ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

: Septiyani Nur Khasanah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 10, No. 2, November 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau

PENGARUH PENERAPAN MODERNISASIADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Batu)

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

ANALISIS PENERAPAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MELAPORKAN SPT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

PENGARUH SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP PENGETAHUAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM IMPLEMENTASI KEWAJIBAN PAJAKNYA

ABSTRAK. Kata Kunci : Tax compliance cost, tax service quality, tindakan tax evasion. vii. Universitas Kristen Maranatha

JURNAL HUMANIORA

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

Oleh : Jounica Zsezsa Sabhatini Warouw 1 Jullie J. Sondakh 2 Stanley K. Walandouw 3

ABSTRACT. Keywords: e-spt, tax payer s compliance. viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut

PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011:1). Untuk itu pemerintah melalui

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan peningkatan jumlah dan kebutuhan masyarakat. (Lubis, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

EFISIENSI PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak. pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

Disusun Oleh: EINVRI ARDIAN

PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (KPP PRATAMA SIDOARJO UTARA)

ABSTRACT. Keywords: spiritual intelligence, perception of the implementation of the tax census, modernization of tax administration and tax compliance

Disusun Oleh: Siti Rahayu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

IDENTIFIKASI MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

ABSTRAK. Kata kunci: Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kepatuhan Wajib Pajak. Ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

PENGARUH PENERAPAN MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA ACCOUNT REPRESENTATIVE DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

Dhiyas Mastungkara, Juli Ratnawati 1

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ABSTRACT

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang Berjudul

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

BAB III METODA PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TENTANG PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP TINDAKAN TAX EVASION DI KULON PROGO

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI PASAMAN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK

Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

PENGARUH KUALITAS LAYANAN PETUGAS TEMPAT PELAYANAN TERPADU DAN TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara

Fani Adhistyastuti, Afifudin dan M. Cholid Mawardi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Islam Malang.

Jurnal Megister Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 1-9

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARATA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain dengan cara menggali, mendorong, dan. mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari dalam negeri agar

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

Rizki Amalia Topowijono Dwiatmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

FITRIANI SARAGIH Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan

PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. Qohar Triyoga Praja

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

Sarah Nisa Santoso Heru Susilo Sri Sulasmiyati

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang

Transkripsi:

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG Nindy Pravitasari, Kusni Hidayati, Susi Tri Wahyuni Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya nindypravitasari2@gmail.com ABSTRAK Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu tindakan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak serta menguji faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Metode penlitian yang digunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data dari kuesioner sebanyak 100 responden Wajib Pajak yang terdaftar. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Regresi Linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT Taxpayer Compliance is an Taxpayer's action in fulfilling its tax obligations in accordance with the provisions of laws and regulations applicable taxation applicable in a State. This study aims to examine the influence of knowledge taxation, tax administration modernization and awareness of Taxpayers and test which factors are most influential on taxpayer compliance. Method of research used quantitative method. This study uses data from questionnaires as many as 100 respondents registered taxpayers. The method of analysis used is Linear Regression Test. The results showed that Taxation Knowledge, Modernization Tax Administration System and Taxpayer Awareness have a significant influence on Taxpayer Compliance. Keywords : Tax Knowledge, Tax Modernization, Taxpayer Awareness and Compliance 548

PENDAHULUAN Pada dasarnya pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat melalui perbaikan maupun penambahan pelayanan publik, yang dialokasikan tidak hanya untuk Wajib Pajak baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan, namun juga untuk kepentingan rakyat yang tidak memiliki kewajiban membayar pajak. Pajak merupakan potensi terbesar penerimaan dalam negeri yang menjadi prioritas utama karena mampu mendominasi penerimaan negara. Masalah perpajakan tidaklah sesederhana hanya sekedar menyerahkan sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi coraknya terlihat beramacam-macam bergantung kepada pendekatannya. Hal inilah yang dapat menunjukkan bahwa pajak adalah aspek ekonomi, hukum, keuangan dan sosiologi (Waluyo, 2010:3). Undang-Undang di Indonesia saat ini menerapkan self assesment system dalam pemungutan pajaknya. Sistem pemungutan ini mempunyai arti bahwa besarnya pajak yang terutang dipercayakan pada Wajib Pajak itu sendiri, dimana Wajib Pajak harus melaporkan secara teratur seluruh jumlah pajak yang terutang dan jumlah pajak yang telah ditentukan dalam peraturan perundangundangan perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance) dapat dilihat dari patuh atau tidaknya seorang Wajib Pajak dalam mendaftarkan dirinya, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan, kepatuhan Wajib Pajak dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam membayar tunggakan. Ketidakpatuhan Wajib Pajak berakibat pada berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara. Administrasi perpajakan adalah pelayanan terhadap kewajiban dan hak Wajib Pajak, baik penatausahaan dan pelayanan tersebut dilakukan di kantor fiskus maupun di kantor Wajib Pajak. Kesadaran Wajib Pajak akan meningkat apabila di dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Didukung dengan adanya modernisasi sistem administrasi perpajakan menunjukkan adanya peningkatan yang lebih efisien dan lebih produktif. Namun, saat ini belum semua Wajib Pajak bisa memahami mengenai sistem administrasi yang 549

dipakai oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sejalan dengan keinginan untuk memperbaiki citra dan meningkatkan kinerja, reformasi di bidang SDM merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan Dirjen Pajak, yang mendukung sistem administrasi perpajakan modern melalui SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Sehingga Wajib Pajak akan memperoleh pelayanan yang lebih baik dan terukur sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Rumusan Masalah 1. Apakah pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak berpengaruh secara simultan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karangpilang periode2016? 2. Apakah pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap variabel kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karangpilang periode2016? 3. Manakah diantara variabel pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak yang berpengaruh secara dominan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang periode 2016? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menganilisis pengaruh pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak secara bersama-sama (simultan), parsial dan dominan terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang periode 2016. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT dan pembayaran pajak ke kas negara. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi dan menambah wawasan dalam bidang penelitian. 550

TINJAUAN PUSTAKA Perpajakan Soemitro (2007) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Adapun fungsi pajak yaitu : Fungsi anggaran dan Fungsi mengatur. Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menenmpuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan (Veronica, 2009:7). Berikut ini adalah penjelasan indikator dari konsep pengetahuan pajak berdasarkan konsep pengetahuan atau pemahaman pajak menurut Rahayu (2010): 1. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan 2. Pengetahuan mengenai SistemPerpajakan 3. Pengetahuan mengenai FungsiPerpajakan. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Modernisasi sistem administrasi perpajakan menurut Rahayu (2010:93) adalah program pengembangan sistem dalam perpajakan terutama pada bidang adminitrasi yang dilakukan instansi yang bersangkutan guna memaksimalkan penerimaan pajak di negara tersebut. Konsep dari program ini adalah perubahan pola pikir dan perilaku aparat pajak serta tata nilai organisasi, sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak sebagai institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. 2. Kesadaran Wajib Pajak Artiningsih (2013:13), Kesadaran Wajib Pajak merupakan perilaku dari Wajib Pajak itu sendiri berupa pandangan ataupun persepsi dimana melibatkan keyakinan, pengetahuan, dan penalaran serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan yang berlaku. Pajak disadari digunakan untuk 551

pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara. 3. Kepatuhan Wajib Pajak Rahayu (2010:139) dikatakan bahwa pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah suatu tindakan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Kerangka Konseptual Pengetahuan Perpajakan (X1) Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (X2) Kepatuhan Wajib Pajak Kesadaran Wajib Pajak (X3) Sumber : Peneliti (2017) Gambar 1 Kerangka Konseptual Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1: Bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara simultan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. H 2 : Bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. H3: Bahwa Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan mempunyai 552

pengaruh dominan terhadap Kepatuhan WajibPajak. METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran Variabel Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa yang telah dilakukan, variabel- variabel penelitian diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (IndependentVariable) Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2007:4). Dan variabel bebas (X) untuk penelitian ini adalah: a. Pengetahuan Perpajakan(X1) Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan (Veronica, 2009:7) b. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan(X2) Modernisasi sistem administrasi perpajakan menurut Pandiangan, (2008:7) adalah restruksi ataua penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan penyempurnaan manajemen SDM. c. Kesadaran Wajib Pajak(X3) Ritonga, (2011:15) Kesadaran Wajib Pajak merupakan perilaku Wajib Pajak berupa pandangan atau persepsi yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan penalaran yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan. 2. Variabel Terikat (DependentVariable) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:4). Variabel terikat (Y) untuk penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak. Yaitu Wajib Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Menurut Nurmantu, (2010:148) mengatakan 553

bahwa kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:81). Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Persamaan Regresi Linear Sederhana Persamaan regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Keterangan: =Kepatuhan Wajib Pajak a X = harga Y ketika harga = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisienregresi X = Variabel Independen Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Pada penelitian ini digunakan teknis analisis linear yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang berjumlah lebih dari satu terhadap variabel terikat dengan data yang berskala interval. Persamaan regresinya untuk menguji 554

pengaruh variabel pengetahuan perpajakan, modernisasi system administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak yang ditunjukkan dengan rumus + + e Keterangan: a X1 X2 X3 e = Kepatuhan Wajib Pajak = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan) = angka arah atau koefisien regresi = Pengetahuan pajak = Modernisasi Administrasi Perpajakan = Kesadaran Pajak = Standard error Uji t Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikan peranan antara variabel bebas (pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi sistem perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak) terhadap variabel terikat (kepatuhan Wajib Pajak) secara parsial. Hasil Analisis Regresi Linear 1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan WajibPajak Persamaan Regresi Tabel 1 Persamaan Regresi (X1) Nilai r Nilai t Sig Konstant Koefisie a n r hitung r 2 t hitung t table (a) (b) 0,514 0,264 3,161 1,985 0,002 8,579 0,593 Sumber: Peneliti (2017) 555

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 8,759 dan koefisien regresi Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, koefisien regresi sebesar 0,593. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Kepatuhan Wajib Pajak = 8,759 + 0,593 X1 Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika variabel Pengetahuan Perpajakan dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak naik sebesar satu poin, maka Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 0,593. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Koefisien Determinasi Sederhana (r 2 ) Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi sederhana (r 2 ) sebesar 0,264. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh 26,4% variabel Pengetahuan Perpajakan. 2. Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Persamaan Regresi Tabel 2 Persamaan Regresi (X2) Nilai Nilai t Sig Konstanta Koefisien r r hitung r tabel t hitung t table (a) (b) 0,518 0,268 3,836 1,985 0,000 6,774 0,336 Sumber : Peneliti (2017) Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 6,774 dan koefisien regresi Modernisasi Sistem Administrsi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, koefisien regresi sebesar 0,336. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Kepatuhan Wajib Pajak = 6,774 + 0,336 X2 556

Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak naik sebesar satu poin, nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 0,336. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan WajibPajak. Koefisien Determinasi Sederhana(r 2 ) Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi sederhana (r 2 ) sebesar 0,268. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh 26,8% variabel Pengetahuan Perpajakan. 3. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan WajibPajak Persamaan Regresi Tabel 3 Persamaan Regresi (X3) Nilai r Nilai t Sig Konstanta Koefisien r hitung r tabel t hitung t table (a) (b) 0,492 0,242 3,292 1,985 0,001 8,197 0,553 Sumber : Peneliti (2017) Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 8,197 dan koefisien regresi Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, koefisien regresi sebesar 0,553. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut : Kepatuhan Wajib Pajak = 8,197 + 0,553 X3 Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika variabel Kesadaran Wajib Pajak dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak naik sebesar satu poin, nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 0,553. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. 557

Koefisien Determinasi Sederhana (r 2 ) Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi sederhana (r 2 ) sebesar 0,242. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh 24,2% variabel Pengetahuan Perpajakan. 4. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Persamaan Regresi Variabel Tabel 4 Persamaan Regresi Linear Berganda Koefisien Regresi t hitung Signifikansi Konstanta 2,851 2,086 0,040 Pengetahuan Pajak 0,318 3,161 0,002 Modernisasi Sistem Adm. Perpajakan 0,209 3,836 0,000 Kesadaran Wajib Pajak 0,313 3,292 0,001 Koefisien Determinasi ( R² ) 0,44 Koefisien Korelasi ( R ) 0,66 5 F hitung 25,7 7 Signifikansi 0,00 09 Sumber : Peneliti (2017) 0 Berikut ini hasil dari pengujian yang sudah dilakukan : Y = 2,851 + 0,318 X1 + 0,209 X2 + 0,313 X3 +e Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa : 1) Konstanta yang dihasilkan sebesar 2,851. Apabila kepatuhan Wajib Pajak diterapkan maka kepatuhan pembayaran pajak akan meningkat 2,851%. 2) Koefisien korelasi variabel X1 sebesar 0,318. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi pengaruh positif antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan WajibPajak. 3) Koefisien korelasi variabel X2 sebesar 0,209. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi pengaruh positif antara modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Koefisien korelasi variabel X 3 sebesar 0,313. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi pengaruh positif antara kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Koefisien Determinasi Ganda (R 2 ) Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi dari hasil perhitungan adalah sebesar 0,445. Hal ini berarti sebesar 44,5% Kepatuhan Wajib Pajak dapat 558

dijelaskan dengan variabel pengetahuan pajak, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak. Sedangkan sebanyak 55,5% dari Kepatuhan Wajib Pajak dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan Tabel 5 variabel pengetahuan perpajakan menunjukkan 3,161 berarti thitung > ttabel (3,161 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,002. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa pengetahuan perpajakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan menunjukkan 3,836 berarti thitung > ttabel (3,836 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Sedangkan variabel kesadaran Wajib Pajak menunjukkan 3,279 berarti thitung > ttabel (3,279 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,001. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa kesadaran Wajib Pajak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka simpulan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Perpajakan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,318 dan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (3,161 > 1.985), serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada nilai signifikansi 5% (0,002 <0,050). 2. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,209 dan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (3,836 > 1.985),, serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 559

nilai signifikansi 5% (0,000 < 0,050). 3. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,313 dan nilai t hitung lebih besar darripada t tabel (3,292 > 1,985) serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 5% (0,001 <0,050). Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikansi terhadap Kepatuahn Wajib Pajak padkantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,318, 0,209, 0,313 dan nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (25,709 > ) serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 5% (0,000 < 0,050). SARAN Berdasarkan penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan mengenai tarif pajak yang berlaku di Indonesia dirasa masih kurang sosialisasi karena sebagian masyarakat masih belum paham tata cara perhitungan tarif pajak tersebut. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak Direktorat Jenderal Pajak untuk menambah intensitas sosialisasi kepadamasyarakat. 2. Penyuluhan pajak oleh DJP masih perlu ditingkatkan. Penyuluhan tersebut sebaiknya difokuskan pada pemahaman mengenai hal-hal mendasar seperti hak dan kewajiban WajibPajak. 3. Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh variabel Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajaka dan Kesadaran Wajib Pajak sebesar 44,5% dan 55,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai factorfaktor lain yang mempengaruhi Kepatuhan WajibPajak. 4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan variabel lainnya sehingga untuk selanjutnya dapat ditemukan variabel yang baru yang akan mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu, disarankan untuk melakukan observasi penelitian yang lebih banyak sehingga data yang dihasilkan akan lebih akurat dan memungkinkan untuk dilakukan generialisasi. 560

DAFTAR PUSTAKA Artiningsih 2013, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Badan dan Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Sleman, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta. Nurmantu, Safri 2010, Pengantar Perpajakan, Kelompok Yayasan Obor, Jakarta. Pandiangan, Liberti 2008, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan, PT Elex Media Komputerindu, Jakarta. Rahayu 2010, Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Ritonga, Pandapotan 2011, Analisis Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan (KPP) dengan Pelayanan Wajib Pajak sebagai Variabel Intervening di KPP Medan Timur, Tesis S2 Magister Akuntansi, Universitas Sumatera Utara. Soemitro, Rochmat 2007, Dasar-dasar Hukum Pajak Pendapatan, Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Veronica, Carolina 2009, Pengetahuan Pajak. Diakses pada 30 Desember 2016 dari http://www.google.com. Waluyo 2010, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. 561