BAB I PENDAHULUAN. Kawaii Sushi merupakan salah satu restoran Jepang yang berada di kota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

ANALISA PENGADAAN BAHAN BAKU DENGAN MODEL Q PROBABILISTIK

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di dunia saat ini telah berkembang dengan sangat pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk proses berikutnya pada periode waktu tertentu. Jika suatu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya

METODE JUMLAH PEMESANAN. Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

PERSEDIAAN PENGAMAN. Hidayat Wiweko,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB III METODE PENELITIAN

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Simulasi Monte Carlo. (Inventory)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi. manusia. Kebutuhan ini wajib dipenuhi setiap manusia agar terjaga

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lokasi tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawaii Sushi merupakan salah satu restoran Jepang yang berada di kota Yogyakarta. Awalnya, usaha ini hanya berupa sebuah tempat kecil untuk berjualan yang berada di Sunday Morning UGM, yaitu sebuah pasar yang diadakan setiap hari Minggu mulai pukul 05.00 pagi hingga pukul 12.00 siang di wilayah Universitas Gadjah Mada. Namun banyaknya konsumen yang menaruh minat pada makanan ini membuat Kawaii Sushi semakin berkembang hingga menjadi sebuah restoran. Perubahan menjadi restoran menimbulkan permasalahan tersendiri bagi kegiatan operasional di Kawaii Sushi. Beberapa masalah yang dihadapi Kawaii Sushi antara lain: pertama, petugas belanja tidak mengetahui jumlah optimal bahan baku yang harus dibeli. Pada dasarnya, menentukan jumlah persediaan perlu dilakukan agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan bahan baku. Kelebihan bahan baku dapat menyebabkan naiknya biaya penyimpanan, sedangkan kekurangan bahan baku menyebabkan tingginya biaya pemesanan dimana pada akhirnya kedua hal tersebut dapat meningkatkan total biaya persediaan. Selanjutnya, biaya pemesanan yang tinggi. Biaya pemesanan merupakan biaya-biaya yang terkait dengan kegiatan pemesanan/pembelian bahan baku yang 1

dilakukan oleh perusahaan. Biaya pemesanan terkadang sering diabaikan, namun jika dihitung dengan seksama hal ini akan berpengaruh terhadap jawaban optimal tentang berapa banyak bahan baku yang harus dipesan. Terakhir, banyaknya keluhan konsumen mengenai keterlambatan dalam pemenuhan pesanan (delivery delay). Para produsen mungkin sadar bahwa tidak selamanya permintaan semua konsumen dapat dipenuhi tepat waktu, namun bagi konsumen, keterlambatan dalam memenuhi pesanan dapat menjadi nilai negatif terhadap perusahaan. Selain menurunkan tingkat kepuasan konsumen, beberapa kemungkinan lain yang dapat terjadi diantaranya: 1. Konsumen membatalkan pembelian yang akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan. 2. Konsumen membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi pelanggan pesaing, hal ini berarti perusahaan akan kehilangan konsumen potensial. 3. Konsumen berkomentar di media sosial dimana hal tersebut dapat menambah citra buruk bagi perusahaan. Untuk mengetahui jumlah optimal bahan baku yang harus dibeli/dipesan dapat diketahui dengan cara menghitung Economic Order Quantity (EOQ). EOQ yaitu suatu rumusan untuk menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimumkan biaya persediaan. EOQ umumnya digunakan untuk manajemen persediaan barang yang permintaannya bersifat bebas (Independent demand), namun perhitungan EOQ juga bisa digunakan untuk persediaan barang yang permintaannya bersifat terikat (Dependent demand) seperti jasa restoran. 2

Biaya pemesanan umumnya bervariasi tergantung pada frekuensi pemesanan. Semakin sering melakukan pembelian/pemesanan bahan baku maka biaya pemesanan akan tinggi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meminimalkan biaya pemesanan bahan baku adalah P system (Periodical system) dimana pembelian bahan baku dilakukan secara periodik, misal setiap tiga hari, satu minggu, satu bulan dan seterusnya. Menurut Wiendahl (1997), terjadinya delivery delay dipengaruhi oleh beberapa faktor berbeda yang dapat dibagi menjadi 3 kategori. Pada sisi input, hubungan antara rata-rata keterlambatan penyerahan dan rata-rata tingkat persediaan dipengaruhi oleh kehandalan logistik dari proses sebelumnya. Jika pengiriman dari proses sebelumnya dapat diandalkan, maka tingkat persediaan yang lebih rendah dapat dipertahankan guna mencapai tingkat delivery delay tertentu, namun jika deviasi delivery delay sangat besar maka persediaan perlu dibantu dengan safety stock. Dua faktor penting lainnya yang menentukan delivery delay adalah perencanaan kualitas (yaitu perbedaan antara waktu perencanaan dan waktu pencapaian yang sebenarnya) dan waktu pengisian persediaan. Delivery delay dapat diukur dengan menggunakan parameter tingkat pelayanan (service level) terhadap pelanggan (Siswoyo, 2010). Beberapa cara yang dapat digunakan dalam mengukur service level yaitu: 1. Membagi jumlah pesanan yang memuaskan pelanggan dengan jumlah total pesanan pelanggan (Lutz et al., 2003). 3

2. Persentase dari permintaan yang terpenuhi tepat waktu dalam periode waktu tertentu setelah menerima pesanan dari konsumen (Tersine, 1994) 3. Menghitung besarnya kemungkinan bahwa permintaan tidak akan melebihi tingkat persediaan (Stevenson, 2004). Berdasarkan beberapa cara pengukuran service level tersebut diatas, maka dalam penelitian ini perhitungan service level yang akan dilakukan yaitu berdasarkan kemungkinan bahwa permintaan tidak akan melebihi tingkat persediaan (Stevenson, 2004), dengan asumsi bahwa jumah persediaan optimal yang dimiliki perusahaan seharusnya dapat memenuhi seluruh permintaan konsumen dengan memuaskan. Menghitung service level merupakan kunci untuk menentukan tingkat persediaan yang optimal (Stevenson, 2004). Service level yang optimal merupakan titik keseimbangan persediaan (Inventory balance). Jika inventory balance tercapai, maka berarti tingkat pelayanan terhadap konsumen dan investasi persediaan yang ada telah optimal. Hal ini merupakan tujuan yang ingin diraih dan diharapkan dapat menjadi keunggulan kompetitif jangka panjang bagi perusahaan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti dan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana mengoptimalkan jumlah bahan baku dan service level di Kawaii Sushi. 4

1.3 Pertanyaan dan Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen persediaan yang diterapkan oleh Kawaii Sushi saat ini? 2. Berapa jumlah optimal bahan baku yang harus dibeli oleh karyawan? 3. Berapakah persen service level yang diinginkan Kawaii Sushi? 4. Berapakah service level Kawaii Sushi saat ini? 5. Berapakah titik keseimbangan persediaan (inventory balance) terhadap tingkat pelayanan (service level) di Kawaii Sushi? Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai manajemen persediaan di Kawaii Sushi dan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengidentifikasi manajemen persediaan yang diterapkan oleh Kawaii Sushi saat ini. 2. Menghitung jumlah optimal bahan baku yang harus dibeli oleh Karyawan. 3. Mengidentifikasi service level yang ingin dicapai oleh Kawaii Sushi. 4. Menghitung service level Kawaii Sushi saat ini. 5. Menentukan titik keseimbangan persediaan (inventory balance) terhadap service level di Kawaii Sushi. 6. Memberi alternatif solusi dan rekomendasi untuk manajemen persediaan di Kawaii Sushi. 5

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Untuk Kawaii Sushi Sebagai pertimbangan bagi manajemen untuk memperbaiki dan mengoptimalkan kinerja sistem persediaan yang sedang diterapkan saat ini sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen. 2. Untuk peneliti Merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di MM UGM, khususnya ilmu manajemen operasi. 1.5 Batasan Penelitian Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar tulisan lebih terarah dan tidak terlalu meluas, oleh karena itu penulis memberikan batasan permasalahan sebagai berikut: 1. Penelitian akan dilakukan di Kawaii Sushi, yang bertempat di Jl. K. Bambang Soeprapto No.34 (SPBU COCO) Lempuyangan Yogyakarta. 2. Penelitian yang akan dilakukan terkait dengan manajemen operasi khususnya mengenai persediaan. 3. Data persediaan yang akan diambil sebagai perhitungan adalah data bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2011. 4. Persediaan yang akan dikelola berupa produk Sushi yang paling banyak dipesan oleh kosumen. 6

1.6 Sistematika Penelitian Sistematika digunakan untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian. Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini adalah: a. BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri atas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan. b. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar dan acuan dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Pada bagian ini juga dirumuskan konsep model yang akan digunakan dalam penelitian. c. BAB III : Metoda Penelitian dan Profil Perusahaan Bab ini berisi pengembangan metoda penelitian, meliputi jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, data analisis dan pengolahan data serta pemaparan profil perusahaan yang menjadi obyek penelitian. d. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini merupakan bagian yang menjelaskan hasil penelitian secara menyeluruh dan pembahasan. e. BAB V : Simpulan, Keterbatasan dan Rekomendasi Bab kelima berisi kesimpulan hasil penelitian, rekomendasi, keterbatasan penelitian dan saran bagi penelitian berikutnya. 7