BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, yang menimbulkan konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, jamur maupun penyebab lainnya (Dahlan, 2013). Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian balita di dunia (Anwar dan Dharmayanti, 2014). Tercatat sekitar anak dibawah 5 tahun di dunia meninggal setiap hari atau sekitar 15% dari seluruh kematian pada anak dibawah 5 tahun adalah disebabkan oleh pneumonia. Pada tahun 2013, dilaporkan anak meninggal karena pneumonia dan sebagian besar adalah penderita pneumonia dibawah usia 2 tahun (UNICEF, 2014). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, jumlah pasien pneumonia pada anak di Indonesia tahun 2013 diperkirakan sebesar 18,5 per mil tetapi yang berobat hanya 1,6 per mil. Berdasarkan kelompok umur, insidensi tertinggi pneumonia pada anak terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Angka cakupan penemuan pneumonia balita sampai dengan tahun 2013 tidak mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara 23%-27%. Selama beberapa tahun terakhir cakupan penemuan pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target tahun 2013 yang sebesar 80%. Angka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar 1

2 1,19%. Pada kelompok bayi angka kematian lebih tinggi yaitu sebesar 2,89% dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun yang sebesar 0,20% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Tegal 2012, tercatat angka kematian bayi dan balita di kota Tegal sebanyak masing-masing 15,89 dan 15,80 per 1000 kelahiran hidup dimana terdapat kasus pneumonia ditemukan dan berkontribusi terhadap tingginya angka kematian bayi dan balita di kota Tegal (Dinas Kesehatan Kota Tegal, 2012). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah kota Tegal merupakan salah satu rumah sakit rujukan di daerah. Mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 92/MENKES/SK/1995, RSUD Kardinah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan. Lulus Akreditasi dengan Sertifikasi Akreditasi Rumah Sakit 5 (lima) pelayanan dasar pada tahun 1998, dan pada tahun 2005 lulus Akreditasi dengan 12 (dua belas pelayanan). Berdasarkan laporan hasil pelayanan rawat inap RSUD Kardinah tahun 2013, pasien anak yang di rawat inap di RSUD kardinah tahun 2013 sebanyak 3215 pasien dengan jumlah pasien anak yang didiagnosa pneumonia sekitar 15% (Instalasi Rekam Medik RSUD Kardinah, 2013). Tatalaksana pada pneumonia adalah dengan terapi antibiotika dan terapi suportif (Persatuan Dokter Paru Indonesia, 2003). Pendekatan secara empiris dengan menggunakan antibiotika pada terapi pneumonia anak bertujuan untuk eradikasi atau penghambatan penyebab infeksi sebelum data kultur diperoleh. Antibiotika yang diberikan secara empiris dapat diberikan selama jam, 2

3 kemudian perlu dilakukan evaluasi terhadap data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Penggunaan antibiotika di pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit mencapai 80% (Rajabi et al., 2013). Pada beberapa penelitian dilaporkan bahwa penggunaan antibiotika secara tidak tepat untuk penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotika berkisar antara 40-62%, sedangkan pada penelitian kualitas penggunaan antibiotika di rumah sakit dilaporkan sekitar 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Pada studi Semedi et al., 2009, diketahui penggunaan antibiotika pada penderita rawat inap pneumonia di Rumkital DR. Ramelan Surabaya sebanyak 43,1% penderita menerima dosis tidak tepat. Penelitian lain menyatakan penggunaan antibiotika mencapai 20% dari seluruh jumlah penjualan obat dan sekitar 40-60% dilaporkan penggunaannya tidak rasional. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional di Turki telah menimbulkan banyak masalah di negara tersebut (Tunger et al., 2009). Adapun menurut penelitian Rahayu 2014, terdapat 50,3% penggunaan antibiotika yang dinilai tidak rasional secara signifikan mempengaruhi outcome terapi pada pasien rawat inap di RS Dr. R. Soetrasno Rembang. Antibiotika yang digunakan dengan tidak tepat dan berlebihan mempunyai kontribusi dalam kegawatan akibat resistensi antibiotika. Pencegahan penggunaan antibiotika yang tidak tepat merupakan kunci untuk mengontrol terjadinya resistensi antibiotika (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011; Rajabi 3

4 et al., 2013). Penggunaan antibiotika tidak rasional dapat berpengaruh pada kegagalan outcome terapi yang berakhir pada terulangnya episode rawat inap dan lama terapi yang lebih panjang serta mempengaruhi biaya pengobatan untuk mencapai outcome terapi yang diinginkan (Abegunde, 2010). Keamanan penggunaan obat untuk mencapai efek terapi yang optimal merupakan bagian dari tanggung jawab farmasis (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Peran farmasis sangat dibutuhkan di rumah sakit dalam meningkatkan mutu penggunaan antibiotika, monitoring efektivitas, efek samping dan kadar obat dalam darah, mengkaji kemungkinan terjadinya interaksi antibiotika dengan obat lain, serta memberikan pelayanan informasi obat dan konseling (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Farmasis mengarahkan dan mengawasi penggunaan obat di rumah sakit yang disusun untuk memenuhi kebutuhan pasien yang sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku serta melakukan analisa, mengintegrasikan penilaian pasien dan memprioritaskan kebutuhan perawatan pasien (Joint Commission Accreditation, 2013). Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotika terhadap Outcome terapi pada Pasien Pneumonia Anak di Bangsal Rawat Inap RSUD Kardinah Tegal. Pada penelitian ini, alur kategori Gyssens digunakan dalam evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika secara kualitatif sebagaimana mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2406/Menkes/per/xii/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika. 4

5 B. Rumusan Masalah Penelitian ini akan mencari jawaban dari beberapa permasalahan berikut ini: 1. Bagaimanakah rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien pneumonia anak di bangsal rawat inap RSUD Kardinah Tegal? 2. Bagaimanakah outcome terapi dari penggunaan antibiotika yang rasional dan tidak rasional pada pasien pneumonia anak di bangsal rawat inap RSUD kardinah Tegal? 3. Apakah ada hubungan antara penggunaan antibiotika rasional dan tidak rasional terhadap outcome terapi pada pasien pneumonia anak di bangsal rawat inap RSUD Kardinah Tegal? C. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang kualitas penggunaan antibiotika pada pasien pneumonia dan hubungannya dengan outcome terapi sudah pernah dipublikasikan, namun belum ada penelitian mengenai rasionalitas dan hubungan penggunaan antibiotika terhadap outcome terapi pada pasien pneumonia anak di RSUD Kardinah Tegal. Penelitian ini berbeda dalam hal rancangan penelitian, sampel, tempat penelitian dan periode penelitian. Penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini. Berikut ini adalah beberapa penelitian tersebut: 5

6 Tabel 1. Keaslian Penelitian Katagori Subhan, 2007 Semedi, 2009 Suryanti, 2013 Lestari, 2013 Rahayu, 2014 Dharmayanti dan Judul Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien pneumonia rawat inap di RS Panti Rapih Yogyakarta Study Penggunaan Antibiotika Pada Penderita Rawat Inap Pneumonia (Penelitian di Sub Departemen Anak Rumkital Dr. Ramelan Surabaya) Kualitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pneumonia Sebelum dan Sesudah Adanya Pemberian Informasi Obat Oleh Farmasis Di Bangsal Rawat Inap RSUD Kabupaten Brebes Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta (Studi kasus pasien rawat inap pada periode Februari-Mei 2013) Evaluasi Rasionalitas Penggunaan antibiotik Terhadap Outcome pada Pasien Anak penderita Pneumonia (Studi Kasus di RS Dr.R.Soetrasno Rembang) Anwar, 2014 Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia Peneliti Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotika terhadap Outcome Terapi pada Pasien Pneumonia Anak di Bangsal Rawat Inap RSUD Kardinah Tegal Jumlah sampel Subjek Dewasa 0 bulan-18 tahun Dewasa Dewasa < 15 tahun 0 bulan-59 bulan 0 bulan-18 tahun Sumber data Riskesdas 2013 Analisa data Lokasi penelitian/ Layanan kesehatan inap pasien pneumonia (Januari November 2006) Analisa statistik frekwensi (persentase dan rerata) RS Panti Rapih Yogyakarta inap pasien pneumonia anak (1 Januari-30 April 2006) Univariat RS Dr. Ramelan Surabaya Resep rawat inap, rekam medik, catatan pemberian obat pasien pneumonia (Januari- Juni 2013) Kolmogorov-Smirnov, Chi square, Mann Whitney RSUD Brebes inappasien pneumonia (Febuari-Mei 2013) Deskriptif objektif (persentase dan rerata). Chi square RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta inappasien pneumonia anak (Januari Oktober 2013) Chi square RS Dr. R. Soetrasno Rembang Univariat, bivariat, multivariat regresi logistik ganda Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta inap pasien pneumonia anak (Agustus Agustus 2015) Chi Square RSUD Kardinah Tegal 6

7 D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui persentase rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien pneumonia anak di bangsal rawat inap RSUD Kardinah Tegal. 2. Mengetahui outcome terapi dari penggunaan antibiotika yang rasional dan tidak rasional pada pasien pneumonia anak di bangsal rawat inap RSUD kardinah Tegal 3. Mengetahui hubungan antara rasionalitas penggunaan antibiotika terhadap outcome terapi pada pasien pneumonia anak di bangsal rawat inap RSUD Kardinah Tegal? E. Manfaat Penelitian 1. Bagi farmasis di rumah sakit, penelitian ini menjadi rujukan untuk optimalisasi peran dan tugas farmasis di rumah sakit khususnya dalam pelayanan kefarmasian dan monitoring terapi obat untuk meningkatkan rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien pneumonia anak serta dapat meningkatkan outcome terapi. 2. Bagi peneliti, dapat menyediakan informasi tentang rasionalitas penggunaan antibiotika yang tepat terhadap outcome terapi pasien pneumonia anak. 3. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini menyediakan informasi mengenai hubungan rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien pneumonia anak terhadap outcome terapi dalam melakukan penelitian selanjutnya. 7