BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan pemasaran saat ini tidak bisa di lepaskan dari perilaku konsumen yang menjadi target pasar suatu perusahaan. Agar perusahaan tersebut menemui kesuksesan maka perlu mempelajari karakteristik yang dimiliki konsumen. Sebagian besar konsumen memiliki karakter unplanned. Mereka biasanya akan mengambil keputusan pada saat-saat akhir. Salah satu bentuk konsumen yang tidak punya rencana adalah terjadinya pembelian tidak terencana (impulse buying). Salah satu karakteristik konsumen Indonesia adalah membeli secara tidak terencana. Impulse buying bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, termasuk tepat pada saat seorang penjual menawarkan suatu produk kepada calon konsumen. Perilaku konsumen yang menarik ini yaitu adanya perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan pembelian yang tidak direncanakan.impulse buying adalah bagian dari sebuah kondisi yang dinamakan unplanned purchase atau pembelian yang tidak direncanakan yang kurang lebih adalah pembelanjaan yang terjadi ternyata berbeda dengan perencanaan pembelanjaan seorang konsumen. Seperti yang sebagian besar orang alami mereka seringkali berbelanja melebihi apa yang direncanakan semula. Bahkan kadang tak sedikit membeli barang-barang yang tidak masuk dalam daftar belanja yang sudah dipersiapkan 1
2 (Purjono, 2007). Ini merupakan indikator positif bahwa masyarakat indonesia adalah masyarakat yang suka membeli produk yang tak terencana. Tingkat pembelian secara tidak terencana di Indonesia relative tinggi, berdasarkan survey Nielsen bahwa 85% pembelanja ritel modern cenderung untuk berbelanja sesuatu yang tidak direncanakan (www.handiirawan.com). Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berfikir untuk membeli produk atau merek tertentu. mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Konsumen cenderung membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba dan otomatis. Impulse buying saat ini semakin marak terjadi dikarenakan oleh salah satu faktor yaitu semakin sempitnya waktu bagi konsumen untuk mencari informasi untuk barang-barang kebutuhannya. Selain itu juga tidak direncanakannya kegiatan berbelanja membuat mereka lebih memilih merek yang memberikan daya tarik atau manfaat lebih bagi dirinya pada saat itu, sehingga keputusan pembelian terbentuk didalam toko. Berdasarkan hasil survey oleh AC Nielsen, 85% konsumen ritel modern di Indonesia melakukan keputusan pembelian barang saat berada didalam toko (Simatupang, 2007). Hal tersebut membuat para peritel melakukan strategi promosi penjualan yang bersifat didalam toko yang dapat memanfaatkan keadaan tersebut dan pada akhirnya mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Terjadinya impulse buying pada konsumen umumnya adalah pertama produk yang memiliki harga yang rendah sehingga konsumen tidak perlu berfikir untuk menghitung anggaran yang dikeluarkan. Kedua produk-produk yang
3 berukuran kecil dan mudah disimpan, biasanya konsumen mengambil produk ini karena murah dan tidak terlalu membebani keranjang atau kereta belanjanya (Ria arifianti 2005). Pembelian tidak terencana atau impulse buying merupakan sesuatu yang menarik bagi produsen maupun pengecer, karena merupakan pangsa pasar yang besar dalam pasar modern. Fenomena impulse buying merupakan sesuatu yang harus diciptakan. Menciptakan ketertarikan secara emosional dan spontan di ibaratkan seperti memancing gairah konsumen untuk membeli sebuah produk atau merek tertentu. Konsumen yang tertarik secara emosional seringkali tidak lagi melibatkan rasionalitas dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Diskon merupakan salah satu promosi, diskon atau potongan harga, bisa ditemui di tempat belanja modern ataupun pasar tradisional. Konsumen juga bisa menikmati diskon hampir setiap waktu. Membeli barang bagus yang harganya didiskon memang menyenangkan bagi konsumen. Karena ada diskon, orang yang semula hanya jalan-jalan di Supermarket, bisa tergoda untuk membeli. Diskon seakan menjadi daya tarik utama untuk menarik minat masyarakat membeli atau mengkonsumsi suatu barang. Dengan adanya diskon konsumen dapat membeli barang dengan harga yang relative murah. Selain diskon display merupakan salah satu aspek yang penting guna menarik perhatian dan minat konsumen pada suatu toko dan mendorong keinginan untik membeli melalui daya tarik penglihatan langsung. Agar konsumen merasa betah dan tidak kesulitan untuk mencari barang yang dibutuhkan dalam berbelanja, maka diperlukan penataan (display) barang yang menarik dengan
4 menciptakan daya tarik penataan ruang dan penyusunan barang-barang pada suatu toko sehingga timbul minat beli konsumen untuk membeli barang tersebut. Penataan produk display tersebut dapat membangkitkan keinginan konsumen, sehingga konsumen merasakan kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk yang dipromosikan tanpa ada rencana untuk membeli sebelumnya. Keputusan seperti ini sering disebut sebagai pembelian tidak terencana (impulse buying). Barang yang dibeli secara tidak terencana merupakan barang-barang yang dinginkan pada saat itu. Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berfikir untuk membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian secara spontan, reflek, tiba-tiba dan otomatis. Keinginan konsumen untuk membeli barang tersebut sering kali muncul di toko yang menyediakan banyak jenis produk sebagai tempat untuk berbelanja atau untuk sekedar jalan-jalan. Salah satu faktor yang mendorong seseorang bisa tibatiba membeli barang tanpa memiliki rencana terlebih dahulu karena adanya diskon dan penataan produk. Melihat fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti impulse buying yang ada di Carrefour market. Carrefour ini merupakan salah satu supermarket yang memiliki pangsa pasar tersendiri, hal ini terkait dengan posisi lokasi dari Carrefour yang berada di tengah-tengah kota Malang dimana sangat dekat dengan perkantoran, selain itu berada di jalan utama masuk kota Malang sehingga Carrefour memiliki segmentasi tersendiri dalam mendapatkan konsumen khususnya untuk merebut pangsa pasar, terutama pegawai kantor yang berada
5 disekitar Carrefour, karena sejauh ini konsumen untuk kelas tersebut banyak terserap di beberapa Supermarket pesaing seperti Giant dan Hypermarket. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah penataan produk yang ada di Carrefour berpengaruh signifikan terhadap impulse buying? 2. Apakah diskon yang ada di Carrefour berpengaruh signifikan terhadapimpulse buying? 3. Apakah penataan produk dan diskon berpengaruh simultan terhadap impulse buying? 4. Manakah diantara penataan produk dan diskon yang memiliki pengaruh dominan terhadap impulse buying? C. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh penataan produk yang adacarrefour terhadap pembelian tidak terencana (impulse buying). 2. Untuk menguji pengaruh diskon yang ada di Carrefour terhadap pembelian tidak terencana (impulse buying). 3. Untuk menguji pengaruh penataan produk dan diskon secara simultan terhadap impulse buying. 4. Untuk menguji diantara produk display dan diskon yang memiliki pengaruh dominan terhadap impulse buying?
6 D. BATASAN MASALAH Batasan masalah disini dimaksudkan umtuk mempermudah peneliti dalam menganalisis dan agar tidak menyimpang, maka dalam penelitian ini hanya membahas pengaruh penataan produk dan diskon terhadap impulse buying. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi praktisi Hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi perusahaan Carrefour sebagai masukan dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perusahaan dalam melakukan penataan produk dan diskon terhadap pembelian tidak terencana (impulse buying). 2. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian sejenis dan sebagai sarana menambah cakrawala pemikiran dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perguruan tinggi.