Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS KEWILAYAHAN. 6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER

JAKARTA (12/6/2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan

Gagasan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Pendekatan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. dengan pola aktivitas dan strategi penghidupan masyarakat nelayan di Kawasan. Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

Penyuluhan Perikanan yang Adaptif, Evaluatif dan Solutif

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berfokus pada aspek Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan. Hasil studi

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

BEKASI (6/8/2016)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Provinsi Jambi memiliki sumberdaya perikanan yang beragam dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

POLA PENGGUNAAN ALAT TANGKAP IKAN DI DESA KETAPANG BARAT, KABUPATEN SAMPANG, JAWA TIMUR

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

rovinsi alam ngka 2011

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

REKONSTRUKSI UU SISTEM BAGI HASIL PERIKANAN PRO NELAYAN KECIL

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pendapatan asli daerah Sulawesi Selatan. Potensi perikanan dan kelautan meliputi

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

KAJIAN TENTANG KEPEMILIKAN ASET TERHADAP PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA NELAYAN TRADISIONAL DI NAGARI TIKU KABUPATEN AGAM

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2/Permen-KP/2015. Tanggal 08 Januari 2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

PERUBAHAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN TARGET KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

Dr. Rohani Budi Prihatin, M.Si.

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

SISTEM PEMASARAN HASIL PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara)

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat Roisul Ma arif, Zulkarnain, Sulistiono P4W LPPM IPB Abstrak Desa Majakerta merupakan salah satu desa yang memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap cukup besar. Letaknya yang cukup strategis dekat dengan kota Indramayu memiliki potensi pasar yang sangat baik. Pengamatan kegiatan perikanan tangkap dilakukan sejak tahun 2011-2013. Metode yang dilakukan adalah pelatihan, pendampingan, dan focus group discussion (FGD). Tujuan kegiatan ini menentukan sasaran pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta, mendeskripsikan bentuk dan hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta. Terdapat dua kelompok nelayan yang terdiri atas nelayan besar sebanyak 19 orang dan nelayan kecil (perahu dengan berat 2-5 GT) sebanyak 58 orang. Bentuk pemberdayaan masyarakat nelayan berupa pengembangan perikanan tangkap, meliputi 1) pelatihan mesin dan navigasi bagi nelayan besar; 2) pemberian bahan alat tangkap dan keselamatan bagi nelayan kecil dan 3) penguatan kelembagaan nelayan kecil. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa beberapa nelayan telah mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pendapatannya. Namun demikian beberapa juga masih perlu pembinaan yang lebih intensif. Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, perikanan tangkap, Desa Majakerta, Indramayu Pendahuluan Pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial, suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas, dan kebebasan bertindak (Robinson 1994). Pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan (Payne 1997). Masyarakat nelayan tangkap adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan di laut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap tradisional (Syarief 2001). Nelayan di desa Majakerta termasuk dalam kelompok nelayan tangkap tradisional. Kelompok nelayan tangkap tradisional di desa ini dibagi menjadi nelayan besar dan nelayan kecil. Menurut UU RI No.45 tahun 2009 tentang perikanan, nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton (GT). Memberdayakan masyarakat nelayan berarti menciptakan peluang bagi masyarakat nelayan untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Kegiatan pemberdayaan untuk masyarakat nelayan di Desa Majakerta penting dilakukan. Dari hasil pengamatan, pengetahuan, keterampilan dan kualitas nelayan perlu ditingkatkan. Tujuan kegiatan penelitian ini adalah 1) menentukan sasaran pem- 209

Roisul Ma arif et al. berdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta, 2) mendeskripsikan bentuk dan hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta. Bahan dan metode Kegiatan dilaksanakan di Desa Majakerta Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dari bulan November 2011-Desember 2013. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan penelitian deskriptif untuk mendapatkan potret terkini pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta. Metode yang digunakan meliputi pelatihan, pendampingan dan Focus Group Discussion (FGD). Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi (i) identifikasi permasalahan yang dihadapi, (ii) identifikasi nelayan penerima pemberdayaan perikanan tangkap, (iii) identifikasi bentuk program pemberdayaan perikanan tangkap, dan (iv) identifikasi proses dan hasil pemberdayaan perikanan tangkap. Data primer didapatkan dari para responden yaitu masyarakat nelayan Desa Majakerta. Data sekunder yang diambil adalah data monografi Desa Majakerta tahun 2009. Hasil dan pembahasan Sasaran kegiatan Desa Majakerta memiliki luas wilayah administrasi kurang lebih 221 Ha. Batas wilayah Desa Majakerta di sebelah utara adalah PT. Pertamina RU VI, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Limbangan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tegalsembadra dan di sebelah timur adalah Laut Jawa (Data Monografi Desa 2009). Mayoritas penduduk Desa Majakerta berprofesi sebagai nelayan. Menurut data monografi desa tahun 2009, jumlah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan sebesar 312 orang. Nelayan Desa Majakerta terdiri atas dua kelompok, yaitu nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan kecil melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan perahu 2-5 GT. Umumnya satu perahu dioperasikan oleh satu orang, sehingga mereka juga merangkap sebagai pemilik perahu. Nelayan besar umumnya hanya sebagai pemilik kapal (juragan) yang mempekerjakan nakhoda dan anak buah kapal (ABK). Nelayan besar Desa Majakerta melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan selama 1 minggu sampai dengan 1 bulan. Satu kapal terdiri atas 5-10 orang nelayan. Mereka melakukan kegiatan penangkapan ikan di Laut Jawa dan Kalimantan. Nelayan kecil Desa Majakerta melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan selama 1 hari, sehingga mereka disebut sebagai nelayan harian. Ada 1-2 orang nelayan yang mengoperasikan alat tangkap. Nelayan harian ini melakukan kegiatan penangkapan ikan dari perairan Desa Karangsong sampai dengan perairan Desa Glayem. Pada musim Timur (Juni-Desember), mereka beroperasi di wilayah Cirewang (Subang), Teluk, Tegur (Indramayu). Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan besar adalah jaring rampus (jaring ple). Alat tangkap ini menangkap ikan tongkol, tengiri, kakap, dan remang. Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan harian sangat beragam, yaitu jaring rampus (gillnet), jaring kejer (gillnet), jaring kakap (gillnet), dan bubu. Jaring rampus merupakan 210

Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan harian. Penggunaan berbagai jenis alat tangkap ini disesuaikan dengan musim dan jenis hasil tangkapan. Nelayan umumnya hanya membawa satu jenis alat tangkap ketika melakukan penangkapan ikan. Sasaran pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta dilakukan pada dua kelompok nelayan. Dari tahun 2012-2013 peserta/nelayan besar yang mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat ini ada 19 orang, sedangkan peserta/nelayan kecil yang mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat ada 58 orang. Tahun 2012 ada 9 orang nelayan besar dan 41 orang nelayan kecil. Tahun 2013 ada 10 orang nelayan besar dan 17 orang nelayan kecil. Isu permasalahan ekonomi masyarakat nelayan yang terjadi di Desa Majakerta adalah minimnya hasil penangkapan, sulitnya akses permodalan bagi nelayan kecil untuk peralatan dan minimnya SDM (Sumberdaya Manusia) bidang permesinan (P4W 2010). Oleh karena itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta penting dilakukan. Bentuk kegiatan Bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta adalah pengembangan perikanan tangkap. Pengembangan perikanan tangkap yang dilakukan adalah pemberian pelatihan mesin dan navigasi bagi nelayan besar, khususnya nahkoda dan ABK, pengadaan bahan alat tangkap dan alat keselamatan melaut bagi nelayan kecil serta penguatan kelembagaan nelayan kecil. Kegiatan pelatihan mesin dan navigasi mempunyai tujuan untuk meningkatkan motivasi dan disiplin dalam kegiatan pekerjaan yang berhubungan dengan perikanan tangkap, meningkatkan keterampilan teknis penangkapan bidang mesin dan navigasi, dan memperoleh sertifikat pelatihan mesin dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Tegal. Kurikulum pelatihan disusun oleh panitia berdasarkan kompetensi kerja bagi peserta pelatihan dengan jumlah jam berlatih 50 jam dan materi pelatihan terdiri atas: (1) prinsip kerja motor diesel (2) sistem motor diesel (3) perawatan komponen motor diesel (4) perawatan mesin pendingin (5) kelistrikan kapal perikanan (6) analisis kerusakan mesin (7) navigasi kapal perikanan Peserta pelatihan adalah nelayan yang berasal dari Desa Majakerta. Mereka berprofesi sebagai ABK dan teknisi mesin perahu besar (di atas 5 GT). Pelaksanaan pelatihan mesin ini pada tahun 2012 dan 2013. Jumlah peserta pelatihan pada tahun 2012 dari Desa Majakerta sebanyak 9 orang dan tahun 2013 sebanyak 10 orang. Pelatihan dilaksanakan selama 7 hari. Pemberi materi adalah widyaiswara/pelatih/tutor yang merupakan tenaga profesional berasal dari BPPP Aertembaga yang memenuhi kualifikasi pelatih dan telah memiliki persyaratan, yaitu : (1) menguasai materi yang dilatihkan; (2) menguasai metode berlatih melatih; (3) mampu menilai hasil berlatih; (4) berkepribadian sebagai pelatih; dan (5) memiliki disiplin yang tinggi. 211

Roisul Ma arif et al. a) b) c) Gambar 1. a) Praktek mesin diesel; b) Praktek kelistrikan kapal perikanan, dan c) praktek sistem refigerasi kapal perikanan Bentuk pemberdayaan untuk menggerakkan perekonomian nelayan kecil dengan cara pemberian bahan alat tangkap, alat keselamatan, dan penguatan kelembagaan. Bahan alat tangkap yang diberikan antara lain jaring rampus (gillnet), jaring kejer (gillnet), jaring kakap (gillnet), bubu, dan jaring kantong (trammelnet). Alat keselamatan yang diberikan berupa lifejacket. Penguatan kelembagaan dimulai dengan pembentukan kelompok nelayan, pembuatan AD-ART (Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga) kelompok, penentuan kegiatan kelompok, dan melakukan hubungan dengan pihak luar. Pengembangan alat tangkap untuk nelayan kecil dengan cara penerapan sistem multigear, penambahan jumlah piece alat tangkap dan pembaruan alat tangkap nelayan yang rusak. Sistem multigear mengarahkan nelayan untuk mempunyai lebih dari satu jenis alat tangkap. Sepanjang musim nelayan dapat mengoperasikan alat tangkap sesuai dengan jenis tangkapannya. Penambahan jumlah piece alat tangkap ditujukan agar jumlah tangkapan nelayan dapat bertambah agar terjadi peningkatan pendapatan. Pembaruan alat tangkap dilakukan agar nelayan dapat kembali beroperasi. Pengembangan alat tangkap ini sebagai media pembelajaran bagi nelayan agar perekonomiannya meningkat. a) b) Gambar 2. a) Penyerahan bahan bubu pada nelayan dan b) Pembuatan jaring kantong (trammel net) 212

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pendapatan (Rp) Pendapatan (Rp) Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Hasil kegiatan Peserta kegiatan pelatihan mesin merasakan manfaat yang sangat besar. Ratarata mereka belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini. Ditunjang dengan tenaga profesional dan bahan praktek yang memadai, peserta mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman tentang mesin kapal perikanan. Harapan ke depannya peserta dapat naik kelas dari awalnya ABK menjadi teknisi mesin di kapal perikanan. Hal tersebut semakin ditunjang dengan adanya sertifikat dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Tegal. Selama masa pendampingan, nelayan diwajibkan untuk mencatat hasil pendapatannya selama melaut ke dalam buku usaha. Pendapatan per bulan nelayan akan tercatat dan terpantau. Hasil dari data buku usaha tersebut dapat dijadikan sebagai analisis perkembangan usaha sebelum dan sesudah nelayan mendapatkan program pemberdayaan. Hasil catatan usaha nelayan menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata nelayan per bulan pada tahun 2012 sebesar Rp 748.232,- dan pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp 586.009,-. Pendapatan rata-rata per bulan sebelum mendapat program sebesar Rp 600.000,-. Adanya keragaman jenis alat tangkap (multigear) meningkatkan pendapatan nelayan. Salah satu contohnya pada nelayan yang mengoperasikan jaring kantong (trammelnet). Peningkatan pendapatan per bulannya mencapai Rp 950.000,-. a) Pendapatan Rata-rata Per Bulan 800000 600000 600.000 748.232 586.009 400000 200000 0 Sebelum Dapat Program Tahun I Tahun II b) Pendapatan Nelayan Per Bulan 1.400.000 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 - Tahun 2012 Tahun 2013 Gambar 3. a) Pendapatan rata-rata per bulan (sebelum program, tahun I dan tahun II) dan b) Pendapatan per bulan (tahun I dan tahun II) 213

Roisul Ma arif et al. Jenis hasil tangkapan Tabel 1. Jenis hasil tangkapan per bulan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Harga/kg (Rp) Jenis alat tangkap Rajungan v v v v v 25.000-50.000 kejer, bubu Kepiting v v v v v 50.000-100.000 rampus, kejer, bubu Udang v v v v v 10.000-95.000 kantong, kejer Ikan v v v v v v v v v 5.000-30.000 rampus, kakap Cumi-cumi v v v 25.000-30.000 kantong Hasil tangkapan nelayan dipasarkan melalui bakul. Hasil tangkapan mereka tidak dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Majakerta. Mereka masih punya hutang di bakul tersebut. Konsekuensinya adalah mereka harus menjual hasil tangkapannya di bakul. Harga jual hasil tangkapannya ditentukan oleh bakul tersebut. Kecenderungan harganya di bawah harga normal di TPI. Hasil tangkapan dominan di Majakerta adalah rajungan dan ikan. Potensi dan peluang pasar hasil tangkapan tersebut masih sangat besar. Kelompok nelayan kecil Desa Majakerta bernama Sumber Laut dibentuk pada tanggal 29 November 2011. Melalui upaya berkelompok ini telah disusun dan disepakati tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART). Melalui upaya berkelompok ini juga telah disepakati mengenai kegiatan rutin seperti pengadaan tabungan dan arisan nelayan setiap bulan. Pada bulan Februari 2012, kelompok nelayan Sumber Laut mengadakan kegiatan menabung. Tabungan nelayan ini dibuat untuk membantu anggota nelayan dalam mendukung penyediaan alat tangkap dan perbekalan melaut. Hasil pendapatan nelayan per harinya dapat disimpan dalam bentuk tabungan. Besarnya nilai tabungan tidak ditentukan dan dapat diambil sewaktu-waktu ketika nelayan membutuhkannya. a) b) c) d e) f) Gambar 4. a) Rajungan; b) Kepiting; c) Ikan Blama; d) Udang; e) Cakrek dan f) Blekutak 214

Rupiah Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 a) b) c) Gambar 5. a) Logo Kelompok; b) Proses pembentukan kelompok, dan c) Pengesahan AD-ART Jumlah Tabungan Nelayan Tahun 2012 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 Masuk Keluar Bulan Gambar 6. Grafik tabungan nelayan tahun 2012 Gambar 7. Kunjungan Penyuluh Perikanan ke kelompok dan papan nama KUB Sumber Laut Arisan nelayan diadakan untuk mempererat silaturahmi anggota kelompok, hasil arisan digunakan untuk mendukung kegiatan operasi nelayan, dan sebagai agenda rutin bulanan kelompok. Besarnya arisan yang disepakati bersama yaitu Rp 50.000 per orang dan dibuka per bulannya untuk tiga orang. Jumlah nelayan yang mengikuti arisan ini ada 36 orang. 215

Roisul Ma arif et al. Tahun 2013 kelompok nelayan Sumber Laut resmi terdaftar di Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Indramayu sebagai Kelompok Usaha Bersama (KUB). Selanjutnya, kelompok ini mendapat perhatian dan pendampingan dari Dinas. Kelompok nelayan ini juga dapat mengakses program dan pelatihan yang ada di Dinas. Saat ini KUB Sumber Laut difasilitasi papan nama kelompok oleh Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Indramayu. Adanya kelembagaan seperti kelompok nelayan diharapkan mampu menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan di atas dan mendorong nelayan menuju ke arah kemandirian. Hal itu dirintis melalui kegiatan seperti tabungan dan arisan nelayan. Tabungan nelayan memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap nelayan tentang investasi jangka panjang. Ketika musim paceklik tiba dan alat tangkap rusak, nelayan dapat menggunakan tabungannya. Kegiatan arisan diadakan sebagai pertemuan rutin kelompok tiap bulan. Pertemuan rutin tersebut dapat mempererat silaturahmi antar nelayan. Hasil arisan dapat digunakan untuk membantu penyediaan perbekalan dan pengadaan alat tangkap bagi nelayan. Simpulan dan saran Simpulan 1. Sasaran pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta dilakukan pada dua kelompok nelayan, yaitu nelayan besar dan nelayan kecil. Dari tahun 2012-2013 peserta/nelayan besar yang mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat ini ada 19 orang, sedangkan peserta/nelayan kecil yang mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat ada 58 orang. Tahun 2012 ada 9 orang nelayan besar dan 41 orang nelayan kecil. Tahun 2013 ada 10 orang nelayan besar dan 17 orang nelayan kecil. 2. Bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Majakerta adalah pengembangan perikanan tangkap. Pengembangan perikanan tangkap yang dilakukan adalah pemberian pelatihan mesin dan navigasi bagi nelayan besar, khususnya nakhoda dan anak buah kapal, pengadaan bahan alat tangkap dan alat keselamatan melaut bagi nelayan kecil serta penguatan kelembagaan nelayan kecil. 3. Peserta kegiatan pelatihan mesin merasakan manfaat yang sangat besar. Ditunjang dengan tenaga profesional dan bahan praktek yang memadai, peserta mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman tentang mesin kapal perikanan. Hasil catatan usaha nelayan kecil menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata nelayan per bulan pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp 748.232,- dan pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp 586.009,-. Pendapatan rata-rata per bulan sebelum mendapat program sebesar Rp 600.000,-. Nelayan kecil membentuk kelompok nelayan Sumber Laut. Melalui upaya berkelompok ini telah disusun dan disepakati tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART). Melalui upaya berkelompok ini juga telah disepakati mengenai kegiatan rutin seperti pengadaan tabungan dan arisan nelayan setiap bulan. Saran 1. Perlu adanya kegiatan yang menunjang perekonomian nelayan ketika musim paceklik tiba, terutama kegiatan yang melibatkan istri-istri nelayan. 216

Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 2. Perlu adanya perhatian dari pemerintah setempat melalui kegiatan yang dapat meningkatkan SDM (sumberdaya manusia) dan mental usaha nelayan. Daftar pustaka Payne M. 1997. Social work and community care. Mc Millan, London. [P4W-LPPM IPB] Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB. 2010. Hasil Penilaian Awal Dua Desa di Kecamatan Balongan. Bogor: P4W-LPPM IPB Robinson JR.1994. Community development in perspective. Iowa State University Press. Ames Syarief E. 2001. Pembangunan kelautan dalam konteks pemberdayaan masyarakat pesisir. www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/10691/2407. [24 April 2014] 217