang dari 6 tahun. Hal ini mungkin berkaitan dengan dengan respon pada anak, karena secara biologis sistem pertahanan tubuh laki-laki dan perempuan berbeda. Organ paru pada perempuan memiliki daya hambat aliran udara yang lebih rendah dan daya hantar aliran udara yang lebih tinggi sehingga sirkulasi udara dalam rongga pernafasan lebih lancar dan paru terlindung dari infeksi patogen ( Uekert dkk,2006 ). 97

0-1 Bulan 1-12 Bulan 1-3 Tahun 3-5 Tahun 28% 7% 5% 60% Gambar 2 Diagram Distribusi pasien anak pneumonia berdasarkan usia Gambar 2, menunjukkan diagram persentase penderita berdasarkan umur diketahui jumlah penderita yang berumur 1-12 bulan menunjukkan presentase terbesar yaitu 59,76 % ( 49 penderita ), umur 1-3 tahun 28,05 % ( 23 penderita ), 3-5 tahun 7,31 % ( 6 penderita ) dan 0-1 bulan 5 % ( 4 penderita ). Anak dengan kelompok usia kurang dari lima tahun rentan mengalami pneumonia berat dengan gejala batuk dan sukar bernafas. Sisterm kekebalan tubuh anak pada usia tersebut juga sangat rentan sehingga mudah terinfeksi oleh penyakit yang ditularkan melalui udara ( Misnadiarly, 2008). Penggunaan Antibiotik Pada Pneumonia Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi. Penyakit pneumonia merupakan penyakit gangguan pada saluran pernafasan. Terapi antibiotik diperlukan dalam mengobati infeksi bakteri yang terjadi pada saluran pernafasan. Jenis dan golongan antibiotik yang Digunakan Tabel 1. Golongan antibiotik yang digunakan pada pasien anak penderita Pneumonia di instalasi Rawat Jalan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Komposisi Golongan Antibiotika Frekuensi Persentase (%) Tunggal Sefalosporin Generasi III 41 39,42 Penisilin 22 21,15 Aminoglikosida 7 6,73 Makrolida 4 3,84 Kombinasi Penisilin +Sefalosporin Generasi III 2 1,92 Dua aminaglikosida +Sefalosporin Generasi 11 10,57 Antibiotika III Penisilin +Aminoglikosida 11 10,57 Sefalosporin Generasi III +Makrolida 3 2,88 Aminoglikosida + Makrolida 1 0,96 Penisilin +Makrolida 1 0,96 Penisilin +Sefalosporin Generasi III 1 0,96 Total 104 100 Pada tabel 1, menunjukkan Persentase antibiotik tunggal, kombinasi dua antibiotik dan kombinasi tiga antibiotik pasien anak pneumonia yang dirawat di instalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Antibiotik tunggal yang paling banyak digunakan adalah 98

golongan antibiotik sefalosporin generasi III sebanyak 41 pasien (39,42 %) dan golongan antibiotik penisilin sebanyak 22 pasien (21,15 %). Kombinasi dua antibiotik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi antibiotik golongan aminoglikosida dengan sefalosporin generasi III sebanyak 11 pasien (13,41 %) dan golongan antibiotik penisilin dengan aminoglikosida sebanyak 11 pasien (13,41 %). Dari 82 total pasien anak penderita pneumonia terdapat 74 pasien anak yang menerima antibiotik tunggal diantaranya terdapat 10 pasien anak yang menerima 3 jenis antibiotik. Tujuan pemberian antibiotik lebih dari satu jenis yaitu untuk mengatasi infeksi campuran yang tidak dapat ditanggulangi oleh satu jenis antibiotik saja dan juga untuk meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik. Tabel 2. Jenis antibiotik tunggal yang digunakan pada pasien anak penderita Pneumonia di instalasi Rawat Jalan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Komposisi Jenis Antibiotika Frekuensi Persentase (%) Tunggal Ampisilin 14 18,92 Amoksisilin 5 6,76 Sefiksim 10 13,51 Sefotaksim 31 41,90 Gentamisin 10 13,51 Eritromisin 4 5,40 Total 74 100 Tabel 2. Menunjukkan persentase jenis antibiotik tunggal yang digunakan pasien anak pneumonia yang di rawat diinstalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie yang paling banyak digunakan adalah antibiotik golongan sefalosporin generasi III jenis cefotaksim sebanyak 31 pasien (41,90 %). Pengggunaan ampisilin sebanyak 14 pasien (18,92 %), penggunaan sefiksim sebanyak 10 pasien (13,51 %), gentamisin sebanyak 10 pasien (13,51 %), eritromisin sebanyak 4 pasien (5,40%) dan amoksisilin sebanyak 5 pasien (6,76 %). Tabel 3. Kombinasi dua antibiotik yang digunakan pada pasien anak penderita Pneumonia di instalasi Rawat Jalan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Komposisi Jenis Antibiotika Frekuensi Persentase (%) Kombinasi Antibiotika Dua Ampisilin + Sefotaksim 2 6,8 Sefotaksim + Gentamisin 11 36,7 Ampisilin + Gentamisin 11 36,7 Gentamisin + Sefiksim 1 3,3 Sefriaxone + Gentamisin 1 3,3 Gentamisin+ Eritromisin 1 3,3 Sefotaksim + Eritromisin 1 3,3 Sefiksim + Eritromisin 1` 3,3 Ampisilin + Eritromisin 1 3,3 Total 30 100 Pada tabel 3. Kombinasi dua antibiotika yang paling banyak digunakan adalah kombinasi cefotaksim dengan gentamisin sebanyak 11 pasien (36,7 %) dan juga kombinasi 99

antibiotik ampisilin dengan gentamisin juga sebamyak 11 pasien (36,7%). Pemberian kombinasi dua antibiotik tujuannya untuk memperluas spektrum aktifitas. Kombinasi ampisilin dengan gentamisin diberikan bila pasien dalam keadaan klinis berat seperti tidak dapat menyusui, makan dan minum, muntah, kejang dan tidak sadarkan diri sebagai alternatif bisa diberikan sefotaksim ( WHO, 2009). Cara pemberian antibiotika pada penderita pneumonia anak yang dirawat inap di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dilakukan melalui pemberian peroral maupun intravena. Antibiotik diberikan secara intravena pada pengobatan pneumonia karena pada kondisi berat, dimana penderita tidak dapat makan atau minum atau bahkan muntah sehingga pemberian antibiotika secara peroral tidaklah memungkinkan. Pemberian antibiotika secara intravena direkomendasikan pada ank-anak dengan pneumonia berat atau anak yang tidak bisa menerima antibiotika oral (Pingkan dkk, 2013). Penggantian pemberian antibiotika secara intravena ke antibiotika peroral dilakukan untuk pengobatan lanjutan pneumonia. Penggantian antibiotika intravena ke antibiotika oral dilakukan pada penderita dengan kondisi yang cukup stabil, dapat makan atau minum dan tidak muntah. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pasien pneumonia berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak yaitu laki-laki sebanyak 52 kasus (63,42%), perempuan 30 kasus (36,58 %), berdasarkan umur yang paling banyak berusia 1 12 bulan sebanyak 49 kasus (59,76%). golongan dan jenis obat yang paling banyak digunakan adalah golongan sefalosporin generasi III sebanyak 41 pasien (39,42%). Golongan penisilin sebanyak 22 pasien (21,15%). Kombinasi antibiotik aminoglikosida dengan sefalosporin generasi III sebanyak sebanyak 11 pasien (13,41%) dan kombinasi antibiotik penisilin dengan aminoglikosida sebanyak 11 pasien (13,41%). DAFTAR PUSTAKA 1. DEPKES RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA 2013): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013: Jakarta. 2. Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia atipik & Pneumonia Atypik Mycobacterium Edisi 1. Pustaka Obor Populer. Jakarta 3. Pingkan C, Heedy Tjirosantoso, Paulina V.Y. Yamlean. 2014. Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Pada Pengobatan Pneumonia Anak Di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari- Desember 2013. PHARMACON Vol. 3 No 3. 4. Sudoyono A, Setiyohayadi, Alwi, Simadibrata K, Setiati. 2009. Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V. Interna Publishing. Jakarta. 5. Sugihartono.2012. Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam.Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 1. 6. Uekert, S.J. G. Akan. M. Evans. Z.Li. K. Roberg, C. Tisler, D. Dasilva, E. Anderson, R. Gangnon, D. B. Allen. 2006. Sex-Related Differences in Immune Development The Expression of Atopy in Early Chilhood. J Allergy Clin Immunol 118: 6: 1375-1381. 7. WHO. 2009. Pedoman Pelayanan Kesehatan anak Di Rumah Sakit. WHO press. Jakarta. 100