BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan iman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Permasalahanan Latar belakang masalah

UKDW. BAB I Pendahuluan

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah saat remaja belajar untuk menumbuhkan. kepribadiannya, masa yang penuh dengan kejutan. Ini adalah suatu periode

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kajian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Misiologi David Bosch

Kuasa Persekutuan Kecil

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB VII PENGHARGAAN TERHADAP HIDUP MANUSIA

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Amin Abdullah, studi mengenai agama-agama ini bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Atas Nama Allah? Pengantar Bahan PA 14 Februari 2012: Wahyu 6:1-17 Oleh: Melinda Siahaan

BAB IV CREDIT UNION DALAM PERSEPEKTIF DIAKONIA TRANSFORMATIF. kehidupan masyarakat. Kemiskinan membuat jutaan anak-anak tidak mengenyam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1976, p. 5

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup Yoh.14:1-14 Pdt. Billy Kristanto.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan

Bab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

BAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata

Tetangga dekat dari rumah masa kecil. Memberitakan Kebenaran dengan Kasih. pengantar

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

CRASH PROGRAM PENDETA ANGKATAN MENCARI MAKNA 2. Editor. Daniel Kurniadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Hampir setiap hari kita biasa mendengar peristiwa ini dalam berita.

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman sekarang, kekristenan hampir selalu diperhadapkan pada berbagai tekanan dan tantangan. Entah itu yang berasal dari dalam ataupun dari luar. Tantangan atau tekanan yang datang itu bersifat fisik maupun mental. Berbagai macam persitiwa telah dilalui dan dihadapi oleh pengikut Kristus 1. Tantangan dan tekanan itu sampai sekarang masih dirasakan, walaupun sebagian dalam bentuk yang berbeda. Dalam sejarah kekristenan di Indonesia, sampai sekarang pun kita masih dapat menjumpainya. Keberadaan orang Kristen yang menjadi kelompok minoritas seringkali menjadi sasaran pelampiasan kekesalan, ketidaksenangan kelompok mayoritas yang ada. Beberapa persoalan yang terjadi di lingkungan kita, seperti pembakaran gedung gereja, penutupan tempat-tempat ibadah, penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, persoalan sulitnya izin membangun rumah ibadah dan sebagainya menunjukan bahwa kita berada dalam tantangan dan tekanan. 2 Berbagai macam reaksi timbul dari kalangan orang-orang Kristen dalam menghadapi persoalan-persoalan tersebut. Dalam pengamatan sehari-hari, penyusun melihat ada yang 1 Lihat peristiwa-peristiwa penganiayaan yang diungkapkan secara periodik oleh Ira C. Ph.D, Semakin Dibabat Semakin Merambat, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1989. 2 Contoh tekanan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen di Indonesia, seperti peristiwa penghancuran gedung gereja di Situbondo. Thomas Santoso, Peristiwa Sepuluh-Sepuluh Situbondo, Luftansh Mediatama, Surabaya, 2003, p. 22-38. Lihat juga persoalan-persoalan lain yang dihadapi gereja, Josephus A. Suatan (Laporan Badan Kerjasama Gereja-gereja se-jawa Barat), Peristiwa Kamis Hitam Situbondo, Jawa Barat, 1996

2 mengambil sikap konfrontatif secara radikal 3, ada yang dengan mengambil sikap fanatisme kekristenan yang tinggi seperti yang dimiliki oleh kelompok pacifist yang menolak menggunakan kekerasan, ada yang kemudian meninggalkan kekristenan. 4 Namun ada pula yang menghadapinya dengan cara yang moderat dalam artian lebih bersifat kompromis. Biasanya kelompok terakhir ini seringkali menggunakan istilah yang sering kita dengar, cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Beberapa reaksi di atas mungkin langsung segera dapat kita lihat wujud tindakannya dan dengan segera diambil sebuah justifikasi kritis, apakah tindakannya sesuai dengan nilainilai kekristenan atau tidak. Namun reaksi dari kelompok yang terakhir yang akhir-akhir ini berkembang, yaitu sikap yang mengatasnamakan pada sikap cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati ini, seringkali menjadi perdebatan. Karena seringkali jargon yang mereka gunakan, dianggap bukanlah berasal dari jatidiri keberadaan mereka yang sebenarnya, tetapi merupakan alat untuk terlepas dari persoalan dan usaha untuk menikmati kesenangan semata. Ungkapan Alkitabiah itu justru sering digunakan hanya sebagai rasionalisasi tindakan mereka yang salah dan bertentangan dengan pemikiran dan nilai-nilai kekristenan. 2. Permasalahan Dari latar belakang yang ada, maka penyusun tertarik untuk mengangkat satu pokok permasalahan yang akan dijadikan bahan penyusunan skripsi yaitu, apa arti dari kata-kata cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Kalau kata-kata ini berasal dari Yesus, mengapa dan pada konteks seperti apa kata-kata ini muncul dan memiliki relevansi? Apakah Yesus memberi sebuah catatan-catatan khusus dari sebuah kondisi tertentu 3 Kelompok orang Kristen yang mencoba melawan tantangan dengan kekerasan 4 scn 1. p. 72-74

3 sehingga sikap yang merupakan perwujudan dari kata-kata cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati ini dapat diterapkan. Semua hal ini akan menjadi bagian dari permasalahan yang akan dibahas. 3. Batasan Permasalahan Permasalahan yang akan dibahas dalam tinjauan skripsi ini, penyusun batasi pada ungkapan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati dalam hubungannya dengan ayat-ayat lain yang terdapat dalam perikop Injil Matius 10:16-33. Adapun alasan penyusun memilih perikop ini, karena penyusun melihat bahwa ungkapan ini lebih terlihat jelas dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan sosial yang ada dalam Injil Matius ini. Dalam injil ini pula kita dapat melihat adanya sebuah usaha dinamis yang bersifat teologis dari penulis injil, dalam memahami pesan dan tugas pelayanan yang dimandatkan oleh Yesus Kristus kepada murid-murid, dalam konteks kehidupan sosial di zamannya. 4. Judul Dari pokok permasalahan dan batasan permasalahan di atas maka penyusun mengangkat sebuah judul skripsi: MAKNA UNGKAPAN CERDIK SEPERTI ULAR DAN TULUS SEPERTI MERPATI DALAM INJIL MATIUS (Suatu Tinjauan Eksegetis Terhadap Matius 10:16-33)

4 5. Tujuan Pemilihan Judul Dari judul yang diangkat di atas diharapkan kita dapat memahami: a. Arti kata-kata cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati dalam pemahaman yang sebenarnya di tengah-tengah konteks sosial kemasyarakatannya b. Menarik relevansi dan implikasi sehubungan dengan cara gereja menghadapi birokrasi administrasi lokal yang mempersulit pengadaan tempat ibadah 6. Metode Pembahasan Dalam membahas pokok permasalahan di atas, maka penyusun akan menggunakan pendekatan sosiologis sebagai pendekatan utama untuk menafsir ayat-ayat yang ada di dalam Injil Matius 10:16-33. Namun dengan demikian, tidak berarti penggunaan pendekatan sosiologis sebagai pendekatan utama dalam pembahasan pokok permasalahan ini, akan mengabaikan pendekatan-pendekatan yang lain. Pendekatan-pendekatan yang lain tetap akan digunakan, sejauh pendekatan-pendekatan tersebut berguna dan memberi kontribusi yang baik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pembahasan pokok masalah 5. 7. Sistematika A. Bab I : Pendahuluan Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, permasalahan, batasan masalah, judul, tujuan pemilihan judul, metode pembahasan dan sistematika 5 Lihat John H. Hayes dan Carl R. Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993, p. 28-29

5 B. Bab II : Pengantar Injil Matius Pengantar injil Matius ini berisi tentang kepengarangan, garis besar serta konteks sosial injil Matius C. Bab III : Tafsiran injil Matius pasal 10:16-33 D. Bab IV : Implementasi Konsep Cerdik Seperti Ular dan Tulus Seperti Merpati Dalam Persoalan Pembangunan Gedung Gereja di Indonesia. Pada bagian ini dibahas pemetaan persoalan pembangunan gedung gereja serta pemanfaatan konsep cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati dalam menghadapi persoalan yang muncul. E. Bab V : Penutup Bagian penutup ini berisi kesimpulan dan saran