PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Situasi pangan dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian dilaksanakan melalui 2 (dua) program. Program peningkatan ketahanan pangan dan (2) Program

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan) RAHMAH AWALIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

Latar Belakang PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PENDAHULUAN Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

PENDAHULUAN. Latar Belakang

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengertiannya seringkali rancu. Sesungguhnya pengertian lahan lebih luas

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempertahankan eksistensinya. Penggunaan lahan yang semakin meningkat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

Kuesioner EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan )

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

PENDAHULUAN Latar Belakang

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. orang yang satu dengan orang yang lain untuk saling mengisi. Manusia juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA WACANA IKLAN KARTU PERDANA PADA BROSUR KARTU CELLULAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Namun, laju permintaan tersebut ternyata belum dapat diimbangi oleh laju peningkatan produksi sehingga Indonesia harus mengimpor beras. Beras sebagai bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan stabilitas nasional. Oleh karena itu, perberasan selalu menjadi sorotan dan pembicaraan yang menarik bagi berbagai kalangan. Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan akan beras sebagai konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan konsumsi akibat pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan industri, maka upaya - upaya untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan. Pemenuhan konsumsi beras melalui penyediaan dalam negeri akan menjadi tema sentral dalam pembangunan subsektor tanaman pangan. Walaupun beras mungkin lebih murah bila diimpor, pemenuhan kebutuhan beras dari produksi sendiri tetap penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar dunia dan sebagai upaya mempertahankan martabat bangsa di forum internasional (Departemen Pertanian, 2004). Pembangunan pertanian masih merupakan tantangan besar yang harus dihadapi. Pelaksanaannya memerlukan berbagai macam sumberdaya. Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Jangkauan pembangunan pertanian di Indonesia sangatlah luas mencakup tidak hanya pengembangan dan pembangunan fasilitas-fasilitas fisik atau peralatan, juga mencakup pengembangan sumber daya manusia. Dalam pembangunan pedesaan partisipatif bisa diduga akan terjadi pada masyarakat yang berdiam di daerah pedesaan. Program Ketahanan Pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya lokal. Salah satu indikator untuk mengukur ketahanan pangan

2 adalah ketergantungan ketersediaan pangan nasional terhadap impor. Pengembangan agrobisnis, dalam upaya mewujudkan sistem agrobisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi serta dalam rangka era perdagangan bebas sehingga menuntut produk yang berkualitas. Dalam kondisi krisis yang sedang melanda negara kita, sektor pertanian tetap mampu menjadi motor penggerak pembangunan sekaligus sebagai upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya masyarakat pada umumnya (Departemen Pertanian, 2001). Suatu program pembangunan tidak terlepas dari pembangunan pertanian secara merata. Kegiatan program juga dapat diharapkan dapat mengubah perilaku sasarannya agar dapat memiliki pengetahuan, sikap yang mau melakukan perubahan dan inovatif terhadap informasi baru. Dalam kaitan dengan kegiatan program pembangunan yang menggunakan media dimaksudkan untuk menyebarkan informasi secara efektif kepada sasarannya serta sebagai perantara antara petani dan program. Tetapi penggunaan media ini bukan dimaksudkan sebagai pengganti peran penyuluh melainkan sebagai media yang membantu penyuluh dalam kegiatannya. Berbagai informasi dari pengkajian Program Ketahanan Pangan memiliki media dan khalayak yang luas, namun pada akhirnya akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, informasi tersebut akan sangat bermanfaat apabila dapat diterima pengguna dengan tepat, sehingga berbagai upaya untuk menyempurnakan kegiatan dan tercapainya tujuan akan dapat terlaksana. Penggunaan media komunikasi merupakan langkah-langkah yang tak terpisahkan dari upaya pembangunan pertanian. Penyebaran informasi melalui media sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat khususnya di daerah pertanian. Demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat petani Indonesia, penyebaran informasi melalui media komunikasi akan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan pertanian. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang cepat seiring tuntutan perubahan zaman. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terutama sejak munculnya teknologi internet telah menyebabkan perubahan besar dalam masyarakat. Produk teknologi informasi yang relatif murah dan terjangkau memudahkan akses informasi melampaui batas negara dan batas kultur/budaya. Kondisi ini telah merambah kepada semua lapisan kehidupan manusia termasuk

3 para petani di pedesaan. Kini sebagian petani sudah terbiasa mengakses informasi melalui koran, majalah, radio, televisi, bahkan internet dan handphone Menurut Effendy, O. U. (2007), komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga dengan komunikasi massa, karena jumlah komunikannya yang tak terbatas. Keuntungan komunikasi bermedia ini antara lain dapat menimbulkan keserempakan (simultanity) yaitu suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak, ratusan, ribuan, bahkan ratusan juta pada saat yang sama secara bersama-sama. Media massa mempunyai peran yang berarti untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas termasuk yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembangunan dalam beberapa dasawarsa terakhir ini. Rogers (1976) menggambarkannya sebagai pengganda ajaib (magic multiplier). Media masa terdiri dari radio, televisi dan surat kabar. Media massa sebagaimana teknologi yang dapat membantuk bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik. McLuhan (dalam Nurudin, 2007) menyatakan bahwa budaya dibentuk oleh bagaimana cara berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membantuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa Kita membantuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan membantu atau memengaruhi kehidupan kita sendiri. Kita belajar, merasa dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan karena pesan yang diterima teknologi komunikasi menyediakan untuk itu. Artinya, teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membantuk perilaku kita sendiri. Radio menyediakan pesan kepada manusia melalui indera pendengaran (audio), sementara televisi menyediakan pesan tidak hanya melalui pendengaran tetapi juga penglihatan (audio visual). Apa yang diterpa dari kedua media itu masuk ke dalam perasaan manusia dan mempengaruhi kehidupan

4 sehari-hari. Selanjutnya kita ingin terus menggunakannya. Bahkan McLuhan sampai pada kesimpulan bahwa media adalah pesan itu sendiri (the medium is the message). Teori uses and gratification (kegunaan dan kepuasan) yang diperkenalkan oleh Hebert Blumer dan Elihu Katz yang mengemukakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2007). Lerner dalam Prawiranegara (2010) menemukan bahwa media merupakan agen modernisasi yang ampuh untuk menyebarkan informasi dan pengaruhnya kepada individu-individu dalam menciptakan iklim modernisasi. Berlo (1960) mengemukakan bahwa media sebagai salah satu dari elemen komunikasi merupakan alat atau segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Penyebaran informasi melalui media merupakan mata rantai dari rangkaian kegiatan timbal balik dan tidak terpisahkan dalam upaya menyebarluaskan inovasi. Kecamatan Gandus di kota Palembang yang merupakan wilayah agropolitan di wilayah Sumatera Selatan yang terdapat di daerah pinggiran kota. Para petani khususnya petani padi dalam kegiatan Program Ketahanan Pangan tentu mendapatkan terpaan media yang lebih besar dibandingkan di daerah pedesaan. Hal ini lebih memungkinkan petani padi di wilayah tersebut untuk mengakses informasi mengenai tanaman padi dari banyak media tidak hanya informasi yang tersedia di dalam media leaflet yang sengaja dirancang oleh Dinas Pertanian kota Palembang untuk kegiatan Program Ketahanan Pangan tetapi juga petani padi dapat mengakses informasi dari media televisi. Dinas Pertanian Kota Palembang juga menunjuk petugas penyuluh sebagai media interpersonal untuk terciptanya komunikasi dua arah agar petani bisa aktif dalam diskusi untuk memahami kebutuhan informasi tentang usahatani padi. Dilihat dari segi keefektivan media dalam mempengaruhi perilaku petani padi, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji keefektivitasan media komunikasi yang ada di Kecamatan Gandus dan media mana yang paling efektif atau yang paling dirasakan dan dibutuhkan oleh petani padi pada Program

5 Ketahanan Pangan dari berbagai media yang tersedia yaitu media cetak, penyuluh sebagai media interpersonal dan media elektronik. Kamudian bagaimana petani berpersepsi tentang Program Ketahanan Pangan dari pendekatan terhadap media massa yang dibahas secara deskkriptiif. Penelitian ini memposisikan media cetak leaflet dan surat kabar, media televisi sebagai media elektronik dan penyuluh sebagai media interpersonal untuk mengetahui keefektivan media komunikasi pada petani padi dalam Program Ketahanan Pangan. Penelitian ini juga mengkaji informasi yang diterima petani padi melalui organisasi-organisasi yang ada di masyarakat, kemudian hal ini dibahas secara deskriptif untuk mengetahui dari mana saja informasi yang sampai kepada petani padi tentang tanaman padi dalam rangka kegiatan Program Ketahanan Pangan di Kota Palembang. Program Ketahanan Pangan Kota Palembang mengoptimasi 200 ha lahan ketahanan pangan di kecamatan Gandus dan melibatkan 35 kelompok tani yang terdiri dari 761 orang petani padi. Program Ketahanan Pangan tersebut mencakup teknik budidaya tanaman padi, kegiatan irigasi, dan pelaksanaan kegiatan pembangunan jalan usaha tani yang bermanfaat bagi fasilitas kegiatan usaha pertanian. Informasi yang diberikan melalui leaflet mencakup teknik budidaya padi dari pembibitan hingga panen. Wilayah Kecamatan Gandus tersedia lahan pengembangan pertanian yang masih luas yaitu sekitar 1.200 Ha. Luas wilayah seluruhnya 3.820 Ha, dengan kriteria berupa lahan lebak (2.336 Ha); lahan kering (1.454 Ha). Ketersediaan lahan yang masih luas ini sangat mendukung program pengembangan infrastruktur, pengelolaan lahan dan air. Tersedianya infrastruktur pendukung sektor pertanian seperti : Jalan Produksi dan Jalan Usaha Tani (JUT). Tersedianya sumber daya manusia yang memadai, terutama dari segi kuantitas. Jumlah penduduk kelurahan Pulokerto tahun 2009 sebesar 11.112 jiwa terdiri dari 5.481 jiwa laki-laki dan 5.631 jiwa perempuan. Jumlah penduduk ini berpotensi sebagai Sumber Tenaga Kerja. Mata pencaharian utama penduduk sebagian besar bertani (bercocok tanam, beternak, berkebun), dengan jumlah petani sebanyak 4.722 jiwa (43,14 %). Masyarakat yang bercirikan komunitas pertanian ini merupakan modal bagi pengembangan wilayah ini menjadi kawasan agribisnis.

6 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang menarik untuk dikaji adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus? 2. Bagaimana efektivitas komunikasi bagi petani padi di Kecamatan Gandus? 3. Bagaimana hubungan keterdedahan petani padi terhadap media komunikasi dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus? 4. Bagaimana hubungan penilaian media komunikasi oleh petani padi dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus? TUJUAN Berkaitan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis efektivitas media komunikasi pada petani padi di Kecamatan Gandus Kota Palembang dengan berusaha menghimpun data dan informasi melalui tujuan-tujuan khusus sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus. 2. Mengkaji efektivitas komunikasi bagi petani padi di Kecamatan Gandus. 3. Menganalisis hubungan keterdedahan petani padi terhadap media komunikasi dengan efektivitas komunikasi di Kecamatan Gandus. 4. Menganalisis hubungan penilaian media komunikasi oleh petani padi dengan efektivitas komunikasi di Kecamatan Gandus.

7 KEGUNAAN PENELITIAN Secara praktis, penelitian ini dilakukan sebagai pertimbangan bagi instansi peneilitian dan dinas pertanian serta lembaga penyuluh pertanian dalam mengambil kebijakan di sektor pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk pengembangan inovasi dan diharapkan menjadi bahan masukan dalam upaya perbaikan, penyusunan dan perumusan program serta pengembangannya terkait dengan Program Ketahanan Pangan. Secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi dan gambaran tentang efektivitas media komunikasi bagi petani padi dalam Program Ketahanan Pangan Kota Palembang. Bagi masyarakat pembaca, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber pengetahuan dan acuan dalam melakukan aktivitas penyebaran informasi melalui media yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani.