BAB II KAJIAN TEORITIS
|
|
- Yenny Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kemitraan antara Sekolah dan Masyarakat Secara etimologi kata kemitraan berasal dari kata mitra yang artinya pasangan kerja, atau partner usaha. (Widodo,2002:441). Dengan demikian kemitraan dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerja sama. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara formal dan potensial memiliki peranan penting dan startegis bagi pembinaan generasi muda, khususnya bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu tempat dalam ikatan aturan tertentu (Hoetomo, 2005:336). Kemitraan antara sekolah dan masyarakat merupakan hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat dalam upaya pengembangan sekolah. Sekolah tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah. Karena keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan jasa pendidikan. Hubungan kemitraan antara sekolah dan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Masyarakat merupakan kelompok dan individu-individu yang berusaha menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Dalam masyarakat terdapat lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, lembaga keagamaan, kepramukaan, politik, sosial, ekonomi, olah raga, kesenian yang 7
2 8 bergerak dalam usaha pendidikan, juga terdapat individu-individu yang bersimpati terhadap pendidikan di sekolah. Hubungan kemitraan sekolah dan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial masyarakat. Hubungan kemitraan sekolah dan masyarakat bertujuan antara lain (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak (2) memperkokoh tujuan serta meningkatklan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan kerja sama dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pihak sekolah dapat melakukan banyak cara untuk menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin hubungan kemitraan yang harmonis dengan masyarakat. Jika hubungan sekolah dan masyarakat berjalan dengan baik rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan maksimal. Agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat, maka masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran dan kondisi sekolah dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua siswa, open house, kunjungan sekolah, kunjungan ke rumah siswa, penjelasan oleh staf sekolah, siswa, melalui radio dan televisi, serta laporan tahunan. Hubungan kemitraan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat akan membentuk :
3 9 1) Saling pengertian antara sekolah, orang tua siswa, masyarakat, dan lembagalembaga yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja. 2) Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena masing-masing mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing. 3) Kerja sama yang erat antara sekolah dan berbagai pihak yang ada di masyarakat serta tumbuhnya rasa tanggung jawab masyarakat atas suksesnya pendidikan di sekolah. Sekolah menghendaki agar peserta didik kelak menjadi manusia pembangunan yang berkualitas. Demikian halnya dengan masyarakat, mengharapkan agar sekolah dapat menciptakan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas sehingga dapat mengembangkan berbagai potensi masyarakat setelah kembali dan hidup bermasyarakat. Karena itu antara sekolah dan masyarakat mempunyai kesamaan tujuan. Hubungan kemitraan antara sekolah dan masyarakat meliputi : a. Tujuan kemitraan antara sekolah dan masyarakat. Tujuan kemitraan antara sekolah dan masyarakat dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu kepentingan sekolah dan kebutuhan masyarakat, menurut Mulyasa (2011:148) ditinjau dari dimensi kepentingan sekolah kemitraan antara sekolah dan masyarakat bertujuan; (a) memelihara kelangsungan hidup sekolah (b) meningkatkan mutu pendidikan di sekolah (c) memperlancar kegiatan belajar mengajar (d) memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program-program sekolah. Sementara itu berdasarkan dimensi kebutuhan masyarakat, tujuan pengelolaan hubungan antara
4 10 sekolah dan masyarakat adalah untuk (a) memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (b) memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat (c) menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, (d) memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya. Di samping itu hubungan kemitraan antara sekolah dan masyarakat bertujuan untuk saling membantu serta saling mengisi dan menggalang bantuan keuangan, bangunan serta barang. Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan program bersama bagi pembinaan peserta didik dapat mengurangi jurang pemisah antara sekolah dengan masyarakat serta mencegah kemungkinan anak berbuat kenakalan. Pada hakikatnya pendidikan yang baik membutuhkan biaya yang banyak, ruang belajar yang cukup dan alat bantu pendidikan yang memadai. Biaya yang ada di sekolah sangat terbatas. Dalam kerangka inilah masyarakat yang mampu diharapkan dapat menjadi penanggung jawab dan donator yang memberikan dukungan dana demi kelancaran kegiatan pendidikan di sekolah. Masyarakat dapat membantu sekolah melalui dewan sekolah atau komite. Masyarakat, baik perorangan maupun lembaga yang berminat dan bersimpati dapat memberikan bantuannya melalui berbagi cara, misalnya membantu pengadaan alat peraga, dan perpustakaan sekolah serta memberikan bea siswa kepada peserta didik yang kurang mampu atau bahkan menjadi orang tua asuh.
5 11 b. Bidang kemitraan antara sekolah dan masyarakat. Banyak orang berpendapat bahwa hubungan sekolah dan masyarakat terbatas dalam hal kepentingan belajar anak. Sehingga bila orang tua peserta didik dengan guru di sekolah telah bersama-sama melakukan pendidikan maka hubungan sudah dianggap baik. Oleh karena itu banyak kepala sekolah yang menganggap cukup adanya hubungan sekolah dengan masyarakat jika sudah terbentuk Komite yang sewaktu-waktu bisa dihubungi atau dijadikan perantara antara sekolah, orang tua dan masyarakat apabila terjadi sesuatu pada peserta didik. Pada hal hubungan antara sekolah dan masyarakat juga dapat dilakukan melalui bidang pendidikan kesenian, olah raga dan keterampilan serta pendidikan bagi peserta didik berkelainan. Hubungan kemitraan antara sekolah dan masyarakat dapat berbentuk dan terjalin melalui Komite, rapat bersama, konsultasi, radio dan televisi, surat dan telepon, pameran sekolah, ceramah dan penyerahan BLP. B. Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan Secara historis istilah sekolah berasal dari bahasa Yunani Kuno sechola atau sechole yang artinya waktu senggang, liburan atau istirahat. Para bangsawan Romawi saat itu memanfaatkan waktu senggang dengan mengisinya dengan kegiatan olahraga atau berdiskusi tentang segala macam masalah kehidupan. Kegiatan tersebut yang pada awalnya sekedar mengisi waktu senggang namun pada perkembangan selanjutnya dilakukan secara terus menerus dan dijadwalkan terutama diskusi atau debat sehingga bangsa Romawi menggunakan kata sechola sebagai tempat berdiskusi untuk mempelajari
6 12 berbagai lapangan kehidupan. Sesuai dengan perkembangan zaman kata sechole berubah menjadi kata school yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi sekolah. Sekarang sekolah merupakan lingkungan pendidikan secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat, berjenjang, dan berkesinambungan sehingga disebut pendidikan formal (Hasbullah,t.th.:91) Karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sengaja didirikan atau dibangun khusus untuk tempat pendidikan, maka sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, memiliki fungsi sebagai kelanjutan pendidikan dalam lingkungan keluarga dengan guru sebagai pendidiknya. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau pemerintah untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu memberi bekal persiapan hidup bagi anak-anaknya terutama ilmu pengetahuan, teknologi dan berbagai ketrampilan. Semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu sekolah seharusnya menyiapkan manusia Indonesia sebagai individu masyarakat, warga negara dan warga dunia di masa depan. C. Peranan Masyarakat dalam pendidikan. Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya. Masyarakat juga dapat diartikan sebagai tata bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya tersedia
7 13 (Hasbullah,t.th.:100) Dalam arti masyarakat berperan sebagai wadah dan wahana pendidikan, medan kehidupan manusia yang majemuk. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Berikut ini menurut Hasbullah (t.th.: ) beberapa peran masyarakat dalam pendidikan (sekolah): 1. Masyarakat turut berperan serta dalam pendirian dan pendanaan sekolah. 2. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat 3. Masyarakat ikut menyediakan tempat pendidikan/sumber belajar seperti gedung meseum, perpustakaan, panggung kesenian dan sebagainya. 4. Masyarakat menyediakan berbagai sumber untuk sekolah seperti, atlet, dokter, peternak dan pekebun, polisi serta tenaga ahli lainnya, yang sewaktuwaktu dapat diundang ke sekolah memberikan informasi tentang hal-hal yang dipelajari siswa yang menyangkut bidang keahliannya. 5. Masyarakat itu sendiri sebagai sumber belajar atau laboratorium belajar bagi siswa. Masyarakat di lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang turut mewarnai karakteristik para peserta didik, baik kemungkinan bersifat positif maupun negatif, diharapkan mampu melakukan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan dengan sekolah. Sementara itu dalam buku Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam (Depag.RI,2001:37) disebutkan bahwa tugas-tugas masyarakat di lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut :
8 14 a. Turut melakukan pengawasan terhadap para peserta didik, yang diindikasikan melakukan penyimpangan sikap dan prilaku melanggar aturan b. Membantu menciptakan lingkungan yang aman, damai dan religius. c. Mendorong terciptanya kerja sama yang baik, terutama dalam pembinaan kegiatan keagamaan d. Memberikan masukan dan bahkan kritik terhadap pembinaan keagamaan di sekolah. D. Pengaruh timbal balik antara Sekolah dan Masyarakat 1. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia. Dalam hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat secara garis besar dikemukakan sebagai berikut : a. Sekolah dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat. Realita membuktikan bahwa di dalam kehidupan masyarakat tantangan demi tantangan selalu merambah kehidupan warganya, dan arus tantangan itu akan semakin deras dan berat seirama dengan perkembangan masyarakat yang semakin cepat. Di sinilah terlihat urgensi yang semakin tinggi dari upaya mencerdaskan kehidupan warga masyuarakat. b. Sekolah membawa bibit pembaharuan bagi perkembangan masyarakat. Sampai saat ini sistem pendidikan yang berjalan dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat sangat diperlukan adanya pengetahuan baru, teknologi baru dan pemikiran-pemikiran inovatif yang bersifat fungsional. Apa
9 15 yang menjadi program sekolah dapat dikatakan sebagai transformasi bibit-bibit pembaharuan bagi perkembangan masyarakat. c. Sekolah menciptakan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat. d. Sekolah memunculkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat. 2. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah. Masyarakat dengan segala atributnya dan identitasnya yang memiliki dinamika, secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh- pengaruh tersebut antara lain sebagai beriokut : a. Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya senantiasa membawa pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan. Sebagai contoh adanya perbedaan orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing negara. b. Bahwa dalam bidang sosial budaya serta pertisipasinya masyarakat membawa pengaruh terhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Hal ini tercermin dalam proses belajar mengajar, baik yang menyangkut pada aktifitas pendidik maupun anak didik, misalnya sistem CBSA yang implementasinya banyak dipengaruhi dan diwarnai nilai-nilai sosial budaya masyarakat.
10 16 E. Peranan Komite Sekolah sebagai Mitra Sekolah Di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 54 dikemukakan: (1) peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran setrta perseorangan, kelompok, keluarga, orgamisasi profesi, pengusaka dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan; (2) masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksanaan dan pengguna hasil pendidikan. (Depag RI, 2007:22) Secara lebih khusus lagi dalam pasal 56 disebutkan bahwa (1) masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melaui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah. (3) komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (Depag RI;2007:23) Peran serta masyarakat melalui Komite Sekolah memiliki posisi yang amat strategis dalam mengembangkan tanggung jawab masyarakat. Iklim demokratis dalam pengelolaan sekolah (dalam Ansar, dan Masaong,2007:167) tercermin dalam peran serta masyarakat dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Membangun sikap kepemilikan sekolah 2. Merumuskan kebijakan sekolah 3. Membangun kesadaran mutu 4. Perhatian terhadap kehidupan akademik sekolah
11 17 5. Membangun tata kerja kelembagaan sekolah Peran serta masyarakat sekolah melalui Komite Sekolah harus pula diarahkan pada penciptaan budaya kelembagaan baru dalam pengelolaan sekolah yang meliputi : a. Komite Sekolah merupakan partner sekolah yang secara bersama-sama mengupayakan kemajuan bagi sekolah. b. Pengembangan perencanaan strategis sekolah yang menggambarkan arah pengembangan sekolah jangka menengah (3-5 tahun mendatang) c. Pengembangan perencanaan tahunan sekolah. d. Melakukan monitoring internal dan evaluasi diri yang dilakukan secara reguler dan melaporkan serta membahas hasilnya dalam forum komite sekolah. e. Menyusun laporan tahunan sekolah f. Melakukan review sekolah g. Melakukan survey pendapat terhadap stakholder sekolah h. Menyelenggarakan hari terbuka bagi orang tua dan masyarakat i. Memantau kinerja sekolah yang meliputi kinerja manajemen sekolah, kepemimpinan Kepala sekolah, mutu belajar mengajar termasuk kinerja mengajar guru, hasil belajar peserta didik, disiplin dan tata tertib sekolah, prestasi sekolah dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan Nasional, yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pendidikan juga merupakan inventasi
Lebih terperinciLatihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012
Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciSOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,
SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal
117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciHubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan A. Pengaruh Keluarga terhadap sekolah dan masyarakat
Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan A. Pengaruh Keluarga terhadap sekolah dan masyarakat Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dan dianggap memiliki peran yang strategis
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH
BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing
Lebih terperinciPENTINGNYA PERAN SERTA ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 43 PENTINGNYA PERAN SERTA ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK Oleh: Tugas Ali Gunadi SMK Negeri 3 Boyolangu Kabupaten Tulungagung Abstrak. Untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab
Lebih terperinciKOMPETENSI KEPALA SEKOLAH
KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan
Lebih terperinci2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah selaku lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan para peserta didik (siswa), untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan yang dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sebagai saka utama negara dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah Indonesia guna meningkatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tema penting dalam penyelenggaraaan pendidikan di negara kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks bangsa Indonesia,
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Jumat, 24 Desember :41 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 30 Januari :58
PROGRAM KERJA HUMAS SMP NEGERI 5 AMLAPURA 1. PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG Bertolak dari penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa desentralistik, maka hal ini berdampak pula terhadap reorintasi
Lebih terperinciBAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN
BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
1 WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa pembangunan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PERAN SERTA ORANG TUA DAN DUNIA USAHA/INDUSTRI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 SINGOSARI.
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 11 STUDI TENTANG PERAN SERTA ORANG TUA DAN DUNIA USAHA/INDUSTRI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 SINGOSARI Oleh: Novita Dwi Anggraeni 1),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak ke hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu dampak dari adanya reformasi adalah perubahan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bondong menuju Sekolah Sepak Bola (SSB) sedini mungkin, untuk ditempa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat didunia tidak kalah tentunya di Indonesia. Cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG
BAB IV ANALISIS ATAS MANAJEMEN HUMAS DALAM MENINGKAT KAN PENCITRAAN PUBLIK DI TK ANNUR TUGUREJO SEMARANG Setelah data-data yang penulis butuhkan dapat terkumpul, maka selanjutnya akan peneliti lakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran PKn Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP (Sekolah Menengah Pertama) merupakan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan dan pembelajaran di tingkat SMP memberikan penekanan peletakan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas
II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Untuk melindungi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian deskripsi, analisis dan pembahasan telah di paparkan gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, sekolah tidak mungkin melepaskan manajemen hubungan masyarakat (humas). Hal itu dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecenderungan prilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang anak masih mudah ditemukan. Berbagai kasus kriminal yang pernah terjadi tidak sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bukan hanya saja dunia usaha, tetapi dunia pendidikan juga dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciTERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Visi adalah gambaran atau pandangan tentang masa depan yang diinginkan. Dalam konteks perencanaan, visi merupakan rumusan umum mengenai
Lebih terperinciBAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN. YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri
BAB II PROFIL YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN A. Sejarah Singkat YAYASAN PENDIDIKAN MULIA Medan didirikan oleh Badan Pendiri Yayasan yaitu : Drs. H. Achmad Effendi Siregar (merupakan Ketua di badan pengurus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dalam bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan. Dengan ditetapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Budaya orgnanisasi berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda merupakan pengembangan estafet kepemimpinan kehidupan dimasa mendatang, terutama dalam rangka pembangunan nasional. Karena itu pemuda adalah sumber
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN URUSAN KEPEMUDAAN DAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperincidan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang mampu menghadapi perubahan dan kemajuan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawahan yang berbeda beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena pemimpin merupakan orang yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk sebagai negara yang sedang berkembang. Dalam mencapai tujuan nasional perlu adanya pembangunan dari segala bidang. Untuk tercapainya tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Di dalam kehidupannya manusia mengalami perubahan karena akibat kegiatan belajarnya. Pengembangan melalui belajar pada hakikatnya adalah merupakan proses aktualisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan kebutuhan,
Lebih terperinciPROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI
PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PEMERINTAH KOTA CIREBON KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Walikota Cirebon Nomor: 16
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuannya, nilai serta sikapnya, dan
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L
No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berangkat dari rasa keprihatinan atas kondisi bangsa kita dengan maraknya peristiwa-peristiwa yang mendera saat ini, antara lain tingginya tingkat kriminalitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan
Lebih terperinciDASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1 Tujuan Supervisi Supervisi adalah kata serapan dari bahasa Inggris supervision, gabungan dari dua kata super dan vision, yang memiliki arti melihat
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi
316 BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi antara guru dan siswa. Guru selalu mengedepankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk menciptakan pembaharuan dalam pengetahuan, perilaku, dan sikap manusia terutama kaum generasi muda, agar mereka siap menghadapi
Lebih terperinciQANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga hakikatnya merupakan salah satu unsur pokok dan sangat berpengaruh di dalam pembangunan rohani dan jasmani setiap insan manusia dalam rangka pembangunan sumber
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa Perencanaan untuk menyusun program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI islamiyah
Lebih terperinciDocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generasi muda adalah bagian dari penduduk dunia yang sangat potensial dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan masa depan dunia. Namun permasalahan
Lebih terperinciUPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd
UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
Lebih terperinciIV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga
8. URUSAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif
Lebih terperinci