BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Temuan penelitian menggambarkan bahwa kondisi objektif implementasi

IbM TERAPI PRAKTIS BAGI KELUARGA ANAK TUNARUNGU

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF ARTIKEL. Disusun untuk Memebuhi Salah Satu Syarat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup, terdiri dari 1) Simpulan 2) Implikasi 3) Saran.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asalusul,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Negara. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan professional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

Individualized Education Program (IEP) Least Restrictive Environment (LRE) Teaming and Collaboration among Professionals

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pembinaan sumber daya manusia (SDM) di resource center (RC) SLB Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INSTRUKSI KERJA OPEN RECRUITMENT ASISTEN LABORATORIUM SIMULASI DAN APLIKASI INDUSTRI

PERAN GPK DALAM PELAYANAN SISWA ABK DI SEKOLAH INKLUSI PASCA DEKLARASIKAN PROVINSI BALI SEBAGAI PENYELENGARA PENDIDIKAN INKLUSI

PENGUATAN EKOSISTEM PENDIDIKAN MELALUI BATOBO SEBAGAI OPTIMALISASI PENDIDIKAN INKLUSI DI PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM NON FORMAL BAGI PENYANDANG TUNANETRA DI PANTI TUNANETRA DAN TUNARUNGU WICARA DISTRARASTRA PEMALANG

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

BAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (SUSENAS) Tahun 2004 adalah : Tunanetra jiwa, Tunadaksa

BAB I PENDAHULUAN. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang dicanangkan

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

JRR Tahun 24, No. 1, Juni 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Inisiasi 2 Model Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Centre for Disability Research and Policy

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis refleksi terhadap pengembangan darf/pola

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (PTK) tentang penerapan pendekatan multisensori dapat meningkatkan

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

URAIAN PEKERJAAN. Ketua Komite Pelaksana GDEAI Anggota Koordinator 4 Nama

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

WALIKOTA PROBOLINGGO

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SMP NEGERI 32 SURABAYA

Setelah menganalisis hasil / temuan penelitian terhadap kompetensi GPK. pada Resource Center pendidikan inklusif dalam menjalankan tugasnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN Oleh

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Dukungan Keluarga

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah... 10

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun

H. Pengelolaan Program

SIKAP GURU SLB TERHADAP PENDIDIKAN INKLUSIF. Nia Sutisna dan Indri Retnayu. Jurusan PLB FIP Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

Perpustakaan Informasi mengenai perpustakaan di UB.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

Pendidikan Inklusif. Latar Belakang, Sejarah, dan Konsep Pendidikan Inklusif dengan Fokus pada Sistem Pendidikan Indonesia

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hak semua anak, tanpa terkecuali. Baik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk

GARIS-GARIS BESAR PEDOMAN KERJA ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 (GBPK OPM FT UM 2016)

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

Pengorganisasian dan Sosialisasi SPMI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PENYUSUNAN RENDUK TIK

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Pada Bab V ini penulis akan mengemukakan kesimpulan, implikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. berkebutuhan khusus. Permasalahan pendidikan sebenarnya sudah lama

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena

Berdasarkan hasil temuan penelitian temngkap bahwa pelaksanaan. biasa telah berjalan dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang , 2014

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan yang dilakukan melaui wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang telah ditelaah dengan teknik analisis data pada bab IV, maka dapat disimpulkan : 1. Pemahaman guru di Resource Center (RC) a. Pengetahuan guru tentang pendidikan inklusif Pemahaman guru di setiap RC mengenai pendidikan inklusif beragam, ada yang sudah memahami apa itu pendidikan inklusif, yaitu pendidikan yang ramah untuk semua dengan pelayanan yang optimal dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, namun kebanyakan guru masih berpendapat bahwa pendidikan inklusif itu adalah pendidikan yang mengikutsertakan siswa berkebutuhan khusus di sekolah reguler saja tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya. b. Pengetahuan guru tentang sistem dukungan bagi pendidikan inklusif. Secara keseluruhan guru di semua RC yang diteliti kurang memahami apa itu sistem dukungan bagi pendidikan inklusif, yang mereka ketahui tentang sistem dukungan bagi pendidikan inklusif ialah individu atau perorangan yang mendukung pendidikan inklusif seperti guru, kepala sekolah, orangtua, dan pihak lain terkait, memang pendapat mereka tidak salah karena individu atau perorangan tersebut juga membantu dalam perkembangan pendidikan inklusif namun sistem dukungan bagi pendidikan inklusif yang dimaksud ialah 96

kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah serta lembaga atau wadah yang mendukung pendidikan inklusif seperti Resource Center, Kelompok Kerja Pendidikan Inklusif, Gugus, dan lainnya. c. Pengetahuan guru tentang Resource Center (RC) Pengetahuan guru mengenai pengertian Resource Center secara keseluruhan sudah baik walaupun dengan redaksi kata yang berbeda namun memiliki makna yang mengarah kepada pengertian RC seperti yang tertuang di dalam buku pedoman RC, sedangkan untuk fungsi dan tugas dari RC itu sendiri guru-guru dapat menjelaskan beberapa tugas dan fungsi dari RC namun tidak secara menyeluruh seperti yang terdapat pada buku pedoman RC. 2. Proses Pelaksanaan Layanan Resource Center (RC). a. Pelaksanaan Layanan RC terhadap ABK di Resource Center Pelaksanaan layanan RC terhadap ABK yang ada di masing-masing RC sudah berjalan, walaupun prosedur pelaksanaannya antara RC yang satu dengan RC yang lain berbeda. Untuk siswa yang dilayani di RC ialah siswa berkebutuhan khusus dengan berbagai macam hambatan seperti anak autis, down syndrome, tunarungu, LD, dan sebagainya. Untuk proses perekrutan siswa di RC dilakukan dengan cara sosialisasi ABK di sekolahsekolah reguler ada, dan ada juga yang menerima siswa secara langsung di RC. Administrasi yang harus dipenuhi oleh orangtua siswa di setiap RC hampir sama yaitu mengisi formulir, biodata, dan melampirkan hasil tes atau hasil perkembangan siswa dari pihak lain seperti psikolog, terapis, maupun dokter. Sedangkan untuk biaya administrasi seperti biaya pendaftaran maupun biaya bulanan berbeda di setiap RC, ada yang dibebaskan ada juga yang dibebankan namun sesuai dengan kemampuan orangtua siswa. 97

Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam memberikan layanan di semua RC yang diteliti yaitu guru-guru yang berkompeten atau professional di dalam bidangnya. Semua guru, koordinator, maupun kepala sekolah adalah lulusan dari Universitas dengan Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Peran serta SDM di RC dalam melayani ABK disesuaikan dengan tugas dan jabatan yang dipegangnya di RC masing-masing namun semuanya berusaha untuk memberikan layanan yang optimal bagi ABK di RC. Langkah-langkah layanan yang diberikan oleh RC bagi ABK di semua RC yang diteliti hampir sama yaitu dimulai dengan assesmen. Assesmen yang diberikan di semua RC disesuaikan dengan kebutuhan dan usia siswa. Contoh assesmen yang digunakan yaitu assesmen pra akademik, assesmen prilaku, assesmen perkembangan, assesmen bahasa, dan lain-lain. Untuk pelayanan assesmen ini dilakukan ketika siswa pertama kali masuk sekolah atau setiap awal tahun ajaran baru. Setelah dilakukan assesmen langkah selanjutnya yang dilakukan oleh semua RC dalam melayani ABK yang ada di RC masing-masing ialah pembuatan program bagi ABK. Program yang dibuat bagi siswa berdasarkan hasil assesmen yang telah dilakukan sebelumnya dan bila ada dibantu dengan hasil rujukan dari pihak lain seperti psikolog, terapis ataupun dokter. Setelah pembuatan program langkah selanjutnya yang dilaksanakan oleh masingmasing RC ialah pelaksanaan layanan. Jam pelayanan di setiap RC beragam ada yang dimuali dari pukul 07.30 ada juga yang dimulai dari pukul 08.00. Pada dasarnya setiap RC yang diteliti menjadikan RC sebagai kelas persiapan bagi siswa, sehingga materi yang diberikan bukanlah materi akademik melainkan materi yang berupa pre akademik, bahasa, 98

perilaku, olahraga maupun bina diri, tentunya materi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Langkah selanjutnya ialah melakukan evaluasi, evaluasi harian dilakukan oleh semua guru di RC yang diteliti, evaluasi yang diberikan pun disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Namun untuk evaluasi formal yang melaksanakan hanyalah RC Xdan Y saja, evaluasi formal dilakukan setiap tiga bulan sekali, evaluasi tersebut digunakan untuk melihat sejauh mana program yang dilaksanakan berpengaruh kepada siswa, selain itu evaluasi juga dilaksanakan sebagai bahan pembuatan laporan hasil belajar siswa kepada orangtua. Pelatihan vokasional bagi ABK sudah dilaksanakan di RC Y namun itu juga tidak rutin dilaksanakan Pelatihan vokasional tersebut hanya dilaksanakan ketika ada workshop saja hal itu dikarenakan kurangnya biaya dalam melaksanakan pelatihannya. b. Layanan Resource Center terhadap sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif. Sejauh ini pelaksanaan layanan yang dilakukan oleh semua RC terhadap sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif masih belum berjalan dengan optimal. Pelaksanaan layanan RC yang sudah dilakukan oleh beberapa RC terhadap sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif yaitu melakukan advokasi serta membantu memecahkan masalah layanan pendidikan yang dihadapi oleh sekolah tentang inklusi melalui diskusi baik itu dilaksanakan di sekolah tersebut maupun di RC itu sendiri dengan mengundang guru-guru umum. Bentuk layanan yang sudah dilaksanakan oleh sebagian besar RC yang diteliti ialah melakukan sosialisasi mengenai pendidikan inklusif dan ABK ke sekolah-sekolah reguler, menyedikan alat bantu mengajar, dan melakukan advokasi bagi ABK. 99

Adapun prosedur pelaksanaan layanan RC terhadap sekolah inklusi tersebut ialah dengan membuat agenda kunjungan ke sekolah-sekolah tersebut namun kegiatan tersebut tidak rutin dilakukan dikarenakan terbentur dengan biaya. Selain itu sekolah inklusi juga bisa langsung datang untuk berkonsultasi ke RC atau dapat mengundang RC untuk memberikan informasi ataupun berdiskusi mengenai permasalahan mengenai siswa berkebutuhan khusus. 3. Hambatan yang dialami oleh Resource Center a. Lingkungan Pembelajaran Masih kurangnya optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang ada di RC, kurangnya wawasan guru-guru di RC terhadap informasi baru mengenai pendidikan inklusif maupun ABK, alokasi waktu layanan yang dirasa kurang mencukupi serta partisipasi orangtua yang kurang mendukung terhadap program yang diberikan oleh RC terhadap siswa. b. Pelaksanaan layanan Resource Center Hambatan yang dialami guru dalam pelaksanan pelayanan ABK di Resource Center yaitu dalam penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus, kelainan ABK di Resource Center cukup kompleks (konsentrasi,perilaku,bahasa), belum terjalinnya kerjasama yang baik antara orang tua,guru dan tenaga ahli (psikolog,dokter) Sedangkan hambatan layanan Resource Center terhadap sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yaitu belum terjalinya kemitraan secara optimal sehingga terjadi miss komunikasi,miss understanding,miss informasi, masih ada guru yang belum memahami 100

tentang layanan pendidikan inklusif, terjadi adanya ketidak sesuaian antara jadwal dengan pelaksanaan kunjungan. 4. Upaya dalam mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Resource Center a. Lingkungan Pembelajaran Upaya mengatasi hambatan yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada seoptimal mungkin, merekomendasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, mengoptimalkan SDM yang ada, b. Pelaksanaan layanan Resource Center Pelaksanaan layanan terhadap ABK di RC diawali dengan kegiatan guru menyusun program sesuai dengan kebutuhan ABK, melaksanakan program dengan didasari sabar, tulus, ikhlas dan konsisten. Sedangkan pelaksanaan layanan RC terhadap penyelenggara pendidikan inklusif yaitu melakukan kegiatan konsultasi untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi termasuk dalam penyesuaian jadwal kunjungan. B. REKOMENDASI Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bagi orang tua, guru, sekolah, pemerintah dan peneliti lainnya. yaitu sebagai berikut : 1. Rekomendasi untuk Guru Guru-guru diharapkan membuka diri untuk menambah wawasan dengan banyak membaca atau browsing internet yang berkaitan dengan pendidikan inklusif dan pelayanan ABK. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam pelayanan akan lebih optimal. Selain itu juga diperlukan untuk mengadakan kegiatan diskusi atau sharing dengan teman sejawat. Bila memiliki wawasan dan pengetahuan maka kinerja atau layanan terhadap ABK akan 101

optimal, namun semua itu harus disertai dengan kinerja yang baik dari guru tersebut kinerja tersebut berkaitan dengan kehadiran, kelengkapan administrasi pembelajaran (penyusunan program dan pelaksanaan program). 2. Rekomendasi Koordinator RC Koordinator RC harus selalu up-date mengenai pengetahuan atau berita yang berkaitan dengan perkembangan pelayanan ABK dan pendidikan inklusif. Selain itu dibutuhkan ketegasan untuk mengawasi para guru dalam melaksanakan pelayanan program sehari-hari. Tidak hanya cukup mengawasi saja namun koordinator harus menjadi teladan atau contoh bagi guru lain dalam membuka wawasan dan disiplin kerja. 3. Rekomendasi untuk sekolah Berusaha mengoptimalkan kinerja RC yang sesuai dengan petunjuk teknis agar menjadi sistem dukungan bagi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Dibutuhkan kontrol, pengawasan dan komunikasi yang terjalin dengan baik antara kepala sekolah dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di RC, sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dan Dinas/instansi terkait. 4. Rekomendasi untuk Penyelenggara Pendidikan Inklusif Menyelenggarakan pendidikan inklusif memang tidak mudah dan dibutuhkan komitmen yang kuat dari kepala sekolah dan guru. Selain itu juga harus ditunjang dengan SDM yang mau dan mampu menyelenggarakan layanan yang ramah bagi semua siswa. Komunikasi harus terjalin dengan baik antara SDM di sekolah, siswa dan orangtua siswa. Apabila ada hambatan di dalam penyelenggaraan dan setiap langkah yang akan dilaksankan haruslah didiskusikan terlebih dahulu dengan seluruh SDM dan konsultan pendidikan inklusif. 102

Di dalam menjalankan pendidikan inklusif kepala sekolah dan pelaksana harus sering mengadakan diskusi atau sharing baik internal atau eksternal, yang dimaksudkan adalah diskusi atau sharing dengan sekolah inklusi lain. 5. Rekomendasi untuk peneliti lain Untuk peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan penelitian masalah Resource Center sebagai sistem dukungan disarankan meneliti tentang Model Pengembangan SLB sebagai Resource Center. 103