SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU. Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERTIAN PARTAI POLITIK

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

Partai Politik dan Kelompok Penekan

PARTAI POLITIK DAN IDEOLOGI KEPARTAIAN. By FEBRIANI M.I.P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

POLITICAL REGIMES. Lina Miftahul Jannah

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

BAB V PENUTUP. Dari analisis hasil penelitian sebagaimana dikemukakan dalam bab sebelumnya. dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. golongan lain yang mempunyai pandangan berbeda. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan diikutsertakan dalam proses politik, maka lahirlah partai politik yang akan menghubungkan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS


Pelembagaan Partai Nasional Demokrat: Studi Penguatan Elektoral Di Kabupaten Nganjuk

3. PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA. Ramlan Surbakti

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA PEROLEHAN SUARA PARPOL ISLAM PADA PEMILU Triono. Abstrak

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN PROF.DR. DWI PURWOKO,MSI,APU

PEMILIHAN UMUM DAN SISTEM KEPARTAIAN : SUATU STUDI TERHADAP PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF DPRD KOTA MEDAN 2004

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RUU PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR/DPRD DAN DPD

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

PELEMBAGAAN PDI-P DI KECAMATAN KERTOSONO, KABUPATEN NGANJUK PADA PEMILU JURNAL

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

PARTISIPASI POLITIK PEMILU

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

BAB I PENDAHULUAN. negara di berikan kebebasan untuk berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan

Evaluasi Pemilih atas Kinerja Dua Tahun Partai Politik. Survei Nasional Maret 2006 Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Sistem Pemilihan Umum

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB II KONFIGURASI POLITIK MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI Konfigurasi Politik Megawati

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat seperti kebebasan berpendapat atau freedom of

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

: DR. H. Happy Bone Zulkarnaen, MS.

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

Isu Seputar Partai Politik: Kontroversi Calon Independen Dalam Pemilihan Kepala Daerah

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

SISTEM PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik,

PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

MEMBACA TEKS UNDANG-UNDANG PEMILU NO 8 TH 2012-DIANALISIS DARI KONTEKS LAHIRNYA UU TERSEBUT, KEPENTINGAN APA DAN SIAPA YANG IKUT MENENTUKAN LAHIRNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Reformasi telah membawa perubahan terhadap aspek-aspek kehidupan di

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

Paradigma Pemilihan Umum dan Kepentingan Politik. Oleh : Riamona S. Tulis

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem-sistem politik pada

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. manusia yang terorganisir secara stabil, tujuannya untuk menjamin dan

ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

PEMILU JERMAN 2017: PARTAI, ISU DAN MASA DEPAN POLITIK JERMAN

Transkripsi:

SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

Silabus 1. Pengertian dan Konsep Partai Politik 2. Fungsi-fungsi partai politik 3. Tipologi partai politik 4. Sistem Kepartaian di Indonesia 5. Konsep-konsep tentang Pemilu 6. Sistem Pemilu di Indonesia

PENGERTIAN PARTAI POLITIK Carl J. Friedrich partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan, berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun material. Sigmund Neumann partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. George B. de Huszar dan Thomas H. Stevenson partai politik adalah sekelompok orang-orang yang terorganisir untuk ikut serta mengendalikan suatu pemerintahan, agar dapat melaksanakan programnya dan menempatkan anggota-anggotanya dalam jabatan.

Menurut Barrie Axford Partai politik adalah sebuah organisasi permanen, tujuan utamanya adalah untuk mengikuti pemilihan umum dan untuk mempergunakan kekuasaan di dalam sebuah pemerintahan. partai menampilkan banyak fungsi, termasuk memobilisasi partisipasi masyarakat di dalam politik, recruitment elit, dan mewakili (bagian dari) masyarakat, tetapi memenangkan pemilu dan mengontrol mesin kekuasaan negara adalah yang utama

Menurut UU No 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

FUNGSI PARTAI POLITIK

FUNGSI PARTAI POLITIK Fungsi utama partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Secara umum, partai politik dikenal menjalankan sejumlah fungsi sebagaimana berikut ini: Sebagai sarana komunikasi politik Sebagai sarana sosialisasi politik Sebagai sarana rekruitmen politik Sebagai sarana artikulasi dan agregasi kepentingan Sebagai sarana pembuatan kebijakan Sebagai sarana pengatur konflik

Fungsi Parpol Menurut Rod Huge Rod Huge dalam bukunya berpendapat bahwa fungsi partai politik terdiri dari 4 hal, yaitu: 1. Partai berfungsi sebagai agen dari rekruitmen elite. Mereka melayani sebagai mekanisme besar untuk menyiapkan dan merekrut kandidat untuk jabatan publik. 2. Partai melayani sebagai agen dari aggregasi kepentingan. Mereka mentranformasi banyak tuntutan spesifik ke dalam paket-paket usul yang lebih mudah diatur. Partai-partai memilih, mengurangi dan mengkombinasi kepentingan-kepentingan. Mereka bertindak sebagai penyaring diantara masyarakat dan negara, memutuskan tuntutan mana yang diizinkan melalui jaringan mereka. 3. Partai politik masih melayani sebagai point of reference untuk para pendukung dan pemilih, memberikan masyarakat sebuah kunci untuk mengintepretasikan sebuah dunia politik yang rumit. 4. Partai modern menawarkan direction to government, atau partaipartai menyediakan kepemimpinan untuk memerintah.

TIPOLOGI PARTAI POLITIK

Tipe-Tipe Partai Politik Berdasarkan Asas & Orientasi Komposisi & Fungsi Anggota Tipologi Parpol Basis Sosial Tujuan Parpol Orientasi Ideologis

A. Parpol Berdasarkan Asas dan Orientasi Terbagi menjadi 3 yaitu : 1. Partai politik pragmatis, 2. Partai politik doktriner, dan 3. Partai politik kepentingan.

B. Parpol Berdasarkan Komposisi dan Fungsi Anggota Terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Partai massa/lindungan dan 2. Partai kader

C. Berdasarkan Basis Sosial dan Tujuan partai politik diklasifikasikan menjadi: 1. Partai politik yang beranggotakan lapisan sosial dalam masyarakat, 2. Partai politik yang anggotanya berasal dari kalangan kepentingan tertentu, 3. Parpol yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu, dan 4. Parpol yang anggotanya berasal dari kelompok budaya tertentu.

D. Parpol Berdasarkan Tujuan Parpol partai politik diklasifikasikan menjadi 1. Partai perwakilan kelompok, 2. Partai pembinaan bangsa, dan 3. Partai mobilisasi

E. Parpol Berdasarkan Orientasi Ideologis partai politik diklasifikasikan menjadi 1. Partai sayap kiri 2. Partai sayap kanan

Partai Politik Pada Tahun 2009

TUGAS!!!! PILAHLAH TIPE PARPOL-PARPOL YANG ADA DI INDONESIA!

SISTEM KEPARTAIAN

SISTEM KEPARTAIAN Sistem kepartaian mengacu kepada sejumlah dan tipe dari partai yang bekerja di dalam sistem politik. Cara yang paling umum dalam membedakan tipe sistem partai politik adalah dengan referensi jumlah partai yang berkompetisi dalam memperebutkan kekuasaan. Sistem kepartaian yang kebanyakan ditemui dalam politik modern saat ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem Satu Partai 2. Sistem Dua Partai 3. Sistem Partai Dominan 4. SIStem Multi Partai

ELEMEN-ELEMEN SISTEM KEPARTAIAN Elemen-elemn dalam sistem kepartaian (Dieter Nohlen dan Elmar Wiensendah), yaitu : 1. Jumlah partai yang ada 2. Derajat partai (keterpecahan) 3. Hubungan ideologis atau derajat polarisasi 4. Pola interaksi (ex: koalisi) 5. Hubungannya dengan masyarakat 6. Posisinya terhadap sistem politik 7. Derajat kelembagaan sistem kepartaian

Sistem kepartaian dibagi menjadi lima model : Sistem Partai Dominan Sistem Dua Partai Sistem Kepartaian Sistem Partai Pluralisme Terbatas Sistem Pluralisme ekstrim Sistem partai yang kabur

1. Sistem Partai Dominan (Predominant Party System) Ciri-ciri dari sistem ini adalah : Terdapat dua partai yang berkompetisi dalam pemilu yang bebas dan adil Namun hanya satu partai yang dapat menentukan dalam pembentukan pemerintah dalam jangka waktu tertentu Satu partai yang mendominasi dalam urusan politik, sedangkan partai lain hanya dapat berpartisipasi dalam koalisi Pergantian pemerintah harus melalui PEMILU Jarang terjadi pergantian pemerintah Contoh Pelaksanaan : di Jepang hingga tahun 1993 dan India hinga tahun 1977

2. Sistem Dua Partai (Two Party System) Ciri-ciri dari sistem ini adalah : 1. Terdapat dua partai yang memonopoli formasi pemerintah ; berdasarkan perolehan suara melalui pemilu dan kursi di parlemen 2. Partai-partai lain tidak dapat berkoalisi dalam pembentukan pemerintah 3. Dua partai ini membentuk koalisi sendiri utk mendukung kebijakan pemerintah 4. Pergantian pemerintah harus melalui PEMILU Contoh Pelaksanaan : di Inggris, Amerika Serikat, dan Philipina

3. Sistem Partai Pluralisme Terbatas (Limited Pluralism) Ciri-ciri dari sistem ini adalah : Terdapat 3-5 partai yang melakukan koalisi dalam pembentukan pemerintah Konstelasi politik dapat berubah sewaktu-waktu Satu partai tidak dapat membentuk formasi pemerintahan, karena sering terjadi konsensus politik Contoh Pelaksanaan : di Jerman dan Taiwan

4. Sistem Partai Pluralisme Ekstrim (Pluralism Extreme) Ciri-ciri dari sistem ini adalah : Koalisi terjadi maksimal 5 partai Konstelasi politik dapat berubah sewaktu-waktu Satu partai tidak dapat membentuk formasi pemerintahan, karena sering terjadi konsensus politik Contoh Pelaksanaan : di Italia, Thailand sampai tahun 2001

5. Sistem Partai Kabur /Multi Partai (Atomized Party System) Ciri-ciri dari sistem ini adalah : Adanya fragmentasi yang sangat tinggi Seringkali terjadi kondisi tidak stabil Organisasi sistem kepartaian tidak terstruktur Sering terjadi kompetisi antar Parpol

Tipologi Sistem Kepartaian Ada tiga faktor yang mempengaruhi sistem kepartaian : 1. Tingkat fragmentasinya 2. Tingkat polarisasinya 3. Tingkat institusionalisasinya Catatan : makin rendah fragmentasi dan polarisasi ideologi antar partai semakin memperkuat proses pembentukan pemerintah dan apabila sebaliknya akan muncul kesulitan utk berkonsensus dan tidak efektif

Klasifikasi Sistem Kepartaian Giovani Sartori (1976) membagi menjadi : 1. Pluralisme sederhana, yakni manakala terdapat dua partai dominan tetapi secara ideologis tidak terpolarisasi serta relasinya sentripetal 2. Pluralisme moderat, yakni ketika terdapat lebih dua partai dominan dan sudah mulai terdapat polarisasi ideologi, meskipun kecil, tetapi relasinya masih bercorak sentripental 3. Pluralisme ekstrem, yakni manakala terdapat polarisasi partai yang berdasarkan jumlah ideologi serta relasi yang bercorak sentrifugal

Jean Blonde Menurut Jean Blonde, sistem kepartaian dibagi berdasarkan jumlah, ukuran dan dalam taraf tertentu juga berdasar ideologi partai, menjadi sbb : 1. Sistem dua partai, yakni manakala terdapat dua partai yang menguasai lebih 90 % kursi di parlemen, misalnya saja ada satu partai yang memperoleh kursi 55 %, satu lagi 40 % dan sisanya oleh partai kecil 2. Sistem dua setengah partai, yakni apabila terdapat dua partai dominan tetapi hanya menguasai kursi parlemen kurang dari 90 %. Misalnya, partai A menguasai 40% dan partai C menguasai 15 % 3. Sistem multipartai dengan adanya satu partai dominan. Misalnya saja, partai A 45 %, partai B 20 %, partai C 15 %, partai D 10 %, dan partai E 10 % 4. Sistem multipartai dengan tidak ada satu partai yang dominan. Misalnya saja, partai A B C masing-masing mendapat 25 % dan partai D 10 %

Alan Siaroff Sedangkan menurut Alan Siaroff mengklasifikasikan sistem kepartaian berdasarkan jumlah, ukuran dan relasi antar partai. Membagi sbb : 1. Sistem dua partai, ketika terdapat dua partai yang menguasai parlemen lebih dari 90 % kursi 2. Sistem dua setengah partai, manakala terdapat dua partai dominan tetapi penguasaannya di parlemen kurang dari 90 % 3. Sistem multipartai moderat dengan satu partai dominan 4. Sistem multipartai moderat dengan dua partai dominan 5. Sistem multipartai moderat tetapi tidak ada partai yang dominan 6. Sistem multipartai ekstrim dengan dua satu partai dominan 7. Sistem multipartai ekstrim dengan dua partai dominan 8. Sistem multipartai ekstrim tetapi tidak ada satu pun partai dominan

Vicky Randell dan Lars Svansand, Menurut Vicky Randell dan Lars Svansand, pelembagaan sistem kepartaian adalah proses pemantapan partai politik baik dalam wujud perilaku yang mempola maupun dalam sikap atau budaya. Proses pelembagaan ini mengandung dua aspek, yaitu aspek internal-eksternal, dan aspek struktural-kultural. Bila kedua dimensi itu dipersilangkan, maka akan tampak sbb : 1. Derajat kesisteman (systemness) suatu partai sebagai hasil persilangan aspek internal dengan struktural 2. Derajat identitas nilai (value infution) suatu partai sebagai hasil persilangan aspek internal dengan kultural 3. Derajat otonomi suatu dalam pembuatan keputusan (decisional autonomy) sebagai hasil persilangan aspek eksternal dengan struktural 4. Derajat pengetahuan atau cita publik (reification) terhadap suatu partai sebagai persilangan aspek eksternal dengan struktural

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

UJIAN TENGAH SEMESTER Mata Kuliah : Pemeritahan Daerah Peraturan : 1. Ujian bersifat close book 2. Jawablah pertanyaan secara berurutan 3. Peserta dilarang berdiskusi, bekerja sama atau melakukan tindakan curang selama ujian 4. Peserta ujian dilarang keluar ruangan selama ujian berlangsung 5. Peserta ujian yang telah selesai dapat meninggalkan ruang ujian

Soal Ujian Tengah Semester 1. Jelaskan pengertian partai politik menurut Carl J. Frederich! 2. Tuliskan fungsi-fungsi dari partai politik! 3. Jelaskan dan beri contoh tipe partai politik berdasarkan azas/orientasi, basis sosial dan tujuan parpol! 4. Jelaskan ciri-ciri sistem kepartaian dominan dan sistem pluralisme terbatas! ***Selamat Bekerja***