BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

PERIBAHASA BAHASA JEPANG DAN PADANAN MAKNA BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOSEKI

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk berkomunikasi dalam pengungkapan gagasan atau perasaan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB I PENDAHULUAN. tentang makna. Makna, sebagai penghubung satu bahasa dengan bahasa lain di

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau sindiran terhadap seseorang adalah peribahasa. Pada awalnya, peribahasa adalah karya sastra lisan, fungsi dan penyebarannya juga dilakukan secara lisan oleh masyarakat zaman dahulu untuk menyampaikan suatu pesan. Mieder (1993) sebagai spesialis dalam fraseologi mendefinisikan peribahasa sebagai berikut: A short, generally known sentence of the folk which contains wisdom, truth, morals, and traditional views in a metaphorical, fixed and memorizable form and which is handed down from generation to generation. Kalimat pendek yang ada dalam masyarakat yang mengandung unsur kebijaksanaan, kebenaran, moral, dan pandangan-pandangan tradisional dalam bentuk metafora, berbentuk baku, dan selalu diingat serta diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. (Mieder, 1993:5) Peribahasa dalam bahasa Jepang disebut dengan kotowaza. Pengertian peribahasa dalam bahasa Jepang, dapat dilihat dari kutipan yang diungkapkan oleh Masataka Tamura berikut ini. ことわざは 猿も木から落ちる 掃き溜めに鶴 など 古くから言い習わ されてきた表現で 生活の知恵や処世上の教訓などを諭してくれるもの です Kotowaza wa, saru mo ki kara ochiru hakidame ni tsuru nado, furuku kara ii narawa sarete kita hyougen de, seikatsu no chie ya shoseijou no kyoukun nado o satoshite kureru mono desu. Peribahasa seperti saru mo ki kara ochiru : monyet pun bisa terjatuh dari pohon, hakidame ni tsuru : bangau di tempat kotor dan lain sebagainya merupakan sebuah ungkapan yang diteruskan 1

2 dari masa lampau yang memberikan nasihat mengenai pengetahuan dan peraturan tingkah laku hidup. (Tamura, 2013:1) Kutipan tersebut menunjukkan bahwa peribahasa telah tercipta dan dipakai oleh orang-orang sejak zaman dahulu hingga sekarang. Oleh karena peribahasa adalah sebuah ideom, maka kebanyakan orang salah memahami peribahasa dengan hyougen 表現 yang merupakan ungkapan atau cara bicara seseorang yang menunjukkan ekspresi mereka dalam bentuk pola-pola kalimat. Memahami suatu peribahasa tidaklah mudah. Selain banyak makna kiasan dan pemilihan diksi yang tergolong bahasa lama (kuno), perbedaan pola pikir juga merupakan faktor yang membuat adanya perbedaan unsur peribahasa tersebut. Peribahasa merupakan salah satu alat untuk merefleksikan pola pikir yang dimiliki masyarakat Jepang sejak zaman dahulu dan sering dituangkan salah satunya melalui karya sastra khususnya novel. Seperti peribahasa di bawah ini: 1) 河童の川流れ Kappa no kawa nagare どんな名人でも たまには失敗することもあるというたとえ 泳ぎが得意な河童でも時には水に勢いに流されることがあるというこ とから Donna meijin demo, tama ni wa shippai suru koto mo aru to iu tatoe. Oyogi ga tokui na kappa demo toki ni wa mizu ni ikioi ni nagasareru koto ga aru to iu koto kara. Sepintar-pintarnya seseorang, sesekali pasti pernah merasakan kegagalan. Hal ini sama halnya dengan sepintar-pintarnya seeokor kappa berenang, suatu saat pernah hanyut terbawa arus sungai. (Toshihiro, 2010:127)

3 Secara leksikal peribahasa kappa no kawa nagare dapat diartikan sebagai kappa hanyut di sungai, sedangkan makna ideomatiknya adalah sepintar apapun seseorang, pasti pernah mengalami kegagalan juga. Bagi orang Jepang, kappa merupakan makhluk legenda yang berwarna hijau dengan piring di atas kepalanya. Kappa dikenal sebagai makhluk yang sangat pandai berenang, namun sepandai-pandainya kappa berenang masih juga dia bisa tenggelam. Kappa merupakan makhluk legenda yang hanya terdapat dalam mitologi Jepang, ini membuktikan bahwa pemilihan diksi berupa kappa dalam menyusun peribahasa tersebut merupakan nilai budaya dari masyarakat Jepang itu sendiri. Peribahasa kappa no kawa nagare mempunyai padanan makna dengan peribahasa Indonesia, yaitu sepandai-pandai tupai melompat, jatuh ke tanah juga yang memiliki makna orang pandai sekalipun akan tersilap (Hasan, 2011:393). Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai garis pantai yang sangat luas. Sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis menjadikan Indonesia banyak ditumbuhi tanaman kepala. Tupai merupakan sejenis binatang pengerat buah-buahan yang pandai melompat dari satu pohon ke pohon yang lain dan mudah ditemukan tupai di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia menjadikan binatang tupai sebagai diksi dalam membuat sebuah peribahasa. Penulis novel biasanya tidak banyak menggunakan peribahasa dalam karyanya, namun dalam novel yang berjudul Botchan, Natsume Soseki selaku pengarang menggunakan banyak peribahasa untuk memperindah hasil karyanya.

4 Cerita menarik yang disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti, membuat novel Botchan menjadi sebuah karya sastra yang menarik dan cocok untuk dijadikan sebagai sumber data dalam objek` penelitian ini. Novel Botchan merupakan novel kedua Natsume Soseki yang terus menjadi favorit pembaca Jepang hingga sekarang dan menduduki posisi penting dalam sastra Jepang. Berdasarkan pemaparan tersebut, bentuk, fungsi, dan makna yang terkandung dalam peribahasa bahasa Jepang pada novel Botchan karya Natsume Soseki serta padanan makna dalam bahasa Indonesia menjadi menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini, setelah peribahasa dalam bahasa Jepang dikumpulkan dari novel Botchan karya Natsume Soseki, dilanjutkan dengan menganalisis bentuk, fungsi, pemaknaan dan perbandingannya dengan peribahasa dalam bahasa Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah pokok yang hendak dijawab dalam penelitian yang berkaitan dengan analisis peribahasa yang ada di dalam novel Botchan karya Natsume Soseki yaitu: 1. Bagaimanakah makna ideomatik dan makna kontekstual peribahasa bahasa Jepang dalam novel Botchan karya Natsume Soseki? 2. Bagaimanakah padanan makna peribahasa bahasa Jepang dalam novel Botchan karya Natsume Soseki dalam bahasa Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian

5 Tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian mengenai analisis peribahasa bahasa Jepang dan padanan makna bahasa Indonesia dalam novel Botchan karya Natsume Soseki, dibagi menjadi dua yaitu: 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memahami makna peribahasa yang ada dalam novel Botchan karya Natsume Soseki serta padanan makna bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menambah khasanah penelitian linguistik Jepang dan sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.3.2 Tujuan Khusus Sesuai dengan masalah yang diuraikan sebelumnya, secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui makna ideomatik dan makna kontekstual peribahasa bahasa Jepang dalam novel Botchan karya Natsume Soseki. 2. Mengetahui padanan makna peribahasa bahasa Jepang dalam novel Botchan karya Natsume Soseki dalam bahasa Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini ada dua yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoretis Manfaat penelitian secara teoretis, yaitu menambah khasanah pengetahuan tentang bahasa Jepang, khususnya mengenai peribahasa. Pengetahuan tersebut antara lain mengenai makna peribahasa dan padanan makna dalam bahasa Indonesia. Selain itu, diharapkan penelitian ini mampu membantu dan

6 mempermudah memahami makna peribahasa yang ada dalam karya sastra khususnya dalam novel. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang untuk memahami makna ideomatik dan makna kontekstual dari peribahasa bahasa Jepang. Oleh karena itu, pembelajar bahasa Jepang tidak akan mengalami kesulitan baik ketika membaca karya sastra maupun dalam berkomunikasi dengan orang Jepang secara langsung. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka dalam penelitian ini hanya meliputi penggunaan peribahasa bahasa Jepang dalam novel Botchan karya Natsume Soseki. Adapun permasalahan pokok yang diteliti meliputi makna ideomatik dan makna kontekstual yang terkandung di dalam peribahasaperibahasa tersebut serta padanan maknanya dalam bahasa Indonesia. 1.6 Sumber Data Penelitian mengenai analisis peribahasa ini menggunakan novel asli yang berjudul Botchan karya Natsume Soseki yang diterbitkan oleh Koudansha LTD pada tahun 2001 yaitu cetakan ke 48 yang terdiri atas 236 halaman. Selain novel asli, digunakan pula novel terjemahan yang dialihbahasakan oleh Indah Santi Pratidina ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Botchan. Novel terjemahan ini digunakan penulis sebagai sumber data sekunder untuk membantu dalam penganalisisan.

7 1.7 Metode dan Teknik Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, digunakan beberapa metode dan teknik penelitian yang berfungsi untuk mempermudah penelitian ini. Metode dan teknik penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa secara tulisan untuk memperoleh data. Metode simak yang dilakukan dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitian dari penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2005:92-93). Metode ini dilakukan secara cermat, terarah, dan teliti dengan cara membaca dan memahami novel Botchan karya Natsume Soseki. Selanjutnya dilakukan teknik catat yaitu cara yang dilakukan peneliti dengan mencatat data-data yang ada hubungannya dengan masalah penelitian, kemudian diseleksi dan diklasifikasikan untuk memudahkan langkah penelitian selanjutnya yaitu metode dan teknik penganalisisan data. 1.7.2 Metode dan Teknik Penganalisisan Data Data-data mengenai peribahasa yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode agih yaitu metode analisis yang unsur penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Data-data mengenai peribahasa tersebut dibagi satuan lingual datanya menjadi bagian atau unsur dan unsur-unsur yang bersangkutan merupakan bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud menggunakan teknik bagi unsur langsung. Sebagai pendukung

8 juga digunakan metode deskriptif dengan menjelaskan proses analisis secara sederhana. Metode deskriptif yang digunakan adalah metode campur yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2006:11). Penelitian kuantitatif digunakan dalam menganalisis data karena menggunakan perhitungan dan angkaangka. Setelah peribahasa terkumpul maka dicari makna leksikalnya. Dengan metode agih, kalimat yang mengandung peribahasa dipisahkan, kemudian dianalisis dengan teknik bagi unsur langsung. Kemudian unsur penentunya yaitu peribahasa dianalisis makna kontekstualnya yang dibantu dengan metode analisis deskriptif yang menjelaskan secara sederhana proses analisis tersebut. 1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Tahap penyajian hasil analisis data dilakukan setelah seluruh data teranalisis. Tahap ini dilakukan dengan mengunakan metode informal yaitu perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang bersifat teknis (Sudaryanto, 1993:145). Metode informal digunakan untuk menyajikan hasil analisis makna yang terkandung pada peribahasa bahasa Jepang yang terdapat dalam novel Botchan karya Natsume Soseki serta padanan maknanya dalam bahasa Indonesia.