UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

562 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED-HEAD-TOGETHER (NHT)

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Rima Rikmasari Silvia Riani Rosmawar Saragih ABSTRAK

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini

694 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

Susiyanto 2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK 3

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

UPAYA PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI

Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. istilah yang digunakan dalam skripsi ini akan dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS 4 SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Dyah Pramudhita Setyohadi 292012027 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

1

2

3

4

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS 4 SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dyah Pramudhita Setyohadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Email: dyahp5224@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPS dapat diupayakan melalui pendekatan problem based learning (PBL) dan model numbered heads together (NHT) siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model spiral, yang dikemukakan C. Kemmis dan Mc Taggart. Prosedur penelitian ada dua siklus. Setiap siklus memiliki tiga langkah yaitu langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes dengan instrumen tes adalah butir soal dan nontes adalah lembar observasi dilengkapi dengan rubrik pengukuran afektif dan psikomotor. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peningkatan hasil belajar IPS KD 2.3 dapat diupayakan melalui penggunaan pendekatan PBL dan model NHT siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan KKM 90, terbukti. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan hasil belajar IPS berdasarkan (1) ketuntasan belajar antara siklus 1 : siklus 2 adalah 14 : 18, (2) skor minimum antara siklus 1 dan siklus 2 adalah 78 : 82, (3) skor maksimum siklus 1 dan siklus 2 adalah 100 : 100, dan (4) skor rata-rata antara siklus 1 : siklus 2 adalah 92,15 : 95,85. Penelitian ini dinyatakan berhasil ditunjukkan oleh jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa melebihi target yang ditetapkan dalam indikator kinerja yaitu 85% dari seluruh siswa. Kata Kunci : Pembelajaran IPS, Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan Model Numbered Heads Together (NHT), dan Hasil Belajar IPS. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, 5

masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan senantiasa berkenaan dengan kehidupan manusia, sebab pendidikan terjadi dalam situasi sosial, artinya terjadi interaksi antar manusia dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Berdasarkan observasi lapangan dan wawancara dengan guru kelas 4 yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016, dalam materi koperasi dan kesejahteraan rakyat nampak bahwa guru membuat persiapan pembelajaran secara tertulis berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkatnya. Selain itu guru telah membuat tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu memahami tujuan dan manfaat koperasi, serta mampu membandingkan macam-macam koperasi, sehingga langkah-langkah pembelajaran terarah namun tidak mengikuti pendekatan dan model tertentu. Pada pembelajaran pra siklus berlangsung, tidak dilakukan pengamatan oleh observer sehingga tidak nampak bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil atau belum. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah terarah dan bervariasi, tidak monoton aktivitas belajarnya, namun tidak mengikuti pada model dan pendekatan tertentu seperti dalam model NHT dan pendekatan PBL. Guru memberikan evaluasi berupa tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan aspek afektif dan psikomotor siswa diukur setelah kegiatan berlangsung. Hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian proses dan hasil. Penilaian proses dalam hal ini adalah unjuk kerja aspek afektif dan psikomotor, serta penilaian hasil aspek kognitif berupa tes formatif. Sehingga akan diperoleh skor nontes dan skor tes hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga pra siklus tidak tuntas berdasarkan ketuntasan KKM 90 sebanyak 40% (8 dari 20 siswa) dan 60% (12 dari 20 siswa) tuntas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPS dapat diupayakan melalui pendekatan PBL dan model NHT siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan hasil belajar IPS menggunakan pendekatan PBL dan model NHT. Bagi siswa, meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan melibatkan secara langsung siswa dalam pembelajaran IPS melalui pendekatan PBL dan odel NHT. Bagi guru, memberi pertimbangan dalam mendesain pembelajaran IPS yang menarik, menyenangkan, dan kreatif. Meningkatkan keterampilan guru untuk melaksanakan pengukuran proses belajar dan pengukuran hasil belajar. Bagi sekolah, dapat mendorong guru untuk mendesain pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan PBL dan model NHT. Meningkatkan hasil belajar melalui menerapkan pengukuran proses dan hasil belajar. Bagi 6

peneliti selanjutnya, sebagai referensi untuk mendesain pembelajaran menggunakan pendekatan PBL dan model NHT dalam upaya peningkatan hasil belajar IPS. KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan di kehidupan masyarakat, sehingga peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi). Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik akan lebih mampu menempatkan diri dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan, meningkatkan keterampilan sosial, dan komunikasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan Model Numbered Heads Together (NHT) Menurut Arends (2008: 70) PBL merupakan proses pembelajaran yang menyodorkan situasi-situasi bermasalah kepada siswa dan memerintahkan mereka untuk menyelidiki serta menemukan sendiri solusinya. Menurut Eggen dan Kauchak (2012) PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi (konten), dan pengendalian diri. PBL menurut Krajcik & Blumenfeld (2006) dalam Eggen dan Kauchak (2012) merupakan pembelajaran yang bermula dari satu masalah dan memecahkannya adalah fokus pelajarannya. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah guna mengembangkan keterampilan, materi serta pengendalian diri dalam menyelidiki dan menemukan sendiri pemecahan dari masalah. Langkah-langkah PBL Menurut John Dewey dalam Rudi Hartono (2013) adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah yakni mampu mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. 2. Mengkaji masalah. Menggunakan pengetahuan yang luas untuk menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang. 7

3. Merumuskan hipotesis. Mampu berimajinasi dan menghayati ruang lingkup sebab akibat dan alternatif penyelesaian. 4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis yaitu mempunyai kecakapan dalam mencari dan menyusun data serta menyajikannya berupa diagram, gambar, dan tabel. 5. Pembuktian hipotesis. Mempunyai kecakapan menelaah dan membahas data, menghubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil kesimpulan atau keputusan. 6. Menentukan pilihan penyelesaian. Kecakapan membuat alternatif penyelesaian dan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap pilihan. Berdasarkan langkah-langkah menurut John Dewey, PBL lebih menekankan pada langkah pembelajaran yang bersifat ilmiah, prosedural, dan membutuhkan pengetahuan yang luas serta kecakapan siswa dengan mempertimbangkan berbagai hal dalam upaya penyelesaian masalah. Dalam langkah-langkah ini belum nampak jelas apakah proses ini dilakukan dalam kelompok atau mandiri. Langkah PBL menurut Agus Suprijono (2009: 74) sebagai berikut: 1. Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa. Guru menyiapkan tujuan pembelajaran, memotivasi dan mendeskripsikan berbagai kebutuhan siswa dalam kegiatan mengatasi masalah. 2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya. 3. Membantu investigasi mandiri dan kelompok. Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi, melaksanakan eksprimen, dan mencari penjelasan dan solusi. 4. Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefak yang tepat seperti laporan, rekaman video, dan model-model, serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan. Berdasarkan langkah PBL yang diuraikan oleh Agus Suprijono, fokusnya adalah guru menyiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam proses PBL. Guru cenderung lebih aktif dalam menuntun siswa baik selama proses maupun akhir dari pembelajaran. Dalam langkah ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa. 8

Dari berbagai langkah yang diuraikan oleh para ahli di atas, terdapat modifikasi pendekatan Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut: 1. Menyimak tujuan pembelajaran 2. Memberikan permasalahan 3. Merumuskan masalah 4. Mengkaji masalah 5. Merumuskan hipotesis 6. Mengumpulkan informasi 7. Menganalisis informasi 8. Pembuktian hipotesis 9. Menentukan pilihan solusi 10. Menyusun laporan 11. Mengevaluasi Model Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993). Menurut Mulyatiningsih (2011) NHT merupakan model pembelajaran diskusi kelompok yang dilakukan dengan cara memberi nomor kepada semua peserta didik dan kuis/tugas untuk didiskusikan. Mulyawati, Vidya (2012) menguraikan bahwa NHT merupakan model pembelajaran kooperatif melalui penomoran pada siswa dalam kelompok untuk bekerjasama dalam menyelesaikan soal. Model NHT menurut Lestari, Pebrianti Hesti (2013) merupakan suatu model pembelajaran yang mengarah pada pembagian nomor yang berbeda pada setiap siswanya, pembagian pertanyaan sesuai dengan nomor siswa dan berpikir bersama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa Numbered Heads Together (NHT) adalah model pembelajaran dengan menggunakan pemberian nomor yang dipasang di kepala untuk mendiskusikan tugas/pertanyaan. Model pembelajaran NHT menurut Ibrahim dalam Lie (2008:59) memiliki langkah-langkah yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut: 1. Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 9

2. Penomoran (Numbering). Pembentukan kelompok disesuaikan, yakni guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok. Masing-masing kelompok memiliki nama yang berbeda. 3. Pertanyaan (Questioning) dan berpikir bersama (Heads Together). Dalam kerja kelompok, guru memberikan pertanyaan/lks kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Setiap siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan pertanyaan dalam kelompok. 4. Pemberian jawaban (Answering). Guru menyebutkan satu nomor secara acak, tiap siswa dari kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban. Penentuan kelompok yang akan menjawab dilakukan dengan cara pengundian. 5. Memberi kesimpulan. Guru memberikan kesimpulan atas jawaban akhir semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. 6. Memberikan penghargaan. Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian maupun simbol-simbol pada siswa yang hasil belajarnya baik. Fokus pada langkah-langkah ini adalah guru mempersiapkan perangkat pembelajaran kemudian membentuk kelompok dengan nama yang berbeda, setelah itu siswa menerima pertanyaan dan berpikir bersama untuk menyelesaikan masalah kemudian guru menyebutkan nomor dan masing-masing siwa dengan nomor yang sama harus bersiap memberikan jawaban. Langkah terakhir yaitu memberikan kesimpulan dan penghargaan pada siswa. Langkah NHT menurut Trianto (2009: 82-83) dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penomoran. Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2. Mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaanpertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. 3. Berpikir bersama. Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4. Menjawab. Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Berdasarkan pada langkah NHT menurut Trianto adalah penomoron kelompok dengan nomor 1-5, mengajukan pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyatukan pendapat dan memastikan semua anggota mengetahui jawaban, dan yang terakhir adalah menjawab dengan cara guru memangil nomor, siswa yang nomornya sesuai mencoba menjawab pertanyaan untuk semuanya. Berdasarkan langkah-langkah yang telah diuraikan, terdapat modifikasi langkah NHT sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok 10

2. Setiap siswa menerima nomor 3. Menerima permasalahan 4. Mendiskusikan jawaban 5. Salah satu nomor siswa yang dipanggil secara acak menjawab pertanyaan 6. Siswa yang lain memberikan tanggapan 7. Membuat kesimpulan jawaban 8. Menerima penghargaan bagi kelompok dengan skor tertinggi Langkah-langkah pendekatan PBL yang telah disimpulkan merupakan penekanan dari kerja ilmiah, sedangkan model NHT menekankan pada interaksi proses pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran antara pendekatan PBL dan model NHT perlu dipadukan, langkah-langkah pendekatan PBL dan model NHT sebagai berikut: 1. Menyimak tujuan pembelajaran 2. Membentuk kelompok 3. Setiap siswa menerima nomor 4. Memberikan permasalahan 5. Merumuskan masalah 6. Mengkaji masalah 7. Merumuskan hipotesis 8. Mengumpulkan informasi 9. Menganalisis informasi 10. Pembuktian hipotesis 11. Berdiskusi untuk menentukan pilihan solusi 12. Menyusun laporan 13. Salah satu nomor siswa yang dipanggil secara acak menjawab pertanyaan (mengevaluasi) 14. Siswa yang lain memberikan tanggapan 15. Membuat kesimpulan jawaban 16. Menerima penghargaan bagi kelompok dengan skor tertinggi Hasil Belajar Menurut Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah perolehan skor yang dicapai oleh siswa ketika mengikuti maupun setelah mengikuti kegiatan belajar yang menunjukkan gambaran penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari hasil instrumen yang 11

digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan. Hasil belajar menurut Arikunto (2003: 114-115) merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berpikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Wardani Naniek S. dan Slameto (2012: 54) hasil belajar merupakan hasil pengukuran penguasaan materi berupa derajat pencapaian kompetensi hasil belajar yang mendasarkan pada kompetensi dasar seperti yang dikehendaki dalam standar proses dan dinyatakan dalam aspek perilaku yang terbagi dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek yaitu kognitif, afekti, dan psikomotor merupakan taksonomi tujuan belajar kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, dan evaluasi (Benjamin Bloom, dkk 1956) yang terdiri atas dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan yang terdiri atas faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi dan dimensi proses kognitif yang meliputi meningat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Lorin W. Anderson, dkk, 2011 sebagai revisi taksonomi Bloom, dkk dalam Wardani Naniek Sulistya, dkk, 2012). Berdasarkan uraian yang dijabarkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah total skor yang diperoleh melalui proses belajar untuk ranah afektif dan psikomotor, serta hasil belajar untuk ranah kognitif. Kerangka Berpikir Pembelajaran IPS seringkali menggunakan pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru dan cenderung kurang memerhatikan aktivitas serta kebutuhan siswa. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran hanya satu arah, selain itu siswa lebih sering melakukan kegiatan pembelajaran secara individu. Ada pula pembelajaran yang didesain tanpa mengacu pada pendekatan dan model tertentu dan tidak melaksanakan pengukuran proses dalam mengukur hasil belajar. Sehingga hasil belajar IPS belum memenuhi KKM yang ditentukan oleh guru. Maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat diupayakan melalui pendekatan problem based learning (PBL) dan numbered heads together (NHT). PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah guna mengembangkan keterampilan, materi serta pengendalian diri dalam menyelidiki dan menemukan sendiri pemecahan dari masalah tersebut. NHT merupakan model pembelajaran dengan menggunakan pemberian nomor yang dipasang di kepala untuk mendiskusikan pertanyaan tertentu. Langkah-langkah pendekatan PBL dan model NHT adalah membentuk kelompok @5 siswa, menerima nomor di kepala, merumuskan masalah tentang perkembangan teknologi, mencari alternatif pemecahan masalah tentang perkembangan teknologi, terampil merumuskan hipotesis, mengumpulkan 12

informasi, menganalisis informasi, terampil menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan, dan membuat kesimpulan. Pengukuran hasil belajar menggunakan teknik tes dan nontes dengan instrumen tes adalah butir soal kognitif dan nontes dengan rubrik pengukuran afektif dan psikomotor. Upaya peningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan pendekatan PBL dan model NHT dapat dijabarkan ke dalam kerangka berpikir pada gambar 1 berikut ini. 13

Pembelajaran IPS: KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Pembelajaran Konvensional 1. Membentuk kelompok @ 5 siswa Pendekatan PBL dan model NHT Hasil Belajar 60% KKM Rubrik Afektif 2. Menerima nomor di kepala 3. Merumuskan masalah tentang perkembangan teknologi Butir Soal Kognitif Skor Nontes 4. Mencari alternatif pemecahan masalah tentang perkembangan teknologi Skor Tes Rubrik 5. Terampil merumuskan hipotesis Skor Proses Belajar Psikomotor 6. Mengumpulkan informasi Skor Hasil Belajar 7. Menganalisis informasi 8. Terampil menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan 9. Membuat kesimpulan jawaban Hasil belajar 85% KKM Gambar 1 Skema Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunakan Pendekatan PBL dan Model NHT

Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPS diduga dapat diupayakan melalui pendekatan PBL dan model pembelajaran NHT siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016. Kondisi fisik SD Negeri Blotongan 01 Salatiga. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 dengan jumlah 20 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas adalah pendekatan PBL dan model NHT dan variabel terikat adalah hasil belajar IPS. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart (1998) dengan prosedur penelitian terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 3 langkah yakni planning (perencanaan), acting (tindakan) dan observasing (observasi), dan reflecting (refleksi). Prosedur penelitian dapat digambarkan melalui gambar 2 sebagai berikut: Gambar 2 PTK Model Spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart Jenis data adalah data primer yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif berasal dari hasil tes dan hasil observasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes yaitu berupa tes tertulis dan observasi dengan instrumen yang digunakan adalah butir-butir soal dan lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran afektif dan psikomotor. Kisi-kisi instrumen penelitian disajikan pada tabel 1 berikut ini. 15

Kompetensi Dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakann ya Materi Pembelajaran Teknlogi produksi, komunikasi, dan transportasi. Tabel 1 Kisi-kisi Pengukuran Instrumen Penelitian Aspek Teknik No. Item Indikator Yang Dinilai Tes Nontes Kognitif Afektif Psikomotor Essay Afektif Psikomotor 2.3.1 Membentuk kelompok @ 5 siswa A5 RA. 1 2.3.2 Menerima nomor di kepala A2 RA. 2 2.3.3 Merumuskan masalah tentang perkembangan teknologi produksi 2.3.4 Mencari alternatif pemecahan masalah tentang perkembangan teknologi produksi 2.3.5 Terampil merumuskan hipotesis masalah teknologi produksi A3 RA. 3 C4 TE 1 P4 RP. 1 2.3.6 Mengumpulkan informasi teknologi produksi 2.3.7 Menganalisis informasi teknologi produksi 2.3.8 Terampil menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan C6 TE 2b C4 TE 2a P2 RP. 2 2.3.9 Membuat kesimpulan jawaban P2 RP. 3 16

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes essay, sehingga pengujian validitas instrumen dilakukan dengan pengujian validitas konstruk. Menurut Sugiyono (2011 : 352) untuk menguji validitas konstruk, maka dapat dilakukan dengan menggunakan pendapat para ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandasan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg (Wardani Naniek S. & Slameto 2012). Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meilputi soal essay untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila jumlah ketuntasan siswa 85% dengan KKM 90 dari seluruh siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan PBL dan model NHT siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 adalah teknik analisis deskriptif komparatif yaitu dengan menggunakan persentase yaitu membandingkan hasil belajar siklus 1 dan siklus 2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 pada siklus 1 dan siklus 2, nampak adanya perbandingan peningkatan hasil belajar menggunakan pendekatan PBL dan model NHT yang disajikan pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 dan Siklus 2 Ketuntasan Siklus 1 Siklus 2 Skor Persentase Persentase Frekuensi Frekuensi % % < 90 Tidak Tuntas 6 30 2 10 90 Tuntas 14 70 18 90 Jumlah 20 100 20 100 Sumber: Data primer Tabel 2 perbandingan distribusi frekuensi hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 siklus 17

1 dan siklus 2, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan. Hasil belajar IPS pada siklus 1 persentase ketuntasan sebesar 70% yaitu sebanyak 14 siswa tuntas dan 30% sebanyak 6 siswa tidak tuntas. Pada siklus 2 persentase ketuntasan sebesar 90% sebanyak 18 siswa tuntas dan 10% yaitu sebanyak 2 siswa tidak tuntas. Penjelasan peningkatan hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan disajikan melalui gambar 3 diagram batang berikut ini. Sumber : Data primer Gambar 3 Diagram Batang Hasil Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 dan Siklus 2 Gambar 3 diagram batang hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016, menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar IPS siswa pada siklus 1, dan siklus 2 yakni 14 siswa pada siklus 1 dan meningkat sebanyak 20% pada siklus 2 yaitu mencapai 18 siswa. Adanya peningkatan persentase ketuntasan skor hasil belajar IPS terjadi setelah dilaksanakannya siklus 1 dan siklus 2 yang menggunakan desain pembelajaran dengan pendekatan PBL dan model NHT. Perbandingan skor hasil belajar IPS juga terlihat dalam skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siklus 1, dan siklus 2 yang disajikan melalui tabel 3 pada halaman berikut ini. 18

Tabel 3 Perbandingan Deskripsi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Minimum, Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 dan Siklus 2 Deskripsi Siklus 1 Siklus 2 Skor Minimum 78 82 Skor Maksimum 100 100 Skor Rata-rata 92,15 95,85 Sumber: Data Primer Tabel 3 perbandingan deskripsi hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 siklus 1 dan siklus 2, menunjukkan bahwa besar skor minimum pada siklus 1 sebesar 78 dan pada siklus 2 sebesar 85. Perolehan skor maksimum pada siklus 1 dan siklus 2 sebesar 100. Dan skor rata-rata pada siklus 1 sebesar 92,15, pada siklus 2 sebesar 95,85. Fokus perbaikan pada penelitian tindakan adalah peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD N Blotongan 01 Salatiga semeseter II tahun pelajaran 2015/2016 serta aktivitas guru dan siswa melalui pendekatan PBL dan model NHT. Perbandingan hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun 2015/2016 dengan KKM 90, antara siklus 1 dan siklus 2 meningkat yaitu sebesar 70% siswa tuntas pada siklus 1 dan 90% siswa tuntas pada siklus 2. Perbandingan frekuensi siswa tuntas pada siklus 1 dan siklus 2 yaitu 14 : 18. Perbandingan hasil belajar IPS berdasarkan skor minimum antara siklus 1 dan siklus 2 adalah 78 : 82. Perbandingan skor maksimum siklus 1 dan siklus 2 adalah 100 : 100. Perbandingan skor rata-rata antara siklus 1 dan siklus 2 adalah 92,15 : 95,85. Ketuntasan skor hasil belajar siklus 2 adalah 90%, maka telah memenuhi syarat penelitian yang ditetapkan yaitu 85%. Namun 2 dari 20 siswa tidak tuntas karena siswa cenderung malas menuliskan jawabannya dalam bentuk uraian ketika mengerjakan soal evaluasi. Sehingga perlu adanya variasi pada pemilihan soal evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas tindakan pendekatan PBL dan model NHT, baik yang dilakukan siswa maupun yang dilakukan oleh guru dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1, 8 dari 9 aktivitas guru dan siswa telah dilaksanakan dengan baik. 1 aktivitas yaitu merumuskan masalah belum dilaksanakan dengan baik sebab guru lupa menyampaikan langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan PBL dan model NHT. Sehingga siswa belum nampak melaksanakan aktivitas merumuskan masalah. Namun 19

hal ini mampu diperbaiki oleh guru pada siklus 2. Pada siklus 2, 9 aktivitas telah dilaksanakan dengan baik oleh guru maupun siswa. Nampak bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBL dan model NHT terdapat peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan siswa dan guru dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan ketuntasan hasil belajar IPS siklus 1 dan siklus sesuai dengan teori pembelajaran menggunakan pendekatan PBL dan model NHT. Teori menurut Eggen dan Kauchak (2012) PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi (konten), dan pengendalian diri. NHT menurut Mulyatiningsih (2011) merupakan model pembelajaran diskusi kelompok yang dilakukan dengan cara memberi nomor kepada semua peserta didik dan kui/tugas untuk didiskusikan. Dengan menggunakan pendekatan PBL dan model NHT, hasil belajar siswa meningkat dan membuat siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar IPS dapat diupayakan melalui pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan model Numbered Heads Together (NHT) siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan KKM 90, terbukti. Hal ini nampak pada hasil belajar IPS siklus 1 sebesar 70% dari 20 siswa tuntas dan 30% dari 20 siswa tidak tuntas. Sedangkan pada siklus 2 sebesar 90% (18 dari 20 siswa) tuntas dan 10% (2 dari 20 siswa) tidak tuntas. Perbandingan hasil belajar IPS berdasarkan (1) ketuntasan belajar antara siklus 1 : siklus 2 adalah 14 : 18, (2) skor minimum antara siklus 1 dan siklus 2 adalah 78 : 82, (3) skor maksimum siklus 1 dan siklus 2 adalah 100 : 100, dan (4) skor rata-rata antara siklus 1 : siklus 2 adalah 92,15 : 95,85. Penelitian ini dinyatakan berhasil ditunjukkan oleh jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa melebihi target yang ditetapkan dalam indikator kinerja yaitu 85% dari seluruh siswa. Namun 2 siswa tidak tuntas karena siswa cenderung malas menuliskan jawabannya dalam bentuk uraian ketika mengerjakan soal evaluasi. Saran Berdasarkan hasil penelitian dalam PTK di kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 Salatiga semester II tahun 2015/2016, maka saran yang diberikan sebagai berikut. Bagi guru, hendaknya dapat meningkatkan keterampilan untuk melaksanakan penggukuran proses belajar dan pengukuran hasil belajar. Serta mengembangkan desain pembelajaran IPS yang 20

menarik, menyenangkan, dan kreatif seperti menggunakan pendekatan PBL dan model NHT. Bagi sekolah sebaiknya lebih mendorong dan memberikan motivasi kepada guru agar mampu melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan PBL dan NHT untuk meningkatkan hasil belajar. Bagi siswa, hendaknya mampu meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan PBL dan model NHT. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai referensi untuk mendesain pembelajaran menggunakan pendekatan PBL dan model NHT dalam upaya peningkatan hasil belajar IPS. DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard. 2008. Belajar untuk Mengajar (Learning to Teach). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan. Jakarta: Indeks. Fikrotur Rofiah. 2015. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html diakses pada 30 Januari 2016. Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta: Diva Press. Lestari, Pebrianti Hesti. 2013. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Sraten 01 Melalui Penerapan Numbered Head Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPA Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mulyawati, Vidya. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV Di SD Imbas Gugus Hasanudin Salatiga Semester Genap Tahun 2011/2012. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Permendiknas. Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi, Departemen Pendidikan Nasional. 21

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, Naniek Sulistya. & Slameto. 2012. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Salatiga: Widya Sari. Wardani, Naniek Sulistya, dkk. 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari. 22