Abstrak. jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Ditemukan sebanyak 47 orang

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

(Dental Caries and Nutritional Status of Children: An evidence-based review)

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

Hana Yuwan Kartikasari, Nuryanto *)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

STATUS GIZI PENDERITA KARIES GIGI PADA MAHASISWA TINGKAT 1 D-III JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH

DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya. Masyarakat provinsi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Diajukan Oleh: ISNAR NURUL ALFIYAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perbandingan status gizi dan karies gigi pada murid SD Islam Athirah dan SD Bangkala III Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KARIES GIGI PADA MURID SDN 1 RAHA KABUPATEN MUNA. Ratna Umi Nurlila Dosen STIKES Mandala Waluya Kota Kendari

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

¹Ayu Rizqy Amalia Bintari ²Ai Sri Kosnayani dan Lilik Hidayanti

METODE PENELITIAN. n =

HUBUNGAN WAKTU, TEKNIK MENGGOSOK GIGI DAN YANG DIKONSUMSI DENGAN KEJADIAN KARIES GIG SDN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan kariogenik menjadi makanan kegemaran anak karena bentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dalam terjadinya berbagai penyakit gigi. Kebersihan gigi dan mulut di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

Transkripsi:

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KARIES GIGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD AZIZI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Ida Nurhayati, Mahdiah, Etty Marthias Abstrak Abstarak :Indonesia penyakit gigi dan mulut masih merupakan masalah utama adalah karies dentis. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tingkat prevalensi karies dentis di Indonesia mencapai 90,05%. Salah satu factor penyebab karies gigi adalah factor makanan yang dikonsumsi.tujuan dari penelitian ini mengetahui Hubungan Pola Makan dengan Karies Gigi dan Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar di SD Azizi Kota Medan Tahun 2010 Jenis penelitian: adalah observational dengan rancangan Cross- Sectional. Penelitian ini di lakukan di Sekolah Dasar Azizi di Kota Medan pada bulan Agustus September 2010 dengan populasi seluruh anak SD Azizi di Kota Medan. Penentuan sampel dilakukan dengan random sederhana. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengankaries gigi dan hubungan karies gigi dengan status gizi anak SD Nurul Azizi Medan dilakukan uji Chi-Square dengan p< 0,05 Hasil: penelitian menunjukkan frekuensi makan sumber karbohidrat sederhana 4 kali/hari sebanyak 57,4% sedangkan frekuensi makanan sumber karbohidrat sederhana < 4 kali/hari diperoleh 42,6%. Berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi berasal dari karbohidrat sederhana 4 jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Ditemukan sebanyak 47 orang anak (38,5%) menderita karies gigi ringan, 20 orang anak (16,4%) menderita karies gigi sedang dan 55 orang anak (45,1%) menderita karies gigi berat, sebanyak 82,0% dengan status gizi baik, 13,1 % dengan status gizi gemuk dan 4,9% dengan status gizi kurus diperoleh P< 0,05, berarti ada hubungan antara konsumsi makanan dengan frekuensi makan karbohidrat sederhana dengan kejadian karies gigi anak SD Nurul Azizi Medan diperoleh p< 0,05, berarti ada hubungan antara banyaknya jenis makanan sumber karbohidrat sederhana dengan kejadian karies gigi diperoleh p>0,05, berarti tidak ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi Anak SD Nurul Azizi Medan. Perlu informasi tentang pengaturan diet dengan mengurangi konsumsi makanan yang manis untuk mengurangi terjadinya karies gigi dan perlunya adanya penelitian lebih lanjut dampak dari karies gigi terhadap status gizi dengan jumlah sampel yang lebih banyak dengan suku dan gegraphi yang berbeda Kata Kunci : Frekuensi makan, jenis makanan, karies gigi, dan status gizi

Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004 Zaman modern sekarang : menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah gigi yang terkena karies Di Indonesia laporan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI tahun 2001 prevalensi penyakit gigi dan mulut sebesar 60%. Hasil penelitian menunjukkan buruknya status kesehatan kesehatan gigi dan mulut. Pertambahan umur diikuti dengan kenaikan prevalensi dan DMF-T rata-rata. 80,83% responden mempunyai gigi dengan lesi karies; 50,83% gigi dicabut dan hanya 21,11% gigi ditambal Penyakit ini terjadi karena demineralisasi jaringan permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi bersifat kronis dan perkembangannya membutuhkan waktu yang lama sehingga sebahagian besar penderita yang mempunyai potensi mengalami gangguan seumur hidup.(situmorang, 2005) Karies gigi merupakan penyakit kronik yang paling umum terjadi pada masa anakanak. Nyeri akibat karies yang tidak terobati dapat mempengaruhi tingkat kehadiran sekolah, asupan makanan dan berbicara, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Anak yang mengalami gangguan karies gigi akan berpengaruh terhadap status gizi. Akibat dari karies gigi adalah terganggunya fungsi pengunyahan (mastikasi). Akibat gangguan pengunyahan dapat berpengaruh pada asupan makanan. Dengan demikian diduga adanya gangguan pengunyahan tersebut dapat berpengaruh terhadap status gizi. (Sasiwi, 2004) American Dietetic Association menyatakann : nutrisi adalah komponen penting di dalam kesehatan gigi dan mulut. Gizi dan kesehatan gigi merupakan suatu hubungan yang sinergis. Jika mulut atau gigi bermasalah dan menyebabkan kesulitan makan dapat

mempengaruhi asupan gizi yang masuk, hal ini akan berpengaruh terhadap status gizi, begitu pula apabila kebutuhan gizi untuk gigi dan mulut tidak terpenuhi maka pertumbuhan gigi akan terganggu. Tujuan dari penelitian ini hubungan pola makan dengan karies gigi dan pengaruhnya terhadap status gizi anak sekolah dasar di SD Azizi Medan Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat Observasional. Untuk mengetahui Hubungan Pola Makan dengan Karies Gigi dan Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Anak Sekolah Dasar di SD Nurul Azizi Kota Medan Tahun 2010 digunakan rancangan Cross-Sectional Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Azizi yang berdomisili di kota Medan pada bulan Oktober 2010. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak sekolah dasar di SD Nurul Azizi berjumlah 349 orang, kemudian dipilih kelas III S/D V sebanyak 122 orang Jenis Data : Data Primer a. Pola makan meliputi : frekuensi dan banyaknya jenis sumber karbohidrat sederhana (makanan penyebab karies gigi) b. Status Gizi c. Pemeriksaan gigi Data Sekunder meliputi jumlah siswa kelas III s/d kelas V. Pengumpulan dan Pengolahan Data : Data pertama yang diambil adalah pemeriksaan gigi pada seluruh siswa kelas III s/d kelas V dengan cara langsung dengan perhitungan DMFT. Data pola makan dinilai yaitu : - frekuensi makan sumber karbohidrat sederhana - banyaknya jenis makanan sumber karbohidrat sederhana

Frekuensi dan banyaknya jenis makanan yaitu makanan yang menyebabkan karies gigi yang dikonsumsi dengan menggunakan Food Frequency Quetionaire (FFQ) dengan menggunakan teknik wawancara Data frekuensi dan jenis makanan yang menyebabkan karies gigi di kategorikan berdasarkan frekuensi dan banyaknya jenis makanan dikonsumsi dalam sehari Data status gizi diperoleh dengan mengukur berat badan dan TB anak SD yang menderita karies gigi Berat badan menggunakan timbangan electric dengan kapasitas 150 kg dengan ketelitian 0,01 kg Tinggi badan menggunakan microtoise dengan kapasitas 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Penilaian status gizi anak SD dinilai dengan IMT berdasarkan umur, menggunakan baku WHO-antropometri 2005 Analisais Data Analisa univariat (untuk menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif seperti karakteristik penelitian, pola makan dan status gizi anak SD Nurul Azizi Medan Analis bivariart untuk menilai hubungan pola makan dengan karies gigi dan hubungan karies gigi dengan status gizi anak SD Nurul Azizi Medan dengan uji Chi-Square dengan p< 0,05

Hasil dan Pembahasan A. Karakteristik Sampel : A.1. Jenis Kelamin Kelompok Sampel Menurut Jenis Kelamin PEREMPUAN 55,00 / 45,1% LAKI-LAKI 67,00 / 54,9% Gambar 1. Kelompok Sampel Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan gambar 1 ditemukan sebanyak 67 anak laki-laki (54,9%) menderita karies gigi dan 55 orang anak perempuan(45,1%) menderita karies gigi. Selama masa anakanak dan remaja wanita lebih menunjukkan nilai DMF lebih tinggi dari pada lakilakianak-anak yang cenderung m. Umumnya oral hygine wanita lebih baik sari pada anak laki-laku. Anak lali-laki malas membersihhkan rongga mulut sehingga dapat membentuk plak yang akhirnya menyebabkan terjadinya karies (Hamrun, 2009) A.2. Pekerjaan Orang Tua Kelompok Sampel Berdasarkan Pekerjaan Ayah TIDAK BEKERJA 1,00 /,8% KANTOR SWAST A 29,00 / 23,8% PNS Kelompok Sampel Berdasarkan Pekerjaan Ibu TIDAK BEKERJA 56,00 / 45,9% PNS 30,00 / 24,6% GURU 1,00 /,8% WIRASWAST A 41,00 / 33,6% 50,00 / 41,0% WIRASWAST A 21,00 / 17,2% GURU 5,00 / 4,1% KANTOR SWASTA 10,00 / 8,2% Gambar 2. Kelompok Sampel Menurut Pekerjaan Orang Tua

Penelitian ini ditemukan kelompok sampel dengan ayah bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 50 orang ( 41,1%) dan wiraswasta 41 orang (33,6%), sedangkan kelompok sampel dengan ibu tidak bekerja ditemukan sebanyak 56 orang (45,9%) dan 30 ibu yang bekerja sebagai PNS. Beberapa penelitian melaporkanbahwa angka kejadian karies gigi lebih tinggi ditemukan pada status ekonomi rendah. American Academy Pediatric Dentistry menyatakan bahwasosial ekonomi tinggi beresiko rendah terhadap terjadinya karies gigi, tetapi status ekonomi menengah dan rendahmemiliki resiko lebih tinggi terhadap karies gigi. Hal ini disebabkan anak dari status ini memakan lebih banyak makanan yang mengandung kariogenik dan kurang konsumsi serat, rendahnya pengetahuan orang tua dan jarang melakukan perawatan gigi B. Pola Makan Anak SD Nurul Azizi Medan. B.1. Frekuensi Makanan Yang Mengandung Karbohidrat Sederhana Frekuensi makan makanan karbohidrat sederhana adalah tingkat keseringan seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari sumber karbohidrat sederhana yang diperoleh dari pola makan anak SD Azizi dalam sehari-hari dapat dilihat pada gambar 3. Frekuensi Konsumsi Karbodrat Beresiko < 4 kali/hari 52,00 / 42,6% >= 4 kali/hari 70,00 / 57,4% Gambar 3. Frekuensi Makan Sumber Karbohidrat Sederhana Anak SD Azizi Medan Dari gambar 3 diperoleh frekuensi makan sumber karbohidrat sederhana 4 kali/hari sebanyak 57,4% sedangkan frekuensi makanan sumber karbohidrat sederhana < 4 kali/hari diperoleh 42,6%. Menurut Budisuari (2010) Pola makan yang manis

berpengaruh terhadap berat ringannya karies yaitu semakin sering mengkonsumsi makanan berasal dari karbohidrat sederhana maka makin sering terjadinya karies. Kebiasaan sering makan yang manis cenderung untuk mendapat karies gigi sebesar1,157 kali dibanding responden yang tidak mempunyai kebiasaan makan yang manis. Gula atau sucrose merupakan penyebab karies paling utama yang menyebabkan plak menebal dan streptococcus mutans merubah gula menjadi asam yang melekat pada permukaan gigi. Hal yang sama diungkapkan Arisman (2002) mengkonsumsi karbohidrat dengan frekuensi yang lebih sering akan meningkatkan kemungkinan terjadinya karies dibandingkan dengan mengonsumsi dalam jumlah banyak tapi dengan frekuensi yang lebih jarang B.2. Banyaknya Jenis Makanan Yang Dikonsumsi Dalam Sehari BANYAKNYA JENIS MAKANAN >4 jenis 46,00 / 37,7% <=4 jenis 76,00 / 62,3% Gambar 4. Banyaknya Jenis Makanan Sumber Karbohidrat Sederhana yang Di Konsumsi dalam Sehari Pada Gambar 4 dapat dilihat jenis makanan yang dikonsumsi berasal dari karbohidrat sederhana 4 jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan mengkonsumsi makanan dengan jenis makanan sumber karbohidrat sederhana > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Adapun jenis makanan sumber karbohidrat sederhana banyak ditemukan pada makanan jajanan sehari-hari, yaitu permen, wafer, coklat, kue-kue dan minuman gelas manis yang berwarnaseperti sirup. Bahan makanan (karbohidrat) dapat memicu terjadinya karies gigi harus kontak dengan permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Karbodidrat ini apabila terdapat dalam jumlah cukup besar, sering dikonsumsi, terutama jenis yang lengket atau melekat pada

gigi, maka kemungkinan terjadinya karies juga cukup tinggi. Ada jenis karbohidrat yang dijumpai, yaitu : tepung polisakarida, sukrosa dan glukosa, dimana sukrosa paling mudah menyebabkan terjadinya karies atau lubang gigi. Karbohidrat ini dapat dijumpai pada hampir semua makanan, sedangkan makanan atau pada jajanan yang disukai pada anak-anak banyak dijumpai pada makanan : permen, coklat, kue-kue dan gula. Sedangkan karbohidrat dalam buah-buahan tidak menimbulkan karies, karena jumlahnya tidak banyak. B.3. Tingkat Karies gigi Anak SD Nurul Azizi Tingkat Karies Gigi Anak SD Nurul Azizi Medan TINGKAT KARIES Karies Berat 55,00 / 45,1% Karies Ringan 47,00 / 38,5% Karies Sedang 20,00 / 16,4% Gambar 5. Tingkat Karies Gigi Anak SD Nurul Azizi Dari gambar 5 ditemukan sebanyak 47 orang anak (38,5%) menderita karies gigi ringan, 20 orang anak (16,4%) menderita karies gigi sedang dan 55 orang anak (45,1%) menderita karies gigi berat B.4. Status Gizi Anak SD Nurul Azizi Medan Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan status gizi merupakan indikator baik buruknya penyediaan makananan sehari-hari. Status gizi diperlukan untuk menggetahui pertumbuhan anak, mempertahankan kesehatan dan kebugaran (Superiasa, 2002). Penilaian status gizi anak

SD Azizi yang dinilai berdasarkan (IMT/umur (Antropometri 2005) dapat dilihat pada gambar STATUS GIZI BERDASARKAN IMT GEMUK 16,00 / 13,1% kurus 6,00 / 4,9% NORMAL 100,00 / 82,0% Gambar 6. Status Gizi Anak SD Nurul Azizi Medan Pada gambar 6 dapat dilihat sebanyak 82,0% dengan status gizi baik, 13,1 % dengan status gizi gemuk dan 4,9% dengan status gizi kurus. Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan kesaimbangan dalam bentuk variable tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indicator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari.(djoko Pekik, Irianto, 2007) B.5 Hubungan Frekuensi Makan Sumber Karbohidrat Sederhana dengantingkat Karies Gigi. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Makanan Sumber Karbohidrat Dengan Sumber Karbohidrat Sederhana Frekuensi Makan Ringan Karies Gigi Total x² value Berat n % n % n % 0,000 4 kali/hari 46 97,9 24 32,0 70 57,4 < 4 kali/hari 1 2,1 51 68,0 52 42,6 TOTAL 47 100 75 100 122 100

Pada tabel 1 dapat dilihat frekuensi makanan sumber karbohidrat sederhana 4 kali/hari dengan karies ringan sebesar 46 orang (97,9%) dan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat sederhana 4 kali/hari dengan karies berat sebesar 24 orang (32,0%), sedangkan mengkonsumsimakanan sumber karbohidrat sederhana < 4 kali/hari dengan karies berat sebesar 51 orang (68,0%. Berdasarkan uji Fisher diperoleh P< 0,05, berarti ada hubungan antara konsumsi makanan dengan frekuensi makan karbohidrat sederhana dengan kejadian karies gigi anak SD Nurul Azizi Medan. Menurut Hamrun (2009) mengkonsmsi makanan yang berasal dari karbohidrat sederhana (kariogenik) lebih sering dimakan dalam frekuensi tinggi yang sering di,akam diantara dua waktu makan yang merupakan faktor resiko terjadinya karies B.6. Hubungan Banyak Jenis Makanan Sehari Sumber Karbohidrat Sederhana Dengan Karies Gigi Tabel 2. Hubungan Banyak Jenis Makanan Sehari Sumber Karbohidrat Sederhana Dengan Karies Gigi Banyak Jenis Makanan 4 Jenis Ringan Karies Gigi Total x² value Berat n % n % n % 16,937 0,000 40 85,1 36 48,0 76 62,3 > 4 Jenis 7 14,9 39 52,0 46 37,7 TOTAL 47 100,0 75 100,0 122 100,0 Pada tabel 2 dapat dilihat sampel penelitian mengkonsumsi jenis makanan sumber karbohidrat sederhana 4 jenis /hari makanan dengan karies gigi ringan sebesar 40 orang ( 85,1%), sedangkan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat sederhana > 4 jenis/hari dengan karies berat sebesar 39 orang ( 52,0%). Dengan melakukan uji Chi Square,diperoleh p< 0,05, berarti ada hubungan antara banyaknya jenis makanan sumber karbohidrat sederhana dengan kejadian karies gigi.

B.7. Hubungan Karies Gigi dengan Status Gizi Anak SD Nurul Azizi Medan Tabel 3. Hubungan Karies Gigi dengan Status Gizi Anak SD Nurul Azizi Medan Karies Gigi Status Gizi Total X 2 Value Kurus Baik n % n % n % Ringan 1 16,7 46 39,7 47 38,5 1,273 0,259 Berat 5 83,3 70 60,3 75 61.5 Total 6 100,0 116 100,0 122 100,0 Hasil penelitian ini dapat dilihat sampel dengan karies berat ditemukan dengan status gizi kurus sebesar 5 orang (83,3%), sedangkan sampel dengan karies berat dengan status gizi baik sebesar 70 orang (50,3). Dengan melakukan uji Fisher diperoleh p>0,05, berarti tidak ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi Anak SD Nurul Azizi Medan. Tidak ada kaitan karies gigi dikarenakan keadaan ekonomi yang memadai sehingga pemenuhan zat gizi dapat diatasi, disamping itu keadaan karies belum berlangsung begitu lama sehingga pemenuhan zat gizi dapat diantisipasi dari cadangan zat gizi yang ada di dalam tubuh. SASIWI (2004) menyatakan bahwa gigi yang sakit akan mempengaruhi status gizi melalui mekanisme terganggunya fungsi pengunyahan, hal ini akan berpengaruh terhadap asupan zat gizi Kesimpulan dan saran Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sbb: 1. Frekuensi makan sumber karbohidrat sederhana 4 kali/hari sebanyak 57,4% sedangkan frekuensi makanan sumber karbohidrat sederhana < 4 kali/hari diperoleh 42,6%. 2. Jenis makanan yang dikonsumsi berasal dari karbohidrat sederhana 4 jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan mengkonsumsi makanan dengan jenis makanan sumber karbohidrat sederhana > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Adapun jenis makanan sumber

karbohidrat sederhana banyak ditemukan pada makanan jajanan sehari-hari, yaitu permen, wafer, coklat, kue-kue dan minuman gelas manis yang berwarnaseperti sirup. 3. Ditemukan sebanyak 47 orang anak (38,5%) menderita karies gigi ringan, 20 orang anak (16,4%) menderita karies gigi sedang dan 55 orang anak (45,1%) menderita karies gigi berat 4. Status gizi anak SD Nurul Azizi Medan yaitu 82,0% dengan status gizi baik, 13,1 % dengan status gizi gemuk dan 4,9% dengan status gizi kurus. 5. Ada hubungan antara konsumsi makanan dengan frekuensi makan karbohidrat sederhana dengan kejadian karies gigi anak SD Nurul Azizi Medan 6. Ada hubungan antara banyaknya jenis makanan sumber karbohidrat sederhana dengan kejadian karies gigi. 7. Tidak ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi Anak SD Nurul Azizi Medan. Saran : 1. Perlu informasi tentang pengaturan diet dengan mengurangi konsumsi makanan yang manis (gula) untuk mengurangi terjadinya karies gigi. 2. Perlunya adanya penelitian lebih lanjut dampak dari karies gigi terhadap status gizi dengan jumlah sampel yang lebih banyak dengan suku atau geographi yang berbeda

Daftar Pustaka Almatsier, Sunita. Penuntun Diet, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, cetakan ke-1. hal 281 Budisuari Asri made, Oktarina, Mikrajab Agus Muhammad, Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia, Buletin Penelitian Sistem kesehatan, Vol 13. No 1 Januari2010: 83-91 Effendi Ibnoe, 1973. Prevalensi Penyakit Gigi dan Mulut di Tujuh kota di Indonesia Laporan Sementara, Direktorat Gigi Departemen Kesehatan RI. Hamrun Nurlindah, Perbandingan Status Gizi dan Karies Gigi Pada Murid SD Islam Athirah dan SD Bangkala III Makasar, Dentofasial, Vol 8 no 1, April 2009: 21-34 Huda Nurul, (2009), Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 1 Suka Mukti Ciamis Jawa Barat Junaidi, 2004 Tesis, Hubungan Keparahan Karies Gigi dengan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Lhoknga Di Kabupaten Aceh Besar Program Pascasardjana Universitas Gadjah Mada. Notoadmodjo, Soekidjo. 2005 Metodologi Penelitian. RINEKA CIPTA.Jakarta Ruslawati Yuyus, Diet yang dapat Merusak Gigi pada Anak-Anak, Cermin Dunia Kedokteran No 73, 1991 p 45 Sasiwi Rahayu Noerwida, 2004 dalam Skripsi, Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak (Studi Pada Anak Taman Kanak-Kanak di Desa Pagersari Kecamatan Paten Kabupaten Kendal), Universitas Dipenogoro. Situmorang Nurmala, 2005 Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup dalam Pidato Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Gigi, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas